Teks -- Yeremia 1:1-13 (TB)
Nama Orang, Nama Tempat, Topik/Tema Kamus
kecilkan semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Kata/Frasa (per frasa)
Full Life: Yes 40:1--Yer 2:4 - HIBURKANLAH.
Nas : Yes 40:1-66:24
Pasal-pasal ini ditulis selama tahun-tahun akhir hidup Yesaya. Allah
menyatakan nubuat-nubuat ini supaya memberikan pengharapa...
Nas : Yes 40:1-66:24
Pasal-pasal ini ditulis selama tahun-tahun akhir hidup Yesaya. Allah menyatakan nubuat-nubuat ini supaya memberikan pengharapan dan penghiburan kepada umat-Nya selama mereka tertawan di Babel 150 tahun sesudah zaman Yesaya (lih. Yes 39:5-8); pasal-pasal ini penuh dengan penyataan nubuat mengenai Mesias yang akan datang dan kerajaan-Nya di bumi kelak. Beberapa peristiwa yang dinubuatkan digenapi berhubungan dengan tertawannya Yehuda oleh Babel dan pemulihannya. Banyak nubuat lain lebih khusus berhubungan dengan datangnya Yesus Kristus ke bumi, dan yang lain lagi masih menunggu penggenapan. Secara umum, pasal Yes 40:1-48:22 menekankan pelepasan, pasal Yes 49:1-57:21 penebusan, dan Yes 58:1-66:24 kemuliaan.
Full Life: Yer 1:1 - YEREMIA.
Nas : Yer 1:1
Yeremia dipanggil Allah untuk menjadi nabi bagi kerajaan selatan
Yehuda. Ia melayani selama 40 tahun terakhir Yehuda, termasuk hari-h...
Nas : Yer 1:1
Yeremia dipanggil Allah untuk menjadi nabi bagi kerajaan selatan Yehuda. Ia melayani selama 40 tahun terakhir Yehuda, termasuk hari-hari terakhir sebelum Yerusalem dibinasakan dan umat Allah dibawa ke Babel (627-586 SM). Ia melayani sepanjang masa pemerintahan Yosia, Yoahas, Yoyakim, Yoyakhin, dan Zedekia. Sepanjang masa itu bangsa Yehuda memberontak terhadap Allah dan mengandalkan persekutuan politik untuk memperoleh kebebasan dari musuh-musuhnya. Yeremia mendesak bangsa itu untuk bertobat dari dosa mereka dan memperingatkan bahwa mereka akan sungguh-sungguh menderita hukuman karena menolak Allah dan hukum-Nya. Karena beritanya dan pengabdiannya kepada Allah, Yeremia banyak mengalami pertentangan dan penderitaan.
Full Life: Yer 1:5 - SEBELUM AKU MEMBENTUK ENGKAU ... AKU TELAH MENGENAL ENGKAU.
Nas : Yer 1:5
Sebelum Yeremia lahir, Allah sudah menetapkan bahwa dia akan menjadi
nabi. Sebagaimana Allah memiliki rencana bagi hidup Yeremia, dem...
Nas : Yer 1:5
Sebelum Yeremia lahir, Allah sudah menetapkan bahwa dia akan menjadi nabi. Sebagaimana Allah memiliki rencana bagi hidup Yeremia, demikian pula Dia mempunyai rencana bagi setiap orang. Sasaran-Nya ialah agar kita hidup sesuai dengan kehendak-Nya sambil membiarkan Dia menggenapi rencana-Nya di dalam diri kita. Seperti halnya Yeremia, hidup sesuai dengan rencana Allah bisa meliputi penderitaan; sekalipun demikian, Allah senantiasa bekerja untuk mendatangkan yang terbaik bagi kita
(lihat cat. --> Rom 8:28).
[atau ref. Rom 8:28]
Full Life: Yer 1:8 - JANGANLAH TAKUT.
Nas : Yer 1:8
Yeremia masih muda ketika dipanggil Allah; ia mengalami rasa
khawatir dan gentar ketika memikirkan harus menyampaikan firman Tuhan
ke...
Nas : Yer 1:8
Yeremia masih muda ketika dipanggil Allah; ia mengalami rasa khawatir dan gentar ketika memikirkan harus menyampaikan firman Tuhan kepada tua-tua Yehuda (ayat Yer 1:7). Allah menanggapinya dengan berjanji akan menyertainya dan memberi kuasa kepadanya untuk memenuhi panggilan tersebut. Apa pun tugas saudara dalam hidup ini, Allah senantiasa menjanjikan kehadiran-Nya yang kekal dan pertolongan-Nya manakala kita tetap tabah di dalam iman.
Full Life: Yer 1:9 - PERKATAAN-PERKATAAN-KU KE DALAM MULUTMU.
Nas : Yer 1:9
Allah meyakinkan Yeremia bahwa berita nubuatnya akan diilhami Allah;
kata-katanya akan merupakan kata-kata Allah (bd. Rom 10:8). Kare...
Nas : Yer 1:9
Allah meyakinkan Yeremia bahwa berita nubuatnya akan diilhami Allah; kata-katanya akan merupakan kata-kata Allah (bd. Rom 10:8). Karena yakin akan hal ini, Yeremia tidak pernah berkompromi atau melunakkan firman Allah (lih. Yer 37:16-17).
Full Life: Yer 1:10 - UNTUK MENCABUT DAN MEROBOHKAN.
Nas : Yer 1:10
Berita Yeremia mengandung unsur-unsur hukuman dan pemulihan; akan
tetapi, karena kedudukannya dalam sejarah Yehuda, berita itu terut...
Nas : Yer 1:10
Berita Yeremia mengandung unsur-unsur hukuman dan pemulihan; akan tetapi, karena kedudukannya dalam sejarah Yehuda, berita itu terutama berfokus kepada hukuman dan malapetaka. Bangsa Israel yang rusak harus dirobohkan sebelum Allah dapat menanam dan membangun kembali.
Full Life: Yer 1:11 - DAHAN POHON BADAM.
Nas : Yer 1:11
Pohon badam adalah pohon yang pertama bersemi pada musim semi.
Penglihatan ini menyiratkan dua hal:
(1) firman Allah melalui Ye...
Nas : Yer 1:11
Pohon badam adalah pohon yang pertama bersemi pada musim semi. Penglihatan ini menyiratkan dua hal:
- (1) firman Allah melalui Yeremia akan segera digenapi, dan
- (2) umat itu akan sadar bahwa Allah itu hidup dan sedang mengatur jalan sejarah untuk memenuhi maksud-maksud-Nya (bd. tongkat Harun yang menghasilkan buah badam, Bil 17:1-10).
BIS -> Yer 1:12
menjaga: Kata ini dalam bahasa Ibrani berbunyi seperti "badam".
Jerusalem: Yer 1:1 - Anatot Kota (yang sekarang bernama Anata) ini terletak 6 km di sebelah timur laut Yerusalem. Pada masa raja Salomo imam Abyatar dibuang ke kota itu, bdk 1Ra ...
Kota (yang sekarang bernama Anata) ini terletak 6 km di sebelah timur laut Yerusalem. Pada masa raja Salomo imam Abyatar dibuang ke kota itu, bdk 1Ra 2:26-27.
Jerusalem: Yer 1:2-3 - -- Menurut catatan ini maka nabi Yeremia hanya berkarya di masa sebelum kota Yerusalem disebut orang Babel pada th 587 seb Mas. Jadi judul kitab ini tida...
Menurut catatan ini maka nabi Yeremia hanya berkarya di masa sebelum kota Yerusalem disebut orang Babel pada th 587 seb Mas. Jadi judul kitab ini tidak mencakup bab 40-44 yang berceritera tentang karya nabi Yeremia sesudah Yerusalem diduduki tentara Nebukadnezar.
Jerusalem: Yer 1:5 - mengenal engkau Apabila Tuhan "mengenal" seseorang maka artinya: Tuhan memilih orang itu dan menentukan nasibnya, Ams 3:2; Rom 8:29
Jerusalem: Yer 1:5 - menguduskan engkau Ini tidak berarti menyucikan secara batiniah, tetapi menyisihkan Yeremia buat jabatan nabi. Ceritera mengenai panggilan nabi Yeremia ini mengingatkan ...
Ini tidak berarti menyucikan secara batiniah, tetapi menyisihkan Yeremia buat jabatan nabi. Ceritera mengenai panggilan nabi Yeremia ini mengingatkan panggilan Hamba Tuhan, Yes 49:1-5; bdk Gal 1:15.
Jerusalem: Yer 1:11 - pohon badam Dalam bahasa Ibrani pohon itu disebut syeqed. Kata itu berarti: penjaga: pohon badam itu seolah-olah berjaga mengamati datangnya musim semi. Sebab poh...
Dalam bahasa Ibrani pohon itu disebut syeqed. Kata itu berarti: penjaga: pohon badam itu seolah-olah berjaga mengamati datangnya musim semi. Sebab pohon itulah yang di negeri Palestina paling dahulu berbunga. Kata syeqed itu menyindir syoqed, yaitu Allah "yang berjaga" (terj: siap sedia).
Jerusalem: Yer 1:13 - datangnya dari sebelah utara Harafiah: mukanya (permukaannya) dari sebelah utara. Ini dapat diartikan dengan dua cara: mulut periuk yang di sebelah utara itu mengarah ke sebelah s...
Harafiah: mukanya (permukaannya) dari sebelah utara. Ini dapat diartikan dengan dua cara: mulut periuk yang di sebelah utara itu mengarah ke sebelah selatan (negeri Yehuda), atau: permukaan isi periuk yang mendidih itu tertumpah dari sebelah utara ke arah selatan.
Ende: Yer 1:2 - -- Dalam tahun ini, jakni 626 seb. Mas. Jeremia dipanggil. Ia bekerdja sampai
keruntuhan Jerusjalem (Yer 1:3) dalam tahun 587 dan beberapa lamanja
sesuda...
Dalam tahun ini, jakni 626 seb. Mas. Jeremia dipanggil. Ia bekerdja sampai keruntuhan Jerusjalem (Yer 1:3) dalam tahun 587 dan beberapa lamanja sesudah itu djuga (Yer 40:1-44:30).
Ende: Yer 1:5 - mengenal (mengetahui) menurut istilah Kitab Sutji berarti: mentjintai,
memilih, memelihara.
(mengetahui) menurut istilah Kitab Sutji berarti: mentjintai, memilih, memelihara.
Ende: Yer 1:9 - -- Njata bahwa panggilan Jeremia disertai suatu penglihatan. Allah sendiri
menjanggupkan nabiNja untuk tugasnja jang berat. Maka itu ia tak usah takut.
Njata bahwa panggilan Jeremia disertai suatu penglihatan. Allah sendiri menjanggupkan nabiNja untuk tugasnja jang berat. Maka itu ia tak usah takut.
Ende: Yer 1:10 - -- Sabda Jahwe, jang diutjap Jeremia, mengandung suatu tenaga ilahi untuk
melaksanakan maknanja sendiri, baik antjaman maupun djandji kebahagiaan.
Sabda Jahwe, jang diutjap Jeremia, mengandung suatu tenaga ilahi untuk melaksanakan maknanja sendiri, baik antjaman maupun djandji kebahagiaan.
Ende: Yer 1:11-12 - -- Kata Hibrani, jang artinja: pohon badam, hampir sama bentuk dan bunjinja dengan
kata jang berarti: berdjaga. Demikian dahan, jang dilihat Jeremia, men...
Kata Hibrani, jang artinja: pohon badam, hampir sama bentuk dan bunjinja dengan kata jang berarti: berdjaga. Demikian dahan, jang dilihat Jeremia, mendjadi lambang (seperti belanga aj. 13)(Yeh 1:13) dan atas ilham Allah nabi mengerti artinja itu. Hal sebangsa itu berulang kali terdapat pada Jeremia dan nabi2 lainnja.
Endetn -> Yer 1:13
ditambahkan menurut maknanja.
Ref. Silang FULL: Yer 1:2 - zaman Yosia // pemerintahannya datanglah · zaman Yosia: 2Raj 22:1; 2Raj 22:1
· pemerintahannya datanglah: Yeh 1:3; Hos 1:1; Yoel 1:1
Ref. Silang FULL: Yer 1:3 - zaman Yoyakim // zaman Zedekia // dalam pembuangan · zaman Yoyakim: 2Raj 23:34; 2Raj 23:34
· zaman Zedekia: 2Raj 24:17; 2Raj 24:17
· dalam pembuangan: Ezr 5:12; Yer 52:15
· zaman Yoyakim: 2Raj 23:34; [Lihat FULL. 2Raj 23:34]
· zaman Zedekia: 2Raj 24:17; [Lihat FULL. 2Raj 24:17]
Ref. Silang FULL: Yer 1:5 - dalam rahim // telah mengenal // engkau keluar // telah menguduskan // bagi bangsa-bangsa · dalam rahim: Mazm 139:13; Mazm 139:13
· telah mengenal: Mazm 139:16
· engkau keluar: Yes 49:1; Yes 49:1
· telah mengudus...
· dalam rahim: Mazm 139:13; [Lihat FULL. Mazm 139:13]
· telah mengenal: Mazm 139:16
· engkau keluar: Yes 49:1; [Lihat FULL. Yes 49:1]
· telah menguduskan: Yoh 10:36
· bagi bangsa-bangsa: Yer 1:10; Yer 25:15-26
Ref. Silang FULL: Yer 1:6 - pandai berbicara // masih muda · pandai berbicara: Kel 3:11; Kel 3:11; Kel 6:10; Kel 6:10
· masih muda: 1Raj 3:7
Ref. Silang FULL: Yer 1:8 - Janganlah takut // menyertai engkau // untuk melepaskan // firman Tuhan · Janganlah takut: Kej 15:1; Kej 15:1; Yos 8:1; Yos 8:1
· menyertai engkau: Kej 26:3; Kej 26:3; Yos 1:5; Yos 1:5; Yer 15:20
· unt...
Ref. Silang FULL: Yer 1:9 - dan menjamah // dalam mulutmu · dan menjamah: Yes 6:7; Yes 6:7
· dalam mulutmu: Kel 4:12; Kel 4:12
Ref. Silang FULL: Yer 1:10 - atas bangsa-bangsa // untuk mencabut // dan menanam · atas bangsa-bangsa: Yer 25:17; 46:1
· untuk mencabut: Yer 12:17
· dan menanam: Yer 18:7-10; 24:6; 31:4,28
· atas bangsa-bangsa: Yer 25:17; 46:1
· untuk mencabut: Yer 12:17
· dan menanam: Yer 18:7-10; 24:6; 31:4,28
· yang kaulihat: Yer 24:3; Za 4:2; 5:2
buka semuaTafsiran/Catatan -- Catatan Rentang Ayat
Matthew Henry: Yer 1:1-3 - Judul
I. Judul kitab ini, termasuk masa kelanjutan pelayanan Yeremia (ay. 1-3).
II. Panggilan Yeremia menjadi nabi, penolakan lembutnya ter...
- I. Judul kitab ini, termasuk masa kelanjutan pelayanan Yeremia (ay. 1-3).
- II. Panggilan Yeremia menjadi nabi, penolakan lembutnya terhadap panggilan tersebut dijawab, serta amanat besar yang diberikan kepadanya untuk melaksanakan tugas kenabiannya (ay. 4-10).
- III. Penglihatan tentang sebatang dahan pohon badam dan periuk yang mendidih, yang menandai keruntuhan kerajaan Yehuda dan Yerusalem yang semakin mendekat oleh orang Kasdim (ay. 11-16).
- IV. Semangat yang diberikan kepada sang nabi supaya berjuang terus dalam pekerjaannya, dengan kepastian bahwa Allah menyertainya (ay. 17-19). Demikian ia ditugaskan oleh Dia yang pasti akan menopangnya sampai akhir.
Judul (1:1-3)
- Pada ayat-ayat ini disajikan kepada kita sebanyak yang dianggap sesuai untuk kita ketahui tentang garis keturunan sang nabi dan urutan waktu kejadian dari nubuat ini.
- 1. Kita diberitahukan dari keluarga apa ia berasal. Dia adalah Yeremia bin Hilkia (KJV: putra dari Hilkiah), tetapi diduga bukan Hilkia yang adalah imam besar pada zaman Yosia (karena kalau memang demikian, dia akan disebut begitu, dan bukan, seperti halnya di sini, salah satu keturunan imam yang ada di Anatot). Jadi Hilkiah di sini adalah orang lain dengan nama yang sama. Yeremia artinya yang dibangkitkan oleh Tuhan. Dikatakan tentang Kristus bahwa Dia adalah nabi yang dibangkitkan bagi kita oleh Tuhan Allah kita (Ul. 18:15, 18). Dia adalah keturunan imam, dan, sebagai imam, diberikan kuasa dan diangkat untuk mengajarkan rakyat. Namun, di atas kuasa dan pengangkatan itu Allah menambahkan amanat luar biasa sebagai seorang nabi. Yehezkiel juga merupakan seorang imam. Demikianlah, Allah akan mendukung kehormatan jabatan keimaman pada suatu saat ketika karena dosa mereka dan penghakiman Allah atas mereka, jabatan tersebut sayangnya dipandang kurang penting atau berkuasa. Dia adalah keturunan imam di Anatot, sebuah kota para imam, yang terletak sekitar 4,8 km dari Yerusalem. Rumah peristirahatan Abyatar ada di Anatot (1Raj. 2:26).
- 2. Kita punya penanggalan secara umum tentang terjadinya nubuat-nubuat itu, dan hal ini merupakan kunci untuk memahami nubuat-nubuat tersebut.
- (1) Dia mulai bernubuat pada tahun yang ketiga belas pemerintahan raja Yosia (ay. 2). Yosia, pada tahun kedua belas pemerintahannya, memulai suatu karya pembaruan, dengan segenap hatinya mentahirkan kerajaan Yehuda dan Yerusalem dari bukit-bukit pengorbanan, tiang-tiang berhala, patung-patung pahatan dan patung-patung tuangan (2Taw. 34:3). Dan tepat pada waktunya, sang nabi muda ini dibangkitkan untuk membantu dan menguatkan si raja muda dalam pekerjaan berbudi tersebut. Kemudian datanglah firman Tuhan kepadanya, bukan sekadar tugas dan amanat untuk bernubuat, tetapi sebuah pewahyuan dari hal-hal yang harus ia sampaikan. Seperti halnya hamba-hamba Tuhan akan terdorong semangatnya karena mendapat dukungan dan perlindungan dari pejabat-pejabat negara yang saleh seperti Yosia, demikian juga bagi para pejabat negara. Mereka yang sedang menunaikan tugas pembaruan yang mulia, akan sangat terbantu jika mereka bisa dinasihati dan digerakkan, dan sebagian besar dari tugas mereka dilakukan bagi mereka, oleh para hamba Tuhan yang setia dan gigih seperti Yeremia. Nah, pada saat kedua orang ini menggabungkan kekuatan, sang raja dan sang nabi (seperti halnya di Ezr. 5:1-2), dan keduanya masih muda, orang pasti berharap bahwa pembaruan hidup secara menyeluruh akan terjadi dan ditegakkan begitu rupa sehingga mencegah keruntuhan jemaat dan negara. Namun ternyata kebalikannyalah yang terjadi. Pada tahun kedelapan belas pemerintahan Yosia masih terdapat banyak peninggalan-peninggalan berhala yang belum ditahirkan. Sebab, apa yang dapat dilakukan raja-raja dan nabi-nabi terbaik untuk mencegah kehancuran suatu bangsa yang membenci pembaruan hidup? Karena itulah, walaupun saat itu sedang terjadi pembaruan hidup, Yeremia terus bernubuat tentang hukuman menghancurkan yang sedang mendatangi mereka. Sebab, tidak ada gejala yang lebih mengancam bagi suatu bangsa selain daripada usaha-usaha untuk melakukan pembaruan hidup yang tidak kunjung membuahkan hasil. Yosia dan Yeremia bisa saja menyembuhkan mereka, tetapi mereka menolak disembuhkan.
- (2) Dia melanjutkan dengan bernubuat sepanjang pemerintahan Yoyakim dan Zedekia, yang masing-masingnya memerintah selama 11 tahun. Dia bernubuat hingga penduduk Yerusalem diangkut ke dalam pembuangan (ay. 3), peristiwa besar yang sudah sering ia nubuatkan itu. Dia melanjutkan dengan bernubuat setelah itu (40:1). Tetapi, masa nubuatnya dihitung berakhir dengan peristiwa besar tersebut, sebab peristiwa itu merupakan penggenapan dari banyak nubuatnya. Dan terhitung dari tahun pemerintahan Yosia yang ketiga belas sampai waktu pembuangan hanya empat puluh tahun. Menurut pengamatan Dr. Lightfoot, Musa menghabiskan sekian lama sebagai seorang guru di padang gurun dengan bangsa Israel sebelum mereka memasuki tanah perjanjian, dan sekian lama pula Yeremia menjadi guru di negeri mereka sendiri sebelum mereka dibuang ke padang gurun orang kafir. Karena itu, Dr. Lightfoot melihat empat puluh tahun ditetapkan sebagai tanda khusus atas kejahatan Yehuda, yang ditanggung Yehezkiel selama empat puluh hari, satu hari bagi setiap tahun, karena selama masa itu Yeremia bernubuat di tengah-tengah mereka, yang memperparah keadaan mereka yang tidak mau bertobat. Allah, melalui nabi-Nya, bersabar terhadap tingkah laku mereka, cara-cara mereka yang jahat, empat puluh tahun lamanya, dan akhirnya bersumpah dalam murka-Nya bahwa mereka tidak akan mendapat perhentian.
Matthew Henry: Yer 1:4-10 - Panggilan terhadap Yeremia sebagai Nabi Panggilan terhadap Yeremia sebagai Nabi (1:4-10)
Di sini kita temukan,
I. Penetapan Yeremia sejak waktu dulu untuk pekerjaan dan jabatan...
Panggilan terhadap Yeremia sebagai Nabi (1:4-10)
- Di sini kita temukan,
- I. Penetapan Yeremia sejak waktu dulu untuk pekerjaan dan jabatan seorang nabi, yang diberitahukan Allah kepadanya sebagai alasan mengapa ia dipanggil sejak dini bagi pekerjaan tersebut (ay. 4-5): Firman TUHAN datang kepadanya, dengan memastikan sepenuhnya bahwa itu memang firman TUHAN dan bukan khayalan. Dan Allah memberitahukannya,
- 1. Bahwa Dia telah menetapkannya sebagai nabi bagi bangsa-bangsa atau melawan bangsa-bangsa, pertama-tama melawan bangsa Yahudi, yang kini dihitung di antara bangsa-bangsa kafir karena mereka telah mempelajari cara hidup bangsa-bangsa kafir dan menyatu dengan berhala-berhala mereka, sebab kalau tidak demikian mereka tidak akan dihitung antara bangsa-bangsa itu (Bil. 23:9). Walaupun begitu, dia telah ditakdirkan untuk menjadi seorang nabi, bukan bagi bangsa Yahudi saja, tetapi juga bagi bangsa-bangsa sekitar, yang kepada mereka ia harus mengirimkan pesan dengan memikul kuk (27:2-3) dan mereka harus ia paksa untuk meminum piala amarah Allah (25:17). Bagi Allah, Yeremia tetap menjadi nabi bagi bangsa-bangsa (bagi bangsa kita di antaranya), untuk memberitahukan kepada mereka tentang hukuman apakah yang sedang menanti mereka karena dosa seluruh bangsa. Karena itu baiklah bangsa-bangsa jika mereka mau menerima Yeremia sebagai nabi mereka dan memperhatikan semua peringatan yang diberikannya.
- 2. Bahwa, sebelum Yeremia dilahirkan, yakni dalam keputusan-Nya yang kekal, Dia telah menetapkan Yeremia untuk menjadi nabi. Biar diketahui oleh Yeremia bahwa Dia yang memberikan amanat kepadanya adalah Yang sama yang memberikan dia keberadaannya di dunia ini , yang membentuk dia dalam rahim ibunya dan membawanya keluar dari kandungan, sehingga ia menjadi milik-Nya secara sah dan Dia dapat mempekerjakannya dan menggunakannya sesuai kehendak-Nya, dan bahwa amanat ini diberikan kepadanya sesuai dengan rancangan Allah, sebelum dia dilahirkan: “Aku telah mengenal engkau, Aku telah menguduskan engkau,” yaitu, “Aku telah menetapkan engkau sebagai nabi dan mengkhususkan engkau untuk jabatan itu.” Demikianlah juga Rasul Paulus berkata tentang dirinya bahwa Allah telah memilih dia sejak kandungan ibunya untuk menjadi seorang pengikut Kristus dan rasul (Gal.1:15). Perhatikan,
- (1) Sang Pencipta agung mengetahui bagaimana Ia akan memakai setiap manusia sebelum Dia menciptakannya. Dia membuat segala sesuatu untuk tujuannya masing-masing, dan dari gumpalan tanah lihat yang sama membuat suatu benda untuk dipakai guna tujuan yang mulia dan tujuan yang biasa, sesuai kehendak-Nya (Rm. 9:21).
- (2) Allah akan memanggil setiap orang sesuai dengan rancangan-Nya bagi orang itu, karena rencana-Nya tidak dapat digagalkan. Allah mengenal buatan tangan-Nya yang dipersiapkan-Nya sebelumnya, dan pengetahuan-Nya sempurna dan tujuan-Nya tidak berubah-ubah.
- (3) Ada tujuan dan tindakan pemeliharaan dari Allah bagi nabi-nabi dan hamba-hamba-Nya mengapa Ia begitu akrab dalam mengenal mereka. Oleh rencana hikmat khusus mereka dirancang untuk pekerjaan mereka itu, dan untuk apa mereka dirancang, mereka dilayakkan untuk itu. Aku yang telah mengenal engkau, telah menguduskan engkau. Allah menakdirkan mereka untuk menjadi nabi dan membentuk mereka untuk itu, pada saat Dia membentuk roh manusia dalam diri manusia. Propheta nascitur, non fit – Karunia asali, bukan pendidikan, menjadikan seseorang sebagai nabi.
- II. Penolakan halus Yeremia terhadap tugas mulia ini (ay. 6). Walaupun Allah telah menetapkan dia dari semula untuk menjadi nabi, namun hal itu baru baginya, dan sebuah kejutan yang dahsyat untuk mendengar bahwa dia harus menjadi nabi bagi bangsa-bangsa. Kita tidak mengetahui maksud Allah bagi kita, tetapi Dia mengetahuinya. Kita mungkin berpikir bahwa Yeremia akan merebut kesempatan itu sebagai suatu kenaikan jabatan, karena memang demikian. Tetapi, dia berkeberatan karena menganggap dirinya tidak punya kemampuan untuk pekerjaan tersebut: “Ah, Tuhan ALLAH, sesungguhnya aku tidak pandai berbicara kepada para pembesar dan kerumunan orang banyak, seperti layaknya para nabi. Aku tidak dapat bertutur kata yang baik atau fasih, tidak dapat menyusun kata-kata dengan baik sebagaimana suatu pesan dari Allah selayaknya disusun. Aku tidak dapat berbicara dengan wibawa, atau didengar dan dianggap, sebab aku ini masih muda, dan usia mudaku akan dicemooh.” Perhatikan, pantas bagi kita, saat kita harus melakukan pelayanan bagi Allah, untuk merasa takut jangan sampai salah melakukannya, atau jangan sampai pelayanan itu rusak gara-gara kelemahan dan ketidaklayakan kita. Demikan juga, kita harus sadar akan ketidakmampuan kita dan merendah karena kemampuan kita. Mereka yang muda harus menimbang diri mereka demikian, dan merasa takut, seperti Elihu, untuk bertindak melebihi kemampuan mereka.
- III. Kepastian yang diberikan Allah kepada Yeremia bahwa Dia akan menyertainya dan menopangnya dalam tugasnya.
- 1. Janganlah usia mudanya menjadi halangan, dia akan tetap menjadi seorang nabi (ay. 7): “Jangan lagi berkata, Aku ini masih muda . Benar bahwa engkau masih muda, tetapi,”
- (1) “Engkau telah menerima perintah Allah, dan janganlah usia mudamu menjadi halangan untuk menaatinya. Pergilah kepada siapa pun engkau Kuutus dan apa pun yang Kuperintahkan kepadamu, haruslah kausampaikan.” Perhatikan, walaupun perasaan akan kelemahan dan ketidakmampuan kita membuat kita bersikap rendah hati dalam melakukan pekerjaan kita, namun janganlah hal itu sampai membuat kita mundur dari pekerjaan itu saat Allah memanggil kita untuk itu. Allah bahkan marah terhadap Musa untuk alasan-alasan kecilnya (Kel. 4:14).
- (2) “Hadirat Allah menyertai engkau dan janganlah usia mudamu menawarkan hatimu untuk mengandalkannya. Walaupun engkau masih muda, engkau akan dimampukan untuk pergi kepada siapa pun engkau Kuutus, walaupun mereka adalah bangsa yang besar dan jumlah mereka banyak. Dan apa pun yang Kuperintahkan kepadamu, engkau akan memiliki hikmat, ingatan dan perkataan untuk menyampaikannya sebagaimana mestinya.” Samuel menyampaikan pesan Allah kepada Elia, saat dia masih seorang anak. Perhatikan, Allah dapat, sesuai kehendak-Nya, menjadikan anak-anak sebagai nabi, dan meletakkan dasar kekuatan dari mulut bayi-bayi dan anak-anak yang menyusu.
- 2. Janganlah hatinya merasa berat bahwa ia akan menghadapi banyak musuh dan perlawanan. Allah akan menjadi pelindungnya (ay. 8): “Janganlah takut kepada mereka. Walaupun perawakan mereka besar-besar sehingga mereka berpikir dapat membuat engkau tidak berdaya, namun janganlah engkau takut berbicara kepada mereka, janganlah takut menyampaikan hal-hal yang paling membuat mereka risih. Engkau berbicara atas nama Raja segala raja dan dengan kuasa-Nya, sehingga engkau dapat melihat muka mereka. Walaupun mereka kelihatan marah, janganlah takut karena ketidaksenangan mereka atau terganggu karenanya. Orang-orang yang harus menyampaikan pesan dari Allah tidak boleh gentar melihat muka manusia (Yeh. 3:9). “Beranikanlah dirimu dan tenanglah, sebab Aku menyertai engkau, bukan saja untuk menolong dalam tugasmu, tetapi juga untuk melepaskan engkau dari mereka yang menganiaya engkau. Dan jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita?” Allah melepaskan para hambaNya dari kesulitan, sama seperti Dia juga menopang mereka saat menghadapi kesulitan. Tuan Gataker mengamati di sini dengan tepat bahwa raja-raja di dunia tidak menyertai para dutanya saat mereka menunaikan tugas mereka, tetapi Allah menyertai mereka yang diutus-Nya dan melalui kuasa perlindungan-Nya Dia hadir bersama mereka di setiap saat di segala tempat. Jadi dengan ini para hamba Tuhan seharusnya dapat menyemangati diri mereka (Kis. 18:10).
- 3. Janganlah ia khawatir bahwa ia tidak pandai berbicara, karena Allah akan memberikannya kemampuan untuk berbicara.
- (1) Supaya ia dapat berbicara dengan jelas dan sebagai seorang yang mengenal Allah (ay. 9). Yeremia melihat kemuliaan Allah dan Allah mengulurkan tangan-Nya dan dengan sebuah tanda yang bisa dirasakan mengaruniakan kepadanya karunia berbicara yang dibutuhkannya. Dia menjamah mulutnya dan melalui jamahan itu membuka bibirnya supaya mulutnya memberitahukan puji-pujian kepada Allah, dengan jamahan itu menaruh perkataan-perkataan-Nya ke dalam mulutnya, agar siap dipakai oleh Yeremia kapan pun, supaya dia tidak pernah harus mencari kata-kata yang disediakan sedemikian rupa oleh Dia yang membuat lidah manusia. Allah bukan hanya menaruh pengetahuan di kepalanya, tetapi juga perkataan-perkataan ke dalam mulutnya, karena ada perkataan yang diajarkan oleh Roh, (1Kor. 2:13). Pesan Allah layak disampaikan dalam perkataan-Nya sendiri supaya penyampaiannya tepat (Yeh. 3:4), sampaikanlah perkataan-perkataan-Ku. Dan mereka yang dengan setia melakukannya tidak akan kekurangan petunjuk saat diperlukan, karena Allah akan memberikan kepada mereka mulut dan hikmat untuk berbicara pada saat itu juga (Mat. 10:19).
- (2) Supaya ia dapat berbicara dengan penuh kuasa, dan sebagai orang yang memiliki wibawa dari Allah (ay. 10). Memang aneh amanat yang diberikan kepadanya di sini: Ketahuilah, pada hari ini Aku mengangkat engkau atas bangsa-bangsa dan atas kerajaan-kerajaan. Hal ini kedengarannya sangat hebat, namun Yeremia hanya seorang imam yang miskin dan hina. Namun dia bukan diangkat untuk menjadi raja dan memerintah dengan pedang atas kerajaan-kerajaan, tetapi sebagai seorang nabi yang bertindak dengan kuasa fiman Allah. Jadi, barangsiapa yang mau membuktikan diri memiliki kuasa mutlak atas raja-raja dan kewenangan untuk menggulingkan mereka serta meniadakan kerajaan mereka semaunya, harus membuktikan bahwa ia memang memiliki roh kenabian luar biasa yang sama seperti yang dimiliki Yeremia, karena kalau tidak bagaimana mungkin ia memiliki kuasa itu yang dikaruniakan oleh Roh kepada Yeremia? Namun, kuasa yang dimiliki Yeremia (yang hidupnya tetap hina dan tertindas walaupun memiliki kuasa yang demikian) tidak dapat memuaskan pria-pria angkuh seperti itu. Yeremia diangkat atas bangsa-bangsa, pertama atas bangsa Yahudi, dan bangsa-bangsa lain, termasuk bangsa-bangsa yang besar, supaya ia bernubuat terhadap mereka. Yeremia diangkat atas mereka, bukan supaya mendapat pujian bangsa-bangsa itu dan bukan juga untuk memperkaya dirinya dengan hasil rampasan dari mereka, tetapi untuk mencabut dan merobohkan, untuk membinasakan dan meruntuhkan, namun juga untuk membangun dan menanam.
- [1] Yeremia harus berusaha memperbarui hidup bangsa-bangsa itu, untuk mencabut dan merobohkan, untuk membinasakan dan meruntuhkan berhala dan kejahatan lain di antara mereka, untuk mencabut dan menghilangkan tabiat-tabiat keji yang telah lama berakar, untuk merobohkan kerajaan dosa supaya agama dan kebajikan dapat ditanam dan dibangun di tengah-tengah bangsa-bangsa itu. Dan, untuk memperkenalkan dan menegakkan hal-hal yang baik, yang jahat harus disingkirkan.
- [2] Yeremia harus memberitahukan mereka bahwa keadaan baik-buruk mereka ditentukan oleh sikap mereka mau berubah atau tidak. Kepada mereka dia harus diperhadapkan dengan kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk, sesuai dengan cara yang Dia terapkan terhadap kerajaan-kerajaan dan bangsa-bangsa (18:9-10). Dia harus meyakinkan mereka yang terus berbuat jahat, bahwa mereka harus dicabut dan dibinasakan, dan mereka yang bertobat harus dibangun dan ditanam. Dia diberikan kuasa untuk menyampaikan malapetaka bagi bangsa-bangsa, dan Allah akan menguatkan perkataan-perkataan hamba-hamba-Ku dan melaksanakan keputusan-keputusan yang diberitakan utusan-utusan-Ku (Yes. 44:26), akan melakukannya seturut firman-Nya dan oleh firman-Nya. Hal ini turut membuktikan bahwa perkataan nubuat itu pasti, yaitu akan tergenapi seakan-akan telah terlaksana, dan turut memberikan kehormatan bagi jabatan kenabian sehingga tampak sungguh kemilau supaya orang lain tidak menghina para nabi atau para nabi memandang rendah diri mereka sendiri. Pelayanan kenabian itu bahkan kelihatan lebih terhormat lagi melalui kuasa pernyataan yang diberikan Kristus kepada murid-murid-Nya untuk mengampuni dan menyatakan dosa tetap ada (Yoh. 20:23), mengikat dan melepaskan (Mat. 18:18).
Matthew Henry: Yer 1:11-19 - Tugas yang Diberikan kepada Yeremia Tugas yang Diberikan kepada Yeremia (1:11-19)
Pada ayat-ayat ini terdapat,
I. Allah memberikan kepada Yeremia, dalam penglihatan, sekila...
Tugas yang Diberikan kepada Yeremia (1:11-19)
- Pada ayat-ayat ini terdapat,
- I. Allah memberikan kepada Yeremia, dalam penglihatan, sekilas tentang tugas utama yang akan diembannya, yaitu meramalkan kehancuran Yehuda dan Yerusalem oleh orang-orang Kasdim, karena dosa-dosa mereka, khususnya penyembahan berhala mereka. Tugas ini digambarkan kepada Yeremia dengan cara yang cocok supaya tertanam kuat dalam hatinya, supaya ia selalu ingat saat berhadapan dengan bangsa ini.
- 1. Allah memberi tahu kepada Yeremia bahwa bangsa ini sedang menuju kehancuran dengan segera dan bahwa kehancuran sedang menuju bangsa ini dengan cepat. Setelah membantah keberatan Yeremia bahwa dia masih muda, Allah kemudian mulai untuk memperkenalkan dia kepada pengajaran dan bahasa kenabian. Dan setelah berjanji kepadanya bahwa Dia akan memampukannya untuk berbicara dengan jelas kepada bangsa itu, di sini Allah mengajarinya supaya dapat mengerti apa yang dikatakan-Nya kepadanya. Sebab, para nabi harus memiliki baik mata maupun lidah di kepala mereka, mereka harus dapat melihat maupun berbicara. Maka Allah bertanya kepadanya, “Apakah yang kau lihat, hai Yeremia? Lihat sekelilingmu, dan amati sekarang.” Dan Yeremia segera sadar akan apa yang disajikan kepadanya: “Aku melihat sebatang dahan, gambaran penderitaan dan hukuman, sebuah batang penghajar yang menanti kita. Dan itu adalah sebatang dahan pohon badam, yang adalah salah satu pohon yang paling cepat bertumbuh di musim semi, cepat bertunas dan bermekaran, saat pohon-pohon lain baru mulai mekar.” Pohon ini berbunga, menurut Pliny, pada bulan Januari, dan pada bulan Maret buah-buahnya sudah matang. Karena itu dalam bahasa Ibrani disebut, Shakedh, pohon terburu-buru. Apakah batang pohon yang dilihat Yeremia sudah bertunas, seperti menurut dugaan sebagian orang, atau apakah sudah terkelupas kulitnya dan kering, menurut pendapat sebagian lainnya, atau apakah Yeremia tahu bahwa itu batang dari pohon badam seperti tongkat Harun, tidaklah pasti. Tetapi Allah menjelaskannya pada kata-kata berikutnya (ay. 12): Baik penglihatanmu. Allah memuji Yeremia karena pengamatannya yang baik, dan pemahamannya yang cepat, sehingga ia bisa sadar, walaupun ini adalah penglihatannya yang pertama, bahwa ini adalah sebatang dahan pohon badam, bahwa pikirannya begitu tenang sehingga dapat membedakan. Para nabi memerlukan penglihatan yang baik. Dan orang yang dapat melihat dengan baik akan dipuji, bukan yang dapat berbicara dengan baik saja. “Engkau telah melihat sebuah pohon terburu-buru, yang adalah pertanda bahwa Aku siap sedia untuk melaksanakan firman-Ku.” Yeremia akan bernubuat tentang sesuatu yang dirinya sendiri akan melihatnya terlaksana. Penjelasannya kita baca di (Yeh. 7:10-11), “kelaliman bertunas, keangkuhan bertaruk, kekerasan bersimaharajalela, yang menjadi penopang segala kejahatan. Takaran kejahatan Yerusalem menjadi penuh dengan sangat cepat, dan, seolah-olah kehancuran mereka telah terlelap lama, mereka membangunkannya, mempercepatnya, dan Aku akan mempercepat pelaksanaan perkataan yang telah Aku lontarkan terhadap mereka.”
- 2. Allah memberi tahu Yeremia kapan malapetaka yang dimaksud itu akan melanda. Yeremia ditanya untuk kedua kalinya: Apakah yang kau lihat?, dan ia melihat sebuah periuk yang mendidih di atas api (ay. 13), menggambarkan Yerusalem dan Yehuda dalam kegaduhan besar, seperti air yang mendidih, karena dilanda kedatangan tentara Kasdim (kerajaan sebelah utara – pen.). Dijadikan seperti perapian yang menyala-nyala (Mzm. 21:10), dalam kepanasan, terbuang-buang layaknya air mendidih, menjadi uap dan semakin lama semakin berkurang, hampir bertumpah-tumpah, hendak terlempar dari kota dan negeri mereka, keadaan mereka menjadi semakin parah. Menurut beberapa orang hal ini yang dimaksudkan oleh para pencemooh yang berkata (Yeh. 11:3), Kota inilah periuk dan kita dagingnya. Mulut perapian atau bagian depannya, yang di atasnya periuk itu mendidih, datangnya dari sebelah utara, karena dari sanalah akan datang api dan bahan bakarnya supaya periuknya mendidih. Jadi penglihatannya dijelaskan (ay. 14): “Dari utara akan mengamuk malapetaka atau akan dibuka. Hal ini sudah dari dahulu direncanakan oleh keadilan Allah, dan dari dahulu sudah pantas diterima manusia yang berdosa, namun sampai kini kesabaran Allah telah menguasainya, menahannya. Kaum musuh telah merencanakannya, tetapi Allah mencegah mereka. Tetapi kini semua penahan akan dilepaskan, dan akan mengamuk malapetaka, dan pemandangan yang mengerikan akan tampak, dan musuh akan melanda seperti banjir. Ini akan menjadi bencana yang meluas di segala tempat, akan menimpa seluruh penduduk negeri ini, dari yang paling tinggi sampai yang paling rendah, karena kehidupan mereka semua sudah rusak. Nantikan badai ini dari sebelah utara, dari mana muncul sinar keemasan (Ayb. 37:22). Saat ada persahabatan antara Hizkia dan raja Babel, mereka mengharapkan banyak keuntungan dari sebelah utara, tetapi justru yang terbalik terjadi: dari sebelah utara muncul masalah bagi mereka. Kadang-kadang dari sana muncul badai yang paling ganas saat kita menantikan cuaca baik. Hal ini lebih diperjelas lagi pada ayat 15, di mana kita melihat,
- (1) Pemanggilan bala tentara yang akan menyerbu Yehuda dan meluluhlantakkannya: Aku memanggil segala kaum kerajaan sebelah utara, demikianlah firman Tuhan. Seluruh kerajaan sebelah utara akan bersatu di bawah Nebukadnezar, dan bergabung dengannya dalam serbuan ini. Mereka tercerai-berai, tetapi Allah, yang menguasai hati manusia, akan mengumpulkan mereka. Mereka berada jauh dari Yehuda, tetapi Allah, yang menetapkan langkah-langkah manusia, akan memanggil mereka, dan mereka akan datang, walaupun mereka datang dari jauh. Panggilan Allah akan dipatuhi, mereka yang dipanggil-Nya akan datang. Saat Dia mau melakukan pekerjaan apa saja, Dia akan mendapatkan alat untuk melakukan pekerjaan itu, walaupun Dia harus mencari sampai ke ujung bumi. Dan supaya tentara yang dibawa ke lapangan cukup banyak jumlah dan kekuatannya, Dia akan memanggil bukan hanya kerajaan-kerajaan sebelah utara, tetapi segala kaum dari kerajaan-kerajaan tersebut, dalam penugasan ini, dan setiap laki-laki yang sanggup harus ikut serta.
- (2) Kemajuan dan pergerakan bala tentara ini. Para pemimpin pasukan yang terdiri dari beberapa bangsa ini, akan mengambil posisi mereka dalam pengepungan Yerusalem dan kota-kota lain di Yehuda. Mereka akan mendirikan takhtanya masing-masing, atau kedudukan. Saat sebuah kota dikepung, istilahnya, musuh menduduki kota. Mereka akan berkemah di mulut pintu-pintu gerbang, dekat segala tembok di sekelilingnya, agar memutuskan jalur keluar mulut-mulut dan jalur masuk makanan, supaya penduduk kota menderita kelaparan.
- 3. Allah memberi tahu dengan jelas kepada Yeremia bahwa sebab terjadinya hukuman ini adalah: dosa Yerusalem dan segala kota Yehuda (ay. 16): Aku akan menjatuhkan hukuman-Ku atas mereka (demikian dapat dibaca) atau menghukum mereka (keputusan ini, hukuman ini), karena segala kejahatan mereka. Hal inilah yang membuat pintu-pintu air tercabut dan membiarkan masuk banjir malapetaka. Mereka telah meninggalkan Allah dan memberontak dari kesetiaan mereka kepada-Nya, dan telah membakar korban kepada allah-allah lain, allah-allah baru, allah-allah asing, dan semua allah-allah palsu, yang berpura-pura sebagai allah, perampas kuasa, ciptaan khayalan mereka sendiri, dan sujud menyembah kepada buatan tangannya sendiri. Yeremia masih muda, belum tahu banyak tentang dunia, dan mungkin tidak tahu dan tidak percaya betapa kejinya pemujaan berhala yang telah disangkakan kepada keturunan kaumnya sendiri. Tetapi, Allah memberitahunya supaya ia tahu bagaimana harus melontarkan tuduhannya dan mendasari ancamannya, supaya ia sendiri puas saat keadilan ditegakkan melalui hukuman yang harus ia sampaikan kepada mereka dalam nama Allah.
- II. Allah memberi semangat dan dorongan kepada Yeremia supaya dengan sepenuh hati menunaikan tugasnya dengan rajin dan sungguh-sungguh. Sebuah kepercayaan besar diberikan ke atas pundaknya. Dia diutus dalam nama Allah sebagai pembawa berita yang dipersenjatai, untuk menyatakan perang kepada warga-Nya yang memberontak. Sebab, Allah berkenan memberikan peringatan sebelumnya tentang penghukuman-penghukuman-Nya, supaya orang berdosa dapat sadar dan kembali kepada-Nya dalam pertobatan, sehingga menyurutkan amarah-Nya, dan supaya, jika mereka tidak mau bertobat, mereka tidak dapat diampuni. Dengan kepercayaan ini Yeremia diberikan perintah (ay. 17): “Tetapi engkau ini, baiklah engkau bersiap, bebaskanlah dirimu dari semua hal yang akan membuat engkau tidak layak atau menghalangi engkau dalam pelayanan ini. Tambahkan lagi dengan kesiapan dan tekad dan janganlah engkau ragu-ragu.” Yeremia harus cepat: Bangkitlah dan jangan buang-buang waktu. Dia harus sibuk: Bangkitlah dan sampaikanlah kepada mereka saat waktunya tepat atau tidak tepat. Dia harus berani: Janganlah takut kepada mereka, seperti diperintahkan sebelumnya (ay. 8). Dengan kata lain, ia harus setia. Demikianlah yang dituntut dari para utusan-Nya.
- 1. Dalam dua hal Yeremia harus setia:
- (1) Dia harus menyampaikan segala hal yang diperintahkan kepadanya: Sampaikanlah segala yang Kuperintahkan kepadamu. Ia tidak boleh melupakan hal yang terkecil, atau yang asing atau yang tidak layak disebut pun. Setiap kata dari Allah penting. Dia tidak boleh menyembunyikan sesuatu karena takut membuat orang marah. Ia tidak boleh mengubah sesuatu dengan alasan supaya lebih indah atau lebih mudah untuk dicerna, melainkan tanpa menambah atau mengurangi apa pun, memberitakan seluruh maksud Allah.
- (2) Ia harus berbicara kepada semua orang yang sudah diperintahkan kepadanya. Dia tidak boleh membisikkannya di pojok kepada beberapa teman tertentu saja yang akan menerima tegurannya dengan baik, melainkan harus menentang raja-raja Yehuda, jika mereka adalah raja-raja yang jahat, dan terbukti berdosa, bahkan pemuka-pemukanya. Karena pembesar-pembesar pun tidak luput dari hukuman Allah, entah dari tangan-Nya atau mulut-Nya. Tidak, bahkan bagi para imamnya tidak ada pengecualian. Walaupun Yeremia sendiri seorang imam, dan ingin menjaga nama baik golongannya, ia tidak boleh bermulut manis bagi mereka yang berdosa. Dia harus tampil melawan rakyat negeri ini, walaupun mereka adalah kaumnya sendiri, selama mereka melawan Tuhan.
- 2. Ada dua alasan mengapa Yeremia harus bertindak demikian:
- (1) Sebab ia takut terhadap murka Allah kalau ia tidak jujur: “Janganlah gentar terhadap mereka, sehingga engkau meninggalkan jabatanmu, atau mundur dari kewajibanmu, supaya jangan Aku menggentarkan engkau di depan mereka, supaya jangan Aku membiarkan engkau sendiri menghadapi ketakutanmu.” Orang yang lebih mengutamakan nama baik, kemudahan dan kenyamanan mereka, daripada pekerjaan dan kewajiban, pantas ditinggalkan oleh Allah, dan dibiarkan tertimpa malu akibat kekecutan hati mereka sendiri. Dan bukan itu saja, jangan sampai Aku berurusan dengan engkau dan menghancurkan engkau, demikian menurut tafsiran sebagian orang. Karena itu, nabi ini berkata (17:17), Tuhan, Janganlah Engkau menjadi kedahsyatan bagiku. Perhatikan, Takut akan Allah adalah penawar terbaik dalam melawan ketakutan terhadap manusia. Biarlah kita selalu takut untuk menyakiti hati Allah, yang setelah membunuh mempunyai kuasa untuk melemparkan orang ke dalam neraka, supaya dengan begitu kita tidak perlu takut kepada manusia yang hanya mampu membunuh tubuh (Luk. 12:4-5). Lihat Nehemia 4:14. Lebih baik bermusuhan dengan semua manusia di dunia daripada bermusuhan dengan Allah.
- (2) Karena Yeremia tidak punya alasan untuk takut terhadap murka manusia jika ia setia. Sebab, Allah yang ia layani akan melindungi dia, dan mendukung dia, sehingga mereka tidak dapat mengendurkan semangatnya atau menjauhkannya dari pekerjaannya atau menyumbat mulutnya atau mengambil nyawanya, sebelum ia mengakhiri kesaksiannya (ay. 18). Nabi muda ini dibuat oleh kuasa Allah menjadi seperti kota yang tidak dapat ditembus, diperkuat dengan tiang besi dan dikelilingi tembok tembaga. Sang nabi bergerak maju menghadapi musuh dengan kecaman dan ancaman, dan membuat mereka gentar. Mereka mendatanginya dari segala arah, para raja dan pemuka-pemuka menggempur dia dengan kuasa mereka, para imam mengguntur terhadapnya dengan kecaman lembaga agama mereka dan rakyat negeri ini menembakinya dengan panah mereka, dengan kata-kata fitnah yang menyakitkan. Tetapi, ia akan bertahan dan tetap melaksanakan tugasnya. Dia akan menjadi kekang bagi mereka (ay. 19): Mereka akan memerangi engkau, tetapi tidak akan mengalahkan engkau, sebab Aku menyertai engkau untuk melepaskan engkau dari tangan mereka. Mereka juga tidak akan berhasil menggagalkan firman Allah yang dikirim kepada mereka lewat Yeremia, atau melepaskan diri dari-Nya. Firman Allah akan mencengkeram mereka, sebab Allah melawan mereka untuk membinasakan mereka. Perhatikan, orang yang yakin bahwa Allah beserta mereka (sebab Dia menyertai mereka kalau mereka menyertai Dia), tidak perlu dan tidak seharusnya takut, tak peduli siapa pun yang melawan mereka.
SH: Yer 1:1-10 - Keluar dari batas (Jumat, 25 Agustus 2000) Keluar dari batas
Kenanglah kembali pengalaman Anda berjalan bersama Allah. Apa
yang membuat Anda berkata 'ya' atas panggilan-Nya, berani
m...
Keluar dari batas
Kenanglah kembali pengalaman Anda berjalan bersama Allah. Apa yang membuat Anda berkata 'ya' atas panggilan-Nya, berani melangkah walau terbatas, dan mempunyai hubungan yang akrab dengan-Nya?
Peristiwa panggilan Yeremia adalah suatu peristiwa yang mungkin membuat kita menggeleng-gelengkan kepala karena ketidakmengertian kita akan pemikiran dan rencana Allah. Untuk mengemban tugas yang begitu berat (10) seharusnya dibutuhkan seorang yang luar biasa bukan? Tapi siapakah Yeremia? Ia tidak mempunyai kemampuan yang hebat, belum berpengalaman bahkan cenderung penakut (6). Hal yang lebih membingungkan kita lagi adalah, ketika Yeremia mengutarakan keengganan dan ketakutannya, Allah seakan-akan tidak mengindahkan perasaannya justru terkesan `memaksanya' (7). Kalau pun Ia memberikan dorongan dan berusaha menenteramkan hatinya (8), tidakkah ini terlalu minim untuk tugas yang maha berat dan sukar ini? Apalagi Allah juga tidak menjelaskan secara rinci tugas dan tanggung jawabnya.
Tetapi bila kita amati peristiwa ini dengan lebih seksama, di hadapan kita dipaparkan tentang Allah dan yang lemah, Allah yang senantiasa berhitung dan Allah yang menjumpai dan menyentuh anak-Nya. Allah ingin memperlihatkan kepada manusia bahwa kuat, hebat, mampu, dan berani bukan sumber keberhasilan tapi Dia. Namun ini tidak berarti bahwa Allah asal memakai siapa saja yang lemah. Sebaliknya Ia telah mengenal, menguduskan, dan menetapkan sebelum memanggil seseorang (5). Allah telah berhitung dan tentu saja perhitungan-Nya tidak mungkin meleset. Tidak cukup sampai di sini, setelah ungkapan keengganan Yeremia: "Ah Tuhan Allah!" Allah menjumpai Yeremia dengan firman-Nya dan memberikan sentuhan kepada titik kelemahan Yeremia (7-9). Hasilnya sangat luar biasa. Sejak saat itu mulutnya dipakai Allah untuk memekakkan telinga umat Allah yang murtad dan firman-Nya merupakan sumber kekuatan dan sukacitanya (Yer. 15:16).
Renungkan: Allah telah mengundang dan menarik Yeremia untuk melangkah keluar dari keterbatasan yang dimilikinya bersama diri-Nya. Adakah keterbatasan-keterbatasan di dalam diri Anda yang Allah minta agar Anda melangkah melewati bersama diri-Nya?
SH: Yer 1:1-19 - Panggilan hamba Tuhan (Sabtu, 14 Oktober 2006) Panggilan hamba Tuhan
Menjadi hamba Tuhan dengan tugas memberitakan penghukuman Allah atas
bangsa sendiri bukan hal yang mudah. Apalagi hukuman ...
Panggilan hamba Tuhan
Menjadi hamba Tuhan dengan tugas memberitakan penghukuman Allah atas bangsa sendiri bukan hal yang mudah. Apalagi hukuman yang akan datang itu menggunakan bangsa musuh yang akan menyerang dan menjajah mereka (13-16). Sungguh ini merupakan hal yang amat sulit.
Salah seorang nabi agung Yehuda, Yeremia, juga merasakan sulitnya menerima tugas tersebut. Apalagi ia masih muda dan belum berpengalaman (6). Namun justru Tuhan memilih dan memakainya. Tuhan memilih hamba-Nya sejak ia masih dalam kandungan (5). Pemilihan-Nya berdasarkan kasih karunia dan kedaulatan-Nya. Maka respons yang patut ialah menyambut dan mengucap syukur atas kepercayaan itu.
Tuhan yang memilih juga menyertai (8, 19) dan menyertakan kuasa-Nya (10). Kuasa membangun kembali yang sudah punah (pohon badam di musim semi menandai berakhirnya musim dingin, ay. 12) akan Allah wujudkan melalui hukuman-Nya (13). Dua petunjuk ini mengokohkan hal yang memang sulit itu, "mencabut dan merobohkan, membinasakan dan meruntuhkan, membangun dan menanam bangsa-bangsa dan kerajaan-kerajaan." Tugas yang nampak mustahil. Namun bersama Tuhan, hamba yang setia pasti mampu bagaikan kota dan benteng yang kokoh melawan semua musuh Tuhan (18). Kegentaran terhadap para musuh sama dengan tidak takut kepada Tuhan dan akan mendatangkan penghukuman (17b).
Bangunan apa yang harus dirobohkan dan dihancurkan pada masa kini? Bangunan kesombongan manusia dan kemegahan diri atas perbuatan dosa yang merusak. Agar Tuhan dapat membangun kembali di atas puing-puing itu bangunan yang berdasarkan Kristus, suatu kesaksian mulia akan perbuatan besar Tuhan yang menyelamatkan manusia. Itulah tugas-tugas hamba-hamba Tuhan masa kini.
Doaku: Berikan aku keberanian menyaksikan nama-Mu, murka-Mu terhadap dosa, dan kepedulian-Mu untuk mengubah dunia milik-Mu bagi kemuliaan-Mu.
SH: Yer 1:1-19 - Baca Gali Alkitab 7 (Rabu, 20 Agustus 2014) Baca Gali Alkitab 7
Apa saja yang Anda baca?
1. Apa pekerjaan Yeremia? (1)
2. Pada masa siapa sajakah firman Tuhan datang kepada Yeremia? (2-3)
3....
Baca Gali Alkitab 7
1. Apa pekerjaan Yeremia? (1)
2. Pada masa siapa sajakah firman Tuhan datang kepada Yeremia? (2-3)
3. Seberapa lama relasi antara Tuhan dan Yeremia terjadi? Bagaimana Tuhan mempersiapkan Yeremia sebelum Ia menyatakan panggilan itu kepada Yeremia (5)
4. Bagaimana respons Yeremia terhadap panggilan Tuhan? (6)
5. Apa janji Tuhan kepada Yeremia sebagai konfirmasi terhadap panggilannya? (7-8)
6. Apa yang Allah lakukan kemudian terhadap Yeremia? (9-10)
7. Pelajaran apa yang Allah berikan kepada Yeremia? (11-15)
8. Mengapa Allah ingin menghukum umat-Nya? (16)
9. Perlawanan apa yang akan dihadapi Yeremia dalam pelayanannya? Apa yang ia perlukan untuk menghadapi hal itu? Apa janji Allah kepada Yeremia? (17-19)
Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda?
1. Sejauh yang Anda ketahui, bagaimana respons orang biasanya terhadap panggilan Tuhan?
2. Bila ada yang menerima, mengapa? Dan mengapa menolak?
Apa respons Anda?
1. Apakah Anda pernah merasakan bahwa Allah berbicara kepada Anda?
2. Apakah Anda dapat mengetahui rencana Allah bagi Anda?
Pokok Doa:
Agar setiap orang yang menerima panggilan khusus dari Tuhan dapat memberikan respons positif.
SH: Yer 1:1-19 - Dipanggil di tengah kegamangan (Rabu, 20 Agustus 2014) Dipanggil di tengah kegamangan
Menjadi nabi dalam usia belia bukanlah impian banyak orang, sebab nabi bukanlah figur populer. Tugas seorang nabi tida...
Dipanggil di tengah kegamangan
Menjadi nabi dalam usia belia bukanlah impian banyak orang, sebab nabi bukanlah figur populer. Tugas seorang nabi tidak jarang mengharuskan "penyambung lidah" Tuhan ini bentrok dengan para pemangku kepentingan yang merasa tidak nyaman dengan pesan yang disampaikan. Pengalaman inilah yang harus dihadapi Yeremia sepanjang hidupnya.
Yeremia berasal dari keluarga imam yang tinggal di Anatot, desa kecil yang berjarak sekitar lima kilometer dari Yerusalem. Ketika dipanggil Tuhan pada tahun ketiga belas pemerintahan Yosia, usianya baru sekitar dua puluhan (sekitar tahun 627 SM). Wajar saja, ia mencoba mengelak dengan alasan tidak pandai bicara karena masih belia (6). Namun, Tuhan yang mengerti ketakutannya memberi jaminan: "Aku menyertai engkau untuk melepaskan engkau!" (8-9).
Tuhan mempunyai rencana atas hidup Yeremia jauh sebelum ia lahir (5). Tuhan mempersiapkan, mengutus, dan memperlengkapi Yeremia untuk "mencabut dan merobohkan" serta "menanam dan membangun" (10). Bobot dan cakupan tugas yang diemban Yeremia tidak tanggung-tanggung. Ia harus meneruskan firman Tuhan yang menentukan jatuh bangunnya bangsa-bangsa dan kerajaan-kerajaan! Sejak awal Tuhan memang mengingatkan bahwa semua kekuatan dunia ini akan memeranginya. Namun, Tuhan menjanjikan penyertaan-Nya: "Mereka akan memerangi engkau, tetapi tidak akan mengalahkan engkau!" (19). Dua penglihatan yang dilihatnya berfungsi untuk menguatkan hatinya (11-12, 13-14).
Seperti Yeremia, pengikut Kristus diutus ke dalam dunia yang siap menentang, bahkan memangsa. Wajar bila rasa takut dan bimbang menghinggapi kita saat bersaksi bagi Tuhan dan mewartakan kebenaran-Nya. Bukankah Guru Agung itu mengingatkan kita, "Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala" (Mat. 10:16)? Namun, Tuhan tidak membiarkan kita digilas oleh angkara lawan-Nya. Dia yang telah mengalahkan dunia (Yoh. 16:33) menegaskan, "Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman" (Mat. 28:20)!
SH: Yer 1:1-19 - Ke Mana pun Kauutus, Kami Pergi (Rabu, 19 Januari 2022) Ke Mana pun Kauutus, Kami Pergi
Nabi-nabi dalam tradisi Perjanjian Lama dikenal fasih, berani, dan tegas dalam menyampaikan pesan Allah kepada umat I...
Ke Mana pun Kauutus, Kami Pergi
Nabi-nabi dalam tradisi Perjanjian Lama dikenal fasih, berani, dan tegas dalam menyampaikan pesan Allah kepada umat Israel, baik itu teguran, penguatan, maupun penghukuman Allah kepada umat-Nya. Ada proses serta perjuangan yang harus mereka jalani untuk menjadi nabi Allah. Mereka menyediakan diri dibentuk Allah. Nabi Yeremia adalah salah satu nabi yang bergulat dalam proses tersebut.
Pada saat Nabi Yeremia berkarya, kerajaan Yehuda yang kecil terjebak di tengah-tengah persaingan kerajaan-kerajaan besar yang berusaha menancapkan kekuasaan di kawasan itu. Dalam gejolak itu, Yeremia menjalankan perannya. Ia berkarya selama pemerintahan lima raja terakhir kerajaan Yehuda (20).
Tugas berat tersebut diterima oleh Yeremia dalam usia yang cukup muda. Para penafsir Alkitab memperkirakan bahwa usianya tidak lebih dari 20 tahun. Pantas saja bila pada mulanya Yeremia merasa belum pantas dan kurang cakap. Sebab, ia masih muda dan tidak pandai berbicara (6). Keberatan Yeremia tersebut dijawab oleh Tuhan dengan begitu mendalam. Tuhan menegaskan, Ia telah mengenal Yeremia sejak Yeremia berada dalam kandungan (5). Tuhan yang membentuk dan menetapkan tugas serta panggilan Yeremia sebagai nabi bagi bangsa-bangsa. Ada rencana Allah atas Yeremia dan juga bagi setiap manusia ciptaan Allah.
Tuhan hendak mengutus Yeremia kepada umat-Nya. Dia menghendaki umat-Nya taat dan berserah penuh atas tugas serta panggilan yang telah ditetapkan-Nya. Yeremia yang pada mulanya mengelak panggilan tersebut justru diperlengkapi oleh Allah. Tuhan sendiri langsung menjamah Yeremia (9).
Kisah pemanggilan Yeremia mengajarkan kepada kita bahwa Allah memiliki rancangan serta panggilan yang unik bagi setiap manusia. Kita diciptakan Tuhan untuk memenuhi tugas tersebut. Mari kita memproses diri agar kita layak untuk dipakai-Nya. Di balik kekurangan-kekurangan yang ada pada kita, Allah memperlengkapi kita agar dapat melaksanakan tugas dan perutusan-Nya di dunia ini. Jadi, jangan khawatir! [WDN]
SH: Yer 1:11-19 - Yeremia-yeremia Indonesia (Sabtu, 26 Agustus 2000) Yeremia-yeremia Indonesia
Walter Brueggemann pernah mengatakan bahwa Injil seringkali hanya
dipandang sebagai berita yang mewartakan kesukacitaa...
Yeremia-yeremia Indonesia
Walter Brueggemann pernah mengatakan bahwa Injil seringkali hanya dipandang sebagai berita yang mewartakan kesukacitaan, kedamaian, dan kabar baik bagi manusia sehingga seolah-olah Injil diyakini tidak mengandung berita yang menggoncangkan, meresahkan, dan mengancam kehidupan manusia. Itulah pemahaman yang salah tentang Injil.
Berita yang harus disampaikan oleh Yeremia kepada bangsa Yehuda mendukung pernyataan di atas. Berita itu sangat menyakitkan, meresahkan, dan mengancam mereka (14-16). Bagaimana mungkin bangsa pilihan Allah akan dihancurkan oleh bangsa-bangsa kafir? Berita yang mengusik kemapanan, menggoncang 'status quo', menjungkirbalikkan konsep-konsep yang sudah dianut masyarakat, hanya mendatangkan risiko yang tidak kecil bagi sang pembawa berita, mungkin nyawa pembawa berita itu menjadi taruhannya. Itulah sebabnya Yeremia gentar karena ia memahami risiko ini (17).
Allah pun sudah memahami reaksi apa yang akan ditunjukkan oleh Yeremia. Karena itu Allah menggunakan berbagai cara untuk menyentuh seluruh aspek pribadinya seperti fisik, imaginasi, intelektual, dan perasaan. Karena itu Allah menggunakan sentuhan fisik (9), permainan kata (11, 12), lambang-lambang dalam penglihatan (11, 13), puisi (15, 6), metapora-metapora yang membesarkan hati (18-19). Walau tidak disebutkan bagaimana akhirnya Yeremia bersedia memenuhi panggilan-Nya, namun pasal-pasal berikutnya menceritakan bagaimana ia menyatakan suara-Nya. Allah telah berhasil meyakinkan Yeremia betapa pentingnya berita bencana itu harus disampaikan kepada Yehuda supaya mereka nantinya dapat kembali menjadi umat pilihan Allah yang kudus dan taat. Yeremia terus mewartakan suara Allah walau tidak ada yang mendengar, walau dibuang dalam pengasingan, bahkan nyawanya menjadi taruhan.
Renungkan: Kristen harus berperan seperti Yeremia di bumi Indonesia: mewartakan kebenaran yang akan membuat telinga para pejabat yang korupsi merah, membuat para pemimpin masyarakat yang menyalahgunakan kekuasaan seperti orang kebakaran jenggot, membuat para orang kaya yang kolusi dengan pejabat tidak bisa tidur nyenyak. Untuk itu mintalah agar Allah menyentuh seluruh aspek kepribadian Anda agar tetap berani dan tak henti-hentinya bersuara.
Topik Teologia: Yer 1:5 - -- Allah yang Berpribadi
Pribadi Allah
Allah Dapat Dikenal
Allah Dikenal Melalui Berbagai Cara
Allah Dikenal Melalui Prakar...
- Allah yang Berpribadi
- Pekerjaan-Pekerjaan Allah
- Pemeliharaan Allah
- Pemeliharaan dan Manusia Dunia
- Pemeliharaan Allah di Dalam Keberadaan Manusia
- Pemeliharaan dan Kelahiran
- Wahyu Allah
- Mode atau Cara Wahyu
- Wahyu Melalui Pembicaraan Langsung
- Gereja
- Organisasi dan Jabatan Gereja
- Para Pelayan Umum
- Keberadaan Pemimpin
- Kel 3:1-10 Kel 28:1 Bil 3:5-13 Bil 16:9 1Sa 3:1-10 1Ra 19:16,19-21 1Ta 23:13 2Ta 29:11 Ezr 7:1,5-6,21 Maz 99:6 Yes 6:8 Yer 1:5 Yeh 2:1-6 Amo 2:11 Yun 1:1-2 Mar 1:16-20 Mar 2:14 Luk 10:1-2 Yoh 1:43-51 Kis 11:30 Kis 13:1-3 Kis 14:23 Kis 15:22 Kis 20:17 Kis 26:14-18 Rom 1:1 1Ko 1:1 2Ko 5:18-20 Efe 4:10-12 Kol 1:24-29 Kol 4:17 1Ti 1:12-14 1Ti 2:7 Ibr 5:4 1Pe 5:1
Topik Teologia: Yer 1:7 - -- Wahyu Allah
Mode atau Cara Wahyu
Wahyu Melalui Pembicaraan Langsung
Kej 3:8-13 Kej 6:13 Kej 12:1-4 Kej 22:1-2,9,11-12,15-18 Kej...
- Wahyu Allah
- Mode atau Cara Wahyu
- Wahyu Melalui Pembicaraan Langsung
- Gereja
- Organisasi dan Jabatan Gereja
- Para Pelayan Umum
- Kualifikasi Pemimpin
- Ima 10:3-11 Ima 21:5-6 Yos 1:8 1Sa 2:35 2Ta 6:41 Ezr 7:10 Yes 52:11 Yer 1:7-8 Yer 3:14-15 Yer 20:8-9 Mal 2:6-7 Mat 10:16-25 Mat 20:25-28 Mat 23:8-11 Luk 12:42-44 Luk 24:49 Yoh 10:2-5,11-16 Yoh 13:13-17 Yoh 17:15-20 Kis 4:8,31 Rom 2:21-23 1Ko 2:2 1Ko 3:5-9 1Ko 4:1-2,10-13 1Ko 9:16-23 2Ko 2:15-17 2Ko 4:1-11 2Ko 6:3-10 Gal 6:17 1Te 2:3-12 1Ti 6:11-14 2Ti 1:13-14 2Ti 2:1-7,15,20-26 2Ti 3:14 Tit 2:1,7-8 Yak 3:13 1Pe 4:10-11
Topik Teologia: Yer 1:9 - -- Wahyu Allah
Wahyu Melalui Pembicaraan Langsung
Kej 3:8-13 Kej 6:13 Kej 12:1-4 Kej 22:1-2,9,11-12,15-18 Kej 35:9-11 Bil 7:89 Bil 12:...
- Wahyu Allah
- Wahyu Melalui Pembicaraan Langsung
- Kej 3:8-13 Kej 6:13 Kej 12:1-4 Kej 22:1-2,9,11-12,15-18 Kej 35:9-11 Bil 7:89 Bil 12:5-8 Bil 22:4-12 1Sa 3:2-14,21 Ayu 33:14 Yes 7:3-4,10 Yes 8:1-2 Yes 8:11-12 Yes 22:14 Yer 1:4-15 Yeh 6:1-3 Mat 3:16-17 Mat 17:5 Kis 9:3-6 Kis 10:19-20
- Perjanjian Lama Mengklaim Inspirasi-Nya
- Kel 4:11-16,29-31 Kel 7:1-2 Kel 19:7-9 Kel 20:1-2 Kel 24:4 Kel 24:12 Kel 25:21-22 Kel 31:18 Kel 32:15-16 Kel 34:27-28 Ima 26:4 Ula 4:5 Ula 5:5-6 Ula 6:1-2,6-9 Ula 18:17-22 Ula 31:19,22 2Sa 23:1-2 2Ra 17:13 Neh 9:13-14 Ayu 23:12 Maz 19:7-11 Maz 78:5 Maz 99:7 Maz 119:160 Maz 147:19 Yes 34:16 Yes 51:16 Yes 59:21 Yer 1:9 Yer 1:17 Yer 30:2 Yer 36:1-2,4,27-28,32 Yeh 2:7 Yeh 3:10-11 Yeh 3:16-17 Yeh 11:24-25 Dan 10:18,20-21 Hos 8:12 Amo 3:8 Mik 3:8 Zak 7:12
TFTWMS -> Yer 1:4-9; Yer 1:10-16
TFTWMS: Yer 1:4-9 - Penetapan Yang Disediakan7 PENETAPAN YANG DISEDIAKAN7(Yeremia 1:4-9)
Yeremia 1:5 merupakan salah satu pernyataan terilham tentang rencana Allah yang bersifat penyediaan untuk k...
PENETAPAN YANG DISEDIAKAN7(Yeremia 1:4-9)
Yeremia 1:5 merupakan salah satu pernyataan terilham tentang rencana Allah yang bersifat penyediaan untuk keselamatan umat-Nya. Rencana Allah mendahului kelahiran kita.8Karena Allah tidak pernah membedakan orang (Kisah 10:34, 35), kita dapat yakin bahwa Ia memiliki rencana untuk masing-masing dari kita, termasuk Anda dan saya! Rencana-Nya itu tidak berhenti dengan anak kembar di dalam rahim Ribka, juga tidak berakhir dengan Yeremia, Yesus, atau Paulus. Perhatikanlah rencana khusus yang Allah lakukan yang berkaitan dengan Yeremia.
'Aku 'membentuk'9engkau dalam rahim'—dikembangkan oleh Allah 'Aku mengenal engkau'—dikenal oleh Allah 'Aku telah 'menguduskan' *menyucikan; KJV+10engkau—diinginkan oleh Allah 'Aku telah 'menetapkan'11engkau sebagai nabi bagi bangsa-bangsa'—diutus oleh Allah (1:5).
Betapa Allah itu sadar dan punya tujuan bagi nabi-Nya itu! Meskipun perkataan ini sangat tepat bagi maksud Allah itu, namun perkataan itu harus jangan ditafsirkan untuk meniadakan kehendak manusia. Sesungguhnya, dalam ayat berikutnya Yeremia mulai menggunakan kehendaknya dengan menolak penunjukkan Allah itu! Campuran antara tujuan 'dari rahim' ini oleh Allah untuk setiap orang dan realitas kehendak manusia dibahas dengan baiknya di dalam The Pulpit Commentary. Perhatikanlah dengan cermat kedua faktor itu dalam kata-kata berikut ini:
Pertimbangkanlah pelbagai karakteristik ketetapan Ilahi. 1. Ini menyiratkan (1) mengetahui lebih dahulu—Allah memiliki gagasan-Nya tentang seseorang dan misinya sebelum ia membentuk benih awal hidup orang itu; (2) pengudusan, atau pemisahan, yang dengannya seseorang dipertimbangkan oleh Allah sehubungan dengan misinya yang telah ditetapkan, dan diperlakukan sesuai dengan misi itu; dan (3) penetapan sebelumnya, tindakan Ilahi yang sesuai dengan ide dan tujuan Ilahi yang cenderung untuk dilaksanakan. Setiap kehidupan dinubuatkan di dalam pikiran Allah dengan cara Allah memikirkan kehidupan itu, dan datang ke dunia ini dengan diikat oleh tujuan Ilahi, dibungkus dan ditarik ke depan oleh tali rancangan Allah yang tak terlihat mata. Penetapan sebelumnya ini tidak melibatkan fatalisme; tindakan itu konsisten dengan kebebasan manusia untuk bertindak dan tanggung jawab pribadi. Di satu sisi kita harus menyimpulkan, dari keberadaannya, bahwa ada pelbagai kemungkinan tertentu yang dengannya Allah mengaruniai seseorang, dan pelbagai batasan tertentu yang dengannya Allah telah memagari dia. Tetapi di sisi lainnya, kita harus mengakui bahwa hal itu tergantung pada kehendak dan upaya orang itu sendiri apakah ia menggunakan pelbagai kemungkinan itu, dan mencapai garis akhir bersama dengan pelbagai batasan tersebut. Ia memiliki panggilan Ilahi, tetapi ia bisa mengabaikannya; ia bisa gagal dalam mewujudkan gagasan Allah tentang hidupnya. Pada dia terdapat tanggung jawab untuk menyelesaikan takdirnya.12
Paulus pada awalnya menganiaya gereja, menolak rancangan Allah yang ditujukan untuk dia (Kisah 26:9-11; Galatia 1:15, 16), tetapi Yesus dari awal kehidupan duniawi-Nya melakukan kehendak Allah, sibuk dengan urusan Bapa-Nya (lihat Lukas 2:41-52, KJV; Yohanes 6:38). Apakah Anda tahu tentang kehendak Allah untuk Anda? Seberapa baikkah Anda memenuhi kehendak dan tujuan Allah bagi Anda?
Respon Yeremia Terhadap Penunjukan Itu (ay. 6)
Perhatikanlah dengan cermat respon Yeremia terhadap tugas Allah dari Allah: 'Ah, Tuhan ALLAH! Sesungguhnya aku tidak pandai berbicara, sebab aku ini masih muda' (1:6). Orang bisa saja secara kritis menilai respon Yeremia itu dan menyatakan dia sebagi orang yang datang untuk menegaskan bahwa ia tidak bisa melaksanakan tugas itu! Ia seperti orang yang secara tegas mengajar kita bahwa ia tidak bisa mengajar! Ia seperti orang yang menghabiskan waktu untuk menyatakan bahwa ia tidak memiliki waktu. Bahkan pernyataan Yeremia 'sebab aku ini masih muda' tidak melepaskan dia dari tanggung jawab. Betapa sering Allah telah bergantung pada kaum muda untuk mencapai tujuan-Nya! (Lihat 1 Samuel 17:42-53; Yesaya 11:6; Matius 18:1-3; 1 Timotius 4:12-16.) Belakangan, Yeremia menegaskan, 'Adalah baik bagi seorang pria memikul kuk pada masa mudanya' (Ratapan 3:27).
G. Campbell Morgan mungkin sudah bersikap lebih adil kepada Yeremia ketika ia membuat ulasan berikut ini:
Itu adalah teriakan kelemahan, bukan keengganan. Saya tidak tahu cara berbicara; bukannya saya tidak mau bicara. Itu adalah teriakan yang keluar dari kesadaran tentang kedudukan martabat yang mengerikan yang sedang Allah panggil, tentang keagungan yang paling tinggi dan luar biasa karena harus menyampaikan firman Allah kepada bangsa-bangsa. Itu adalah pengakuan tentang takdir yang darinya tidak bisa ada jalan keluar, dan pernyataan tersedu-sedu dari ketidakmampuan untuk memenuhi takdir itu. Yeremia mendengar panggilan Allah sebagai Tuhannya yang Tertinggi, Allah yang perkasa. Dalam nama yang ia gunakan itu terdapat wahyu tentang perasaannya mengenai takdir itu, 'Ah, Tuhan Yehovah *NASB+!' Itu adalah respon kesediaan, yang menyatakan dirinya dalam suatu teriakan kelemahan yang nyaris menderita.13
Tanggapan Allah kepada Yeremia (ay. 7-9)
Ketika Musa menghindari panggilan Allah untuk membebaskan Israel dari perbudakan Mesir, kemarahan Tuhan menyala-nyala terhadap Musa (Keluaran 4:14); tetapi Allah bereaksi terhadap tanggapan Yeremia dengan kata-kata yang berisi keyakinan yang mendorong.
Kepada siapapun engkau Kuutus—haruslah engkau pergi, Dan apapun yang Kuperintahkan kepadamu—haruslah kausampaikan. Janganlah takut kepada mereka—sebab Aku menyertai engkau untuk melepaskan engkau (1:7b-8).
Apa yang William Hendriksen tulis mungkin saja benar: '*Yeremia] tidak akan pernah dicantumkan sebagai nabi. Ia ditunjuk *sebagai nabi+.'14Namun begitu, Allah tahu sifat di dalam diri nabi-Nya itu yang akan tumbuh, bicara, dan siap merespon setiap kali Allah meminta dia untuk bertindak. Terlalu banyak orang yang sudah mencoba untuk mewakili Allah dan Firman-Nya tanpa persiapan yang benar (lihat Yesaya 29:13, 14; Matius 15:8, 9). Lebih baik bersikap enggan dan mempersiapkan diri daripada tergesa-gesa, mengajar tanpa otoritas Allah, dan perlu bertobat (Yeremia 14:14; 23:21, 32; lihat Roma 10:2, 3). Perbedaan ini dijelaskan oleh Adam Clarke:
Mereka yang tidak pernah Allah panggil malah bekerja, oleh karena kehormatan dan upah duniawi [perolehan uang]: orang lain mendengar panggilan itu dengan rasa takut dan gemetar, dan bisa pergi hanya dalam kekuatan Yehovah.
'Betapa siapnya orang itu untuk bekerja, Orang yang Allah tidak pernah utus! Betapa gugup, tidak percaya diri, dan lambat, Alat pilihan Allah!'15
Kunci bagi kesiapan Yeremia bukan pada usianya, kepribadiannya yang punya daya tarik, atau kemampuan mentalnya. Kesiapan-Nya, seperti yang waktu akan buktikan, adalah karena Allah akan bersama dia untuk membebaskan dia dan karena Allah menaruh firman-Nya di dalam mulut Yeremia (ay. 8, 9). Ketika Yeremia menulis bahwa Allah ''mengulurkan tangan-Nya dan menjamah mulutku,' ia *waktu itu+ secara jelas berpikir tentang Serafim yang menyentuh mulut Yesaya dengan bara dari mezbah sorgawi (ay. 7). Kata-katanya identik < dan mungkin dianggap sebagai kutipan.'16
Pentingnya firman Tuhan kepada Yeremia telah ditekankan lebih lanjut oleh Theo. Laetsch:
Selama tahun-tahun aktivitas kenabian Yeremia, yang rentangnya dijelaskan dalam ay. 2 dan 3, ia berada di bawah kewajiban terhadap Firman Yehovah. Setiap kata dari kata-kata ini menguasai dirinya, mengarahkan pandangannya, emosinya, karakternya, hidupnya, seluruh dirinya. (Bandingkan Yer 15:15-21; 20:7-18; 23:29, Amos 3:8b.) Firman ilahi ini memperkuat dan menopang dia dalam pelaksanaan tugas yang nyaris superinsani yang dibebankan ke atas dia oleh panggilan Allah. Meskipun kadang-kadang perjuangan itu bertumbuh sangat pahit, namun dari setiap pertempuran dengan musuh-musuhnya, dari setiap konflik dengan dirinya sendiri dan, dari setiap pergumulan dengan Allahnya, ia akhirnya keluar sebagai orang yang lebih dari pemenang, karena Firman Allah menguasai dia, memegang dia dalam kekuatan dan kasihnya, rangkulannya yang persuasif, memberi dia kekuatan, daya tahan, kesabaran, kesetiaan tanpa henti.17
TFTWMS: Yer 1:10-16 - Pengangkatan Dijelaskan PENGANGKATAN DIJELASKAN (Yeremia 1:10-16)
Pengaruh yang luas dari pidato dan pelayanan Yeremia telah diringkas oleh Bill Banowsky: '< ketika ...
PENGANGKATAN DIJELASKAN (Yeremia 1:10-16)
Pengaruh yang luas dari pidato dan pelayanan Yeremia telah diringkas oleh Bill Banowsky: '< ketika Tuhan berkata, 'Sesungguhnya, Aku menaruh perkataan-perkataan-Ku ke dalam mulutmu,' ia memulai suatu ziarah yang harus memimpin umat manusia dari lembah tulang kering kepada Bukit Transfigurasi.'18Allah dalam satu ayat menyimpulkan tugas yang berjangkauan jauh itu yang berkaitan dengan bangsa-bangsa dan kerajaan-kerajaan. Di sini diberikan rincian dari ayat itu, yang memperlihatkan pekerjaan nabi yang sejajar dengan pekerjaan penginjil di bawah Kristus:
Pekerjaan nabi(Yeremia 1:10)
'mencabut' 'merobohkan' 'membinasakan' 'meruntuhkan' 'membangun' 'menanam'
Pekerjaan penginjil (Yeremia 2 Timotius 4:1-5)
'nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran.'
Akan baik bagi setiap juru bicara Allah untuk memeriksa usaha dan efisiensinya dalam dua bidang kritis dari tugas Yeremia (juga berisi perintah Paulus kepada Timotius).
< Dua kiasan puitis menyatu di dalam pernyataan nabi itu; kiasan tentang apa yang ditanam, dan kiasan tentang apa yang dibangun; dan metodenya disebut metode alternasi. Apakah ini ditanam? Maka engkau harus merobohkannya. Apakah itu dibangun? Maka yang engkau harus meruntuhkannya. Apakah itu ditanam? Maka apa yang engkau sudah runtuhkan, harus engkau biarkan binasa. Apakah itu dibangun? Maka engkau harus meremukkan batu-batu. Ini merupakan pekerjaan firman yang bersifat merusak.
Kemudian disusul dengan perkataan 'membangun dan menanam,' yang menunjukkan sisi konstruktif dari pelayanan kenabian. Sesungguhnya 'penghancur itu tampaknya pembangun juga.' Itu selalu merupakan kegiatan ganda firman Allah. Firman Allah adalah untuk pencabutan dan penghancuran tanaman yang bukan dari tanaman Allah. Firman Allah adalah untuk menghancurkan dan meruntuhkan bangunan yang pondasinya bukan dari Dia. Tetapi firman Allah bukan untuk penggulingan dan penghancuran sampai akhir. Firman itu untuk konstruksi; firman itu untuk menanam sesuai dengan kehendak-Nya, dan untuk membangun sesuai dengan tali sipat-Nya dan batu duga-Nya.19
Seraya pelayanan Yeremia dimulai, Allah memperkenalkan dia kepada pekerjaannya melalui dua penglihatan. Setelah masing-masing penglihatan itu Allah menanya Yeremia, 'Apakah yang kaulihat, <?' (av. 11, 13). Allah ingin memastikan bahwa Yeremia memahami misinya. Pertanyaan Allah itu adalah relevan karena beberapa orang memiliki mata tetapi tidak melihat (Matius 13:10-16).
Dalam setiap kasus itu Yeremia memuji Allah karena ia melihat penglihatan itu seperti yang Allah arahkan. Allah kemudian memberi dia penjelasan dan penerapan yang singkat.
Dahan Pohon Badam
Pertama, Yeremia melihat 'sebatang dahan pohon badam' (ay. 11). Costen J. Harrell memberi pernyataan tentang penglihatan ini:
Di dalam penglihatan tentang pohon badam terjadi permainan kata-kata, yang tidak dipertahankan di dalam terjemahan bahasa Inggris [dan Indonesia] kita. Kata Ibrani untuk pohon badam adalah shaked, dan kata yang diterjemahkan 'melihat' adalah shoked. 'Pohon badam, yang mekar pada awal Januari, diberi nama demikian di sini hanya karena pohon itu adalah pohon pertama yang bangkit kepada kehidupan baru setelah tidur pada musim dingin' (Peake). Mekarnya pohon badam menyarankan kepada Yeremia tentang perhatian Allah. Selama tahun-tahun jahat pemerintahan Manasye tidak tampak Allah akan melakukan apapun (Zef. 1:12). Tetapi Ia memperhatikan dan akan segera melaksanakan kata yang Ia telah ucapkan melalui para nabi-Nya (1:12).<20
Penglihatan itu meyakinkan Yeremia tentang kepedulian Allah yang tidak padam, teguran, dan kesetiaan dalam keadaan sulit. Allah, Penjaga Israel, tidak mengantuk dan tidak tertidur (lihat Mazmur 121:4). Ia sedang memperhatikan pelbagai jalan Yehuda yang jahat, dan mengenai hukuman yang Yehuda pantas menerimanya, Allah akan 'melakukan'21itu (1:12; 31:28).
Periuk Yang Mendidih Dari Utara
Penglihatan kedua menggambarkan bagaimana Allah memandang urusan manusia dan melihat situasi yang akan sesuai dengan rencana-Nya untuk penghukuman. Yeremia melihat 'periuk yang mendidih, yang datang dari utara' (1:13). Negara-negara di utara Yehuda sedang mengembangkan suatu keadaan yang secara alami akan menyembur ke selatan.
Tidak ada yang bisa lebih tepat menggambarkan kondisi politik di zaman Yeremia selain kaldron yang bergolak. Seluruh wilayah Bulan Sabit Yang Subur itu sedang bergolak dengan pelbagai rencana pemberontakan setelah kematian raja Asyur Ashurbanipal pada 627 S. M. Kerajaan Asyur itu sedang terhuyung-huyung. Kerajaan baru Neo-Babel sedang terbit di cakrawala. Tak lama kemudian isi kaldron politik yang penuh petaka itu akan dilepaskan ke atas penduduk Yehuda. Kata yang diterjemahkan 'dilepaskan' (Alkitab ASV menulis, 'akan dicurahkan') secara harfiah artinya, 'dibuka.' Cheyne menunjukkan bahwa kaldron itu memiliki tutup dan pelepasan atau jatuhnya tutup ini adalah 'pembukaan' yang nabi itu singgung. 'Kejahatan' (ASV) atau malapetaka yang adalah subjek dari ayat 14 adalah invasi terhadap Yehuda oleh gerombolan prajurit Babel.22
Sementara Babel itu pada dasarnya berada di timur Yehuda, rute kafilah menyebabkan orang-orang dan prajurit mendekati Yehuda dan Yerusalem dari utara. Ini adalah rute dasar yang sama yang Abraham ikuti berabad-abad sebelumnya ketika ia meninggalkan Ur Kasdim, pergi ke Haran, kemudian mengarah ke selatan ke tanah Kanaan (Kejadian 11:28-12:5). Perhatikanlah dalam ayat 15 bahwa meskipun pasukan akan datang dari utara, adalah Allah yang memerintahkan tindakan ini dan belakangan akan jelas mengacukan Nebukadnezar, penguasa Kerajaan Babel, sebagai 'hamba-Ku' (25:9; 27:6; 43:10). Penaklukan total melekat di dalam janji ilahi bahwa keluarga-keluarga dari raja-raja utara ini (2 Raja-Raja 24:1, 2) akan 'mendirikan takhtanya masing-masing di mulut pintu-pintu gerbang Yerusalem, dekat segala tembok di sekelilingnya dan dekat segala kota Yehuda' (1:15).
Tuduhan lipat tiga (1:16) menyimpulkan bagi Yeremia mengapa Allah membuat keputusan ini:
'Mereka telah meninggalkan Aku'—kepergian mereka.
'Mereka membakar korban kepada allah lain'—pengabdian mereka.
'Mereka sujud menyembah kepada buatan tangannya sendiri'—pendewaan diri mereka sendiri.
Masing-masing dari tiga tindakan memberontak ini dapat dibagi ke dalam bermacam-macam dosa. Dalam meninggalkan Allah, mereka telah meninggalkan firman-Nya, ibadah-Nya, nabi-nabi-Nya, pelbagai peringatan-Nya, dan janji-janji-Nya. Ketika mereka mempersembahkan korban kepada ilah-ilah lain, mereka menyerahkan moralitas dan spiritualitas mereka dan mencari kesenangan yang memuaskan diri, kekayaan, dan kekuasaan. Dengan menyembah hasil pekerjaan tangan mereka sendiri, mereka mempromosikan kebobrokan dan perilaku buruk. Bangsa itu sedang membutuhkan pembersihan, dan Allah telah siap untuk memulai proses itu. Seorang raja muda, Yosia, dan seorang nabi muda, Yeremia, secara mujur bergerak menuju titik klimaks itu.
buka semuaPendahuluan / Garis Besar
Full Life: Yeremia (Pendahuluan Kitab) Penulis : Yeremia
Tema : Hukuman Allah Tidak Terelakkan bagi Yehuda yang
Tidak Bertobat.
Tanggal Penulisan: + ...
Penulis : Yeremia
Tema : Hukuman Allah Tidak Terelakkan bagi Yehuda yang
Tidak Bertobat.Tanggal Penulisan: + 585 -- 580 SM
Latar Belakang
Pelayanan Yeremia sebagai nabi diarahkan kepada kerajaan selatan Yehuda, sepanjang 40 tahun terakhir dari sejarahnya (626-586 SM). Ia masih hidup untuk menyaksikan serbuan Babel ke Yehuda yang berakhir dengan kebinasaan Yerusalem dan Bait Suci. Karena tugas Yeremia ialah bernubuat kepada bangsa itu selama tahun-tahun akhir dari kemunduran dan kejatuhannya, dapatlah dimengerti bahwa, kitabnya penuh dengan kesuraman dan firasat buruk.
Yeremia, putra seorang imam, lahir dan dibesarkan di Anatot, desa para imam (6 km di timur laut dari Yerusalem) selama pemerintahan Raja Manasye yang jahat. Yeremia memulai pelayanan sebagai nabi pada tahun ke-13 pemerintahan Raja Yosia yang baik, dan ia ikut mendukung gerakan pembaharuan Yosia. Akan tetapi, ia segera menyadari bahwa gerakan itu tidak menghasilkan perubahan yang sungguh-sungguh dalam hati bangsa itu; Yeremia mengingatkan bahwa jika tidak ada pertobatan nasional sejati, maka hukuman dan pemusnahan akan datang dengan tiba-tiba.
Pada tahun 612 SM, Asyur dikalahkan oleh suatu koalisi Babel. Sekitar empat tahun setelah kematian Raja Yosia, Mesir dikalahkan oleh Babel pada pertempuran di Karkemis (605 SM; lih. Yer 46:2). Pada tahun yang sama pasukan Babel di bawah pimpinan Nebukadnezar menyerang Palestina, merebut Yerusalem dan membawa sebagian pemuda pilihan dari Yerusalem ke Babel, di antara mereka terdapat Daniel dan ketiga sahabatnya. Penyerbuan kedua ke Yerusalem terjadi tahun 597 SM; ketika itu dibawa 10.000 orang tawanan ke Babel, di antaranya terdapat Yehezkiel. Selama ini nubuat Yeremia yang memperingatkan tentang hukuman Allah yang mendatang tidak diperhatikan. Kehancuran terakhir menimpa Yerusalem, Bait Suci, dan seluruh kerajaan Yehuda dalam tahun 586 SM.
Kitab nubuat ini menunjukkan bahwa Yeremia, sering kali disebut "nabi peratap," merupakan seorang yang membawa amanat keras namun berhati lembut dan hancur (mis. Yer 8:21--9:1). Sifatnya yang lembut itu menjadikan penderitaannya makin mendalam ketika firman nubuat Allah ditolak dengan angkuh oleh kerabat dan sahabat, imam dan raja, dan sebagian besar bangsa Yehuda. Walaupun sepi dan ditolak seumur hidupnya, Yeremia termasuk nabi yang paling tegas dan berani. Kendatipun berhadapan dengan perlawanan yang berat, dengan setia ia melaksanakan panggilannya sebagai nabi untuk memperingatkan sesama warga Yehuda bahwa hukuman Allah makin dekat. Ketika merangkum kehidupan Yeremia, seorang penulis mengatakan: "Tidak pernah manusia fana memperoleh beban yang begitu meremukkan. Sepanjang sejarah bangsa Yahudi tidak pernah ada teladan kesungguhan yang begitu mendalam, penderitaan tak henti-hentinya, pemberitaan amanat Allah tanpa takut, dan syafaat tanpa kenal lelah dari seorang nabi seperti halnya Yeremia. Tetapi tragedi kehidupannya ialah: bahwa ia berkhotbah kepada telinga yang tuli dan menuai hanya kebencian sebagai balasan kasihnya kepada orang-orang senegerinya" (Farley).
Penulis kitab ini jelas disebut yaitu Yeremia (Yer 1:1). Setelah bernubuat selama 20 tahun di Yehuda, Yeremia diperintahkan Allah untuk menuangkan amanatnya dalam bentuk tertulis; hal ini dilakukannya dengan mendiktekan nubuat-nubuatnya kepada Barukh, juru tulisnya yang setia (Yer 36:1-4). Karena Yeremia dilarang menghadap raja, Barukh diutus untuk membacakan nubuat-nubuat itu di rumah Tuhan, dan setelah itu Yehudi membacakannya kepada Raja Yoyakim. Raja itu menunjukkan sikap menghina kepada Yeremia dan firman Allah dengan menyobek-nyobek kitab gulungan itu dengan pisau lalu melemparkannya ke dalam api (Yer 36:22-23). Yeremia kemudian mendiktekan kembali nubuat-nubuatnya kepada Barukh, kali ini ia mencantumkan lebih banyak daripada di gulungan pertama. Kemungkinan besar, Barukh menyusun kitab Yeremia dalam bentuk terakhirnya segera sesudah wafatnya Yeremia (+585 -- 580 SM).
Tujuan
Kitab ini ditulis
- (1) untuk menyediakan suatu catatan abadi dari pelayanan dan berita nubuat Yeremia,
- (2) untuk menyatakan hukuman Allah yang pasti jadi dan tidak terelakkan ketika umat-Nya melanggar perjanjian dan bersikeras dalam pemberontakan terhadap Allah dan firman-Nya, dan
- (3) untuk menunjukkan keaslian dan kekuasaan firman nubuat. Banyak nubuat Yeremia tergenapi pada zamannya sendiri (mis. Yer 16:9; Yer 20:4; Yer 25:1-14; Yer 27:19-22; Yer 28:15-17; Yer 32:10-13; Yer 34:1-5); nubuat lainnya yang meliputi masa depan yang amat jauh digenapi kemudian atau masih belum digenapi (mis. Yer 23:5-6; Yer 30:8-9; Yer 31:31-34; Yer 33:14-16).
Survai
Kitab ini pada dasarnya merupakan kumpulan nubuat-nubuat Yeremia, yang terutama dialamatkan kepada Yehuda (pasal 2-29; Yer 2:1--29:32), tetapi juga kepada sembilan bangsa asing lainnya (pasal 46-51; Yer 46:1--51:64); nubuat-nubuat ini terutama dipusatkan pada hukuman, walaupun ada beberapa yang membahas pemulihan (lih. khususnya pasal 30-33; Yer 30:1--33:26). Nubuat-nubuat ini tidak secara teliti disusun menurut kronologi atau tema, sekalipun kitab ini menyajikan susunan menyeluruh sebagaimana yang tampak dalam Garis Besar di atas. Sebagian kitab ini ditulis dalam bentuk syair, sedangkan bagian lainnya dalam bentuk prosa atau cerita. Berita nubuatnnya terjalin dengan aneka kilasan sejarah dari
- (1) kehidupan pribadi dan pelayanan sang nabi (mis. pasal 1; Yer 1:1-19; Yer 34:1--38:28; Yer 40:1--45:5),
- (2) sejarah Yehuda terutama selama masa Raja Yosia (pasal 1-6; Yer 1:1--6:30), Yoyakim (pasal 7-20; Yer 7:1--20:18), dan Zedekia (pasal 21-25, 34; Yer 21:1--25:38; Yer 34:1-22), termasuk runtuhnya Yerusalem (pasal 39; Yer 39:1-18), dan
- (3) aneka peristiwa internasional yang melibatkan Babel dan bangsa-bangsa lainnya (pasal 25-29, 46-52; Yer 25:1--29:32; Yer 46:1--52:34).
Seperti Yehezkiel, Yeremia memakai berbagai tindakan yang bersifat perumpamaan dan lambang untuk mengilustrasikan berita nubuatnya dengan lebih jelas: mis. ikat pinggang yang lapuk (Yer 13:1-14), musim kering (Yer 14:1-9), larangan oleh Allah untuk menikah dan mempunyai anak (Yer 16:1-9), penjunan dan tanah liat (Yer 18:1-11), buli-buli yang dihancurkan penjunan (Yer 19:1-13), dua keranjang buah ara (Yer 24:1-10), kuk di pundaknya (Yer 27:1-11), pembelian ladang di kota kelahirannya (Yer 32:6-15), dan batu-batu besar yang disembunyikan dalam pelataran istana Firaun (Yer 43:8-13). Pemahaman Yeremia yang jelas akan panggilannya sebagai nabi (Yer 1:17), seiring dengan penegasan Allah yang berulang-ulang (mis. Yer 3:12; Yer 7:2,27-28; Yer 11:2,6; Yer 13:12-13; Yer 17:19-20), memungkinkan dia untuk memberitakan nubuatnya dengan tegas dan setia kepada Yehuda kendatipun tanggapan yang terus diterimanya adalah permusuhan, penolakan, dan penganiayaan (mis. Yer 15:20-21). Setelah kebinasaan Yerusalem, Yeremia dipaksa pergi ke Mesir di mana ia tetap bernubuat sampai kematiannya (pasal 43-44; Yer 43:1--44:30).
Ciri-ciri Khas
Tujuh ciri utama menandai kitab Yeremia.
- (1) Kitab ini menjadi kitab terpanjang kedua dalam Alkitab, berisi lebih banyak kata (bukan pasal) daripada kitab lainnya selain Mazmur.
- (2) Kehidupan dan pergumulan pribadi Yeremia selaku nabi diungkapkan dengan lebih mendalam dan terinci dibandingkan nabi PL lainnya.
- (3) Kitab ini sarat dengan kesedihan, sakit hati, dan ratapan dari "nabi peratap" itu karena pemberontakan Yehuda. Kendatipun berita Yeremia itu keras, ia menderita kesedihan dan hancur hati yang mendalam karena umat Allah; namun kesetiaannya adalah terutama kepada Allah, dan ia merasa kesedihan yang paling dalam karena hati Allah terluka.
- (4) Salah satu kata kunci ialah "murtad," (dipergunakan 8 kali) dan "tidak setia" (dipakai 9 kali), dan tema yang muncul terus ialah hukuman Allah yang tidak terelakkan lagi atas pemberontakan dan kemurtadan.
- (5) Satu-satunya penyataan teologis yang terbesar di kitab ini ialah konsep "perjanjian baru" yang akan ditetapkan Allah dengan umat-Nya yang setia pada saat pemulihan kelak (Yer 31:31-34).
- (6) Syairnya mengesankan dan penuh perasaan seperti syair Alkitab lainnya, dengan kelimpahan metafora, ungkapan-ungkapan yang hidup dan bagian-bagian patut diingat.
- (7) Rujukan terhadap Babel di dalam nubuat Yeremia (164) lebih banyak daripada di semua bagian lain di Alkitab.
Penggenapan Dalam Perjanjian Baru
Yeremia terutama di kutip dalam PB berkenaan dengan nubuatnya tentang "perjanjian baru" (Yer 31:31-34). Sekalipun Israel dan Yehuda berkali-kali melanggar perjanjian-perjanjian Allah dan kemudian dihancurkan dalam hukuman akibat kemurtadan mereka, Yeremia menubuatkan suatu saat ketika Allah akan mengikat perjanjian yang baru dengan mereka (Yer 31:31). PB menjelaskan bahwa perjanjian yang baru ini ditetapkan dengan kematian dan kebangkitan Kristus (Luk 22:20; bd. Mat 26:26-29; Mr 14:22-25), dan kini digenapi di dalam gereja selaku umat perjanjian baru Allah (Ibr 8:8-13) dan akan mencapai puncak kesempurnaan dalam penyelamatan Israel yang luar biasa (Rom 11:27). Bagian-bagian lain tentang Mesias di Yeremia yang diterapkan kepada Yesus Kristus dalam PB adalah:
- (1) Mesias sebagai gembala yang baik dan tunas Daud yang adil (Yer 23:1-8; lih. Mat 21:8-9; Yoh 10:1-18; 1Kor 1:30; 2Kor 5:21);
- (2) ratapan yang hebat di Rama (Yer 31:15) digenapi saat Herodes berusaha membunuh bayi Yesus (lih. Mat 2:17-18); dan
- (3) semangat Mesias akan kesucian rumah Allah (Yer 7:11) ditunjukkan ketika Yesus menyucikan Bait Allah. (lih. Mat 21:13; Mr 11:17; Luk 19:4).
Full Life: Yeremia (Garis Besar) Garis Besar
I. Panggilan dan Penugasan Yeremia
(Yer 1:1-19)
II. Firman Nubuat Yeremia Kepada Yehuda
(Yer 2:1-33:...
Garis Besar
- I. Panggilan dan Penugasan Yeremia
(Yer 1:1-19) - II. Firman Nubuat Yeremia Kepada Yehuda
(Yer 2:1-33:26) - A. Nubuat-Nubuat Tentang Penghukuman
(Yer 2:1-29:32) - 1. Kemurtadan Yehuda yang Disengaja dan Kehancuran yang Mendatang
(Yer 2:1-6:30) - 2. Kebodohan dan Kemunafikan Religius Yehuda
(Yer 7:1-10:25) - 3. Ketidaksetiaan Yehuda Kepada Perjanjian
(Yer 11:1-13:27) - 4. Hukuman Dinubuatkan, Syafaat dan Kesepian, dan Dosa-Dosa Yehuda
(Yer 14:1-17:27) - 5. Dua Perumpamaan Bersifat Nubuat dan Sebuah Ratapan
(Yer 18:1-20:18) - 6. Penghukuman Raja-Raja Jahat, Nabi-Nabi Palsu, dan Yehuda
yang Bobrok
(Yer 21:1-24:10) - 7. Penawanan Babel yang Akan Datang
(Yer 25:1-29:32) - B. Berbagai Nubuat Tentang Pemulihan
(Yer 30:1-33:26) - 1. Luasnya Pemulihan Allah akan Umat-Nya
(Yer 30:1-31:26) - 2. Janji Tentang Perjanjian Baru dan Ilustrasi Iman
(Yer 31:27-32:44) - 3. Tunas Keadilan bagi Daud
(Yer 33:1-26) - III.Peranan Yeremia Sebagai Nabi Penjaga
(Yer 34:1-45:5) - A. Pernyataan Kepada Raja Zedekia Tentang Penawanan yang Akan Datang
(Yer 34:1-22) - B. Pelajaran dari Orang Rekhab
(Yer 35:1-19) - C. Gulungan Kitab Yeremia Dibakar dan Yeremia Dipenjarakan Dua Kali
(Yer 36:1-38:28) - D. Nubuat Yeremia Tentang Jatuhnya Yerusalem Tergenapi
(Yer 39:1-18) - E. Pelayanan Yeremia Setelah Jatuhnya Yerusalem
(Yer 40:1-45:5) - IV. Firman Nubuat Yeremia Kepada Bangsa-Bangsa
(Yer 46:1-51:64) - A. Mesir
(Yer 46:1-28) - B. Filistia
(Yer 47:1-7) - C. Moab
(Yer 48:1-47) - D. Amon
(Yer 49:1-6) - E. Edom
(Yer 49:7-22) - F. Damsyik
(Yer 49:23-27) - G. Arab
(Yer 49:28-33) - H. Elam
(Yer 49:34-39) - I. Babel
(Yer 50:1-51:64) - V. Tambahan Sejarah Tentang Jatuhnya Yerusalem
(Yer 52:1-34)
Matthew Henry: Yeremia (Pendahuluan Kitab)
Nubuat-nubuat dalam Perjanjian Lama, seperti surat-surat kerasulan dalam Perjanjian Baru, ditempatkan lebih menurut panjang pendeknya daripada m...
- Nubuat-nubuat dalam Perjanjian Lama, seperti surat-surat kerasulan dalam Perjanjian Baru, ditempatkan lebih menurut panjang pendeknya daripada menurut usianya, yang ditempatkan pertama adalah yang paling panjang, bukan yang paling tua. Ada sejumlah nabi, dan mereka ini nabi-nabi yang menulis, yang hidup sezaman dengan Yesaya, seperti Mikha, atau tidak lama sebelumnya, seperti Hosea, Yoel, dan Amos, atau segera sesudahnya, seperti Habakuk dan Nahum, sebagaimana yang semestinya. Namun demikian, nubuat Yeremia, yang dimulai bertahun-tahun setelah Yesaya selesai bernubuat, ditempatkan sesudah nubuat Yesaya, karena begitu banyaknya nubuat yang ditulis Yeremia. Di mana kita menemui sebagian besar firman Allah, di situlah hendaknya keutamaan diberikan. Tetapi nabi-nabi yang memberikan lebih sedikit nubuat tidak boleh dipandang rendah atau dikecualikan. Nah, tidak ada kejadian yang harus diamati lebih jauh berkenaan dengan nubuat pada umumnya. Tetapi tentang Nabi Yeremia ini kita dapat mengamati,
- I. Bahwa ia menjadi nabi sejak dini. Ia memulai pada usia muda, dan karena itu dapat berkata, dari pengalamannya sendiri, bahwa adalah baik bagi seorang pria untuk memikul kuk pada masa mudanya, kuk pelayanan maupun penderitaan (Rat. 3:27). Jerome (Hieronimus) mencermati bahwa Yesaya, yang sudah melewati lebih banyak tahun, disentuh lidahnya dengan bara api, untuk menghapuskan kesalahannya (Yes. 6:7). Tetapi ketika Allah menjamah mulut Yeremia, yang masih berusia muda, tidak dikatakan apa-apa tentang menghapuskan kesalahannya (1:9). Sebab, dengan alasan usianya yang masih belia, ia tidak memiliki begitu banyak dosa yang harus dipertanggungjawabkan.
- II. Bahwa Yeremia terus menjadi seorang nabi untuk waktu yang lama, menurut perhitungan sebagian orang lima puluh tahun, dan sebagian yang lain di atas empat puluh tahun. Ia memulai pada tahun ketiga belas pemerintahan Yosia, ketika segala sesuatunya berjalan dengan baik di bawah raja yang baik itu, tetapi ia terus hidup melewati semua pemerintahan fasik yang mengikutinya. Sebab ketika kita berangkat untuk melayani Allah, meskipun pada saat itu mungkin angin tenang dan bersahabat, kita tidak tahu berapa lama lagi angin itu akan berubah dan menjadi badai.
- III. Bahwa dia adalah nabi yang menegur, diutus dalam nama Allah untuk memberi tahu Yakub tentang dosa-dosa mereka dan untuk memperingatkan mereka akan penghakiman-penghakiman Allah yang akan mendatangi mereka. Para sarjana Alkitab mencermati bahwa itulah sebabnya gaya atau cara berbicaranya lebih lugas dan kasar, dan kurang sopan, daripada cara berbicara Yesaya dan beberapa nabi lain. Orang-orang yang diutus untuk menyingkapkan dosa harus mengesampingkan kata-kata yang memikat dari hikmat manusia. Berlaku terang-terangan adalah paling baik ketika kita sedang berhadapan dengan orang-orang berdosa untuk membuat mereka bertobat.
- IV. Bahwa dia adalah nabi yang menangis. Demikianlah ia biasa disebut, bukan hanya karena ia menorehkan Kitab Ratapan, melainkan juga karena sepanjang hidupnya ia menjadi penonton yang berduka dari dosa-dosa bangsanya dan dari penghakiman-penghakiman yang menghancurkan yang akan mendatangi mereka. Dan mungkin itulah sebabnya orang-orang yang membayangkan Juruselamat kita sebagai salah seorang nabi menganggap-Nya paling mirip dengan Yeremia daripada dengan nabi-nabi lain (Mat. 16:14), sebab Ia adalah seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan.
- V. Bahwa dia adalah nabi yang menderita. Ia dianiaya oleh bangsanya sendiri lebih daripada nabi-nabi lain, seperti yang akan kita dapati dalam cerita kitab ini. Sebab ia hidup dan berkhotbah tepat sebelum terjadinya kehancuran orang Yahudi oleh orang Kasdim, ketika tabiat mereka tampak sama seperti tabiat mereka tepat sebelum terjadinya kehancuran mereka oleh orang Romawi, ketika mereka membunuh Tuhan Yesus dan para nabi dan menganiaya murid-murid-Nya. Apa yang berkenan kepada Allah tidak mereka pedulikan dan semua manusia mereka musuhi, sebab sekarang murka telah menimpa mereka sepenuh-penuhnya (1Tes. 2:15-16). Cerita terakhir yang kita miliki tentangnya dalam sejarah adalah bahwa orang-orang Yahudi yang tersisa memaksanya untuk turun bersama mereka ke Mesir. Sedangkan menurut cerita turun-temurun pada saat ini, di antara orang Yahudi dan orang Kristen, ia mati syahid. Hottinger, mengikuti Elmakin, seorang sejarawan Arab, menceritakan bahwa, karena terus bernubuat di Mesir melawan orang Mesir dan bangsa-bangsa lain, ia dirajam sampai mati. Dan lama sesudahnya, ketika Aleksander memasuki Mesir, ia mengambil tulang-tulang Yeremia dari tempat tersembunyi di mana ia dikuburkan, dan membawa tulang-tulang itu ke Aleksandria, dan menguburkannya di sana. Nubuat-nubuat kitab ini yang kita dapati dalam sembilan belas pasal pertama tampaknya adalah pokok-pokok khotbah yang disampaikannya dengan cara menegur dosa secara umum dan memberitahukan penghakiman. Sesudah itu nubuat-nubuat itu bersifat lebih khusus dan berdasarkan peristiwa tertentu, dan bercampur dengan sejarah pada zamannya, tetapi tidak ditempatkan menurut urutan waktu. Ancaman-ancaman di dalamnya bercampur dengan banyak janji tentang belas kasihan yang penuh rahmat kepada orang-orang yang bertobat, tentang pembebasan orang Yahudi dari pembuangan mereka, dan beberapa janji yang dengan jelas merujuk pada kerajaan Mesias. Di antara kitab-kitab Apokrifa, dikatakan ada sebuah surat kerasulan yang ditulis oleh Yeremia kepada orang-orang buangan di Babel, yang memperingatkan mereka akan penyembahan berhala, dengan membukakan kepada mereka kesia-siaan berbagai berhala dan kebodohan para penyembah berhala. Tulisan itu ada dalam Kitab Barukh (pasal 6). Tetapi tulisan itu dianggap tidak tulen. Tidak pula, saya pikir, dalam tulisan itu terkandung hidup dan jiwa dari tulisan-tulisan Yeremia. Juga diceritakan tentang Yeremia (2Mak. 2:4) bahwa, ketika Yerusalem dihancurkan oleh orang Kasdim, dia, oleh pimpinan Allah, mengambil tabut perjanjian dan mezbah pembakaran ukupan. Dan, dengan membawa keduanya ke Gunung Nebo, ia menyimpannya di sebuah lobang gua di sana dan menutup pintunya. Tetapi beberapa orang yang mengiringinya, dan yang menyangka bahwa mereka sudah menandai tempat itu, tidak dapat menemukannya. Ia mempersalahkan mereka karena mencarinya, dengan memberi tahu mereka bahwa tempat itu tidak boleh diketahui sampai tiba waktu Allah mengumpulkan umat-Nya bersama-sama lagi. Tetapi saya tidak tahu apakah cerita itu bisa dipercaya atau tidak, meskipun dikatakan di sana bahwa cerita itu dapat ditemukan dalam naskah. Kita tidak bisa tidak prihatin, dalam membaca nubuat-nubuat Yeremia, ketika mendapati bahwa nubuat-nubuat itu tidak begitu diindahkan oleh orang-orang dari angkatan itu. Tetapi marilah kita memanfaatkan hal itu sebagai alasan mengapa kita harus mengindahkannya dengan lebih lagi. Sebab nubuat-nubuat itu ditulis untuk pembelajaran kita juga, dan sebagai peringatan bagi kita dan bagi negeri kita.
Jerusalem: Yeremia (Pendahuluan Kitab) YEREMIA
Nabi Yeremia lahir di sekitar thn. 650 seb. Mas., lebih kurang seabad lebih sedikit sesudah nabi Yesaya. Yeremia berasal dari sebuah keluarga ...
YEREMIA
Nabi Yeremia lahir di sekitar thn. 650 seb. Mas., lebih kurang seabad lebih sedikit sesudah nabi Yesaya. Yeremia berasal dari sebuah keluarga imam yang berkediaman dekat kota Yeremia. Kehidupan dan watak Yeremia dikenal secara lebih terperinci dari pada kehidupan nabi-nabi lain. Sebab riwayat Yeremia diceritakan dalam beberapa kisah yang ditulis orang lain dan tersebar di seluruh kitabnya. Urutan kisah-kisah tsb. dalam waktu adalah sbb: Yer 19:1-20:6; 26; 36; 45; 28- 29; 51:59-64; 34:8-22; 37-44. "Pengakuan-pengakuan Yeremia" yaitu Yer 11:18- 12:6; 15:10-21; 17:4-18; 18:18-23; 20:7-18, berasal dari nabi sendiri. "Pengakuan-pengakuan" nabi itu bukanlah sebuah autobiografi dalam arti sebenarnya, melainkan lebih-lebih semacam kesaksian yang mengharukan hati mengenai kemelut-kemelut yang dialami nabi. Pengakuan-pengakuan itu dikarang berupa mazmur-mazmur ratapan.
Yeremia dipanggil Allah sebagai nabiNya pada thn. 626 yaitu pada thn. ke-13 pemerintah raja Yosia. Pada waktu itu Yeremia masih muda. Ia menunaikan tugasnya dalam zaman yang tragis bagi bangsa Israel, dalam zaman yang mendahului dan menyaksikan kehancuran kerajaan Yahudi. Pembaharuan di bidang agama dan pemulihan semangat nasional yang diusahakan raja Yosia telah membangkitkan pengharapan baru. Tetapi pengharapan itu hilang setelah raja Yosia gugur di medan perang di Megido pada thn. 609. Proses hilangnya pengharapan itu dipercepat juga oleh kerusuhan yang menggoncangkan dunia Timur pada masa itu: jatuhnya kota Niniwe pada thn. 612 dan ekspansi kerajaan Kasdim. Pada thn. 605 Palestina jatuh ke dalam tangan Nebukadnezar dan menjadi negeri taklukan negeri Kasdim. Lalu memberontaklah kerajaan Yehuda. Pemberontakan itu dikarenakan hasutan dari pihak Mesir yang terus bersekongkol sampai thn. 597. Pada thn. itu Nebukadnezar merebut kota Yerusalem dan mengangkut sebagian penduduknya ke Babel. Kemudian Yehuda memberontak untuk kedua kelinya. Pada thn. 587 pemberontakan itu dipandamkan oleh tentara Kasdim yang merebut kota Yerusalem, membakar Bait Suci membuang penduduk negeri untuk kedua kalinya.
Semua peritiwa tragis ini disaksikan Yeremia. Ia berkhotbah, mengancam, menubuatkan kehancuran bangsa. Dengan sia-sia ia memperingatkan raja-raja tidak berdaya yang silih berganti menduduki takhta Daud. Pemimpin-pemimpin tentara menuduh Yeremia, bahwa ia memadamkan semangat berjuang dalam hati rakyat. Sebagai akibatnya Yeremia dianiaya dan dipenjarakan. Sesudah kota Yerusalem jatuh ke tangan musuh, yeremia tinggal di Palestina, meskipun insaf, bahwa masa depan bangsanya terletak pada kaum buangan, Yeremia mendampingi Gedalya yang oleh penguasa Kasdim diangkat menjadi gubernur kota Yerusalem. Tetapi Gedalya mati terbunuh dan sekelompok orang Yahudi yang takut akan balasan dari pihak Asyur melarikan diri ke Mesir dengan membawa serta nabi Yeremia. Mungkin sekali nabi meninggal dunia di Mesir.
Drama kehidupan Yeremia tidak hanya terletak dalam peristiwa-peristiwa tragis yang didalamnya ia ikut serta. Drama itu juga terletak dalam seluruh kepribadiannya. Yeremia berjiwa halus. Hatinya penuh kasih. Namun ia diutus Allah untuk "mencabut dan merobohkan, untuk membinasakan dan meruntuhkan", Yer 1:10, dan terpaksa menubuatkan kelaliman, Yer 20:8. Ia suka akan damai, tetapi selalu harus melawan saudara-saudara sebangsanya, raja-raja, para imam, para palsu, seluruh bangsa, sebagai "seorang yang menjadi buah perbantahan dan buah percederaan bagi seluruh negeri", Yer 15:10. Tugas yang diterimanya dari Allah menusuk hatinya, tetapi ia tidak dapat melepaskan diri dari padanya, Yer 20:9. Pembicaraan hatinya dengan Tuhan penuh jeritan sengsara: "Mengapa penderitaan tidak berkesudahan?", Yer 15:18, dan serupa dengan Ayub Yeremia menjerit: "Terkutuklah hari ketika aku dilahirkan!", Yer 20:14 dst.
Tetapi penderitaan itu memurnikan hati Yeremia dan membuka jiwanya bagi pergaulan mesra dengan Allah. Kalau kita merasakan nabi Yeremia berdekatan dengan kita, maka sebabnya justru agama batiniah dalam hati yang baru kelak, Yer 31:31-34. Berkat penghayatan agama secara pribadi, Yeremia membalas setiap orang menurut perbuatannya sendiri, Yer 31:29-30; dosa yang dalam hati yang jahat, Yer 4:4; 17:9; 18:12, memutuskan persahabatan dengan Allah, Yer 2:2. Nada kemesraan ini mendekatkan Yeremia kepada nabi Hosea, yang memang mempengaruhi Yeremia. Cara nabi Yeremia merohanikan hukum Taurat, emnonjolkan peranan hati dalam hubungan dengan Allah, memperhatikan kepribadian manusia, mendekatkannya pada kitab Ulangan. Sudah barang tentu nabi Yeremia senang melihat pembaharuan agama yang diusahakan raja Yosia berdasarkan kitab Ulangan. Namun ia kecewa sekali melihat, bahwa pembaharuan itu tidak berhasil merubah hidup moril dan keagamaan bangsanya.
Semasa hidupnya Yeremia nampaknya gagal dalam tugasnya. Akan tetapi sesudah ia meninggal, pribadi Yeremia semakin dijunjung tinggi. Melalui ajarannya mengenai Perjanjian Baru yang akan bertumpu pada agama batiniah, Yeremia menjadi bapak agama Yahudi dalam cabangnya yang paling murni. Pengaruh ajarannya terasa dalam kitab Yehezkiel, Deutero-Yesaya dan dalam sejumlah mazmur. Di masa para Makabe, Yeremia dihormati sebagai salah satu pelindung bangsa, 2Mak 2:1-8; 15:12-16. Dengan mengutamakan nilai-nilai rohani dan dengan membuka rahasia kemesraan yang seharusnya menjiwai hubungan manusia dengan Allah, Yeremia mempersiapkan Perjanjian Baru yang diadakan Kristus. Oleh karena hidupnya penuh penyangkalan diri dari penderitaan dalam pengabdian kepada Allah, Yeremia barangkali menginspirasikan gambar "Hamba Tuhan" dalam Yes 53 dan menjadi lambang Kristen.
Pengaruh ajaran Yeremia yang tahan waktu itu menunjukkan, bahwa ajarannya sering kali dibaca, direnungkan dan ditafsirkan. Usaha keturunan rohani Yeremia itu tercermin dalam susunan kitabnya. Kitab Yeremia sekali-kali bukannya sebuah buku yang sekali jadi tersusun. Selain nubuat-nubuat yang berupa sajak serta kisah-kisah berupa riwayat hidup, kitab Yeremia memuat juga wejangan-wejangan yang dikarang dalam prosa dan menyerupai gaya kitab Ulangan. Keaslian wejangan- wejangan itu pernah disangkal. Dikatakan, bahwa wejangan-wejangan itu dikarang oleh penyusun-penyusun yang mengerjakan kitab Ulangan sesudah Israel kembali dari pembuangan. tetapi gaya bahasa wejangan-wejangan itu serupa dengan tulisan- tulisan Yahudi dari abad ke-7 dan awal abad ke-6 seb. Mas. Ajaran teologis wejangan-wejangan itu sama dengan aliran keagamaan yang mempengaruhi kitab Yeremia maupun kitab Ulangan. Wejangan-wejangan itu menggemakan nada asli pewartaan Yeremia yang dikumpulkan para pendengarnya. Seluruh tradisi yang berpangkal nabi Yeremia itu tidak terpelihara dalam satu bentuk saja. Terjemahan Yunaninya menyajikan sebuah teks itu berbeda dalam hal-hal kecil. Penemuan- penemuan di Qumran membuktikan, bahwa kedua resensi tsb. pernah beredar dalam bahasa Ibrani. Kecuali itu terjemahan Yunani menempatkan nubuat-nubuat melawan bangsa-bangsa lain sesudah Yer 25:13 dan dalam urutan berlaianan dari teks Ibrani yang menempatkannya pada akhir kitab, Yer 46-51. Nubuat-nubuat ini barangkali aslinya suatu kumpulan tersendiri dan tidak semua nubuat itu berasal dari nabi Yeremia. Setidak-tidaknya nubuat melawan bangsa Moab dan Edom dikerjakan kembali dan diberi bentuk yang baru. Nubuat panjang melawan Babel, Yer 50-51, berasal dri masa menjelang akhir pembuangan. bab 52 jelas nampak sebagai sebuah tambahan historis yang sejajar dengan 2Raj 24:18-25:30. Tambahan-tambahan lain, yang lebih pendek, tersebar di seluruh kitab. Tambahan- tambahan itu menunjukkan, bahwa kitab Yeremia dipakai dan sangat dihargai oleh para buangan di Babel maupun oleh jemaat sesudah zaman pembuangan. Dalam kitab Yeremia terdapat juga sejumlah besar bagian yang terulang yang mengandalkan, bahwa kitab ini dikerjakan orang lain. Akhirnya petunjuk-petunjuk mengenai urutan peristiwa dalam waktu, yang sangat banyak jumlahnya dalam kitab ini tidak berurutan. Susunan kitab sekarang yang kacau dikarenakan kerja penggubahan yang makan banyak waktu dan sulit sekali menentukan tahap-tahap penyusunannya.
Sehubungan dengan itu terdapat sebuah catatan yang sangat penting dalam bab 36: pada thn. 606 Yeremia mendiktekan kepada Barukh segala nubuat yang diucapkannya sejak ia mulai bertugas sebagai nabi, Yer 36:2, yaitu sejak thn. 626. Gulungan kitab pertama yang memuat nubuat-nubuat tsb. dibakar oleh raja Yoyakim, lalu dicatat dan disusun kembali, Yer 36:32. Isi kumpulan nubuat yang hilang itu hanya dapat dikira-kira saja. Barangkali gulungan itu dibuka dengan Yer 25:1-12 dan terdiri dari bagian-bagian yang dikarang sebelum thn. 605 dan yang sekarang termaktub dalam bab 1-18. Tetapi gulungan itu mencakup pula, sesuai dengan petunjuk dalam Yer 36:2, nubuat-nubuat melawan bangsa-bangsa lain yang dengannya bersangkutan Yer 25:13-38. lalu ke dalamnya disisipkan bagian-bagian lain, yaitu yang dikarang sesudah thn. 605, dan nubuat-nubuat lain melawan bangsa-bangsa lain. Disisipkan pula beberapa "pengakuan Yeremia" yang secara terperinci sudah dibicarakan di muka. Akhirnya naskah itu ditambahi dengan dua kumpulan nubuat-nubuat melawan beberapa raja, Yer 21:11-23:8, dan nabi-nabi palsu, Yer 23:9-40, yang barangkali aslinya beredar tersendiri.
Dengan demikian sudah tampil dua bagian kitab Yeremia, yaitu: bagian pertama, Yer 1:1-25:13, yang memuat ancaman-ancaman terhadap negeri Yehuda dan Yerusalem, dan bagian kedua, Yer 25:13-38 serta Yer 25:46-51, yang berisikan nubuat-nubuat melawan bangsa-bangsa lain. Bagian ketiga kitab Yeremia terdiri dari Yer 25:26-35. Bagian ini menderetkan sejumlah kepingan yang bernada optimis. Hampir semua kepingan itu dikarang dalam prosa dan kebanyakan berasal dari sebuah riwayat hidup Yeremia yang mungkin ditulis oleh Barukh. Bab 30-31, yaitu sebuah kitab kecil yang berupa sanjak mengenai penghiburan, merupakan bagian tersendiri. Bagian keempat, yaitu bab 36-44, yang dikarang dalam prosa, melanjutkan riwayat hidup Yeremia dan mengisahkan penderitaan-penderitaan nabi waktu Yerusalem terkepung dan sesudahnya. Bagian ini ditutup dengan Yer 45:1-5 berupa "tanda tangan" Barukh.
Ende: Yeremia (Pendahuluan Kitab) JEREMIAH
PENDAHULUAN
Didjaman terachir dari sedjarah umat Allah sebelum api penjutjian jang berupa
pembuangannja ke Babel dalam th.587, karunia kenabi...
JEREMIAH
PENDAHULUAN
Didjaman terachir dari sedjarah umat Allah sebelum api penjutjian jang berupa pembuangannja ke Babel dalam th.587, karunia kenabian se-akan2 memuntjak. Tampillah kedepan tokoh2 seperti Sefanja, Habakuk, Nahum dan Jeheskiel. Tetapi paling tjotjok dengan masa jang dramatis itu ialah tokoh tragis jang mendjulang tinggi diantara jang lain, jakni Jeremia, jang giat bekerdja dari th. 626 hingga sekitar 585. Sebagaimana pendidikan ilahi dalam th. 587 rupa2nja menemui kegagalan, demikianpun pekerdjaan "mulut Jahwe", Jeremia, nampaknja pertjuma dan sia2 sadja.
Dari antara semua nabi Jeremialah jang hal-ikwal dan riwajat hidup pribadinja paling baik diketahui. Dan itupun se-mata2 berkat kitab jang dibubuhi dengan namanja. Dalam kitab Radja2 dan Tawarich jang mengisahkan djaman itu tidak ada keterangan satupun mengenai nabi ini. Tetapi kitabnja mendjandjikan banjak bahan, tidak hanja mengenai karjanja, tetapi djuga tentang diri nabi sendiri. Nabi2 lain se-olah2 hilang dibelakang tugasnja, tetapi diri Jeremia menembusi kegiatannja untuk tampil sendiri didepan mata pembatja. Sudah barang tentu suatu "Riwajat Hidup Nabi Jeremia" tidak dapat dikarang. Sebab baik masa mudanja maupun wafatnja menghilang dalam kegelapan sedjarah. Pun pula tidak gampang semua keterangan jang termuat dalam kitabnja disusun setjara sistematis, hingga muntjullah suatu keseluruhan jang utuh-lengkap. Namun demikian djalan hidupnja dapat digambarkan dengan agak terperintji.
Dalam tahun ketigabelas pemerintahan radja Josjijahu Jeremia dipanggil mendjadi nabi (1,2), djadi dalam th. 627'626 seb.Mas. Tempat tinggalnja ialah 'Anatot (1,1), kota ketjil didekat Jerusjalem, l.k 5 km. Ajahnja, Hilkijahu, termasuk para imam di Anatot, dan mungkin sekali ia turunan imam Ebjatar dari keluarga 'Eli, jang menganut Dawud, tetapi kemudian oleh Sulaiman dibuang ke 'Anatot (I Rdj.2,26-27). Meskipun Jeremia (arti nama itu kurang djelas, entah: Jahwe meninggikan, entah: Jahwe meneguhkan, menetapkan) termasuk kalangan imam, namun rupa-rupanja ia tidak pernah menunaikan tugas keimaman dalam Bait Allah di Jerusjalem. Disitu kan turunan Sadok memegang djabatan itu dan kiranja ada ketegangan antara turunan Ebjatar dan turunan Sadok. Keluarga Hilkijahu agaknja tjukup berada, oleh karena memiliki tanah di 'Anatot. Sebab kemudian saudara sepupu Jeremia, Hanameel, anak pamannja Sjalum, mendjual sebidang ladang kepada nabi (32,7-9). Karena asal-usulnja Jeremia bukan orang kota, seperti Jesaja, melainkan orang pedalaman; bahkan ia bukan orang Juda,melainkan dari suku Binjamin (1,1), seperti Sjaul dari Tarsus. Asal-usulnja itu meninggalkan bekasnja dalam karya sasteranja. Ia ternjata suka akan gambaran dan kiasan jang diambil dari hidup kaum tani dan desa (31,12-13;25,10;2,13;8,7;12,9;2,21.23- 27;9,1.9). Sungguhpun Jerusjalem dihormati Jeremia sebagai kota sutji dan wangsa Dawud diterimanja, tetapi perhatiannja tidak berpusatkan pada Jerusjalem dan Juda, seperti halnja dengan Jesaja dan Jeheskiel, dan satu dua kali sadja ia menghubungkan harapannja akan masa depan dengan wangsa Dawud (23,5). Tetapi, meskipun orang pedalaman, Jeremia bukan "orang kampung", seperti amos, jang tidak tahu-menahu tentang kehidupan kota ramai. 'Anatot amat dekat ke ibu kota dan dengan berdjalan kaki satu djam sadja pemuda Jeremia dapat sampai disitu dan menjaksikan keramaiannja. Tetapi ternjatalah watak bawaan nabi tidak tjondong kepada atau suka akan keributan kota. Ia lebih tjenderung kepada kehidupan dipedalaman. Beberapa lama setelah dipanggil mendjadi nabi, barulah ia pindah dan menetap di Jerusjalem. Sebab dalam th. 622 ia belum ada situ. Radja Jojijahu tidak minta nasehat Jeremia, melainkan mentjari keterangan dari nabiah Hulda (II Rdj. 22,14). Jeremia mempunjai hati lemah-lembut jang selalu takut-takut akan huru-hara dan keributan (15,10;20,8). Ia mendapat pendidikan keigamaan jangbaik. Kitabnja tjukup memberi bukti tentang hal itu. Ia njata dipengaruhi oleh nabi2 lain, terutama oleh Hosea dan Jesaja. Demi untuk tugas kenabiannja Jeremia tidak beristeri dan tidak beranak (16,1-2)dan keadaan itu amat berat rasanja bagi nabi jang memerlukan kemesraan dan kekariban (15,17). Dengan demikian Jeremia mendjadi satu dari segelintjir tokoh Perdjandjian Lama jang karena panggilannja jang chas tidak kawin.
Apa jang dapat dilihat Jeremia dimasa mudanja dalam kota Jerusjalem tidak menjenangkan melainkan mengerikan hatinja jang saleh. Sudah setengah abad lebih bersimaharadjalela siditu kekafiran jang tak kenal malu, jakni didjaman radja Menasje (687-642) dan Amon (642-640). Kedua radja itu adalah taklukkan keradjaan Asyriah, jang diperintahkan Asarhadon (680-669), pengganti Sanherib (704-681), dan Asurbanipal (668-621). Setelah pemberontakan radja HIzkia dalam th. 701 gagal, keradjaan kerdil Juda tidak dapat tidak tunduk sadja. Radja Juda harus berterimakasih, bahwa madjikannja di Ninive memperkenankan dia terus menduduki tachta leluhurnja, apalagi setelah raksasa Asyriah tidak lagi mempunjai saingan jang sepadan. Asarhadon mengalahkan dan menduduki Mesir dalam th. 671 dan penggantinja Asurbanipal sampai dua kali menghantjurkan kekuasaan Fare'o (th. 666,663). Mendjadi taklukan dibidang politik bagi Menasje dan Amon berarti pula taklukkan dibidang politik bagi Menasje dan Amon berarti pula taklukkan dibidang keigamaan. Maka dari itu agama Jahwe jang baru sadja dipulihkan oleh Hizkia, segera merosot mendjadi sinkretisme belaka. Kekafiran Kana'an jang lama dengan ibadahnja jang mesum subur berkembang (2,20) dan disamping pemudjaan dewata Asyriah, jaitu perbintangan, dimasukkan djuga (bdk. 44,17;7,16-18). Bahkan sekali lagi umat Jahwe sampai mempersembahkan anak-anak sebagai kurban kepada dewata kafir (7,31). Dalam hal itu radja Menasje sendiri mempelopori rakjat (II Rdj. 21,6) dan setjara konsekwen dan terus-terang ia mendukung dan mengandjurkan kekafiran. Orang jang berani melawan istana dilikwidir dan dibunuh sadja (bdk.II Rdj. 21,3-16). Kemerosotan agama memang dibarengi dengan kemerosotan tatasusila sampai didalam ibadah Jahwe sendiri (bdk. II Rdj. 23,7). Kesemuanja itu mesti disaksikan Jeremia dan masih terdengar rasa ngeri jang menusuk hatinja jang halus dalam nubuat-nubuat jang kemudian dibawanja (2,20-24;5,1-5.7-14.26-29), terutama oleh karena para pemimpin dan nabi gadungan, jang seharusnja mengekang kemerosotan itu malah sesungguhnja memadjukannja (5,30-31;23,9-11). Tetapi oleh karena Asyriah tidak ada saingan, keadaan tjukup tenang di Juda, jangkarenanja mengalami masa damai jang tjukup lama, sehingga kesedjahteraan dan kemakmuran ekonomis lumajan.
Setjara mendalam keadaan tsb. berubah dimasa pemerintahan Josjijahu (640-609). Setelah radja amon mati terbunuh, Josjijahu jang masih ketjil diangkat mendjadi radja. Dan beberapa lama sesudahnja kalangan rekasi merebut kekuasaan. Josjijahu njata seorang saleh dan setia kepada Jahwe. Pada permulaan pemerintahannja sendiri politik Menasje dan Amon mulai ditentang (bdk. II.Twr. 43,3), meski dengan hati-hati sekalipun. Dalam th. 627/626 Jeremia dipanggil mendjadi."mulut Jahwe" (15,16). Ia sendiri mentjeritakan pangalaman itu (1,4-19). Ternjatalah, bahwa sedjak dahulu ia berhubungan dengan Allah setjara mesra, sehingga kedjadian baru itu tidaklah aneh baginja. Ia mempunjai watak seorang mystikus. Namun demikian panggilan jang sedemikian itu sekali-kali tidak dinantikannja. Sebaliknja. Sebaliknjalah. Tugas berat, jangang akan membuat dia mendjadi orang jang harus tampil kedepan umum, turun tangan dalam urusan kenegaraan itu, dirasakannja sebagai sesuatu jang bertentangan dengn segenap ketjenderungannja jang suka damai sadja, takut-takut kepada segala matjam tentangan dan perlawanan. Orang jang tjondong kepada kontemplasi sekarang mau dipaksa kepada aksi. Karenanja ia mentjoba menolak panggilan itu karena rasa takutnja (1,4-6), seperti Musa dahulu. Sepandjang seluruh umur hidupnja tugas itu merupakan beban terberat jang dipikul pada pundaknja. Namun demikian ia tampil kedepan umum. Mula-mula kiranja hanja kadang-kadang sadjalah ia pergi ke Jerusjalem untuk menjerukan kabarnja. Sabda Jahwe itu ialah suatu teguran pedas atas kemerosotan agama dan tatasusila dan suatu seruan hangat untuk bertobat (bdk. 2,1-37; 3,1- 5.19-23;4,1-4.14-22;5,1-13.20-31;6,9-21). Jeremia mengantjamkn kepada para pemimpin serta rakjat hukuman Jahwe jang berupa penjerbuan "musuh dari sebelah utara". Siapa musuh itu belum djuga diketahui nabi sendiri dan nubuat-nubuatnja masih agak kabur (bdk. 1,13-15;4,5-13.27-31.27;5,15-17;6,1-8.22-26). Tetapi dimasa itu Jeremia sendiri hampir-hampir tidak dapat pertjaja, bahwa keadaan sungguh-sungguh demikian buruknja, sehingga hukumannja tak terelakan lagi (bdk. 3,21-23;4,1-4). Antjaman Jeremia dikuatkan oleh bentjana alam jang kiranja dimasa itu terdjadi, jaitu kekeringan hebat jang berbarengan dengan patjeklik (bdk. 14,2-6).
Dalam th. 622 terdjadi sesuatu jang memberi hati kepada Jeremia. Dalam Bait Allah jang tengah diperbaiki atas perintah Josjijahu diketemukanlah suatu kitab jang berisikan antjaman ilahi (bdk.II Rdj.22), jang amat mengesankan radja jang saleh itu. Terdukung oleh kitab itu dan golongan agama, maka Josjijahu menghematkan tindakan-tindakannja untuk memulihkan agama Jahwe jang murni dan sedjati. Seluruh negeri Juda disapu bersih dari segala rupa kekafiran dan sinkretisme keigamaan (bdk.II Rdj. 22-23). Waktu itu Jeremia kiranja tidak ada di Jerusjalem dan tidak langsung turun tangan. Tetapi pastilah sudah ia mendukung radja dan usahanja itu dengan sebulat hati. Mungkin sekali 11,1-14 menjindir pembaharuan agama oleh Josjijahu itu. Namun demikian orang mendapat kesan, bahwa dimasa itu Jeremia tidak amat aktip, melainkan mengundurkan diri. Adakah ia berpendapat, bahwa tugasnja sudah selesai oleh karena umat Jahwe sudah bertobat dan dengan demikian meluputkan diri dari hukuman jang mengantjam?
Tindakan-tindakan Josjijahu diberi angin oleh keadaan politik internasional jang mengalami perubahan radikal. Kekuasaan Asyriah mulai menghilang. Fare'o Prametiko I (663-609) berhasil mengusir tentara Asyriah dari Mesir diwaktu pemerintahan Asurbanipal (650). Sesudahnja kesulitan-kesulitan Asyriah bertambah banjak dan besar. Disebelah utara keradjaan Media berkembang mendjadi antjaman bagi Ninive. Setelah Asurbanipal meninggal (626) Nabopolasar (Nabu-apla-usur) mengangkat dirinja mendjadi radja di Babel lepas dari kekuasan Asyriah. Pengganti Asurbanipal, jakni Asur-etil-ilani (625-621) tidak mampu menghadapi semua musuh sekaligus; Media disebelah utara, Babel disebelah selatan, penjerbuan dari suku-suku bangsa Skutos jang membandjiri wilajahnja, dan dikedjauhan Mesir. Penjerbuan orang-orang Skutos jang ganas mungkin menginspirasi Jeremia dalam melukiskan serangan dari "musuh dari sebelah utara" (4-5). Karena keadaan tsb. keradjaan Juda praktis mendjadi merdeka kembali dan radja Josjijahu malah meluaskan wilajahnja dengan menduduki daerah-daerah bekas keradjaan Israil. Sekedar th. 620 ia ada di Betel sebagai orang jang berkuasa disitu (II Rjd. 23,15-19). Kedjadian itu membesarkan hati nabi Jeremia, jang kiranja pada kesempatan itulah merumuskan harapannja akan pertobatan dan pemulihan rakjat dan negeri Israil (30,1-31,22;3,2-13).
Akan tetapi keadaan bagus serta harapan jang berdasarkan padanja itu hanja sebentar sadja berlangsung. Dengan tjepatnja keradjaan Aryriah roboh sama sekali. Radja Nabopolasar dari Babel (625-605) tidak berhenti merongrong kekuasaan Asyriah jang lemah dibawah pemerintahan Sin-sja-isjkun I (620-612). Dalam th. 616 ia menjerbu dan merebut sebuah kota. Sementara itu Mesir mulai takut-takut akan kekuasaan jang baru itu dan lebih suka raksasa Asyriah jang lemah teus berdiri tegak. Maka dari itu musuh-musuh kawakan itu mendjadi sahabat dan Fare'o Psametiko I bersekutu dengan Ninive lawan Babel. Ia mengirim balabantuannja. Namun demikian Asyriah-Mesir tidak berhasil mengusir Nabopolasar lagi. Dalam th. 614 orang-orang Media turun tangan dan memihak kepada Babel. Mereka menggempur dan merebut kota Asjur, lalu bergabung dengan tentara Babel untuk bersama-sama merebut Ninive serta seluruh keradjaannja. Dalam th. 612 Ninive diruntuhkan mereka. Djatuhnja musuh itu menimbulkan kegembiraan besar di Juda, sebagaimana jang dinjatakan nubuat nabi Nahum. Sisa tentara Asyriah jang dipimpin Asjur-u-balit (611-606) sebagai pengganti Sir-sjar-isjkun jang gugur, melarikan diri ke Haran. Tetapi ia dikedjar dan Haran direbut (609). Fare'o Nekao dari Mesir (609-593) masih mentjoba menolong, tetapi terlambat. Pertolongan jang gagal itu meruntuhkan Juda. Josjijahu sama sekali tidak suka musuh kawakannja, Asyriah, terus berdiri tegak berkat dukungan dari Mesir. Mungkin pulalah ia ada firasat, bahwa Babel akan berkuasa, sehingga lebih baik mulai sekarang sadja ia bersahabat dengannja. Bagaimanapun djua dengan tentara ketjilnja ia berani menghadapi angkatan perang Mesir jang melewati negerinja. Tetapi sebagaimana dapat difirasatkan, ia dihantjurkan balatentara Mesir di Megido (609) dan tjelaka jang terbesar ialah tewasnja radja jang saleh itu (II Twr. 35,20-25; II Rdj. 23,29-30). Gugurnja Josjijahu sebentar disindir oleh Jeremia (22,10). Fare'o tidak mendapat kesempatan untuk sekarang ini memetik hasil kemenangan, melainkan bergegas-gegas melandjutkan perlawatannja ke Haran. Rakjat Juda lalu melantik putera kedua Josjijahu, jakni Sjalum, mendjadi radja. Sjalum merobah namanja mendjadi Joahaz. Tetapi beberapa bulan berselang Nekao kembali dari perlawatannja jang gagal dan kini turun tangan. Ia menurunkan Joahaz serta membuangnja ke Mesir (bdk. 22,10-11), lalu mengangkat putera sulung Josjijahu, jaitu Eljakim, dan merobah namanja mendjadi Jojakim (II Rdj.23,33- 34).
Dengan radja baru itu runtuhlah segala sesuatu jang dengan susah-pajah direbut Josjijahu dibidang agama. Pembaharuan agama itu dipaksakan oleh pemerintah serta politisnja,sehingga tidak dimana-mana berakar dalam. Selain dari pada itu ibadah kenegaraan memang mudah merosot mendjadi formalisme belada. Mungkin nabi Jeremia, jang amat menekan batiniah, sudah lama menjaksikan dan menjesalkan perkembangan jang berbahaja itu (bdk.6,20;7,21-28). Tetapi sudah barang tentu jang tersembunji itu muntjul kepermukaan setelah Josjijahu mangkat. Formalisme agamaiah bersimaharadjalela dan ibadah kafir kembali subur berkembang dengan persetudjuan dan dukungan istana. Sekarang Jeremia tidak boleh dan tidak dapat berdiam diri. Maka dari itu ia tampil kedepan dan mulai membawakan nubuat- nubuatnja di Jerusjalem dan dalam Bait Allah sendiri untuk mengetjam keburukan jang baru itu (bdk. 7,1-15;26;11,9-14).
Dengan radja Jojakim (609-598) mulailah tahapan baru dan paling pedih dalam kehidupan nabi Jeremia. Ia mati-matian berdjuang untuk membendung arus kekafiran, tetapi pertjuma sadja, dan ia terbentur terutama kepada ketegaran hati danskeptisisme radja serta para pemimpin. Jojakim, jang memang mendjadi taklukan Fare'o denga membajar upeti besar-besaran (II Rdj. 23,33.35), adalah seorang sinikus jang dalam keradjaan kerdilnja berlagak radja besar dan mewah, sebagai diktator mutlak. Rasa keigamaannja, sekiranja masih ada, amat dangkal (bdk.22,1-5.13-17). Baru sadja Jeremia tampil kedepan lagi, maka sudah berbentrok dengan pegawai-pegawai negeri. Alasannja ialah nubuat kedjam jang dibawahnja dalam Bait Allah (7,1-5). Jeremia ditangkap oleh para imam dan nabi (palsu) dan mau dibunuh. Njaris sadja ia terluput berkat turun tangan pegawai- pegawai istana jang kiranja dari djaman Josjijahu (26,1-19.24). Radja Jojakim pasti tidak berkeberatan, djika pengganggu itu dilenyapkan sadja (bdk.26,20-23). Mungin dimasa itulah Jeremia berbentrokkan dengan kaum kerabatnja di 'Anatot, jang kurang senang dengan seorang nabi jang serupa itu dari kalangan mereka (11,18-22). Kesemuanja itu mengedjutkan Jeremia jang lemah-lembut dan suka damai serta tidak dapat mengerti sikap lawan-lawannja (bdk.12,1-6;11,19). Tetapi perlawanan selandjutnja tidak berkurang, melainkan meningkat sadja. Sahabat- sahabatnja diistana tidak mampu lagi melindunginja. Sekali lagi ia ditangkap dalam Bait Allah, dipukuli dan satu malam lamanja ditahan dalam pasungan (19,1- 20,6). Berulang-ulang kitabnja berbitjara tentang tipu-muslihat, antjaman, bentji dan tjatji-maki dari pihak lawan-lawan nabi (15,15;17,15;18,18;20,7-10). Ia malah dilarang masuk Bait Allah (36,5). Dengan djiwa-raga Jeremia harus menderita demi untuk tugasnja.Ia tinggal sendirian sadja, terkutjil dari pergaulan dan sampai mendjadi ragu-ragu akan Allahnja. Hatinja hantjur-lebur tertekan oleh beban tugas kenabiannja. Dalam keadaan itu keluarlah dari mulut nabi jang begitu tjinta kepada bangsanja doa berapi-api jang mengutuk segala lawannja (11,10;12,3;15,15;17,18;18.21-23); seperti Ijob ia melaknati hari kelahirannja (20,14-16;15,20). Tetapi Ijob adalah tjiptaan seni sastera, sedangkan Jeremia orang berdarah-daging. Ia sampai menuduh Allah sendiri sebagai pembudjuk dan penipu (15,18;20,7). Tentu sadja tiap-tipa kali ia achirnja tunduk djuga (15,16;17,17;20,9.11), tetapi tidak tanpa susah-pajah dan tidak pula tanpa rebah didjalan (15,19-20). Diri Jeremia sungguh harus bergumul denganAllahnja serta tugas kenabiannja dan Allahpun harus bergulat dengan nabiNja. Beban jang dipikulkan kepadanja kadang-kadang tak tertanggung lagi (20,9), dan Jeremia digodai untuk melarikan diri (9,1).
Dalam pada itu kedjadian-kedjadian politik makin lama makin njata membenarkan antjaman nabi. Hukuman Jahwe mendekat. "Musuh dari sebelah utara," jang sudah lama dinubuatkan Jeremia, mendapat wudjud jang njata dalam diri Nebukadnezar. Sebagai panglima tentara ajahnja, Nebopolasar, ia telah menghantjurkan angkatan perang Mesir di Karkemisj, ditepi sungai Efrata, dalam th. 605 (bdk. 46,2). Sungguhnja disamping Jr. 46,2 tidak ada berita satupun tentang pertempuran itu. Karenanja ada beberapa ahli jang berpendapat, bahwa pertempuran jang sedemikian itu tak pernah terdjadi dan Jeremiapun tidak menjinggung pertempuran itu. Akan tetapi kebanjakan ahli terus mempertahankan pertempuran jang memutuskan itu. Dengan pertempuran itu kekuasaan Mesir setjara definitif disingkirkan dan sisa terachir dari keradjaan Asriah terhapus sudah. Kekuasaan dan hak Mesir atas Syriah dan Palestina pindah tangan, jakni keradjaan Babel, Nebukadnezar jang sementara itu mengganti ajahnja (604-562). Tetapi untuk sementara waktu hak itu nominal sadja, sebab tidak dapat dipakai Nebukadnezar; ia terdahulu harus membereskan perkara penggantian di Babel. Karenanja penggeseran kekuasaan tidak amat dirasakan di Palestina, bahkan JOjakim merasa lega karena lenjapnja Mesir dari negerinja. Tetapi Jeremia tidak ikut serta dalam perasaan itu. Ia jakin, bahwa Nebukadnezar dipilih Jahwe untuk menimpakan hukumannja atas umatNja dan menguasai semua bangsa (25,1-14.15-29). Nabipun berusaha mejakinkan radja dan rakjat (13,1-11.20-27;16,1-13.16-18;17,1-4), tetapi sia-sia sadja. Untuk menguatkan desakannja nabi menjuruh tulis nubuat-nubuat jang telah dibawakannja dan banjakan dalam Bait Allah didepan rakjat. Oleh karena ia sendiri tidak boleh lagi masuk Bait Allah, tugas itu diserahkannja kepada penulisnja jang setiawan jakni,Baruch. Kemudian dibatjakan pula didepan radja Jojakim. Tetapi radja tidak takut-takut sedikitpun dan dengan maksud menghina menjuruh bakar sadja. Lalu nubuat-nubuat itu dituliskan kembali seraja ditambahkan padanja antjaman- antjaman jang baru (bdk.36). Radja dan rakjat kiranja merasa diri tjukup aman, oleh karena Nebukadnezar tidak bertindak, dan mereka pertjaja pada bangsa-bangsa tetangga. Untuk menggotjangkan kepertjajaan itu Jeremia menubuatkan kebinasaan bangsa-bangsa itu oleh Nebukadnezar (47;48;49,1-6.7-22.28-33). Baru sekitar th. 601 Nebukadnezar menuntut dari bangsa-bangsa di Pelestina dan Syriah suatu tanda penaklukan dan terpaksa Jojakim ikut menaklukkan di ri (II Rdj. 25,1;bdk.II Twr. 36,6). Tetapi tiga tahun kemudian ia memberikan diri untuk berontak, sekitar th. 598. Sementara waktu Nebukatnezar puas dengan menjuruh beberapa gerombolan dari bangsa-bangsa tetangga merampoki Juda (II Rdj. 24,2), tetapi tindakan itu memang tidak sampai sungguh-sungguh menundjukkan Jojakim, meskipun negerinja mendapat kerugian (bdk. 12,7-17).Jojakim kiranja berbesar hati, karena hasil pemberontakannja (bdk. 13,12-17;21,13-14). Tetapi dalam th. 598 itu djua Nebukadnezar sendiri turun tangan hendak membereskan perkaranja diperbatasan barat keradjaannja. Sudah barang tentu kerdjaan kerdil Juda tidaklah mampu menentang angkatanperang Nebukadnezar jang unggul itu (bdk. 13,20-27) Sementara balatara Babel mendekati Jerusjalem mangkatlah Jojakim dan puteranja Jojakin mendjadi radja (598). Ia mengerti, bahwa tidak ada gunanja mentjoba mempertahankan diri terhadap Nebukadnezar. Maka dari itu ia menjerahkan Jerusjalem kepada radja Babel. Jojakin, Ibu Surja dan para pemuka, diantaranja kiranja nabi Jeheskiel, diangkut ke Babel, th. 598 (II Rdj. 24,10- 17;bdk.Jr.13,18-19,22,20-23.24-30). Sementara tentara itu masih mengepung kota, Jeremia terus membawakan antjamannja dan marga Rekab, jang mengungsi ke Jerusjalem dihadapan lasjkar Babel, ditundjukkan sebagai teladan kesetiaan, jang pertjuma ditjari pada umat Jahwe (35,1-19). Perebutan Jerusjalem dan pembuangan sebagai rakjatnja sepenuh-penuhnja membenarkan nubuat-nubuat Jeremia, namun nabi jang tjinta akan bangsanja tidak senang hati karenanja, melainkan sedih hati (bdk.8,13-25).
Nebukadnezar menempatkan diatas tachta di Jerusjalem (37,1) seorang jang dianggapnja taklukan setiawan jakni, Sedekia, putera Josjijahu jang dahulu disingkirkan (598-587). Dalam pemerintahan radja itulah drama umat Jahwe akan berakhir dan nabi Jeremia mendjalani tahapan penghabisan hidup dan pekerdjaannja, jang rupa-rupanja gagal pula. Memang radja Sedekia bukan seorang adikara dan sinis seperti Jojakim. Ia sekali-kali tidak bentji kepada nabi Jeremia dan ia sendiri malah tjondong mendengarkan perkataannja (bdk. 37,3.17;38,8-10.14). Tetapi Sedekia bukan orang kuat, sebagaimana jang dibutuhkan masa jang genting itu. Ia mendjadi permainan golongan pemuka di Jerusjalem, jang suka melepaskan diri dari Babel dengan bantuan Mesir. Dari peristiwa th. 598 orang-orang itu tidak mengambil peladjaran sedikitpun. Sebaliknjalah! Oleh karena mereka tidak diangkut ke Babel, maka mereka menganggap dirinja sebagai orang pilihan Jahwe, jang boleh pertjaja pada pertolonganNja jang adjaib. Selain itu mereka didukung oleh segerombolan nabi- nabi gadungan jang malah bekerdja diantara kaum buangan di Babel djuga (28,8- 9.15.21-32;29,1-17). Tetapi Jeremia mempunjai anggapan jang berlainan sekali. Djustru kaum buanganlah orang pilihan, jang akan mendjadi permulaan umat Jahwe jang baru, pada hal jang tertinggal di Juda dan Jerusjalem akan mengalami hukuman Allah sampai penghabisan (29,1-8). Jeremia menulis seputjuk surat kepada kaum buangan di Babel hendak menghibur mereka danmemberikan nasehat-nasehat jang amat praktis dan riil (29,1-14). Pendapat jang sama siwaktu itupun disiarkan diatara kaum buangan di Babel oleh nabi Jeheskiel. Dengan tegas Jeremia menentang nabi-nabi palsu jang terus menelah keselamatan dan pembebasan dari Babel (23,9-32;27,16-22;28,1-17). Para pemuka jang menghasut Sedekia untuk mendurhakai radja Babel digugatnja pula (23,1-6). Jeremia hebat-hebat menentang usaha sedemikian bukannja oleh karena suka akan Babel-jang keruntuhannja dinubuatkannja (bdk.51,59-64)-,melainkan oleh sebab Babel adalah alat ditangan jahwe, meski kekuasaannja berbatas sekalipun (27,7;29,10). Karenanja Sedekia, Juda dan bangsa-bangsa lain harus menaklukkan diri (27,1-15). Orang-orang jang merentjanakan atau mengusahakan pemberontakan itu bukanlah seluruh rakjat, melainkan golongan tertentu sadja. Sedekianpun mula-mula menjatakan diri taklukan jang setia (bdk. 29,3) dan menurut teks Hibrani ia sendiripun pernah pergi ke Babel (51,59).
Tetapi achirnja Sedekia terbudjuk djuga dan dalam th. 589 mendurhaka. Suasana politik internasional rupa-rupanja menguntungkan. Di Mesir radja baru naik tachta, jakni Fare'o Hofra (588-566) dan ia bermaksud memulihkan kewibawaan Mesir di Paestina dan Syriah. Hofra mengirim armadanja ke Tyrus dan menduduki daerah-daerah dipantai, djuga sebagai pangkalan bagi gerakan sekandjutnja. Negara-negara ketjil di Palestina mengingat suatu persekutuan jang padat bertumpu pada kekuatan militer Mesir. Di Jerusjalem meledaklah pemberontakan. Nabukadnezar jang tahu baik-baik siapa dalangnja tidak menunda waktu, melainkan segera membalas. Balatentaranja madju perang, memasuki wilajah Palestina jang seluruhnja diduduki, ketjuali Lakisj, Azeka dan Jerusjalem (34,7). Markasbesarnja dipasang di Ribla (52-9). Jerusjalem dikepung (588). Jeremia mengadjak radja Sedekia untuk menaklukkan diri dan demikian menjelamatkan hidupnja. Jerusjalem tidak dapat terluput lagi (34,1-6). Tetapi para pemimpin tidak mau mendengarkan nasehat maupun antjaman. Radja sendiri rupa-rupanja sedikit ragu-ragu. Diam-diam ia mengutus pesuruh kepada nabi; tetapi dia itu mengulang sadja apa jang telah dikatakannja, meski dengan lebih tegas sekalipun. Rakjat diadjaknja untuk berbelot dan dengan demikian menjelamatkan njawa (21,1- 10). Partai jang gila perang menafsirkan sikap Jeremia itu sebagai pengchianatan belaka. Orang-orang itu masih djuga menaruh harapannja pada bantuan dari pihak Mesir. Untuk menguatkan pasukan pembela kota, para pemuka memerdekakan budak- budak Hibrani (34,8-11) dan itupun dapat didasarkan pada Taurat Musa. Tetapi kiranja bukan itulah jang mendorong mereka, seperti terbukti setelah bahaja rupa-rupanja mereda. Sebab Hofra sungguh mengirim balabantuan untuk melepaskan Jerusjsalem, jang sudah satu tahun lamanja dikepung. Terpaksa Nebukadnezar lalu menghentikan pengepungan itu untuk menghadapi Fare'o (37,5.11). Penduduk Jerusjalem bersorak-gembira. Mereka mengira terulanglah apa jang terdjadi dimasa Hizkia dan nabi Jesaja dengan tentara Sanherib (bdk.II Rdj. 19,35-36). Dalam pada itu mereka membatalkan pembebasan para budak, jang lalu diambilnja kembali. Dengan pesadnja mereka ditegur Jeremia (35,12-22). Nabi itu tidak dapat memainkan peranan gemilang Jesaja dengan menubuatkan kalahnja musuh. Sebaliknja! Ia harus mengatakan, bahwa tentara Babel akan segera kembali dan merebut sertamembinasakan kota sutji Jahwe (34,22), sama seperti jangdikatakan nabi. Jeheskiel di Babel. Sedekia tanggung-tanggung dan sekali lagi mentjari nasehat Jeremia. Tetapi nabi mengulang nasihat itu-itu djuga (37,1-9) Sekali peristiwa nabi mau keluar kota untuk mengurus perkara warisan di Anatot. Tetapi ia ditahan oleh pengawal pintugerbang dan atas tuduhan bahwa ia mau membelot kepada musuh, ia dipukuli dan didjebloskan kedalam pendjara darurat. Disitu ia diperlakukan dengan sangat keras. Radja tetap ragu-ragu dan sekali lagi minta keterangan dari Jeremia. Nabi tidak dapat tidak mempertahankan pendapatnja jang dahulu. Tetapi kesempatan itu dipergunakannjauntuk dengan hangat dan rendah hati bermohon kepada radja, supaja tahanan di hentikan atau setidak-tidaknja diringankan. Radja tidak memarahi nabi karena nasehatnja dan mengabulkan permohonannja itu, sehingga selandjutnja nabi ditahan ditempat lain dandiberi seada-adanja (37,11- 21). Tetapi radja melarang Jeremia berbitjara dengan siapapun djuga tentang pembitjaraan rahasia itu. Sedemikian besarnja ketakutan radja kepada para pemuka (38,24-28). Dalam tahanan baru itu Jeremia tidak berhenti menegaskan, bahwa tentara Babel akan kembali dan mengadjak rakjat dan lasjkar untuk membelot (21,8-10). Dan sesungguhnja, beberapa bulan sesudahnja balatentara Babel kembali muntjul didepan tembok Jerusjalem, setelah tentara Mesir entah mundur sendiri entah dikalahkan. Sekarang segenap harapan lenjaplah sudah. Jeremialah jang njata benar. Anehnja ialah: djustru dalam keadaan itulah nabi mendjadikan keselamatan dimasa depan-sekiranja nubuat-nubuat itu boleh ditanggalkan dikala itu; kepastian tidak ada; mungkin harus ditanggalkan sesudah keruntuhanJerusjalem. Pada suatu hari nabi dikundjungi dalam tahanan oleh seorang saudara sepupunja dari ' Anatot, jang menawarkan sebidang ladang kepadanja. Atas perintah Allah ia membelinja djuga. Nabi sendiri tidak sampai mengerti tindakan jang ada maknanja dalam keadaan jang njata itu. Tetapi djual- beli itu merupakan lambang keselamatan kelak. beberapa nubuat keselamatan lain lagi dibawakan Jeremia (33,1-13) mungkin: 31,23-40;5,18-19), jang kiranja djuga tidak dimengerti nabi. Tetapi nubuat-nubuat itu mengenai hanja masa depan sadja. Untuk masa kini Jeremia menelan kebinasan Jerusjalem dan pembuangan penduduknja, sambil terus mengadjak orang untuk melarikan diri. Sikap defaitistis itu memang mendjengkelkan kaum militer, jang sungguhpun mengerti, bahwa harapan tidak ada lagi, namun mata gelap sama sekali. Jeremia dilemparkan kedalam perigi jang berlumpur, supaja mati lemas disitu. Tetapi ia diselamatkan oleh seorang pegawai istana jang bukan Jahudi dengan diketahui dan disetudjui radja Sedekia (38,1- 13;39,15-18). Sekali lagi radja menanjai nabi dan mendapat djawaban jang sama (38,14-23). Radja tidak sampai menuruti Jeremia untuk menjelamatkan hidup. Pada hari Jerusjalem dimasuki tentara Babel ia masih mentjoba meloloskan diri, tetapi tertangkap dan dibawa ke Nebukadnezar di Ribla. Disitu keluarganja digorok dihadapan matanja, lalu ia ditjungkil matanja dan diangkut ke Babel (II Rdj. 25,3-7;Jr.39,1-8).
Dengan demikian berachirlah sedjarah Juda dan Jerusjalem. Satu bulan lamanja laskar Nebukadnezar sesuka hati mengganas, merampok dan memperkosa. Tetapi Jeremia dilepaskan dari tahanannja oleh orang Babel jang tahu akan sikap jang diambil nabi selama pengepungan, bersama denganorang tahanan politik lainnja (39,11-14). Dengan segala hormat ia diperlakukan. Satu bulan sesudahnja Jerusjalem setjara sistematis dibakar habis, sedangkan lapisan-atas masjarakat ditawan serta dikumpulkan di Ribla untuk digiring ke Babel. Adapun Jeremia jang telah dilepaskan itu ikut tertangkap pula dalam huru-hara (40,1). Tetapi tatkala diketahui panglima Babel segera dibebaskan lagi dan ditawarkan kepadanja untuk sebagai orang terhormat ikut serta ke babel atau tinggal di Palestina sadja. Jang terachir ini dipilih Jeremia, lalu menggabungkan diri denganGodaljahu, orang Jahudi jang diangkat mendjadi gubernur didaerah jang baru direbut (49,1- 6). Dengan demikian terbuktilah sudah, bahwa Jeremia bukan pengchianat atau pembelot jang mentjari keuntungan sendiri sadja. Sikapnja dahulu didjiwai hanja oleh tjinta kepada bangsanja serta pahamnja akan kepentingan-kepentingan jang sebebarnja.
Tetapi belum djuga selesai djalan salib Jeremia. Beberapa minggu sesudahnja sahabatnja Godaljahu mati terbunuh setjara kotor dan begis oleh seorang fanatikus jang didalangi oleh radja 'Amon (41,1-10). Si pembunuh dapat meloloskan diri (41,11-15)dan pemimpin2 Jahudi jang takut2 akan tindakan balasan dari pihak Babel mau melarikan diri ke Mesir (41,16-18). Jeremia dan penulisnja Baruch dibawa lari djuga, meskipun nabi mengadjak mereka atas firman Tuhan untuk tinggal tanpa kuatir (42,1-34,3). Jeremia malah dituduh sebagai penipu jang diasut Baruch (43,2-3). Di Mesirpun kurnia kenabian Jeremia belum padam djuga. Kaum pelari di Mesir tidak beladjar apa2, sehingga mereka memudja dewa2 kafir lagi, oleh sebab terbuktilah kiranja, bahwa dewata itu lebih kuat dari pada Jahwe. Maka dari itu sekali lagi, sekitar th. 585, pada achir hidupnja, Jeremia masih djuga harus mengantjamkan hukuman Jahwe (44). Dan pelaksana hukuman itu ialah radja Nebukadnezar, jang akan merebut Mesir (44,30;43,8-13). Berita lain tentang Jeremia dan wafatnja tidak ada. Kiranja ia meninggal dinegeri asing, tempat dewata dipudja, dan dikuburkan disitu.
Tragis betul riwajat hidup tokoh jang besar itu. Tidaklah tanpa alasan ia dianggap pralambang djitu Jesus jang bersengsara, meski doa jang bernafaskan balas dendam tidak dapat dibanjangkan dalam mulut Jesus. Pada penghabisan hidupnja Jeremia masih harus menentang kekafiran jang diperanginja pada awal mula. Kehidupannja rupa2nja gagal sama sekali. Namun demikian sampai dengan hari ini nabi dari 'Anatot itu msih mempengaruhi pikiran djutaan orang serta mengharukan hatinja. "Kalau bidji gandum tidak djatuh kedalam tanah dan mati, ia tinggal sendiri, tetapi kalau ia mati, ia akan menghasilkan buah banjak".
Adapun kitab Jeremia sebagaimana sekarang ada tjukup susunannja apabila dilihat dengan sepintas lalu sadja. Pasal 1-39 mengutarakan nubuat2 dan peristiwa2 jang terdjadi sebelum Jerusjalem direbut, dengankata pendahuluannja dalam 1,1-3. Pasal 40-45 mentjeritakan apa jang terdjadi sesudahnja dan djudulnja ialah 40,1. Dibawah ini akan didjelaskan, bahwa pasal 46-51 harus digandingkan dengan pasal 25. Pasal terachir, 52, njata suatu tambahan.
Seluruh kita boleh dibagi atas empat bagian besar dengan kata pendahuluan dan kata penutup, jaitu sbb:
Pendahuluan (1,1-19) mentjeritakan panggilan nabi Jeremia, jang tentu sadja pada tempatnja sebagai pembukaan kitab.
Bagian pertama (2,1-25,14) memuat nubuat2 mengenai hukuman jang akan ditimpakan pada Juda dan Jerusjalem. Terketjuali hanja 3,12-18;23,4-6, jang merupakan nubuat keselamatan bagi kerdjaan Israil dan wangsa Dawud. Umumnja nubuat2 tsb. tersusun urutannja dalam waktu. Pasal (1) 2 sampai denganpasal 6 merangkum djaman radja Josjijahu, pasal 7-20 mengenai masa radja Jojakim dan pasal 21-24 membitjarakan djaman sesudahnja, jakni pemerintahan Sedekia. 25,1-14 merupakan suatu ringksan bagian pertama itu.
Bagian kedua, jakni sedjumlah nubuat tentang bangsa2 kafir, dalam naskah Hibrani jang sekarang ada terpetjah dan terpisah, jakni 25,15-38 dan 46-51. Tetapi dalam terdjemahan Junani (Septuaginta) masih ada pada tempatnja (25,15-31). Dalam bagian ini terkumpul nubuat mengenai Mesir (46), Felesjet (47), Moab (48),'Amon (49,1-6), Edom (49,7-22), Damsjek (49,23-27), Kedar (49,28-33),'Elam(49,34-39) dan Babel (50-51).
Bagian ketiga menjandjikan sedjumlah nubuat tentang keselamatan, pemulihan dan kebahagiaan dimasa depan (26-35): Bagi kaum buangan dari keradjaan Juda (27-29), kaum buangan dari Israil (30-31) dan negeri Palestina (32-33). Pasal 34,1-7 merupakan nubuat bersjarat mengenai keselamatan radja Sedekia dan pasal 35 memuat nubuat guna kaum Rekap.
Susunan ketiga bagian tsb. mirip pembagian kitab Jesaja da kitab Jeheskiel. Kemiripan itu tentu sadja tidak kebetulan, melainkan disengadja dibuat demikian. Naskah Hibrani kemudian mentjampur-baurkan urutan tsb.,kiranja buat menghina kaum kafir ditaruh paling belakang.
Bagian keempat (36-45), jang merupakan kechasan kitab Jeremia, mendjadikan pelbagai tjerita tentang hal-ikwal, derita dan sengsara nabi didjalam radja Jojakim (36), dimana pengepungan Jerusjalem (37-39) dan didjalam setelah kota direbut tentara Babel (40-43) dan di Mesir (44). Pasal 45 memuat djandji bagi Baruch, sekretaris Jeremia.
Pasal 52 jang diambil dari kitab Radja2 adalah kata penutup jang mentjeritakan pembinasaan Jerusjalem, pembuangan dan pengampunan radja Jojakim oleh radja Babel.
Tetapi susunan jang bagus itu hilang, apabila kitab Jeremia dibatja dengan seksama. Lalu orang mendapat kesan adanja kekatjua-balauan jang bahkan untuk kitab seorang nabi luar biasa besarnja. Untuk mejakinkan diri tjukuplah orang sebentar memperhatikan urutan tanggal2 jang agak banjak tertjatat dalam kitab ini (1,2=th.626;3;6=th.l.k.620;7,1=th.608;12,12=th.588/587;24,1=th.598;25,1=th.605;2 6,1=th.608;27,1=th.598;28,1=th.598;32,1=th.588;33,1-th.588;34,1=th.588/587;35,1- th.602;36,1.9=th.605;37,1.5=th.588/587;39,1.2=th.587;40,1=th.587;44,1=th.595). Dengan demikian ternjatalah kitab Jeremia tidak tersusun menurut urutan peristiwa2 dalam waktu, melainkan menurut asas lain jang tidak djelas. Maka dari itu segera timbillah masalah ini: Bagaimana gerangan kitab Jeremia terdjadi? Sudah barang tentu kitab in tidak tertulis sekali djadi dalam bentuknja jang sekarang, melainkan ber-angsur2 se-olah tumbuh dan berkembang.
Berkenaan dengan djadinja kitab Jeremia diketemukan petundjuk dan keterangan jang amat berharga dalam pasal 36. Ditjeritakan oleh salah seorang, kiranja penulis Jeremia Baruch, bahwa dalam t. 605-604 Jeremia sendiri menjuruh Baruch menuliskan nubuat2 pengantjam jang telah dibawakan oleh nabi sedjak tampilnja (th.626). Setelah gulungan pertama itu dibakar radja Jojakim, isinja dituliskan kembali dan kemudian ditambahkan nubuat2 lain jang serupa (36,2-4.32). Djadi disini orang menemukan permulaan kitab Jeremia, karangan nabi sendiri. Djika orang lalu memeriksa kitan Jeremia bagian2 manakah tjotjok dengan tjatatan2 pasal 36, jakni nubuat2 pengantjam jang dibawakan nabi sebelum th.605-604, maka orang menemukan bagian2 berikut jang boleh dimasukkan kedalam kumpulan nubuat jang pertama itu (salah satu bagian memang selalu dapat disangsikan): 1,3- 3,13;3,19-,17;5,19-6,30 ;8,4-9.13-17;9,1-7;13,1-11.20-22.25-27;14,1- 15,3;23,9-12;25,15-38;46,1-12;46,29-49,33. Kata pendahuluan gulungan pertama itu sekarang kiranja terdapat dalam 25,1-13b. Ternjatalah kesatuan aseli sekarang ter-petjah2. Dalam gulungan jangkedua (36,32) ditambahkan antjaman jangserupa, jaitu sesudah 605-604. Dan tambahan2 itu kiranja terdapat dalam 10,17-22;12,7- 14;13,12-18;15,5-9;16,16-18;18,1-12;24;27;46,13-26;49,34-39. Djadi dengan demikian terdjadilah kumpulan nubuat2 Jeremia jang pertama. Dan kumpulan itu aselinja ternjata sautu kitab tersendiri jang kemudian dipakai untuk menjusun kitab Jeremia.
Dalam 30,2 tertjatat, bahwa Jeremia sekali lagi menuliskan sesuatu, jaitu semua perkataan jang telah disabdakan Jahwe kepadanja. Kitab itu kiranja merangkum pasal 30-31. (Beberapa ajat mungkin kemudian ditambahkan). Sukarlah dipastikan kapan Jeremia menuliskan kitab ketjil itu, tetapi kiranja sekitar th. 620. Oleh karena pasal2 itu memuat djandji keselamatan, nistjaja tidak termasuk gulungan pertama atau kedua, melainkan tetap tinggal sebagai kitab tersendiri.
Disamping itu orang menemukan dalam kitab Jeremia pelbagai kisah mengenai nabi sendiri jang njata dikarang orang lain. Boleh diterima, bahwa tjerita2 tsb. berasal dari sahabat Jeremia, Baruch. Sekarang berita itu tersebar dalam seluruh kitab (19,1-20,6;26;27;28;34,1-7;36;37,1-38,28;38,28-40,6;40,6;40,7- 43,12;44;45;51,59-64). Tetapi aselinja kisah2 itu suatu karja tersendiri, suatu "riwayat hidup" karangan Baruch, jang dibuatnja setelah dia dan Jeremia dibawah ke Mesir (sekitar th.585).
Lagi pula dalam kutab Jeremia terdapatlah bagian2, tempat nabi sendiri angkat bitjara kepada Allah (11,18-12,6;15,10-21;17,14-18;18,18-23;20,7-18). Sudah barag tentu doa jang teramat pribadi itu tidak tertudju kepada orang banjak. Hanja kepada seorang sahabat jang amat karib sadja pengalaman pribadi itu dapat ditjeritakan Jeremia. Sahabat itu kiranja Baruch. Setelah nabi wafat bagian2 itu diselipkan oleh Baruch kedalam kumpulan nubuat2 Jeremia jang telah disusunnja (gulungan kedua tsb). Termasuklah kedalam bagian2 ini pula tjerita2Jeremia sendiri tentang apa jang diperbuatnja sendiri sadja (13,1-11;16,1-9;17,19-27).
Achirnja orang dapat menjendirikan suatu kumpulan nubuat2 dalam 21,11-23,8(21,11 merupakan djudul) dan 23,29-40 (djuga ada djudul tersendiri), jang memuat antjaman kepada wangsa keradjaan dannabi2 gadungan. Tetapi mungkin sekali bagian2 inipun sudah ditambahkan Baruch pada gulungannja.
Maka dari itu boleh diterima, bahwa aselinja ada dua karja tersendiri, jaitu suatu kumpulan nubuat2 serta perkataan Jeremia dan sedjumlah tjerita tentang dia. Karya pertama sendiri ber-angsur2 terdjadi dengan bertolak dari gulungan jang ditulis Baruch atas perintah Jeremia sendiri. Karya kedua aselinja dikarang oleh Baruch sebagai suatu keseluruhan, setelah nabi meninggal.
Tetapi kiranja belum semua perkataan nabi terkumpul demikian. Dan kumpulan tsb, tidak dianggap sebagai sesuatu jang tidak boleh disentuh lagi. Mungkin sekali bahwa pelbagai nubuat disadur sedikit-banjak (seperti 7,1-8,3;11,1-14;16,1- 13;18,1-12;21,1-10;22,1-15;25,1-14;34,8-22;35). Sebab ada perbedaan bahasa, gaja bahasa dan gagasan jang menjolok mata. Bahkan ada beberapa ahli jang menerima suatu karja tersendiri lagi disamping kedua jang disebut diatas. Tetapi ahli2 lain berpendapat, bahwa tidak perlu suatu karya tersendiri untuk menerangkan kitab Jeremia. Saduran2 tjukup mendjelaskan semua.
Mungkin sekali bahwa dalam pembuangan di babel kedua karya tsb. dipersatukan mendjadi satu kitab. Dalam mengerdjakan kesatuan itu saduran2 tsb mungkin dibuat djuga, atau mungkin djuga sudah sebelumnja. Ditambahkan djuga beberapa nubuat jang tidak berasal dari Jeremia, melainkan dari tokoh2 lain. Teks2 itu dianggap serasi dan senada denga suara Jeremia dan karenanja diselipkan kedalam karya nabi itu. Bagian2 jang tidak aseli (denga perbedaan pendpat antara para ahli) a.l. 8,10-12;10,1-16;17,19-27;25,34-40;29,12-24;30,10-11.23-24;31,10-11.16.38- 40;48,1-47;49,1-22;50,1-51,58. Ditambahkan pula pasal 52,1-34. Pasal itu hampir2 sama dengan II Rdj. 24,18-25,30. Tetapi didalamnja djuga ada berita tersendiri, sehingga bukan salinan belaka dari kitab Radja2 jang sekarang kita batja. Agaknja bagian ini suatu saduran. Tjatatan 51,64b menegaskan, bahwa pasal 52 sungguh suatu tambahan setelah kitab Jeremia sudah selesai disusun. Rupanja 40,7-10;41,1-3.16-18 pun saduran dari II Rdj.25,22-26.
Memang riwajat djadinja kitab Jeremia ruwet sekali dan tidak segala sesuatu mendjadi terang-benderang. apa jang dikatakan diatas adalah suatu hipotese jang menerangkan tjukup banjak gedjala. Djalan sedjarah jang ruwet itu menjatakan diri djuga dalam kenjataan, bahwa sedjumlah ajat dan bagian sampai dua kali diketemukan:
6,12-15 = 8,10-12 ; 6,22-24 = 50,41-43; 7,1-14 = 26 ; 10,12-16 = 51,15-19; 15,13-14 = 17,3-4 ; 16,14-15 = 23,7-8 ; 23,5-6 = 33,15-16 ; 23,19-20 = 30,24-25; 30,10-11 = 46,27-28 ; 31,35-37 = 33-25-26; 39,4-10 = 52,7-16 ; 49,19-21 = 50,44-46;
Dan achirnja terdjemahan Junani jangkuno (Septuaginta) mendjadi saksi djalan ber-liku2 jang ditempuh kitab Jeremia. Sebab ada perbedaan besar antara naskah Hibrani jang sekarang ada dan teks terdjemahan Junani itu. Terdjemahan itu djauh lebih pendek (1/8) dan nubuat2 lawan bangsa2 kafir (pasal 46-51 dalam naskah Hibrani) ditempatkan dibelakang 25,13b. Dan urutan nubuat2 itu berlainan pula. Demikianlah susunannja:
Naskah Hibrani Terdjemahan Junani 25,15-38 = 32,1-24 26-43 = 33-50 44 = 51,1-30 45 = 51,31-35 46 = 26 48 = 31 49,1-5 = 30,1-5 49,7-22 = 29,8-23 49,23-27 = 30,12-16 49,28-33 = 30,6-11 49,34-39 = 25,14-26,1 50-51 = 27-28 52 = 52
Berkenaan dengan tempat nubuat2 itu kiranja terdjemahan Junanilah jang benar, sebab dalam naskah Hibraninja 25,13b-29 merupakan suatu kata pendahuluan untuk nubuat2 lawan bangsa2 kafir jang sesungguhnja tidak menjusul. Tetapi berkenaan dengan urutan nubuat2 itu kiranja naskah Hibranilah jang betul, oleh karena tjotjok dengan kata pendahuluan tsb.
Bagaimana gerangan perbedaan antara naskah Hibrani dan terdjemahan Junani dapat diterangkan? Djawabnja tidak gampang djuga. Adakah terdjemahan Junani berupa ringkasan dan saduran dari satu teks Hibrani aseli jang terpelihara dalam naskah Hibrani? Ataukah terdjemahan Junani itu bertumpu pada teks Hibrani aseli jang kemudian disadur dan mengalami pengeluasan dan perpindahan besar2an? Atau adakah dua teks Hibrani jang kedua2nja aseli, sehingga bahan jang terdapat dalam kitab Jeremia mula2 sudah terkumpul dalam bentuk jang ber-lain2an? Kalau demikian, maka satu teks mendjadi landasan terdjemahan Junani dan teks lain terpelihara dalam naskah Hibrani. Semua pertanjaan tsb tidak dapat didjawab dengan tegas lagi pasti. Hipotese, bahwa aselinja ada dua teks Hibrani tersendiri lebih umum diterima, tetapi djuga tidak ada kepastian.
Jeremian bukan seorang ahli ilmu ketuhanan seperti Jesaja atau Deutero-jesaja, bukan pula orisinil laksana Hosea dan bukan seorang organisator jang berchajal bagaikan Jeheskiel. Jeremia lebih2 seseorang jang luas dan dalam hatinja, jang mengharukan dan menghangatkan. Pertjuma orang mentjari padanja gagasan keigamaan jang baru. Tetapi dimasa kemunduran dan kemerosotan umum nabi itu mentjerminkan dan mempertahankan iman Israil jang sedjati dan paling autentik.
Tengah rakjat dan para pemimpin memudja dewa2 kafir, Jeremia mempertahankan, bahwa Allah esa itu pentjipta semesta dunia (27,5;10,12.16;3,7) dan pemimpin serta pengurus alam serta segala gedjalanja (31,33-37;3,3;5,22.24,8,7.17;14,22). Kebidjaksanaan Allah ada tara bandingnja (10,7.12). Dihadapan Allah, dewata kafir jang dipudja Israil tidak berarti apa2 (2,5.11.28;5,7;11,12;43,12;48,7;49,3). Jahwe Israil djuga Tuhan sedjarah dan pembimbing nasib segala bangsa jang merupakan semua anakNja (3,19). Dialah radja sekalia bangsa (10,7.10) dan mampu menghukum mereka (nubuat2 lawan bangsa2). Tetapi Iapun mengutus bangsa2 kafir untuk melaksanakan hukuman atas umatNja (4,6;19,3). Nebukadnezar adalah "Hamba Jahwe"(27,6;43,10), jang diberiNja kekuasaan (27,6) dan karena itulah tidak ada bangsa satupun dapat bertahan terhadapnja (27,8). Allah kan memberi kemenangan dan kekalahan (43,13;46,3- 51.64). Tetapi pada waktu jang ditetapkan Allah djuga mengachiri kekuasaan (27,7;29,10) dan selalu memimpin hati radja kafir itu (42,12). Allah Israil bukan hanja Tuhan sekalian bangsa, melainkan djuga Tuhan masing2orang, seperti Jeremia sendiri (1,18),'Ebed-Melek, orang kafir (39,15-16), Baruch (45,1-5). Ia menjelami dan mengudji hati-sanubari manusia (11,20;23,23-24) dan mengadili serta membalas masing2 orang sekedar perbuatan2nja (33,19;9,23), Allah adalah berbelaskasih (3,12;31,3;32,18), baik hati (33,11) dan adil sekaligus (9,23). Individu keigamaan-susila, sebagaimana dirumuskan Jeremia (31,29) diperkembagkan oleh Jeheskiel (18,1-32).
Jeremiapun mempertahankan adjaran kuno, bahwa Israil adalah umat Jahwe jang terpilih (3,19). Ia telah menebus umatNja dari Mesir (2,6;11,14;23,7;32,10) dan menganugerahkan negeri Palestina kepadanja mendjadi miliknja (2,7;3,18;10,16;12,7.8). Masa permulaan itu dipandang Jeremia sebagai masa idiil(2,2-3), masa pertunangan. Jahwe adalah bapa dan sahabat umat (3,4) dan Israil merupakan anak sulungNja (31,19), anak kekasihNja (31,20), milik pusakaNja (2,3) dan kawanNja (13,17). Allah mendjadi penjelamat Israil (14,8;30,11), mataair jang hidup (2,13;17,13) dan Ia memelihara Israil sebagaimana orang tani memelihara tanahnja (2,21;12,10), dan melindunginja terhdap musuh (2,3). Apa jang menarik perhatian ialah: Pilihan merangkum baik Juda maupun keradjaan Israil jang sudah satu abad lebih lenjap. Hubungan chas antara Allah dengan umat djarang2 sadja disebut "perdjandjian" oleh Jeremia (14,21;31,31-34: kalau aseli), tetapi gagasan itu sendiri tidaklah asing baginja. Kerap kali ia menggunakan rumus perdjandjian jang lazim ini: Jahwe mendjadi Allah mereka dan mereka mendjadi umatNja (7,23;11,4;24.7;31,33), sehingga Jahwe ada di-tengah2 mereka (14,9).
Seharusnja Israil berterimakasih karena pilihan itu dan tetap setia (2,9- 13.20.32),tetapi mereka murtad (1,16.32;2,17.19;5,7;6,19;11,10) dan tidak mengenal Jahwe (9,23;22,16;4,22;5,21). Mereka hanja berbangga atas pilihan itu (3,3-5) dan merasa diri aman (6,14;8,11;14,13;4,10;23,17.27-29), tanpa menepati kewadjiban2 dan sjarat2 pilihan itu. Mereka tidak pertjaja pada Jahwe, melainkan pada Jerusjalem jang kukuh-kuat (21,13;22,23) dan pada persekutuan dengan bangsa2 lain. Jeremia mentjela dosa2 Israil, penjembahan berhala (1,16;7,17- 18;44,7-9) dan matjam2 dosa lain lagi. Boleh dikatakan, bahwa nabi ini menekankan keburukan Israil lebih daripada nabi2 lainnja. Dan akar segala dosa ialah hati manusia (4,3-4;17,9) jang berkutup (13,10;18,12;23,17). Maka dari itu Allah jang adil harus menghukum. Namun demikian tidak segera Dia bertindak. ia mengutus nabiNja, supaja umat bertobat (6,16;7,25-27). Ia siap untuk mengampuni, djika ada pertobatan jang sungguh (5,1). Tetapi setelah umat njata berkepala batu dan keras hati, oleh karena tidak mendengarkan segala nasihat (2,19;5,23;6,28;12,8;13,25;15,6-7;18,12;43,4) Allah lalu dengan sedih hati dan terpaksa menjiksa (6,8;12,7-9;15,5-7;17,4;36,7). Memang masih ada kemungkinan untuk berbalik (18,8-10;26,3.19;42,10), tetapi pertobatan itu sungguh sjarat mutlak untuk mengelakkan hukuman jang mengantjam (4,14;5,21-23;18,7-9;36,3.7). Tapi Israil tidak tersembuhkan (14,23) dan pengampunan tidak mungkin lagi rupanja (3,1-5). Dan karenanja hukuman achirnja ditimpakan sampai penghabisan dan tak terelakkan lagi (8,14-16;13,14;15,1-3;19). Lama kelamaan Jeremia sampai kepada kejakinan, bahwa umat Jahwe sungguh tegar hati dan bertegang leher (17,1;8,6). Israil seumpamanja pohon ara jang tak berbuah dan harus ditebang (8,13). Jeremia malah dilarang untuk berdoa (7,16;11,14;14,11).
Namun demikian harapan belum lenjap djuga. Allah tidak membatalkan pilihanNja. Karena itu pandangan Jerusjalem melajang kemasa depan. Kadang2 utjapan2nja memberi kesan, se-olah2 ada kebinasaan mutlak (13,14;15,2-3.9;11,16;19,11), tetapi sesungguhnja se-kurang2nja suatu "sisa" (3,14), baik dari keradjaan utara maupun dari keradjaan selatan, akan diselamatkan. Kaum buangan dari Israil akan kembali (3,12-13;30,1-31,22), kaum buangan Juda jang diangkut ke Babel dalam th. 597 djuga akan pulang ketanahairnja (24,5-7;29,10-11) dan demikianpun kaum buangan dari th. 586 (3,14-16;32,15.37;33,4-5). Dalam gambarannja tentang masa depan itu Jeremia agak sederhana dan tidak melukiskannja dengan chajalan sebagaimana jang disukai Jesaja atau Jeheskiel. Jerusjalem akan dibangun kembali (33,4-5) dan rakjat akan bertambah banjak (3,16) serta menikmati kedamaian (27,7;29,10;51,64); wangsa Dawudpun akan dipulihkan (23,5-6;3,20) dan pemimpin2 umat akan menunaikan tugasnja dengan baik (3,15;22,4). Tetapi wangsa Dawud dalam harapan Jeremia tidak memegang peranan sebesar kedudukannja dalam harapan Jesaja. Menurut harapan Jeheskiel ibadah sedjati mendjadi bagian mahapenting dalam kebahagiaan dimasa depan, tetapi pada Jeremia ibadah itu se-akan2 hilang. Peti perdjadjian tidak akan ada lagi (3,16); agama batiniah ditekankan (24,7) dan perdjandjian baru jang akan diikat terukir dalam hati-sanubari umat Jahwe (31,31-33). Penguasa Israil atas bangsa2 kafir, jang pada pelbagai nabi lain bagitu penting,tidak dipedulikan Jeremia. Umat kelak akan berbalik kepada Jahwe dan dosa serta kesalahan tidak akan teringat lagi (31,34). Kaum kafir dalam harapan akan masa depan tidaklah tampil. Tentu sadja ada beberapa bagian jang membitjarakan pertobatan kaum kafir (3,17;12,15-16,16,19-21), tetapi ajat2 itu tidak berasal dari Jerusjelam dan lebih2 didjiwai semangat Jesaja. Jeremia tidak menarih perhatian kepada nasib bangsa2 kafir dimasa akan datang. Namun demikian Jeremia tidak bentji kepada bangsa2 lain. Merkapun anak Allah (3,19) dan nabi mengagumi mereka karena kesetiannja kepada dewatana (2,10-11;18,13).Radja Nebukadnezar adalah "Hamba Jahwe" (27,6). Ia sendiri diutus kepada bangsa2 kafir djuga (1,8). Tentu sadja mereka diantjam 99,25-26;25,15-18;48,6-13;46-49), tetapi bukannja oleh sebab mereka kafir, melainkan oleh karena seperti israil, mereka enggan menaklukkan diri kepada rentjana Allah jang dilaksanakan Nebukadnezar (27,309). Dan kaum kafir achirnja toh akan menjaksikan kebahagiaan umat Jahwe (31,7.10), jang akan menikmati berkah Ibrahim (4,2).
Nabi Jeremia, pemaklum agama batiniah dan pribadi, adalah manusia jang radjin berdoa. Ia sendiri berdoa bagi bangsanja jang terantjam (7,16,11,14;28,6;32,16.24-25) dan hangat2 bermohon, agar seterunja dihukum (15,15;18,21-23;20,12) dan minta tolong bagi dirinja (18,18). Iapun jakin, bahwa doa pasti dikabulkan (27,18;37,3;42,2). Pabila Jahwe melarang dia berdoa untuk bangsanja, maka sebabnja ialah: agar Tuhan djangan usah mendengarkan permohonan itu, sehingga umatNja tidak dihukum sekedarnja (7,16;11,14;14,11). Dalam doanja nabi sampai bergumul dengan Allah dan memakai bahasa jang mendekati penghodjat (20,7;15,18). Tetapi dalam doanjapun Jeremia, jang begitu disiksa hatinja, achirnja mendapat ketenangan dan damai (20,11) serta kekuatan untuk menunanaikan tugas beratnja sampai penghabisan.
Ende: Yeremia (Pendahuluan Kitab) PENGANTAR KITAB PARA NABI
PENDAHULUAN
Kitab para nabi, jang terdjemahan Indonesianja kami sadjikan bersama ini, memuat
sedjumlah tulisan kenabian, jak...
PENGANTAR KITAB PARA NABI
PENDAHULUAN
Kitab para nabi, jang terdjemahan Indonesianja kami sadjikan bersama ini, memuat sedjumlah tulisan kenabian, jakni tudjuhbelas (Lagu ratap termasuk djenis sastera lain), jang merangkum djangka waktu antara l.k. 750 dan 200 seb. Mas. Tulisan2 itu mewakili suatu aliran kuat dalam agama Israil, jang sebelumnja sudah ber-abad2 lamanja berlangsung. Kitab2 nabi itu merupakan puntjak dan buah masak2 dari kurnia kenabian jang mengalami sedjarah dan perkembangannja sendiri sebelum menghasilkan buah2 jang terpelihara dalam kitab para nabi. Kurnia kenabian itu boleh dianggap sebagai kechasan agama Israil jang mentjapai kepenuhannja dalam diri Jesus Kristus.
Namun demikian kurnia tsb. boleh ditempatkan dilatarbelakang jang lebih luas dan melewati perbatasan bangsa Israil dan Perdjandjian Lama. Sebab beberapa gedjala jang diketemukan dalam keterangan2 Kitab Sutji tentang aliran kenabian terdapat pula pada bangsa2 tetangga Israil, jang serumpun dengannja; dengan perkataan lain: pada bangsa2 Semit pada umumnja (bangsa2 Semit ialah bangsa2 keturunan Sem menurut Kitab Sutji). Tidak disangkal, bahwa gedjala2 kenabianpun terdapat pada bangsa2 lain, akan tetapi kalau demikian, agak djarang2 saja ada. Tokoh2 besar dari agama lain, seperti Budha dan para Reshi Hindu tidak boleh dibandingkan dengan nabi2 Israil apalagi filsuf seperti Kon Fu Se atau Lao Tse. Sebaliknja pada bangsa2 jang mendiami negeri Kena'an sebelum Israil memasukinja dan pada bangsa2 disekitar Israil diketemukanlah gedjala2 jang mirip gedjala2 kenabian di Israil. Kitab Sutji sendiri mentjeritakan mengenai "nabi2 Baal dan nabi2 'Asjera", jang menjertai permaisuri Izebel jang berasal dari Fenesia (1Ra 18:19; bdk. 2Ra 10:19). Diluar Kitab Sutjipun ada berita tentang "nabi2" di Mesopotamia dan Palestina. Tjontoh jang paling djelas ialah Muhammad, orang jang berbangsa Arab, djadi berbangsa Semit, dan tokoh2 kenabian lain jang mendahuluinja di Arabia. Penjerupaan Muhammad dengan nabi2 Israil tentu sadja tidak terpungkiri.
Bukan maksud kami untuk begitu sadja menjamaratakan kurnia kenabian di Israil dengan gedjala2 jang serupa pada bangsa2 Semit jang lain. Namun demikian kiranja boleh diterima, bahwa kurnia ilahi jang chas itu mendapat tanah jang subur dalam watak bawaan bangsa2 Semit. Watak alamiah digunakan oleh Allah untuk maksud- tudjuanNja sendiri; bawaan itu diangkat serta dihaluskan oleh anugerah ilahi, jang dapat bertumpu pada sifat alamiah tanpa merusakkannja. Bangsa Israil seakan2 ditjiptakan oleh penjelenggaraan Allah sedemikian rupa sehinggga pada waktunja dapat dianugerahi kurnia kenabian jang chas. Itulah sebabnja maka orang tidak usah heran atau kaget, pabila diluar Israil pun terdapat gedjala2 jang segera mengingatkan kurnia kenabian Perdjandjian Lama. Kemiripan jang kelihatan tidak usah mengurangi sedikitpun keaselian kurnia kenabian di Israil. Dan untuk mempertahankan keistimewaan umat Allah tidak perlu orang menjangkal kesamaan jang njata. Kesamaan itu kan dibarengi dengan perbedaan asasi, meskipun perbedaan itu tak kelihatan sekalipun. Demikian misalnja orang boleh menerima, bahwa Muhammad melandjutkan, bahkan menjelesaikan serta menutup aliran kenabian bangsa2 Semit, tanpa menerima bahwa tokoh itu adalah landjutan dan penjelesaian kurnia kenabian Perdjandjian Lama. Bagi kita ini Jesus dari Nasaret adalah nabi terachir dari para utusan Allah kepada umatnja jang terpilih, jakni Israil. Nabi2 jang diketemukan dalam Perdjandjian Baru sama sekali lain tjorak dan tugasnja. Tapi tanpa keberatan sedikitpun Muhammad boleh dipandang sebagai penutup aliran kenabianalamiah jang terdapat pada bangsa2 Semit pada umumnja. Jang pertama terletak dibidang adikodrati jang bertumpu pada susunan alamiah, pada hal jang kedua adalah alamian belaka. Perbedaan njata antara kurnia kenabian sedjati di Israil dengan gedjala2 kenabian pada bangsa2 kafir disekelilingnja kiranja boleh diringkaskan sbb.: Kurnia kenabian bersifat etis, kesusilaan, oleh karena berasal dari Allah jang etis tjoraknja. Kurnia itupun menentang atau sekurang2nja mengatasi keinginan dan harapan nasional. Tetapi nabi kafir tidak mempunjai tjorak etis dan selalu berbatas kepentingan dan keinginan bangsanja sendiri. Muhammad tentu ada tjorak etis padanja djuga dan ia melampaui batas duku dan bangsanja. Tetapi tjorak itu pada Muhammad djauh kurang njata dari pada para nabi Israil.
Selandjutnja disini dibahas hanja kurnia kenabian jang merupakan kechasan dan keistimewaan umat Allah dari Perdjandjian Lama.
Tetapi perlu segera ditambahkan, bahwa kurnia kenabian itu merupakan suatu gedjala jang amat madjemuk dengan sedjarah dan perkembangannja sampai kepuntjak. Keterangan2 jang disadjikan Kitab Sutji sendiri djauh dari terang dari segala sudut dan seginja. Istilah "nabi" dan "bernubuat" ada pelbagai maknanja. Perkataan "nabi" sendiri (demikianpun bunjinja dalam bahasa Hibrani) tidak memberi banjak pendjelasan. Arti perkataan itu ialah: berseru, berbitjara, memaklumkan. Tetapi istilah itu tidak mengatakan sedikitpun tentang siapa jang berbitjara atau apa jang dikatakan. Memang Kitab Sutji sendiri memberikan suatu keterangan, jakni dalam kisah panggilan Musa (Kel 4:15-16; 17:1) Musa diutus Allah kepada Fare'o. Tetapi Musa menolak oleh karena tidak fasih lidah. Ia lalu diberi pembantu, jakni adiknja Harun, jang akan mendjadi djurubitjaranja. Ia adalah "mulut" Musa dan Musa mendjadi "Allah" Harun. Di depan Fare'o Musa mendjadi Allah dan Harun nabinja. Djadi "nabi" disini "djurubitjara Allah". Sudah barang tentu arti kata itu dengan tegas lagi ringkas menundjukkan tugas nabi2 besar jang tampil kedepan dalam kitab para nabi. Tetapi dalam Kitab Sutji sendiri istilah jang sama dipergunakan sehubungan dengan tokoh2 lain serta kegiatan mereka.
Kelompok2 orang ekstatisi jang memainkan peranannja dalam ibadah kadang2 disebut
"nabi" dan mereka "bernubuat dalam ekstasenja. Disekitas Sjemuel, jang melajani
tempat sutji di Sjilo (1Sa 2:18) terdapatlah "nabi2" jang
bersangkutan dengan tempat sutji (1Sa 10:5). Setjara buatan, jakni
dengan alat2 musik, mereka menimbulkan ekstase lalu "bernubuat" (mengigau).
Keadaan itu disertai pelbagai gedjala jang aneh (1Sa 10:11-13; 19:20-24)
Orang2 itu nampaknja madjenun (bdk. 2Ra 9:11), kerasukan roh Allah
(1Sa 19:20,23). Kemudian dalam sedjarah diketemukan pula kelompok2
"nabi" sehubungan dengan Elija (1Ra 18:4). Elisja'pun mempunjai
hubungan dengan "tjanterik2 nabi" (2Ra 2:3-18). Ungkapan "tjanterik
nabi" dalam bahasa Hibrani berbunji "putera2 (anak) nabi" dan artinja ialah
orang jang mendjadi anggota kumpulan atau kelompok tertentu, djadi anggota
kumpulan nabi2. Sudah barang tentu kelompok2 nabi2 itu melandjutkan nabi2 jang
ada disekeliling Sjemuel. Mereka tinggal ber-kelompok2, kadang2 ratusan orang
(1Ra 18:4; 2Ra 2:3,5,7) dan diam terpentjil dari pergaulan masjarakat
(2Ra 6:1-2), di sekitar tempat sutji, seperti Gilgal (
Sudah barang tentu nabi2 ekstatisi tsb. Mempunjai tjorak keigamaan jang njata dan bersangkutan dengan ibadah. Tetapi keterangan2 Kitab Sutji tidak mengidjinkan untuk menetapkan perasaan mana mereka pegang dalam ibadah. Adakah mereka dalam ekstasenja membawakan firman Allah dalam ibadah sebagai djawaban atas permohonan para pemudja atau peranan lain dipegangnja? Ada ahli jang berpendapat, bahwa salam ibadah Israil, dahulu dan kemudian, nabi2 memegang peranan tertentu, suatu djawatan tetap, disamping para imam. Orang2 itu menundjukkan beberapa mazmur (misalnja Maz 2:6; 110:2:4) tempat suatu firman Jahwe dibawakan. Katanja kalimat2 sedemikian itu diutjapkan oleh seorang nabi dalam ibadah. Selandjutnja dikatakan, bahwa beberapa nubuat jang terkumpul dalam kitab para nabi (misalnja Joel) berasal dari ibadah, sehingga nabi jang bersangkutan merupakan nabi ibadah pula. Akan tetapi pendapat itu tidak dapat dibuktikan dan keterangan2 jang dapat dikumpulkan dari Perdjandjian Lama tidak tjukup untuk meneguhkan hipotese tsb. Maka dari itu harus dikatakan, bahwa kitapun tidak tahu peranan manakah dimainkan kelompok2 nabi dalam ibadah. Halnja tetap kabur sadja.
Disamping dan bersama dengan nabi2 tsb. kita menemukan dalam Kitab sutji
pelbagai tokoh lain jang diberi djulukan "nabi", namun amat berlainan dari para
ekstatisi tsb. dan djuga dari nabi2 besar jang tampil dalam kitab para nabi. Di
djamanpara Hakim ada nabiah Debora, jang menghakimi Israil (Hak 4:4).
Dalam Kitab itupun muntjul seorang nabi jang tak bernama (Hak 6:8).
Mungkin sekali nabi itu hanja akal kesusateraan sadja dengan mana pengarang
kitab mengemukakan pikirannja sendiri. Pada achir djaman para Hakim tampilah ke
depan tokoh besar nabi Sjemuel (1Sa 3:20; 9:9; 2Ta 35:18), jang
berhubungan dengan dan malah memimpin para ekstatisi (1Sa 19:20).
Tetapi terang sekali Sjemuel tidak termasuk kedalam kalangan orang2 itu.
Kemudian dari itu ber-kali2 nabi jang serupa diketemukan dalam Kitab Sutji,
seperti Ahia (1Ra 1:29-30; 14:2-3) Jehu (1Ra 16:7), Jona
(2Ra 14:24), nabiah Hulda (2Ra 22:14-15), Urijahu
(Yer 26:20), Sjemaia (2Ta 12:5-6), Ido (
Sudah barang tentu nabi2 jang sedemikian itu merupakan suatu djabatan dan lembaga tetap di Israil. Achirnja undangpun mengaturnja. Sebab dalam kitab Ulang tutur (Ula 18:15-22) sesungguhnja terdapatlah suatu undang mengenai nabi2. Undang itu kiranja mengatur keadaan jang sudah lama berlangsung dan sedikit banjak merosot, sehingga perlu diberi petundjuk untuk membedakan nabi2 sedjati dan nabi2 gadungan. Undang itupun menjatakan, bahwa lembaga kenabian itu di Israil memegang peranan, jang pada bangsa2 lain dimainkan oleh tukang sihir dan tukang tenung, jang di Israil dilarang (bdk. (Ima 19:26,31); 1Sa 28:7). Apabila rakjat memerlukan petundjuk2 ilahi dalam hidup se- hari2 mereka dapat menghadap nabi2 itu. Sebagaimana radja Babel, Ninive atau Mesir mempunjai tukang2 tenung jang tetap untuk diminta nasehat2nja dalam urusan negara, dalam perkara perang dan damai, demikianpun dalam istana radja Israil ada nabi2 Jahwe.
Pengarang 1Sa 9:9 mengatakan, bahwa orang jang dimasanja disebut
"nabi, dahulu, misalnja ada masa Sjemuel, dinamakan "pelihat". Makna keterangan
itu tidak amat djelas, tetapi jang berikut ini boleh diterima. Dahulu istilah
"nabi" adalah sebutan kelompok2 nabi ekstatis dalam ibadah, sebagaimana jang
dipaparkan diatas. Disamping nabi2 itu ada "pelihat2", perseorangan dan pribadi
untuk keperluan hidup se-hari2 (sebutan lain ialah: orang ilahi atau "pesuruh
Allah", (bdk. 1Ra 13:1) Kemudian orang2 inipun disebut "nabi". Dan
kiranja perkaranja bukan hanja perpindahan sebutan, tetapi djuga tjampuran
fungsi. Mula2 "nabi" dan "pelihat" berbeda satu sama lain, tetapi kemudian nabi2
itupun bertindak sebagai "pelihat". "Pelihat Sjemuel sudah berhubungan erat2
dengan para nabi dan Elisja'pun bergaul dengan "tjanterik2 nabi" pula.
Demikianpun terdjadilah kedua tugas jang mula2 berlainan itu lama kelamaan
melebur mendjadi satu sadja, sehingga istilah "nabi" melingkupi ke-dua2nja.
Menurut 2Ra 21:10 didjaman radja Menasje ada "nabi2" (djamak)
ditempat lain nabi2 disebut disamping para imam (
Dapat dimengerti pula, bahwa kedua fungsi tsb. melebur mendjadi satu. Sebab antara nabi2 ekstatisi dan nabi2 profesionil ada kesamaan djuga kendati perbedaan. Kedua2nja mempunjai hubungan chusus dan langsung dengan Allah. Ekstatisi dianggap kerasukan roh ilahi jang menampakkan diri dalam ekstase mereka. Pelihat2 itu berkat hubungannja dengan Allah mengenal hal2 tersembunji atau kedjadian dimasa depan. Dan pengetahuan adjaib itupun menjatakan pengaruh ilahi jang chusus. Maka dari itu masuk akal, bahwa semua orang dalam siapa pengaruh Allah menjatakan diri, entah dengan ekstase entah dengan pengetahuan adjaib, kemudian disebut "nabi" sadja.
Tetapi lembaga kenabian ekstatis-profesionil mengalami kemerosotan pula. Dalam hal ini kiranja pengaruh agama2 kafir memegang peranannja. Nabi2 Jahwe jang menjertai radja Israil (1Ra 22:5-28) pasti bukan nabi2 sedjati, melainkan pendjilat radja sadja, terutama pemimpin mereka Sidkia. Sudah dikatakan, bahwa nabi2 profesionil harus diberi upah untuk pernjataannja (bdk. 1Sa 9:7-10; 1Ra 14:3; 2Ra 5:15). Mudah sadja adat itu mendjadi alasan kemerosotan lembaga kenabian (bdk. 2Ra 5:20-24), oleh karena itu nabi2 itu terlalu mentjari keuntungan sendiri, atau sebagai pegawai radja terlalu tjondong untuk menjenangkan madjikannja sadja. Karenanja salam kitab para nabi atjap kali diketemukanlah "nabi palsi", jang merupakan lawan jang gigih utusan2 Jahwe jang sedjati. Jeremia harus menentang sekelompok nabi jang disebut namanja dan bekerdja diantara kaum buangan di Babel (Yer 29:21-23) dan dalam Bait Allah ia bergulat dengan seorang nabi jang bernama Hananja bin 'Azur (Yer 28:1-17). Dimasa radja Jojakim ia ditangkap oleh para imam dan nabi (Yer 26:7-15). Mereka itu disebut "pembohong" (Yer 6:13; 8:10), jang bernubuat hanja untuk makanannja melulu (Mik 3:11). Mereka pemabuk (Yes 28:7) dan pendjinah (Yer 29:23). Mereka sesungguhnja tidak diutus Jahwe (Yeh 13:6) dan meramalkan apa jang diinginkannja sendiri, rakjat serta radjanja (Yer 5:31; 6:14; 13; Yes 30:10). Dengan demikian mereka tidak mengusahakan pertobatan rakjat, melainkan membuat mereka tinggal di dalam kedurdjanaannja (Yer 23:14; Yeh 23:23). Nabi2 palsu itu sungguh suatu bentjana di Israil, sebab mereka menjesatkan rakjat dan merupakan antjaman untuk bangsa maupun agama Israil. Mungkin sekali bahwa tidak semua nabi itu mula2 buruk maksudnja dan barangkali mula2 mereka sungguh nabi Jahwe sedjati. Tetapi demi untuk keuntungan materiil dan hendak menjenangkan rakjat dan radja mereka kadang2 menjalahgunakan kurnianja atau tertipu oleh angan2nja sendiri dengan tidak membedakan apa jang datang dari Jahwe dan apa jang tjotjok dengan keinginan hatinja sendiri (bdk. Zak 13:2-6).
Kendati kemerosotan jang kadang2 menurunkan para nabi ekstatis-profesional itu,
mereka toh tjukup besar pengaruhnja akan jang baik dalam hidup keigamaan Israil.
Tidak ada banjak tjerita tentang pengaruh para ekstatisi. Tetapi setidak2nja
pada permulaan mereka nampak sebagai pembela agama Jahwe jang murni. Permaisuri
kafir Izebel mengejar serta membunuh mereka (bdk. 1Ra 18:4; 19:10,14).
Tetapi terutama nabi profesionil adalah djagoan agama Jahwe dan tatasusila. Nabi
Natan menegur radja Dawud karena berdjinah dan membunuh orang jang tak berdosa
(2Sa 12:1-5) dan mendukung radja itu untuk mendirikan pusat agama
jang baru (2Sa 7:1-17). Waktu Jerobe'am mulai dengan ibadah
tersendiri, maka seorang nabi menentang (1Ra 11:29-39), tetapi iapun
menegur radja itu oleh karena terlalu tjondong kepada kekafiran (
Djustru nabi2 profesionil, terutama jang disebut diatas, merupakan pendahuluan
sedjati dari nabi2 besar jang nubuat2nja terpelihara dalam Kitab Sutji.
Chususnja Elija amat mirip mereka. Namun demikian nabi2 besar itu ada tjoraknja
tersendiri, sehingga tidak boleh digolongkan kedalam lembaga kenabian tsb.
Perbedaanja bukan hanja, bahwa nabi2 jang dahulu tidak terpelihara nubuat2nja
dalam tulisan tersendiri, sedangkan para nabi2 jang terachir kurnia kenabian
dibarengi dengan kurnia untuk menulis, entah pada mereka sendiri entah pada
orang lain, sehingga utjapan2nja tersimpan dalam Kitab Sutji. Adakalanja orang
membedakan "nabi2 penulis" dan "nabi2 bukan penulis", perbedaan mana hanja
lahiriah belaka. Kelainan, sesungguhnja djauh lebih mendalam. Jang pertama
diantara nabi2 "penulis",jakni amos (Amo 7:14) membedakan diri dengan
"nabi2" (profesionil) dan "tjanterik2 nabi" (ekstatisi). Dan jang sama kiranja
boleh diterapkan pada semua nabi jang tampil dalam kitab para nabi. Mereka itu
bukan ekstatisi dan bukan pedjabat kenabian, melainkan charismatisi, jang
menerima panggilan chas dari pihak Allah dengan tugas tersendiri. Beberapa
diantaranja seperti Jesaja (Yes 6), Jeremia (Yer 1)
Jeheskiel (Yeh 2:1-10) Amos (Amo 7:14-15) mentjeritakan
panggilannja. apa jang dahulu kadang2 terdjadi dengan nabi2 profesionil, jang
diberi tugas chusus oleh Allah (bdk. 1Sa 3:1-14; 2Sa 7:4-6;
Tugas nabi charismatis pada umumnja ialah: Mendjadi djurubitjara Allah, suara Allah, pada umatnja untuk memperingatakan kepadanja tuntutan2 keigamaan dan tatasusila. Allah Israil kan pentjipta dan pendukung tatasusial dan Dialah Allah jang mahaesa, satu2nja Allah dan tidak menanggung persaingan dewata kafir. Para nabi diutus untuk memperingatkan kepada Israil akibat dan kesimpulan dari pilihannja dari pihak Allah, jang telah mengikat perdjandjian dengan bangsa ketjil ini.
Tetapi perdjandjiaan itu adalah suatu peristiwa dalam sedjarah dan terlaksana oleh sedjarah umat, jang diselenggarakan oleh Allah perdjandjian itu. Karenanja para nabi nampaknja terutama terutama sebagai penafsir sedjarah, sedjarah nasional Israil dan sedjarah internasional, sedjauh bersangkutan dengan sedjarah umat Allah. Sedjarah itu dihadapi para nabi dari segi keigamaan dan kesusilaan. Mereka betul2 sadar dan isxaf, bahwa dibelakang peristiwa2 kenegaraan tangan Allah sedang bekerja serta memimpin. Apa jang kelihatan oleh mata insani ada dasar dan latarbelakang ilahinja jang tak nampak. Para nabi menembusi permukaan untuk membuka dasar ilahinja itu. Sedjarah Israil jang insani adalah sedjarah keselamatan jang dikerdjakan Allah didalamnja. Allah sendirilah jang bertindak dan berbuat didalam peristiwa jang rupanja insani belaka, akan keselamatan umatNja, bahkan akan keselamatan umat manusia seluruhnja. Djustru segi itulah disingkapkan oleh sabda kenabian, sehingga para nabi menghubungkan satu sama lain pernjataan perbuatan dan pernjataan-sabda. Kedua itu lalu melebur mendjadi satu, sehingga peristiwa mendukung sabda kenabian dan sabda itu pada gilirannja membuka rahasia kedjadian. Peristiwa2 politik bagi para nabi mendjadi hukuman atau -atjap kali sekaligus - berkah ilahi; hukuman atas dosa umat atau dosa lawan umat, dan berkah perdjandjian jang mendapat wujud jang njata.
Karenanja para nabi bertumpu pada dan berakar dalam tradisi iman Israil. Sudah barang tentu mereka mendjulang tinggi diatas tingkatan jang umum dan merupakan puntjak didataran. Tetapi mereka tidak terpisah dari umat Allah dan tidak melangkah tersendiri2 sadja. Sebenarnja mereka termasuk kedalam tradisi iman Israil jang djuga dikembangkannja. Iman Israil mempunjai tjorak historis, artinja mengenai peristiwa dan kedjadian jang njata. Memang Israil pertjaja akan Tuhan, tetapi Allah Israil bukan gagasan niskala dan mudjarad, melainkan pribadi jang berbuat sesuatu dan menjatakan diri dengan perbuatan dalam sedjarah. Iman jang terpelihara dalam tradisi itulah jang diambil alih oleh para nabi. Dengan amat tepatnja mereka pernah disebut "suara kalbu Israil", suara rasa keigamaan dan kesusilaan. Lebih dari pada siapapun djua para nabi sadar dan insjaf akan seluruh isi dan segala akibat praktis dari iman Israil itu. Apa jang mereka terima dari leluhur diselami dan diresapkannja sedalam2nja. Dengan tadjam mereka melihat apa jang pernah dibuat dan terus dikerdjakan Allah dan djuga siapa Allah jang berbuat dan bertindak itu. Djustru berkat kehalusan kesadarannja itulah para nabi bukan hanja penjalur iman dan tradisi jang tidak berubah sedikitpun. Ditolong oleh terang Ilahi jang chas para nabi djuga mengembangkan dan memadjukan iman dan tradisi jang hidup. Tanpa meninggalkan apa sadja jang sedjati dari dahulukala, mereka sekaligus menambahkan sesuatu jang baru, landjutan tulen dari jang sudah2. Dengan demikian para nabi bukan hanja pembawa tradisi dan pemelihara iman jang bertumpu pada wahju ilahi, tetapi mereka djuga alat wahju jang baru betul. Tetapi jang baru langsung berkembang dari jang lama, jang dibawah penerangan ilahi dipikirkan dan lalu dipahami se-penuh2nja oleh para nabi.
Didalam arus besar tradisi iman Israil para nabi merupakan suatu aliran ketjil jang mendjadi tulang punggung tradisi umum itu. Sebab sesungguhnja para nabi bukanlah orang jang tersendiri2 sadja. Mereka melandjutkan satu sama lain serta mengembangkan satu sama lain. Jang kemudian bertumpu pada pendahulunja, bahkan ada kalanja dalam tjaranja kabar dibawakan mereka. Tidak demikian halnja, bahwa tiap2 nabi se-akan2 mulai kembali, melainkan kabar nabi jang dahulu diambil alih dan diteruskan oleh nabi jang baru. Dengan demikian para nabi mendjadi satu sungai jang terus mengalir didalam sedjarah Israil, sampai kurnia kenabian lenjap dari umat Allah.
Sebagai penafsir sedjarah adakalanja nabi Israil membitjarakan mengenai masa depan djuga. Memang seringkali nabi dianggap terutama sebagai peramal akan tetapi hanja dalam gabungan seluruh tugasnja hal sedemikian itu kadang2 terdjadi. Dajdi fungsi itu hanja segi tertentu dan bukanlah jang paling penting dari kurnia kenabian. Sebagai djurubitjara Allah nabi per-tama2 menembusi sedjarah aktuil jang sedang berlangsung dimasanja sendiri untuk menjingkapkan segi ilahinja. Tetapi sedjarah itu adalah sedjarah keselamatan dan nabi insaf bahwa keselamatan jang dikerdjakan Allah dalam sedjarah sekarang belum terlaksana, belum sampai djuga. Sebaliknja, keselamatan jang direntjanakan Allah dibahajakan oleh ketidaksetiaan umat. Namun demikian Allah tetap setia pada djandjinja dan karenanja selandjutnja Ia akan bertindak lagi untuk mengembalikan umat kedjalan jang lurus dengan hukuman jang menghasilkan pertobatan, supaja achirnja keselamatan ilahi itu terlaksana. Karenanja para nabi kerap kali berbitjara tentang bentjana2 jang akan ditimpakan Allah kepada umatnja. Bahkan orang mungkin mendapat kesan, bahwa nabi2 umumnja tjukup pessimis, chususnja jang terdahulu. Akan tetapi sebenarnja para nabi optimis, meskipun realis djuga. Mereka tidak menutup mata bagi keadaan jang njata, tetapi mereka mempunjai iman jang tak tergontjangkan akan Allah serta kesetiaanNja. Memang hukuman2 berat didjatuhkan atas Israil, teapi dengan maksud supaja bertobat dan allah lalu dapat melaksanakan rentjanaNja. Harapan itu tak pernah lenjap dari para nabi. Mereka jakin, bahwa setidak2nja sisa Israil akan bertobat lalu diselamatkan. Berdasarkan imannja nabi kadang2 mendapat intuisi tentang masa depan, masa keselamatan. Intuisi jang asasi itu kadang2 digambarkan nabi dengan menggunakan gagasan dan gambaran jang tidak diambil dari intuisi itu, melainkan dari apa jang diketahui nabi setjara lain dan jang sesuai dengan gagasan jang laku dilingkungannja.
Dalam hubungan itulah muntjul nubuat2 masehi. Para nabi adalah pembawa ulung dari harapan Israil jang kuno. Oleh karena sedjarah jang njata belum djuga memenuhi harapan itu atau hanja memenuhinja sebagian sadja, maka pandangan Israil terutama pandangan para nabinja melajang kemasa jang akan datang. Dengan kejakinan mutlak diharapkan turun tangan Allah jang terachir dalam sedjarah umatnja dan bagsa manusia seluruhnja. Entah Allah sendiri, entah seorang utusan Allah achirnja toh akan memenuhi seluruh harapan. Dalam intuisinja itu nabi sesungguhnja membawa suatu kabar bagi jang melampaui masanja sendiri dan karenanja tetap kabur bagi nabi sendiri pula. Ia tahu, bahwa sesuatu jang maha hebat akan terdjadi, tapi tidak tahu bagaimana dan apa jang terdjadi. Maka itu ia menggambarkan intuisinja dengan bahan jang diambil dari lingkungannja jang amat terbatas sambil bertumpu pada keadaan, kedjadian2 dan tokoh2 jang sedjamannja. Dari sebab itu dalam nubuat2 itu amat perlu dibedakan baik2 dua unsur, jakni intuisi asasi dan gambaran pembungkusnja. Kenjataan jang dinubuatkan dapat agak berlainan dari lukisan jang disadjikan nabi, meskipun tjotjok dan serasi dengan intuisi tsb. Nabi pasti tahu akan keselamatan jang terachir, jaitu keselamtan masehi, tetapi ia tidak tahu akan wudjud jang njata. Namun demikian wudjud itupun digambarkannja. Maka dari itu sama seklai tidak tjotjok dengan tjorak nubuat, djika kenjataan masehi melebihi gambaran kenabian. Intuisi asasi dipenuhi seluruhnja tapi gambaran diatasi, oleh sebab lukisan itu terikat pada masa dan lingkungan nabi dalam sedjarah. Itulah sebabnja maka gambaran jang disadjikan masing2 nabi dapat agak berlainan, sedemikian rupa sehingga tidak dapat disesuaikan satu sama lain. Tetapi kelainan itu tidak mengurangi sedikit djuapun kebenaran asasi jang adalah milik bersama para nabi. Perlulah orang ingat akan tjorak nubuat tsb. apabila Perdjandjian Baru menundjukkan kepada nubuat2 jang lama itu se-akan2 terpenuhi dalam diri Jesus dan karjaNja sungguh2 memenuhi intuisi asasi nabi setjara pari-purna, tetapi sekaligus menembusi dan djauh melampaui gambaran dalam mana intuisi itu dibungkus oleh mereka. Karena itulah nubuat2 Pendjandjian Lama sering kali tidak dapat dimengerti, kalau tidak bertolak dari kenjataan Perdjandjian Baru.
Apa jang dikatakan diatas menjatakan se-terang2nja, bahwa para nabi adalah tokoh keigamaan dan kesusilaan. Sebagai pendukung dan penjaga agama jang murni dan tatasusila jang sehat mereka diutus Allah kepada umatNja dan liwat umatNja kepada bangsa manusia seluruhnja. Dengan gigihnja mereka berdjuang, atjap kali hampir2 sendirian sadja, untuk membersihkan agama perdjandjian dari kemerosotan insani. Kerap kali agama Israil sungguh dirusakkan oleh pengaruh kekafiran. Sebenarnja nabi2 tidak djarang turun tangan dalam urusan kenegaraan, tapi maksud-tudjuannja selalu bersifat agamiah belaka. Politikkan seirng2 mengantjam kemurnian agama Jahwe dan hubungan2 diplomatik dengan negeri2 kafir tidak djarang menghantar dewa2 kafir masuk wilajah Jahwe, Allah Israil. Apabila nabi2 menjerang bangsa2 kafir serta mengantjam kepada keruntuhannja, maka bukanlah nasionalisme jang me-luap2 mendorong mereka, melainkan rasa keigamaannja. Bangsa2 itu entah menindas umat Allah entah membahajakan kemurnian agamanja. Dan tidak sedikit nabi toh membuka pintu keselamatan untuk kaum kafir djuga. Pelbagai nabi pun menentang kemerosotan sosial di Israil sendiri, penindasan dan pengisapan dari pihak golongan jang satu terhadap golongan jang lain. Tetapi dasar terachir dari ketjaman itu ialah agama para nabi. Semua orang Israil adalah umat Jahwe, anak Allah jang melindungi jang lemah. Semua sama sadja kedudukan dan haknja. Penindasan sosial achirnja merusakkan agama, hubungan Allah dengan seluruh umatNja. Para nabi tentu sadja tidak bermaksud merobohkan susunan masjarakat, sebagaimana jang dikehendaki Allah. Tetapi djandji2 jang termuat dalam perdjandjian jang diikat Jahwe dengan Israil, teruntukkan bagi semua. Dan tiada seorangpun boleh menghalangi djandji2 itu terlaksana untuk semua. Para nabi pun mempertahankan seluruh Taurat, oleh sebab merupakan pernjataan kehendak ilahi jang harus dilaksanakan manusia. Dahulu beberapa ahli pernah mempertentangkan Taurat Musa serta para imam jang adalah pendukung Taurat, dengan para nabi, se-akan2 mereka tidak peduli akan Taurat. Tetapi pandangan itu keliru sama sekali. Apabila nabi2 sampai mengetjam ibadah mendjadi formalisme belaka atau malahan tachajul sadja. Dalam agama Israil ibadah tanpa tatasusila tidak masuk akal, oleh karena agama itu etis karena Allahnjapun etis adanja. Adakalanja nabi2 berbentrokan dengan para iman, tetapi sebabnja ialah: imam2 itu melalalaikan tugasnja sebagai pendukung tatasusila. Pada dirinja djabatan keimanan dan kurnia kenabian tidak bertentangan satu sama lain, melainkan saling mendukung untuk mempertahankan kemurnian agama dan tatasusila jang bersangkutan. Nabi2 menentang iman2 gadungan seperti mereka melawan nabi2 palsu. Djasa jang terbesar para nabi di Israil ialah menginsafkan kepada bangsa itu, bahwa agama-ibadah dan tata-susila tak terpisahkan.
Sebagai djurubitjara Allah para nabi menjampaikan kabarnja sebagai sabda Allah sendiri. Mereka sendiri insaf, bahwa pesannja berasal dari Allah. Kesadaran itu nampak dalam rumus2 jang lazim dipakai, misalnja: Demikianlah Jahwe bersabda; sabda Jahwe disampaikan kepadaku; itulah firman Jahwe dll. Sabda Tuhan itu kadang2 se-olah2 dipaksakan kepada mereka (Amo 3:8), sehingga tidak dapat ditolak. Dengan sia2 sadja Jeremia berusaha melarikan diri (Yer 20:7-9); bdk. kisah nabi Jona'). Tetapi bagaimanapun djua para nabi sendiri jakin se- kuat2nja, bahwa mereka utusan Allah (bdk. Yes 6:8). Diri nabi sendiri seluruhnja mendjadi suatu "tanda", nubuat jang hidup (bdk. Hos 1-3; Yes 20:3; 8:18; Yer 16; Yeh 4:3; 12:6,11; 24; 24).
Dengan beberapa djalan sabda Jahwe dan kabar jang harus dibawakan dapat sampai kepada nabi. Adakalanja mereka mendapat penglihatan (Yes 6; Yeh 1:2,8; Zak 1-6; Amo 7:8: kemudian dalam apokaliptik djalan itu mendjadi djalan biasa sadja; bdk. Kitab Daniel), atau mimpi dimalam hari (Ula 13:6; Zak 1:8-9), ataupun mereka mendengar suatu suara (Yeh 1:28; 3:13; 10:5; Amo 9:1). Kadang2 mereka disergap oleh ilham ilahi (Yeh 8:1) dengan melihat barang sesuatu dari hidup se-hari2 jang mendapat makna luar biasa bagi nabi (bdk. Amo 8:1-3; Yer 1:11-12; 32:1-44; 18:1-4). Tetapi djalan jang lebih lazim ialah suatu ilham batin, dorongan untuk berbitjara. Atas dorongan dan penerangan ilahi mereka memikirkan imannja serta kedjadian2 jang njata, lalu mereka melihat kebenaran dan kesimpulan daripadanja. Allah mendorong mereka untuk merumuskan dan mengeluarkan buah pikirannja itu, jang menurut kejakinan nabi sendiri sungguh berasal dari Tuhan. Setiap nabi sedjati sadar dan insaf, bahwa ia hanja alat ditangan Allah, meski bukan alat mati sekalipun, sehingga apa jang dikatakan nabi sungguh dikatakan Allah sendiri.
Dalam hal membawakan kabarnja nabi dapat menempuh pelbagai djalan. Adakalanja
mereka menggunakan perbuatan lambang (Yes 20:3-4; Yer 27:19; 13),
jang merupakan kesukaan Jeheskiel jang chas (
Djadi nubuat2 jang dibawakan nabi setjara lisan kemudian terkumpul dan tersusun
dalam kitabnja, atjap kali oleh orang lain. Dalam menjusun bahannja para
penghimpun menuruti asas2 jang seringkali bukan asas seorang pengarang moderen.
Kadang2 mereka menghimpun bahan jang mengenai hal jang sama (misalnja nubuat
tentang bangsa2 kafir; Yes 13:1-23:18; Yer 46:1-51:64;
Kesemuanja itu mengakibatkan, bahwa kitab2 nabi tidaklah gampang dibatja. Tetapi mahapentinglah orang ingat akan tjaranja kitab itu terdjadi. Tiap bagian adalah sebuah "chotbah", lebih kurang pandjang (kadang2 beberapa ajat sadja) jang harus dimengerti sebagai suatu kesatuan tersendiri. Umumnja orang dapat membedakan empat unsur dalam kitab2 para nabi. Memang tidak semua unsur terdapat dalam semua kitab, tetapi dalam banjak kitab terutama jang lebih besar, diketemukan kembali. Unsur jang merupakan kechasan nabi ialah "firman Jahwe". Atjap kali nabi hanja mengutip sadja apa jang dikatakan Jahwe. Itu selalu ditundjuk dengan rumus: Demikianlah Jahwe bersabda... dan ditutup dengan rumus: Itulah sabda Jahwe. Karenanja bagian2 itu umumnja mudah dikenali. Firman Jahwe itu kadang2 pendek dan padat, kadang2 lebih pandjang. Disamping itu ada bagian dimana nabi sendiri berbitjara sebagai penchotbah untuk membentangkan pikirannja sebagaimana atas ilham Ilahi muntjul dan bergelora dalam hatinja. Isi chotbah itu bermatjam- ragam, antjaman, nasehat, petundjuk, adjaran dll. Dan ada djuga bagian dalam mana nabi sendiri menteritakan halihwal kehidupannja, baik batin maupun lahuir (Yes 6; Yer 1:4-6; 20:7-18; Hos 3). Adakalanja orang lain (penghimpun kitab?) mengisahkan hal-ihwal nabi (Amo 7:10-17); Hos 1:2-8; Yes 20:1-6; Yer 19:1-20:8; 26:1-24 dll.) Dalam bagian2 ini kerap kali dikutiplah firman Jahwe atau chotbah nabi. Achirnja ada bagian2 lain lagi dalam kitab para nabi, jang berupa lagu jang bermatjam-ragam. Ada lagu ratap, lagu edjekan, lagu pudji; ada doa dll. Adakalanja pelbagai djenis kesusteraan bertjampur-baur dan tidak gampang digolongkan.
Banjak bagian dan nubuat kitab para nabi berupa sandjak. Orang dapat melihat, bahwa pada umumnja persandjakkan itu lama-kelamaan berkurang. Nabi2 jang lebih dahulu menggunakan hanja gaja sastera itu, tetapi jang kemudian mulai memakai prosa djuga prosa se-mata2. Persandjakan Hibrani ada undang2 dan patokan2nja sendiri, jang belum diketahui seluruhnja. Namun demikian tidak dapat disangsikan para nabi umumnja suka akan djenis kesusasteraan itu, meskipun tidka selalu pasti apakah salah satu abgian berupa sandjak atau itu, meskipun tidak selalu pasti apakah salah satu bagian berupa sandjak atau prosa sadja. Penterdjemah kadang2 memilaih sajda entah jang satu entah jang lain. Daja puetis memang tidak sama pada semua nabi. Ada jang berbakat luhur dan ada jang berbakat rendah. Persandjakan itupun mengakibatkan, bahwa nubuat2 tidak selalu gampang dibatja. Tetapi umumnja boleh dikatakan, bahwa puesi agak sukar, sehingga para nabi Israil bukan suatu keektjualian. Maka itu perlu nubuat2 dibatja dan dipelajari dengan perhatian jang sewadjarnja. Lalu orang kiranja sampai menikmati puesi Hibrani djuga, kalaupun dalam terdjemahan memang banjak dari kekuatan aselinja hilang.
Kitab para nabi memang kitab dari Perdjandjian Lama, sehingga mungkin orang bertanja apakah gerangan gunanja bagi kita jang hidup didjaman perdjandjian baru. Sudah barang tentu kitab itupun mentjerminkan tahapan wahju ilahi tertentu sadja. Karenanja kitab para nabi, seperti Perdjandjian Lama seluruhnja, menundjuk kepada diri Jesus Kristus dan perdjandjian baru. Namun demikian perbuatan2 nubuat2 itu tidak hanja berguna sebagai persiapan sadja dan sebagai saksi penjelenggaraan ilahi adjaib jang memimpin sedjarah menudju kedjaman terakhir. Banjak adjaran para nabi terus berlaku dan dengan rupa jang sama tidak terdapat dalam Perdjandjian Baru jang selalu mengandaikan Perdjandjian Lama. Demikian misalnja tekanan atas Allah jang mahaesa, jang mahakuasa, mahaadil, jang memimpin seluruh sedjarajh umat manusia. Dalam kitab itu kitapun masih terus dapat menimba pengetahuan tentang Tuhan itu; nabi2 terus mengadjar bahwa iman tanpa amal sesungguhnja iman jang mati dan tak berguna. Iman para nabi adalah dasar iman kita. Para nabi merupakan pendorong suatu tradisi jang bergerak madju, dan tradisi itu kita butuhkan djuga. Tanpa mengetahui kitab para nabi orang tidak mengetahui Perdjandjian Lama dan tidak mengetahui imannja sendiri. Maka dari itu nubuat2 jang lama itu dapat terus hangat bagi kita, mungkin lebih hangat dari pada bagi umat Allah perdjandjian lama, oleh sebab kita dapat mengerti intisari kitab para nabi ialah nabi terachir lagi terbesar, jaitu Jesus Kristus jang dengan kabur dinubuatkan para nabi.
Baiklah kiranja kami sadjikan disini daftar para nabi bersama dengan djaman mereka tampil. \= AMOS l.k. 760-750 Hosea l.k 759-725 Micha 745-697 Jesaja 740-700 Sefanja 630-622 Jeremija 626-585 Habakuk 625-586 Nahum 614 Jeheskiel 597-580 Obadja 520 Hagai 520 Zakarja 520 Maleachi 520-480 (450-430) Joel 500? Baruch 200? Daniel 160 \+ Untuk hal2 terperintji lihatlah kata pendahuluan masing2 Alkitab.
TFTWMS: Yeremia (Pendahuluan Kitab) Yeremia 1
Panggilan & Tugas Yeremia
Yeremia bukan nabi yang dipilih oleh manusia,1tetapi ditugaskan oleh Allah. C. J. Ball meminta perhatian kep...
Yeremia 1
Panggilan & Tugas Yeremia
Yeremia bukan nabi yang dipilih oleh manusia,1tetapi ditugaskan oleh Allah. C. J. Ball meminta perhatian kepada fakta itu:
Adalah jelas bahwa di hadapan kita [dalam pasal 1] kita punya kata pengantar oleh penulisnya sendiri terhadap keseluruhan kitab itu; dan jika kita mau memperoleh gagasan yang memadai tentang arti aktivitas nabi itu baik untuk zamannya sendiri dan untuk zaman kita, kita harus mempertimbangkan dengan baik kekuatan kata-kata pembukaan itu. Karir nabi sejati itu < sudah tentu menyiratkan panggilan atau kedudukan khusus terhadap jabatan itu. Dalam kata pengantar terhadap ringkasan kisah karya hidupnya, Yeremia mengetengahkan panggilan itu sebagai suatu peristiwa tunggal dan pasti dalam sejarah hidupnya.2
Panggilan itu datang kepada Yeremia, 'bin Hilkia, dari keturunan imam yang ada di Anatot' (1:1). Tampaknya tidak ada cara untuk menentukan apakah berdasarkan namam itu ayah Yeremia itu seorang imam besar pada zaman reformasi Raja Yosia.
Theo. Laetsch menulis, Identitas ayah Yeremia, Hilkia, dengan imam besar yang disebut [dalam] 2 Raja-Raja 22:3dst.; 2 Taw. 34:8dst., tidak bisa dibuktikan. Pada umumnya para imam besar menetap di Yerusalem, dan pernyataan 'keturunan imam,' dll., mungkin telah disisipkan dalam rangka untuk mencegah ayah Yeremia diidentifikasikan sebagai imam besar Hilkia.3
Bagaimanapun, The Pulpit Commentary memberi pernyataan berikut ini tentang ayah Yeremia, Kemungkinan besar [ia] bukan imam besar yang menemukan Kitab Taurat di bait suci. Kita tahu, setidaknya, bahwa Yeremia adalah anggota dari sebuah keluarga imam < dan bahwa ia punya koneksi tingkat tinggi adalah sangat memungkinkan berdasarkan sikap hormat yang ditunjukkan kepada dia oleh para penguasa Yehuda secara berturut-turut—oleh Yoyakim dan Zedekia, tidak kurang oleh Ahikam dan Gedalya, para gubernur dari Raja Babel.4
James E. Smith juga mencatat bahwa Yeremia memiliki banyak teman di tempat-tempat yang terhormat, dengan mengulas bahwa pamannya (32:7) dan suami nabiah Hulda (2 Raja-Raja 22:14) sama-sama bernama Salum. Jika kedua Salum ini adalah orang yang sama, maka Yeremia terkait lagi dengan kerabat yang paling berpengaruh selama zaman reformasi Yosia dan usaha pemulihan.5Oleh sebab itu, apakah ayah Yeremia itu imam besar atau bukan, bukti menunjukkan bahwa Yeremia adalah bagian dari sebuah keluarga yang terhormat di Yehuda.
PENEKANAN. Subyek: Pemanggilan Yeremia sebagai nabi untuk Yehuda. Latar Belakang: Awal karirnya sebagai nabi bagi kerajaan selatan Yehuda, selama pemerintahan Yosia. Mutiara. Kebenaran: 1:4, 5.
'Datanglah firman TUHAN'(ay. 2) itu kepada anak Hilkia selama lebih dari empat puluh tahun. Yeremia memulai pelayanan kenabiannya pada tahun ketiga belas pemerintahan Raja Yosia (627 S. M.), dan pelayanan itu berlanjut terus sampai pemerintahan Yoahas (Salum; 2 Raja-Raja 23:30, 31; Yeremia 22:11), Yoyakim (Yeremia 35:1; 36:1; 45:1), Yoyakhin (Konya; 2 Raja-Raja 24:6-16; Yeremia 22:24-30), dan Zedekia (2 Raja-Raja 24:17; Yeremia 1:3; 39:1-7).6Bahkan setelah pemerintahan raja-raja ini telah berakhir, Yeremia melanjutkan pekerjaan kenabiannya di tengah-tengah kelompok tersisa yang kecil yang memaksa dia untuk pergi ke Mesir bersama mereka (pasal 40-44).
TFTWMS: Yeremia (Pendahuluan Kitab) Yeremia NABI KEADILAN & PENGHAKIMAN
Kata Pengantar
Sebagi orang yang ukuran rohaninya besar, Yeremia1tidak pernah melakukan sesuatu yang kecil....
Yeremia NABI KEADILAN & PENGHAKIMAN
Kata Pengantar
Sebagi orang yang ukuran rohaninya besar, Yeremia1tidak pernah melakukan sesuatu yang kecil. Dalam kitab nubuatan yang terpanjang di Perjanjian Lama, ia mengumumkan keadilan dan penghakiman Tuhan terhadap setidaknya dua puluh negeri dan kota yang berbeda (Yeremia 25:18-28). Ia memulai tugasnya ketika masih muda, dan terus berkarya selama lebih dari empat puluh tahun untuk menyampaikan dakwaannya "demikianlah firman Tuhan" kepada para raja, para pangeran, para nabi palsu, para imam, dan orang-orang di setiap tingkat kehidupan. Nabi ini menyampaikan janji khusus dari Allah kepada seorang budak Etiopia yang berteman dengan dia (39:15-18), namun ia mengumumkan penghakiman dan bencana ke atas kerajaan dunia Babel (51:59-64).
Meskipun perkataan Yeremia diejek oleh Yehuda (20:7; 36:21-23), perkataan itu tetap bertahan sampai hari ini sebagai monumen yang membuktikan bahwa ia adalah juru bicara Allah. Kasihnya terhadap bangsanya yang sesat adalah sangat besar sehingga ia merindukan lebih banyak air mata ditumpahkan oleh karena kehinaan mereka (9:1, 2). Ia juga dengan berani mengumumkan penghakiman ke atas nabi-nabi palsu (28:15-17, 29:21-23). Ia berdoa bagi bangsanya sampai Allah memberitahu dia untuk berhenti (7:16, 11:14; 14:11), namun ia secara terus terang memperingatkan kehancuran mereka (9:9-11).
Yeremia bukan orang yang kalem maupun pasif. Ia seorang pejuang yang jatuh cinta kepada kebenaran. Hatinya bergetar dengan iman. Pemberitaannya yang unik berasal dari sorga, dan misinya adalah menyatakan hukuman ke atas kaum yang tidak beriman.
Meskipun pemberitaannya suram, nabi itu juga menyampaikan berita tentang Mesias. Ia berbicara tentang perjanjian yang akan datang yang menawarkan pembasuhan ilahi dan harapan baru (23:5, 6; 31:31-34). Kata-katanya memperlihatkan kasih Allah yang kekal (31:1-14).
Bayangkanlah ketegangan emosi yang Yeremia alami dan kekuatan ilahi yang ia butuhkan untuk mengarahkan kehidupan seperti itu! Kita akan segera mengetengahkan sebuah pelajaran tentang salah satu petualangan yang paling menarik yang ditemukan di dalam Kitab Suci. J. D. Douglas menulis, "Tidaklah berlebihan untuk mengatakan bahwa untuk memahami apa yang [Perjanjian Lama] maksudkan dengan istilah nabi, [kita] perlu mempelajari kitab Yeremia."2
Yeremia adalah khotbah berjalan. James E. Smith menyebut biografi Yeremia "khotbah hidup" dan kitabnya "Alkitab mini." Ia menambahkan bahwa "Orang-orang kudus di sepanjang zaman telah ditantang dan diilhami oleh perbuatan dan perkataan [Yeremia]."3Bill Banowsky berkata, Tidak ada penyair lain yang sudah begitu sepenuhnya menangkap penderitaan manusia dan penderitaan Allah. Yeremia mengerti dosa bangsanya karena ia hidup dengan dosa itu. Ia mengerti kesedihan Allah karena ia ikut merasakan kesedihan itu.4
Yeremia menjalani kehidupan iman dan frustrasi. Theo. Laetsch memberikan gambaran ini:
"Yeremia adalah orang yang sifatnya hangat, simpatik. Ia meneteskan air mata ketika melihat kejahatan terus meningkat dan bangsanya yang degil mengeraskan hati, yang keselamatannya sangat ia dambakan dengan sepenuh hati, atau ketika ia sadar bahwa penghakiman yang mengerikan dari Allah yang adil semakin mendekat dan akhirnya melihat penghakiman itu dicurahkan seperti banjir yang dahsyat ke atas bangsa dan negeri itu. Namun oleh anugerah Allah ia menjadi menara kekuatan, seorang laki-laki sejati, salah satu pahlawan Allah yang luar biasa Tidak sekali pun ia gagal di hadapan umum. Menghadapi bangsanya itu, ia selalu bersikap sebagai abdi Allah, utusan rahmat Tuhan, menyerukan pertobatan kepada bangsa yang ia kasihi dengan kasih yang selembut kasih seorang ibu, dengan ketulusan hati seorang teman yang setia, yang melekat lebih erat daripada seorang saudara. Namun begitu, kasihnya untuk bangsanya itu tidak mempengaruhi kesadaran tugasnya, kasih dan ketaatannya kepada Allah. Tanpa berlambat-lambat ia mengumumkan penghakiman Allah terhadap orang yang tidak mau bertobat dengan tidak memandang orang. Seperti dinding dari kuningan ia berdiri kokoh terhadap nabi-nabi yang hiruk pikuk, imam-imam yang fanatik, orang-orang yang panik, para raja yang marah. Dengan tenang ia menghadapi kawanan serigala yang menggeram yang siap untuk membunuh dia. Baik fitnah, atau penganiayaan, atau penjara, atau ancaman kematian dapat mencegah dia untuk tidak mengatakan apa saja yang Allah perintahkan kepada dia. Hanya ketika ia sendirian bersama Tuhannya ia menyuarakan perasaan deritanya, keraguan dan ketakutannya, sakit hatinya dan kesedihan yang menggerogoti."5
Yeremia tidak menjadi menara kekuatan oleh karena sistem dukungan apa saja yang diberikan oleh saudara-saudaranya. Ia menjangkau ke tempat yang lebih tinggi, dengan berpegang pada Ilah! Perjuangan Yeremia harus menjadi pelajaran yang tidak akan kita lupakan. Nabi ini pasti mengalami lebih banyak kekecewaan, tekanan, dan penolakan dibandingkan yang pernah dihadapi oleh siapa saja dari kita. Ia diejek selama empat puluh tahun, namun ia tidak pernah berhenti berbicara untuk Tuhan. R. B. Y. Scott menyatakan, "Yeremia bukanlah pohon yang menangis, tetapi pohon besar yang digoncang badai yang tumbuh dari benih yang lembut. Rohnya yang sensitif tercabik-cabik antara kasih untuk bangsanya dan kesetiaan kepada kebenaran Allah. Kekuatan batin turun ke atas dia ketika ia bergumul dengan Allah pada puncak agama pribadi yang kuat."6
Apakah arti semua ini bagi kita? Bagaimanakah kita bisa belajar dari raksasa yang saleh ini mengenai tempat dan waktu yang lain? Bagaimanakah bisa kita mengikuti teladannya dalam kita menghadapi perjuangan kita sendiri?
Ketika kita melihat kitabnya, kitab yang paling otobiografis yang ditulis oleh siapa saja dari nabi-nabi itu, kita akan menemukan orang yang terluka seperti kita terluka- hanya saja lebih banyak. Kita akan melihat orang yang kesepian seperti kita, yang memperhatikan kerusakan dan kesedihan di sekeliling dia seperti yang kadang-kadang kita lakukan-hanya saja lebih banyak. Kita akan melihat orang yang menyaksikan kerusakan akibat perang dan penawanan oleh kekuatan jahat seperti yang disaksikan oleh beberapa dari kita-hanya saja lebih banyak. Siapakah di antara kita yang dapat berjalan melalui halaman-halaman kitab yang diserang bahaya itu dan melihat dia terus berjalan tanpa dilanda gelombang keberanian untuk melakukan hal yang sama?
Manfaat sifat nabi itu telah dirangkum dengan baiknya oleh J. Sidlow Baxter:
Saya tidak mengenal orang yang hatinya lebih seperti Yesus sendiri selain daripada Yeremia, dalam simpati penderitaannya bersama Allah dan manusia, dalam kesabarannya yang tak mendendam, kepeduliannya yang sangat kuat bagi sesamanya satu bangsa, motifnya yang jujur, kerendahan hatinya, kesediaannya untuk mengorbankan diri, dan kesetiaannya yang utuh, bahkan sampai ke titik kecaman yang luar biasa parahnya. Semua pekerja Kristen di zaman kini yang kecewa, tak dihargai, diabaikan, disalahpahami, difitnah dan dianiaya, yang melekat di tempat kerja mereka, namun dengan beban suram di hati dan cekikan kesedihan di tenggorokan, harus berpaling lagi dan lagi untuk berkomunikasi dengan si pemberani yang heroik dari halaman-halaman ini. Sesungguhnya, kita tidak bisa dengan benar mempelajari Kitab Yeremia ini tanpa mempelajari Yeremia itu sendiri; karena dirinya merupakan kitab itu sama seperti nubuatan yang ia ucapkan.7
Laetsch menggambarkan nabi itu sebagai "pribadi manusia yang tegang, manusia yang dapat kita pahami dan kasihi, namun begitu manusia yang diberkati dengan kekuatan misterius yang sedemikian rupa dari tempat tinggi sehingga kita kadang-kadang dibuat kagum oleh kebesarannya.…8Ia mengatakan bahwa Yeremia adalah" pribadi yang sangat luar biasa dan kuat, pada saat yang sama sangat menyenangkan, sehingga kita tidak bisa gagal untuk mengenali dia sebagai alat yang secara khusus dipilih dan disiapkan oleh kasih Allah kasih karunia dan kekuatan dan kebijaksanaan."9
Sosok Yeremia yang merupakan campuran antara penderitaan manusia dan pertolongan sorgawi harus memampukan kita untuk menemukan diri kita sendiri di suatu tempat dalam gambarannya tentang masa-masa itu dan kebenaran Allah. Seraya Yeremia berjalan di depan kita pada halaman-halaman terilham itu, semoga setiap orang dari kita berani berkata, "Dengan karunia Allah, aku bisa pergi ke sana."
Catatan Akhir:
- 1 Enam orang lainnya yang bernama Yeremia secara singkat disebut dalam Perjanjian Lama: seorang suku Benyamin dan dua orang Gad yang bergabung dengan Daud di Ziklag (1 Tawarikh 12:4, 10, 13); kepala keluarga di Manasye (1 Tawarikh 5:24); suku asli dari Libna dan ayah Hamutal, istri raja Yosia dan ibu dari Yoahas (2 Raja-Raja 23:30, 31); dan anak Habazinya, seorang Rekhab (Yeremia 35:3). (John B. Graybill, "Jeremiah," in Zondervan Pictorial Bible Dictionary , ed. Merrill C. Tenney [Grand Rapids, Mich.: Zondervan, 1967], 412.
- 2 J. D. Douglas, The New Bible Dictionary (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1962), 560.
- 3 James E. Smith, The Major Prophets, Old Testament Survey Series (Joplin, Mo.: College Press Publishing Co., 1992), 177.
- 4 Bill Banowsky, "Jeremiah," 2nd Annual Ft. Worth Christian College Lectureship (1961): 314
- 5 Theo. Laetsch, Jeremiah, Bible Commentary (St. Louis, Mo.: Concordia Publishing House, 1965), xi
- 6 R. B. Y. Scott, The Relevance of the Prophets, rev. ed. (New York: Macmillan, 1968), 84.
- 7 J. Sidlow Baxter, Explore the Book, vol. 3, Poetical Books (Job to Song of Solomon), Isaiah, Jeremiah, Lamentations (Grand Rapids, Mich.: Zondervan, 1974), 260.
- 8 Laetsch, 23.
- 9 Ibid.
Pengarang: Dayton Keesee
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Yeremia (Pendahuluan Kitab) Periode Nubuatan Yeremia
Kapankah Yeremia hidup, dan di bawah raja siapa sajakah ia berkarya? Bagaimanakah hubungan nabi itu dan raja-raja itu satu ...
Periode Nubuatan Yeremia
Kapankah Yeremia hidup, dan di bawah raja siapa sajakah ia berkarya? Bagaimanakah hubungan nabi itu dan raja-raja itu satu sama lainnya?
Bagaimanakah hubungan Yeremia dengan nabi-nabi lainnya? Bagaimanakah ia memberikan kekuatan dan kejelasan kepada pemberitaannya? Bagaimanakah kitabnya itu cocok ke dalam skema kekal Allah? Pelbagai pertanyaan ini dan pertanyaan mendasar lainnya harus dijawab sebelum kita mempelajari pelbagai ajaran tertentu dari Kitab Yeremia.
BAGAIMANAKAH TENTANG KEHIDUPAN YEREMIA?
Ayat pertama kitab itu mengidentifikasikan Yeremia dengan Anatot di tanah Benyamin, sebuah kota yang berjarak 4 kilometer di timur laut Yerusalem. Ketika bangsa Israel menguasai Palestina, Anatot ditaklukkan oleh Yosua dan disisihkan untuk para imam (Yosua 21:13-19; 1 Tawarikh 6:57-60). Yeremia tinggal di Anatot (Yeremia 29:27) dan juga di Yerusalem (29:1; 32:2, 3, 7-9; 38:6, 13; 39:14). Meskipun tidak ada catatan tentang Yeremia melayani dalam keimamatan, namun ayahnya adalah seorang imam (1:1), jadi ia dibesarkan dalam suasana keimamatan.
Yeremia 1:2, 3 menunjukkan waktu di mana nabi itu hidup. Periode pelayanan kenabian Yeremia merentang dari tahun ketiga belas pemerintahan Yosia sampai tahun kesebelas pemerintahan Zedekia, ketika Yehuda diangkut menuju Pembuangan Babel. Bahkan setelah jatuhnya Yehuda, Yeremia melanjutkan karyanya di pengasingan, setelah dibawa oleh bangsanya sendiri ke tanah Mesir (43:1-7; 44).
Yosia menjadi raja pada tahun 640 S.M. Oleh karena itu, 627 S.M. adalah tahun ketika Yeremia memulai karya kenabiannya, dan ia terus bekerja sampai setelah 586 S.M. ketika Yehuda menjadi terpencil (39:6-14).
SIAPA SAJAKAH RAJA-RAJA ITU?
Selama kurun waktu empat puluh tahun, Yeremia bertugas di bawah lima raja: Yosia (1 Tawarikh 3:14-17; 2 Raja-Raja 21:23-22:2); Yoahas (Salum; 2 Raja-Raja 23:30-37; Yeremia 22:11); Yoyakim (2 Tawarikh 36:5-9); Yoyakhin (Yekhonya atau Konya; 2 Raja-Raja 24:5-12; Yeremia 22:24-30), dan Zedekia (2 Raja-Raja 24:17-20; 2 Tawarikh 36:10-13). Dari lima raja itu, hanya Yosia yang dengan benar melayani Allah dan rakyat itu (2 Raja-Raja 22:1-23:8; 2 Tawarikh 34, 35). Tabel berikut ini memberikan waktu pemerintahan mereka1:
RAJA-RAJA YANG YEREMIA LAYANI DARI 627 SAMPAI 586 S. M.
Raja-Raja Yehuda |
Tahun Pemerintahannya |
Rentang Waktunya |
Yosia |
640-609 S.M. |
31 tahun |
Yoahas (Shallum, Joahaz) |
609 S. M. |
3 bulan |
Yoyakim |
609-598 (?) S.M. |
11 tahun |
Yoyakhin (Yekhonya, Konya) |
598 (?) S. M. |
3 bulan |
Zedekia |
597-586 S.M. |
11 tahun |
DARI SALOMO SAMPAI YOSIA"
Kemerosotan rohani di zaman Yeremia dapat ditelusuri kembali kepada Raja Salomo pada tahun 1000 S.M. Lima ratus tahun sebelum Salomo, Allah telah menyatakan melalui Musa hal-hal tertentu yang raja Israel tidak boleh lakukan (Ulangan 17:15-17). Sebagai contoh, raja tidak boleh memperbanyak istri bagi dirinya sendiri, tetapi Salomo memiliki tujuh ratus istri dan tiga ratus selir (1 Raja-Raja 11:1-8). Segala sesuatu yang Allah tolak, diambil oleh Salomo!
Allah telah menetapkan bahwa raja harus menyalin perjanjian Allah, membaca Kitab Suci setiap hari, dan melaksanakan "segala isi hukum dan ketetapan ini" (Ulangan 17:18-20). Hal-hal ini, tidak Salomo lakukan! Dalam 1 Raja-Raja 11:4-10 dan 2 Raja-Raja 23:13, kita membaca tentang penyembahan berhala Salomo yang memalukan. Seperti yang ditunjukkan dalam 1 Raja-Raja 11:5-7, ia memberikan sajian kepada ilah-ilah yang banyak itu:
"Demikianlah Salomo mengikuti Asytoret, dewi orang Sidon, dan mengikuti Milkom [Molokh2], dewa kejijikan sembahan orang Amon, "Pada waktu itu Salomo mendirikan bukit pengorbanan bagi Kamos, dewa kejijikan sembahan orang Moab, "dan bagi Molokh"."
Salomo, kombinasi yang membingungkan antara hikmat dan kejahatan, punya sifat membantu dan juga membahayakan. Ia mengangkat bangsa Israel kepada keberhasilan ekonomi yang paling tinggi tetapi meletakkan pondasi bagi kejatuhan Israel ke dalam kelalaian!
J. A. Thompson memberikan survei yang menyeluruh atas perjalanan Israel dari zaman Salomo hingga ke zaman Yeremia:
Setelah kematian Salomo kerajaannya itu runtuh menjadi dua negara yang bersaing, Israel dan Yehuda, dengan dua ibukota, Samaria dan Yerusalem, dua pemerintahan, dua angkatan bersenjata, dan dua jenis praktik keagamaan. Dari dua negara itu, Israel adalah negara yang lebih besar dan lebih kaya. Kedua negara itu berbentuk kerajaan sehingga ada dua raja di wilayah yang kecil itu. Selama hampir dua ratus tahun mereka hidup berdampingan, kadang-kadang berperang dan kadang-kadang hidup dengan syarat-syarat perdamaian. Mereka hidup secara terpisah dan melakukan peperangan mereka sendiri melawan para tetangga mereka."Tetapi semua berubah dengan munculnya Tiglath-pileser III dari Asiria (745-727 SM) lebih dari satu abad sebelum Yeremia hidup. Kemunculan itu adalah abad penting yang menyaksikan mulai timbulnya pelbagai masalah yang sangat besar tentang politik dan keagamaan di Israel dan."[Sebagai akibat dari kebijakan Ahas, Yehuda] dipaksa untuk melakukan kewajiban budak biasa, yang melibatkan pembayaran upeti dan pengakuan atas ilah-ilah Asyur di dalam Bait Allah di Yerusalem. Ahas wajib menghadap Tiglath-pileser di Damaskus dan untuk memberi penghormatan kepada para dewa Asyur di sebuah mezbah perunggu yang berdiri di sana. Salinan mezbah ini kemudian dibuat dan didirikan di Bait Allah di Yerusalem (2 Raja 16:10-15). Itu merupakan situasi yang memalukan dan tidak mungkin mendapat persetujuan kaum Yehuda."Hizkia anak Ahas (715-687 S.M.) mungkin mencerminkan ketidakpuasan banyak orang di dalam bangsa itu dan ia mengambil langkah-langkah untuk membalik kebijakan ayahnya, dengan melakukan reformasi keagamaan secara menyeluruh dan memperlihatkan tampilan yang cukup atas keinginannya untuk memperoleh kembali kemerdekaan Yehuda untuk menarik perhatian penguasa Asyur Sanherib (705-681 SM) pada 701."Pelbagai upaya Hizkia untuk membebaskan diri dari Asyur gagal. Setelah kematiannya, anaknya Manasye (687-642 SM) sekali lagi memimpin Yehuda ke posisi sebuah negara bawahan yang setia kepada Asyur."Ini tidak hanya melibatkan sikap tunduk secara politik tetapi juga beberapa pengakuan terhadap para dewa Asyur. Tetapi ia melangkah lebih jauh daripada ini dan tampaknya telah membuka pintu bagi segala macam praktik keagamaan dari jenis yang tidak biasa. Ia membatalkan langkah-langkah reformasi Hizkia, membolehkan pemulihan kuil-kuil lokal, memberikan kendali penuh kepada segala macam praktik penyembahan berhala, menoleransi kultus seks dengan pelacuran suci di daerah Bait suci (2 Raja. 21:4-7; Zef. 1:4-5). Bahkan pemujaan Molokh yang mempraktikkan pengorbanan manusia diizinkan (2 Raja. 21:6). Pelbagai praktik lama orang Kanaan, penyembahan Baal, pendirian patung Asyera, penyembahan dewa-dewa langit, dan sejumlah praktek lainnya yang merupakan pelanggaran."dibiarkan terjadi sekali lagi di Yehuda. Semua ini menimbulkan perbedaan yang tidak jelas antara Yahwisme dan paganisme, dan secara keseluruhan mengabaikan hukum perjanjian.3
Anak Manasye, Amon, menjadi raja selama dua tahun dan melakukan apa yang jahat di mata TUHAN seperti yang dilakukan ayahnya (2 Raja-Raja 21:18-20). Pemerintahan Manasye selama lima puluh lima tahun telah membentuk pola kefasikan yang tidak akan hilang.
BAGAIMANAKAH RAJA-RAJA ITU MEMERINTAH?
Ketika cucu Manasye, Yosia, lahir bagi Amon, usia Amon pasti sudah sekitar enam belas tahun, sehingga membuat usia Yosia delapan tahun saat Amon mati pada usia dua puluh empat tahun (pada waktu mana Yosia menjadi raja; 2 Tawarikh 34:1). Ketika ia menjadi raja, penyembahan berhala dan dosa-dosa sosial lazim terjadi di Yehuda.
Oleh karena itu bahwa Yosia adalah seorang yang saleh dari masa mudanya adalah menajubkan. Bagaimanakah hal itu terjadi? "Beberapa orang menduga bahwa ia diajar oleh Nabi Zefanya semasa kanak-kanaknya."4Mungkin ada kemungkinan lain, yang berisi penerapan yang besar. Apakah Yosia mendapatkan pelatihan awalnya dari kakeknya, Manasye, setelah ia bertobat? Kedua Tawarikh 33:9-19 menceritakan perubahan luar biasa atas pikiran dan jalan hidup Manasye.
Oleh karena besarnya kejahatan dan penyembahan berhala yang Manasye lakukan, Allah telah mendatangkan pasukan Asyur untuk melawan Yehuda. Bagi Manasye, serangan itu merupakan pengalaman yang mengubah hidup. Ia ditangkap "dengan kait," dibelenggu dengan rantai perunggu, dan dibawa ke Babel. Setelah ini, raja itu merendahkan dirinya di hadapan Allah, sehingga ia bisa kembali ke Yerusalem. Kemudian Manasye menghapuskan segala berhala dari rumah Tuhan. Ia mendirikan mezbah Tuhan, mempersembahkan korban keselamatan dan korban ucapan syukur, dan "menyerukan kepada Yehuda untuk beribadah kepada TUHAN, Allah Israel" (2 Tawarikh 33:16).
Hal apapun yang mempengaruhi Yosia untuk menjadi orang baik, selama tiga puluh satu tahun pemerintahannya, ia meluncurkan salah satu program reformasi dan restorasi yang paling menakjubkan dalam sejarah umat Allah. Kedua Tawarikh 34:3 memberitahu kita bahwa Yosia berumur enam belas tahun ketika ia mulai mencari Allah, yang menghasilkan awal reformasi. Pada saat ia berusia dua puluh tahun, ia telah mentahirkan tanah Yehuda dan wilayah di luar itu dari "bukit-bukit pengorbanan, tiang-tiang berhala, patung-patung pahatan dan patung-patung tuangan." Upaya reformasinya itu mencakup tindakan meruntuhkan mezbah-mezbah berhala, menghancurkan rumah-rumah pelacuran, menjauhkan diri dari kuda-kuda dan kereta-kereta kuda yang berhubungan dengan para dewa, dan menghancurkan tiang-tiang berhala. Ia membakar pelbagai berhala yang berpengaruh ini, melemparkan debunya di kuburan umum dan di lembah Kidron. Ia bahkan menghukum mati para imam yang jahat di bukit-bukit pengorbanan. (Lihat 2 Raja-Raja 23:4-20.)
Reformasi yang menyeluruh segera diikuti oleh restorasi atau pemulihan, termasuk perayaan Paskah seperti yang belum pernah terlihat sejak "zaman para hakim" (2 Raja-Raja 23:22). Tentang kehidupan unik Yosia itu catatan ilahi menyatakan, "Sebelum dia tidak ada raja seperti dia yang berbalik kepada TUHAN dengan segenap hatinya, dengan segenap jiwanya dan dengan segenap kekuatannya, sesuai dengan segala Taurat Musa; dan sesudah dia tidak ada bangkit lagi yang seperti dia" (ay. 25).
Yeremia memulai pekerjaan kenabiannya pada tahun ketiga belas pemerintahan Yosia (Yeremia 1:2). Karena Yosia memerintah selama tiga puluh satu tahun, ia dan Yeremia adalah "anggota tim" bagi Tuhan sekitar delapan belas tahun. Belakangan, Allah memuji raja ini dengan perkataan yang berkaitan dengan Yoyakim, "Tidakkah ayahmu [Yosia] makan minum juga dan beroleh kenikmatan? Tetapi ia melakukan keadilan dan kebenaran, serta mengadili perkara orang sengsara dan orang miskin dengan adil. Bukankah itu namanya mengenal Aku?" (22:15b, 16).
Karena Yeremia sangat menyanjung Yosia, kita tidak perlu heran bahwa pada upacara pemakaman raja ini "Yeremia membuat suatu syair ratapan mengenai Yosia" (2 Tawarikh 35:25a). Sebaliknya, Yeremia menganjurkan rakyat itu untuk menangisi terus Yoahas bin Yosia (atau Salum, menurut Yeremia 22:10-12, 2 Raja-Raja 23:29-33) yang memerintah dengan singkat dan jahat. Ia berkata, "Ia tidak akan kembali lagi, ia tidak lagi akan melihat tanah kelahirannya" (Yeremia 22:10b). Yoahas meninggal dalam pengasingan di Mesir.
Tiga raja berikutnya, Yoyakim, Yoyakhin, dan Zedekia, semuanya mempercepat Yehuda ke dalam Pembuangan Babel. Kita hanya memerlukan ringkasan singkat tentang kegiatan dan pengaruh dari ketiga raja ini.5
Yeremia mengalami masa-masa sulit selama pemerintahan Yoyakim yang jahat. Keil berkata, Pada awal pemerintahan Yoyakim, para imam, para nabi, dan rakyat berkumpul di bait suci, menjatuhkan hukuman mereka ke atas Yeremia, karena ia telah menyatakan bahwa Sion akan mengalami nasib seperti Silo, dan bahwa Yerusalem harus dihancurkan. Mereka menganggap Yeremia patut dihukum mati, dan ia selamat dari kekuasaan para musuhnya itu hanya dengan perantaraan pangeran Yehuda, yang bergegas menyelamatkan dia, dan mengingatkan orang-orang itu bahwa di zaman Hizkia nabi Mikha pernah mengatakan nubuatan seperti itu, namun raja tidak menjatuhkan hukuman ke atas dia, sebab raja takut kepada Allah.6
Pernahkah Anda diancam mati? Yeremia pernah. Ancaman kematian kepada seorang nabi bukanlah masalah kecil di zaman Yoyakim. Nabi lainnya, Uria, diancam mati dan melarikan diri ke Mesir. Yoyakim mengirim orang ke Mesir untuk menemukan Uria dan membawa kembali ke Yehuda. Yoyakim kemudian membunuh Uria dengan pedang dan melemparkan mayatnya ke tempat pemakaman umum (26:20-23). Ancaman kematian oleh Yoyakim merupakan bahaya yang nyata!
Orang tidak dapat melarikan diri dari realitas pelbagai akibat dari peraturan Allah-"apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya" (Galatia 6:7b; Bilangan 32:23). Peraturan itu tampak jelas dalam kematian Yoyakim, yang dilempar keluar Yerusalem dan ia akan dikuburkan seperti keledai tanpa ada yang meratapi (Yeremia 22:18, 19). Raja yang egois, sombong, dan serakah ini yang menentang Allah dan nabi-Nya dengan merobek-robek dan membakar pesan terilham (Yeremia 36:4-6, 21-25), hidup dalam kejahatan dan mati dalam kenistaan.
Satu tahun pemerintahan Yoyakim adalah sangat penting karena berkaitan dengan sejarah Yehuda dan nubuatan Yeremia. Theo. Laetsch menulis, "nabi itu dalam tiga kesempatan yang berbeda meminta perhatian kepada tahun keempat pemerintahan Yoyakim: pasal 25:1; 36:1; 45:1; di dalam tiga nas itu sajalah tahun ini disebut di dalam pasal 2-45. Kita akan melihat bahwa masing-masing dari tiga pasal ini berkaitan dengan salah satu dari tiga bagian pasal 1, dan bahwa masing-masing pasal itu pada saat yang sama merangkum pasal-pasal sebelumnya, sehingga membagi Bagian I, pasal 2-45, menjadi tiga bagian (pasal 2-25; 26-36; 37-45), dan masing-masing memiliki pasal yang mengacu kepada tahun keempat pemerintahan Yoyakim sebagai rangkuman kesimpulannya dan berhubungan dengan pasal 1.7
Pernyataan ini tidak hanya memasok kita dengan beberapa pengertian ke dalam struktur kitab Yeremia, tetapi juga membantu kita untuk memahami waktunya. Ini adalah tahun ketika penguasa Babel Nebukadnezar melakukan penaklukan awal atas Yehuda. Penaklukan ini membuka awal tujuh puluh tahun Yehuda di dalam Pembuangan Babel (25:11). William Hendriksen berkata tentang waktu ini, Ini merupakan zaman pergeseran kerajaan-kerajaan. Pertempuran Karkemis menetapkan juga nasib Mesir dan Yehuda. Tujuh puluh tahun kedaulatan Babel (605-536) dimulai. Pada masa pemerintahan Yoyakim ada tiga periode yang dapat dibedakan: a. budak Mesir, 608-605; b. lebih/kurang raja boneka yang membayar upeti kepada Babel, 605-601; c. memberontak terhadap Babel, 601-597.8
Ketika Yoyakim meninggal dan anaknya, Yoyakhin (juga disebut Yekhonya dan Konya), menjadi raja, ia adalah kaki-tangan Babel.9Setelah masa pemerintahan yang singkat dan jahat selama tiga bulan, Yoyakhin ditawan. Bersama dengan ibunya dan banyak orang lainnya, ia dibawa dari Yehuda ke Babel (2 Raja-Raja 24:8-16).
Yeremia secara singkat pernah meliput kejatuhan dan masa depan Yoyakhin sebagai "periuk yang tidak disukai orang" (Yeremia 22:24-30). Perlu dicatat bahwa Yoyakhin dicap sebagai "orang yang tak punya anak" (ay. 30), meskipun 1 Tawarikh 3:17, 18 menyantumkan tujuh anak laki-laki miliknya. Ini bukan perbedaan; sebaliknya daftar itu menegaskan bahwa tidak ada anak atau keturunan raja ini pernah naik takhta di Jerusalem.10
Raja terakhir Yehuda adalah Zedekia (2 Raja-Raja 24:17-20; 2 Tawarikh 36:10-13). Kita melihat dalam dirinya contoh menyedihkan dari seorang yang didorong masuk ke dalam peran kepemimpinan tetapi seharusnya tidak pernah ada di sana. Sebelas tahun pemerintahannya merupakan pola zig-zag yang konstan dalam mendengarkan siapa pun yang dekat dengan dia. Ia tidak pernah membuat keputusan yang tegas sesuai dengan logika atau hukum Allah. Ia berayun dari melakukan apa yang benar sampai kepada berserah terhadap setiap pesan sesat yang dekat telinganya. Bahkan ketika Yeremia memberi nasihat dari Allah, beberapa pengaruh jahat lainnya tampaknya lebih dekat dengan dia. Ia harus sadar, seperti juga kita, bahwa Allah tidak jauh dari kita. Namun begitu, Zedekia mengabaikan Allah dan utusan Allah, dengan mengambil jalan keluar yang mudah dari tanggung jawabnya. William Hendriksen berkomentar, Zedekia adalah orang yang lemah. Jauh di dalam hatinya ia tahu bahwa Yeremia adalah hamba Yehova dan pelbagai ramalannya akan menjadi kenyataan. Kenyataannya, ia dipenuhi dengan semacam sikap hormat yang tidak rasional untuk nabi itu, dan mencari nasihatnya berkali-kali. Nasihat ini selalu sama: "Tunduklah kepada raja Babel kepada siapa engkau sudah bersumpah setia, dan jangan bergabung dengan setiap gerakan pemberontakan." Tetapi Zedekia takut terhadap para bangsawan dan para jenderalnya, dan tidak berani menentang desakan mereka untuk memberontak.11
Prilaku Zedekia yang kompromis, bimbang, tidak stabil ini menimbulkan hidup yang terbebani oleh perasaan malu dan kegagalan. Ia gagal sebagai seorang suami ketika istri-istrinya diangkut untuk ditawan ke Babel (38:23). Ia gagal sebagai ayah ketika anak-anaknya dibunuh di depan dia (39:4-6, Kejadian 18:19). Ia gagal sebagai manusia ketika ia diberi pilihan untuk menyelamatkan nyawanya (38:17, 18). Ia gagal sebagai raja ketika ia memutuskan dengan memberikan jaminan bahwa Yerusalem tidak akan dihancurkan dan dibakar (38:23, 39:8; 2 Tawarikh 36:17-19; 2 Raja-Raja 25:6-11).
Kegagalan yang menyedihkan ini adalah akibat dari rasa takut. Karena Zedekia takut terhadap para pejabatnya (38:2-6), maka nabi yang bisa membimbing dia dalam hidup yang benar dilemparkan ke dalam penampungan air agar mati. Zedekia takut terhadap orang-orang Yahudi yang mungkin melecehkan dia, ketika Nebukadnezar dan Allah adalah kekuatan nyata yang akan menentukan nasibnya (38:17-19). Ia melarikan diri ketika Babel menyerang Yerusalem. Seandainya ia menyerah, ia akan hidup dan menyelamatkan kota itu (38:17; lihat 39:1-8).
Berapa banyak orang, karena takut, telah berpaling dari Allah dan bukan berpaling kepada Dia? Berapa banyak orang, dalam takut terhadap tekanan yang di depan mata, memilih gaya hidup yang malah meningkatkan tekanan? Berapa banyak orang, karena takut terhadap tekanan sementara, telah menempuh jalan yang menyebabkan penderitaan kekal?
Menurut Yosefus, Zedekia ditahan di penjara di Babel sampai ia mati, dan kemudian dikuburkan sebagai seorang raja.12
SEPERTI APAKAH POLA PIKIR YEHUDA?
Seperti apakah pola pikir Yehuda setelah kecenderungan pemberontakan yang dilakukan oleh keempat raja terakhir ini? Seraya penaklukan Babel meningkat, apakah rakyat itu malah menjadi sadar tentang kejahatan mereka? Apakah mereka mengembangkan semangat penyesalan? James E. Smith berkata, Beberapa orang sebenarnya mengatakan bahwa reformasi yang raja Yosia lakukan adalah penyebab dari semua kemalangan itu. "Apa yang harus kita lakukan," kata orang-orang itu, "adalah kembali kepada praktek-praktek penyembahan berhala di zaman Manasye. Ketika Yosia menghancurkan kuil-kuil berhala ia membuat dewa-dewa itu tersinggung. Jika kita pernah berharap untuk memiliki kedamaian dan kemakmuran kita harus mendapatkan persetujuan dari dewa-dewa yang tersinggung itu." Sikap ini dinyatakan dengan lebih jelas oleh sisa-sisa orang Yahudi yang melarikan diri ke Mesir setelah kematian Gedalya (Yeremia 44:15-19); tetapi sikap itu pastilah sudah ada sebelum Yerusalem jatuh. Yehezkiel menyebutkan tentang kaum perempuan yang menangisi Tammuz di gerbang-gerbang Yerusalem (8:14) dan kaum laki-laki yang menyembah matahari di mezbah Tuhan (8:16-18) dan para tua-tua di ruang gelap bait suci mempersembahkan korban ukupan di hadapan patung-patung binatang (8:7-13 Sikap lain yang lazim terjadi adalah bahwa Tuhan telah meninggalkan negeri itu (Yehezkiel 9:9).
Sebagian merasa bahwa Tuhan tidak adil terhadap bangsa itu. Mereka merasa bahwa mereka sedang dihukum untuk sesuatu yang ayah mereka lakukan. Keyakinan ini terungkap dalam pepatah populer di zaman itu: "Ayah-ayah makan buah mentah, dan gigi anak-anaknya menjadi ngilu" (Yeremia 31:29, Yehezkiel 18:2). Beberapa orang dengan beraninya menyatakan bahwa cara Tuhan itu tidak adil dan benar (Yehezkiel 18:25).13
Ini merupakan saat-saat tragis di mana Yeremia dipanggil untuk berkhotbah dan mencatat pesan Tuhan. Ia hidup di dalam budaya yang korup yang sedang jatuh menuju kehancuran. Hari demi hari dan peristiwa demi peristiwa, pemandangan nyaris tak berubah. Hal itu menyebabkan munculnya pengulangan pelbagai teguran yang lebih merupakan kepedihan sosial dan rohani daripada sastra yang membosankan.
Bagaimana Anda akan menangani situasi itu? Apakah iman Anda akan menjadi ragu-ragu di negeri yang penuh nafsu dan pelanggaran hukum ini? Apakah Anda akan tinggal dan bekerja dengan orang-orang itu? Kita bisa mempelajari pelbagai pelajaran yang sangat baik sambil kita menangani pertanyaan-pertanyaan ini.
Catatan Akhir:
- 1 Lihatlah Bimbingan Belajar di dalam pelajaran ini untuk informasi lebih lanjut tentang raja-raja ini.
- 2 Tindakan paling menjijikan terhadap dewa-dewa ini adalah praktek pengorbanan anak-anak kepada Molokh. J. H. Thayer memberikan catatan berikut ini tentang tindakan kejam itu: "Patung [Molokh] itu terbuat dari kuningan yang berongga, yang kepalanya berupa kepala sapi jantan, dan memiliki lengan seperti lengan manusia yang merentang. Patung itu dipanaskan dengan api dari dalam sehingga merah membara, dan anak-anak kecil itu diletakkan di lengan itu untuk dibakar perlahan-lahan, sedangkan untuk mencegah orang tua mereka mendengar jerit tangis anak-anak mereka yang sedang sekarat itu para imam yang melakukan pengorbanan memukul pelbagai tabuhan" (C. G. Wilke and Wilibald Grimm, A Greek-English Lexicon of the New Testament, trans. and rev. Joseph H. Thayer [Edinburgh, Scotland: T. & T. Clark, 1901; reprint ed., Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1977], 417).
- 3 J. A. Thompson, The Book of Jeremiah, The New International Commentary on the Old Testament (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1980), 11.
- 4 James E. Smith, The Major Prophets, Old Testament Survey Series (Joplin, Mo.: College Press Publishing Co., 1992), 179.
- 5 Lihatlah Bimbingan Belajar di dalam pelajaranm ini yang memberikan pelbagai acuan di dalam kitab Yeremia mengenai kelima raja ini. Daftar itu membuat jelas bahwa urut-urutan materi di dalam kitab Yeremia tidak secara konsisten disusun dalam susunan kronologis.
- 6 C. F. Keil and F. Delitzsch, Commentary on the Old Testament, vol. 8, Jeremiah, Lamentations (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., n.d.), 14.
- 7 Theo. Laetsch, Jeremiah, Bible Commentary (St. Louis: Concordia Publishing House, 1965), 12.
- 8 William Hendriksen, Bible Survey (Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1953), 270.
- 9 Umur Yoyakhin ketika menjadi raja telah menjadi permasalahan tekstual. Apakah ia itu berumur delapan atau delapan belas tahun ketika menjadi raja? Fakta bahwa ia memiliki beberapa istri (2 Raja-Raja 24:15) akan menyiratkan bahwa ia berumur delapan belas tahun. Smith memberikan penjelasan sebagai berikut: "2 Raja-Raja 24:8 menyatakan umur Yoyakhin delapan belas tahun pada waktu ia naik takhta, tetapi 2 Tawarikh 36:9, 10 menyatakan usianya delapan tahun. Dalam bahasa Ibrani angka delapan belas ditulis dengan dua kata, kata untuk delapan dan kata untuk sepuluh. Dalam proses penyalinan naskah Tawarikh penyalin tertentu pasti sudah secara tidak sengaja lupa menyalin angka sepuluhnya" (James E. Smith, Jeremiah and Lamentations, Bible Study Textbook Series [Joplin, Mo.: College Press, 1972], 18).
- 10 Ini menjadi sabda nubuatan yang penting ketika kita memperhatikan Matius 1:1-11. Yesus Kristus berasal dari keturunan Yekhonya. Oleh karena itu, Yeremia meyakinkan kita bahwa Yesus tidak akan pernah duduk di atas takhta Allah di Yerusalem-sebuah lonceng kematian untuk semua klaim palsu oleh kaum premillennialis bahwa suatu hari nanti Yesus akan memerintah di sana selama seribu tahun! Yesus tidak kembali ke bumi ini untuk memerintah, tetapi ketika Ia datang umat-Nya yang bersiap akan menyongsong Dia di angkasa (1 Tesalonika 4:16, 17; lihat Kisah 1:9-11).
- 11 Hendriksen, 271.
- 12 James E. Smith, Jeremiah and Lamentations, Bible Study Textbook Series (Joplin, Mo.: College Press, 1972), 26.
- 13 Ibid., 27-28.
Pengarang: Dayton Keesee
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Yeremia (Pendahuluan Kitab) Yeremia: Tulisannya
Salah satu ciri-ciri Kitab Yeremia yang menarik perhatian adalah bagaimana kitab itu disatukan. Bagian yang menarik itu adalah t...
Yeremia: Tulisannya
Salah satu ciri-ciri Kitab Yeremia yang menarik perhatian adalah bagaimana kitab itu disatukan. Bagian yang menarik itu adalah tantangan yang telah diberikan kepada para penulis ketika mereka berspekulasi tentang bagaimana kitab itu ditulis dan disusun. George Adam Smith melabelkan kitab itu sebagai "kumpulan nubuatan."1Clyde T. Francisco menyatakan susunan materi di dalam Kitab Yeremia sebagai paling membingungkan di dalam Perjanjian Lama.2Old Pulpit Commentary mengatakan, "Mutu sastra Yeremia telah sering dipertentangkan. Ia dituduh bergaya Aram, campur-aduk, membosankan, menjiplak, cenderung mengulang-ulang, dan mengguna-kan metode yang bukan berasal dari dirinya sendiri.…"3
Benar, Yeremia telah dituduh dengan banyak hal yang bisa membuat nabi itu dan Roh Kudus bingung. Setelah terdapat banyak spekulasi dan teori tentang kitab itu, penulis The Pulpit Commentary "mengingatkan pembaca untuk jangan beranggapan bahwa posisi negatif secara otomatis tidak konsisten dengan doktrin pengilhaman."Para editor Kitab Suci telah diilhami; tidak ada cara untuk mempertahankan otoritas Alkitab tanpa dalil ini."4
Sangat menyedihkan bahwa beberapa penulis berdasarkan spekulasi dan asumsi (yang tanpa bukti) sudah sangat meragukan bagian-bagian kitab itu. Menganalisa kitab itu untuk menentukan mengapa kitab itu disusun dalam bentuknya yang sekarang ini bisa saja dibenarkan,5tetapi kepengarangan Allah tidak bisa dipungkiri!
Allah telah berjanji untuk melestarikan Firman-Nya bahkan setelah langit dan bumi berlalu (Matius 24:35). Firman itu akan selalu berlaku dan secara tepat menjadi apa yang menyukakan Dia (lihat Yesaya 55:11). Kita harus jangan dipusingkan dengan susunan pelestarian itu. Mencoba untuk mencari tahu pikiran Allah adalah di luar kemampuan kita (Yesaya 55:8, 9). Pelbagai upaya oleh beberapa sarjana untuk memahami bagaimana dan apa yang Allah sedang lakukan dalam pola pelestarian-Nya telah mengarah kepada spekulasi yang terlalu banyak. Mereka yang terlibat dalam kritikisme yang lebih tinggi akan lebih baik mencurahkan waktu mereka untuk melakukan kehendak Allah daripada mengkritisi bagaimana Ia telah melestarikan kehendak itu untuk kita!
STRUKTUR KITAB YEREMIA
Kita bisa memperoleh keuntungan dari mempelajari struktur Kitab Yeremia. Keil berkomentar bahwa pasal 2 sampai 20 dibangun di atas sekitar enam ceramah Yeremia: (1) 2:1-3:5; (2) 3:6-6:30; (3) 7-10; (4) 11-13; (5) 14-17; (6) 18-20.
Bagian kedua dari kitab ini, pasal 21 hingga 33, sebagian besar terdiri dari prediksi tentang dua topik: tentang penghakiman dan penawanan (21-29) dan tentang Mesias, atau keselamatan (30-33).
Bagian ketiga (34-45) terdiri dari pelbagai ucapan oleh nabi itu pada zaman Yoyakim dan Zedekia (34-36), pelbagai nasihat Yeremia selama akhir pengepungan Babel (37-39), dan pelbagai nubuatan yang disampaikan setelah pengepungan itu (40-45).
Bagian keempat dari kitab itu (46-51) berisi pelbagai nubuatan terhadap bangsa-bangsa non-Yahudi. Sebagaimana pasal 1 adalah pendahuluan, pasal 52 adalah ringkasan bagi kejatuhan Yerusalem dan Pembuangan Babel. Bagian akhir kitab ini juga berisi sinar harapan yang ditimbulkan oleh sikap Yoyakhin di pembuangan.6
James A. Thompson memberikan garis besar yang sedikit berbeda: pemanggilan Yeremia, ditambah dua penglihatan (pasal 1); penghakiman Allah atas Yehuda dan Yerusalem (2-25); kontroversi Yeremia dengan nabi-nabi palsu (26-29), "Kitab Penghiburan" (30-33); pelbagai peristiwa dari zaman Yoyakim dan Zedekia (34-39); pengalaman Yeremia setelah kejatuhan Yerusalem (40-45); pelbagai nubuatan terhadap bangsa-bangsa (46-51); dan tinjauan ulang atas kejatuhan Yerusalem (52 ).7
Theo. Laetsch pada dasarnya mencatat dua bagian utama di dalam kitab ini. Bagian pertama berisi nubuatan yang berhubungan dengan teokrasi ini (1-45, dibagi Cokesbury Press, 1933], 123). Also note William Hendriksen, Bible Survey (Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1953), 273. lagi menjadi 2-25; 26-36; dan 37-45). Masing-masing subdivisi ini dibangun di sekitar penyebutan "tahun keempat Yoyakim," ketika Babel naik ke tampuk kekuasaan di bawah Nebukadnezar dan Yehuda menjadi kerajaan kecil bawahan mereka. Bagian kedua terdiri dari pelbagai nubuatan terhadap bangsa-bangsa (46-52).8
Tiga garis besar yang dipersingkat ini diberikan karena dua alasan. Pertama, garis besar itu menggambarkan bahwa para penulis menemukan pola garis besar yang berbeda di dalam kitab itu. Kedua, salah satu dari tiga garis besar itu bisa saja membantu Anda dalam Anda mempelajari kitab itu.
James E. Smith menjelaskan salah satu alasan tidak adanya pola garis besar umum di dalam kitab Yeremia:
Bundelan-bundelan besar materi itu berada dalam urutan yang kronologis. Namun begitu, di sana-sini, pasal-pasal disisipkan dengan cara melompat ke depan atau ke belakang dalam waktu. Yeremia atau editornya, Barukh, kadang-kadang pasti memiliki materi yang sudah dikelompokkan berdasarkan prinsip topiknya daripada kronologinya.9
Pada awal abad kesembilan belas John George Dahler melakukan upaya untuk meletakkan kitab Yeremia dalam urutan kronologis, yang pada dasarnya mengikuti pemerintahan raja-raja di bawah siapa Yeremia melayani.10Adam Clarke memberikan daftar itu bersama dengan komentar berikut ini:
"di mana tidak ada tanggal yang positif, ia menetapkan beberapa berdasarkan situasi yang tersirat, yang mengandung bukti akurasi yang sangat kuat, tetapi ada banyak kelompok ceramah yang wajib ia sisipkan di dalam pekerjaan ini berdasarkan dugaan kritis.…
Saya berharap tidak satu orang pun akan beranggapan bahwa pelbagai observasi ini mengurangi inspirasi Ilahi apa saja atas kitab ini. Nabi itu menyampaikan pelbagai ceramahnya pada waktu tertentu dalam porsi-porsi pilihan, "semua ini kemudian digabung bersama "tanpa perhatian sedikit pun kepada pengaturan secara kronologis.11
GAYA NABI YEREMIA
Memperhatikan gaya Yeremia bukanlah masalah menganalisa keterampilannya sebagai seorang pembicara atau penulis. Melakukan hal itu akan membuat kita bersikap egois dan konyol terhadap kitab yang Allah telah pandang cocok untuk dilestarikan selama dua puluh lima abad! Saya setuju dengan James E. Smith:
[Saya dapatkan] tidak mungkin untuk membuat pernyataan tentang apakah gaya Yeremia itu baik atau buruk, atau apakah gaya itu superior atau inferior terhadap para nabi lainnya. Yeremia adalah Yeremia. Ia memiliki gaya penulisannya tersendiri. Kitabnya telah sangat mempengaruhi arus pemikiran orang Yahudi dan orang Kristen. Lama setelah evaluasi subjektif tentang pelbagai kritik sastra dilupakan, Kitab Yeremia akan terus dipelajari dan dihargai. Ada hal lain lagi yang perlu dinyatakan: fakta bahwa para sarjana modern menganggap bagian-bagian tertentu dari kitab Yeremia sebagai inferior secara gaya sastra-misalnya bagian prosa-tidak berarti bahwa orang sezamannya menganggap hal itu sebagai bahasa Ibrani yang buruk. Dengan demikian para siswa moderen kitab itu harus sangat berhati-hati dalam memberikan angka penilaian terhadap gaya dokumen kuno ini.12
Pengamatan yang lebih dekat atas gaya Yeremia memungkinkan kita untuk melakukan penelitian yang akan membantu kita di dalam pelajaran kita.
Pengulangan
Salah satu metode untuk bisa mengetahui kebenaran adalah pengulangan. Sementara beberapa orang mengecam adanya pengulangan di dalam kitab Yeremia, Roh Kudus tentunya dibenarkan dalam membuat pengulangan itu menjadi bagian dari komposisi kitab itu. Pembenaran itu adalah sama pentingnya dengan seorang pengkhotbah yang terus menerus berkhotbah tentang pertobatan. Ketika orang-orang mengeluh, pengkhotbah itu menjawab, "Ketika Anda mengubah hidup anda, saya akan mengubah subjek saya." Ketika Anda perhatikan pengulangan di dalam Yeremia,13
Anda akan mencatat adanya penekanan pada dosa dan orang-orang berdosa yang diberitahu untuk bertobat atau akan menghadapi pembalasan Allah. Yeremia tidak melakukan pengulangan dengan maksud untuk punya sesuatu untuk dikatakan. Allah meminta pengulangan itu karena orang-orang Yehuda perlu melakukan sesuatu terhadap dosa-dosa mereka!
KIASAN YANG YEREMIA GUNAKAN
Kiasannya |
Teksnya |
Pesannya |
Singa, serigala, macan tutul, ular |
Musuh-musuh Yehuda |
|
Unta betina yang ringan kaki yang berlari-lari kian ke mari |
Kemunduran Yehuda |
|
Keledai liar di padang gurun |
Kemesuman Yehuda |
|
Kuda-kuda jantan yang gemuk dan gasang |
Menginginkan isteri sesamanya |
|
Ayam hutan yang mengerami yang tidak ditelurkannya |
Kerakusan Yehuda terhadap kekayaan |
|
Macan tutul dan belangnya |
Sikap Yehuda yang tidak berubah |
|
Singa yang mengaum |
Teriakan Yehuda yang menentang Allah |
|
Burung belang pemangsa |
Yang jatuh diserang oleh burung-burung pemangsa |
|
Binatang-binatang di bumi untuk memakan dan menghabiskan |
Pesta bangkai Yehuda |
|
Semua burung di udara sudah lari terbang |
Ucapan keterpencilan Yehuda |
|
Tempat persembunyian serigala-serigala |
Yehuda menjadi sunyi sepi, tidak berpenduduk lagi. |
|
Keledai hutan mengap-mengap mencari udara |
Mencari air; kelaparan yang parah sekali |
|
Pohon-pohonan dan hasil tanah terbakar; |
Musim kemarau yang parah. |
|
Pohon yang ditanam di tepi air, |
Mereka yang percaya kepada Tuhan |
|
Pokok/ranting anggur yang tak berharga |
Keadaan buruk antara Allah dan Yehuda |
|
Buah anggur yang menyedihkan; tidak ada buah anggur |
Jiwa-jiwa yang bergumul meninggalkan Yehuda |
|
Para petani yang putus asa |
Yehuda tanpa berkat Tuhan |
|
Penanaman bangsa-bangsa |
Karya positif Allah melalui Yeremia |
|
Panen yang mengerikan |
Yehuda menuai dosa |
|
Angin yang sangat panas |
Penghakiman Allah terhadap Yehuda |
|
Jerami yang tersebar |
Yehuda tersebar menjadi tawanan |
|
Benih di tanah |
Menabur Firman Allah dalam hati |
|
Domba menuju pembantaian |
Situasi sulit Yeremia di hadapan Yehuda |
|
Guci anggur yang berisi |
Hukuman Yehuda yang menyakitkan |
|
Migrasi burung sesuai dengan hukum Allah |
Ketidaktaatan Yehuda yang berdosa |
|
Lautan dalam batas-batas mereka |
Yehuda yang memberontak berada di luar batas |
|
Salju yang meleleh; air yang selalu mengalir. |
Yehuda yang tak bisa diandalkan tidak mentaati hukum. |
|
Para pemburu burung (Pemburu burung liar) |
Perangkap untuk menjerat manusia |
|
Nelayan dan pemburu |
Tidak membiarkan ada korban yang melarikan diri |
|
Orang-orangan sawah di ladang mentimun |
Kendali patung berhala, yang tak bernyawa |
|
Awan, petir, angin, hujan |
Kuasa Allah diperlihatkan |
Disadur dari James E. Smith, Jeremiah and Lamentations, Bible Study Textbook Series (Joplin, Mo.: College Press, 1972), 44-46.
Kiasan Tanaman Dan Binatang
khotbah Yeremia membuat jelas bahwa ia adalah siswa bidang tanaman dan kehidupan binatang. Pelbagai pelajarannya sering ditegaskan dengan kiasan yang sangat hidup. Satu daftar saja sudah cukup membuat kita terkesan dengan pola ilustrasi nabi itu. (Lihat bagan "Kiasan Yang Yeremia Gunakan" di halaman 20, 21.)
Perumpamaan Dan Alat Bantu Peraga
Selain sejumlah kiasan menakjubkan yang Yeremia gunakan, ia membuat banyak pelajaran di sekitar perumpamaan dan alat bantu peraga. Sayangnya, beberapa orang telah mereduksi gambaran dramatis untuk menerjemahkan pelbagai penglihatan dan narasi itu sehingga bisa "dianggap sebagai khayalan."14Pelbagai gambaran yang terlihat ini bukan hanya mengungkapkan drama yang tidak bisa diabaikan dan tidak akan segera dilupakan, tetapi Allahlah yang meminta alat pengajaran yang unik itu dimasukkan ke dalam pesan ilahi.
Betapa menyedihkan bahwa manusia yang terbatas telah mencoba untuk membuang atau menjelekkan metode pengajaran yang digunakan oleh Allah alam semesta yang tak terbatas! Semua juru bicara Allah dan yang bicara tentang pesan ilahi dari Allah harus menyadari bahwa Allah menempatkan prioritas yang tinggi pada penggunaan alat bantu audio-visual. Untuk mengumpulkan massa bagi kampanye besar pada hari Pentakosta, Allah menggunakan suara seperti angin yang deras, bergemuruh (Kisah 2:1, 2). Untuk meyakinkan Petrus agar mendatangi Kornelius, seorang non-Yahudi, Allah tiga kali memperlihatkan suatu penglihatan dengan suara (Kisah 10:1-16). Daripada mencoba untuk mencairkan metode Tuhan, setiap guru atau pengkhotbah harus membuka matanya terhadap cara-cara untuk membuat pesannya itu bermakna bagi manusia!
Perhatikanlah dengan seksama pelbagai tampilan dramatis berikut ini oleh Yeremia, dengan mengingat bahwa Allahlah yang mengutus dia dengan cara itu. Penjelasan lebih rinci tentang obyek pelajaran ini akan diberikan ketika kita memasuki bagian tekstual pelajaran ini. Untuk saat ini, mari kita melihat ringkasan singkat dari beberapa contoh.
Dalam Yeremia 13:1-11, Allah memerintahkan Yeremia untuk membeli ikat pinggang lenan ("korset"; KJV), yang harus dikenakan sepanjang jalan sampai ke Sungai Efrat, dan sembunyikanlah ikat pinggang itu dalam sebuah batu di sana. Mereka yang memandang ilustrasi ini sebagai khayalan melewatkan salah satu pelajaran yang paling cerdas di dalam Kitab Allah! Pelajaran seperti itu seharusnya tidak hanya mengesankan kita kembali dengan hikmat Allah, tetapi juga memberikan gagasan untuk menggunakan alat bantu peraga dalam pengajaran kita.
Pada kesempatan lain, tercatat dalam Yeremia 19:1-13, Allah memerintahkan Yeremia untuk membeli buli-buli yang terbuat dari tanah. Ia pergi ke lembah Ben-Hinom dan memecahkan buli-buli itu di hadapan para tua-tua dan imam senior. Ini merupakan demonstrasi kehancuran yang akan terjadi terhadap Yerusalem.
Obyek pelajaran lainnya mencakup cawan anggur (Yeremia 25:15-31). Allah meminta nabi itu menyuruh para wakil bangsa-bangsa minum dari cawan itu. Ini berfungsi sebagai simbol tentang bagaimana murka Allah akan dicurahkan ke atas bangsa-bangsa.
Untuk mengilustrasikan pelajaran yang sama, Allah memberitahu Yeremia untuk mengenakan kuk seperti binatang penarik beban (Yeremia 27:2-12). Dengan cara ini, Allah menunjukkan kepada Yehuda dan bangsa-bangsa sekitarnya bahwa mereka akan diperbudak seperti itu kepada Babel, atau mereka akan menerima hukuman khusus dari Allah. Kuk itu dikenakan oleh Yeremia selama beberapa waktu dan dibawa ke dalam peristiwa dramatis lainnya di dalam pasal 28.
Tuhan juga memberitahu Yeremia untuk membeli sebidang tanah (Yeremia 32:6-15). Dengan tentara Babel berkemah di luarnya, perhatian khusus diberikan untuk menegaskan kepemilikan itu. Dengan begitu Yeremia menyatakan imannya bahwa pada hari-hari yang akan datang umat Tuhan akan kembali untuk mengklaim kepemilikan negeri yang ditaklukkan itu.
Kemudian, Allah memberitahu nabi-Nya itu untuk membawa kaum Rekhab ke rumah Tuhan dan memberi mereka minum anggur (Yeremia 35). Allah tahu kaum Rekhab akan menolak untuk minum, menunjukkan kesetiaan keluarga itu kepada ayah mereka, Rekhab. Cara ini menunjukkan bahwa Yehuda berbeda sama sekali, sebab mereka tidak akan setia kepada Allah.
Bahkan setelah bangsa itu jatuh dan Yeremia dipaksa pergi ke Mesir bersama dengan kaum tersisa yang memberontak, ia terus menampilkan drama yang menarik. Di sana Tuhan mengarahkan Yeremia untuk mengambil beberapa batu besar dan menanam mereka di area tertentu untuk menyatakan bahwa Nebukadnezar akan mendirikan takhtanya di tempat itu juga (Yeremia 43:8-10). Ini adalah lonceng kematian bagi Yehuda. Kaum yang tesisa itu lari ke Mesir untuk menghindari kekuasaan Babel.
Yeremia bahkan memasukkan beberapa orang lain ke dalam sandiwara yang dramatis itu. Dalam Yeremia 51:61-64, ia mengarahkan Seraya untuk membawa pesan kepada Babel. Ia harus membacakan pesan tentang azab yang sudah di depan mata, lalu mengikat sebuah batu dengan gulungan pesan itu dan melemparkannya ke Sungai Efrat. Dengan cara seperti itu, Babel akan kehilangan kemegahannya dan tenggelam ke dalam rasa malu.
Di penghujung kitab itu, Yeremia menggunakan perumpamaan dramatis untuk menunjukkan pelbagai pelajaran dari Tuhan. Apakah Anda menggunakan drama atau alat bantu peraga di dalam pengajaran Anda? Tentu saja, pendekatan seperti itu dapat digunakan secara tidak semestinya atau disalahgunakan. Namun begitu, dengan menimbang instruksi khusus Allah kepada Yeremia, apakah Anda mengira bahwa Anda harus menggunakan alat-alat mengajar seperti itu pada beberapa kesempatan?
PENEKANAN NABI YEREMIA
Yeremia adalah yang pertama-tama ditahbiskan sebagai nabi (Yeremia 1:5). Kita membaca, "Kitab Yeremia berisi sembilan puluh ramalan khusus yang berbeda. Jumlah ini menempati urutan kedua setelah Yesaya. Sekitar 812 ayat, enam puluh persen dari jumlah seluruhnya, bersifat ramalan. Mayoritas ayat-ayat ramalan ini (222) berfokus pada kejatuhan Yerusalem oleh bangsa Babel. Di antara nubuatan politik yang lebih luar biasa dari kitab ini adalah sebagai berikut: (1) melayani Babel selama tujuh puluh tahun (25:11 dst.), (2) Invasi Nebukadnezar terhadap Mesir (43:8-13); (3) penaklukan Babel oleh Darius (25:12-14), dan (4) kekalahan Firaun Neko di Karkemis (46:5 dst.).
Kitab Yeremia tidak mengandung nubuatan Mesianik sebanyak yang ada di dalam Yesaya. Namun nubuatan yang menunjuk kepada Kristus dan kerajaan-Nya tidak kurang. Mungkin yang paling penting dari nubutan itu adalah nubuatan terkenal tentang perjanjian baru 31:31.15
Nubuatan Mesianik lainnya muncul di dalam Yeremia 3:16; 23:5-8; 30:9-11, 22; 31:1, 31-34; 32:38-40; 33:15-17.
Salah satu aspek serius dari kitab Yeremia adalah bagaimana ia terus-menerus meminta perhatian rakyat itu kepada hukum Allah, yang mereka langgar terus menerus. Keil mencatat, Pengulangan terus menerus terhadap hukum taurat, dan penerapan yang sering dilakukan atas bagian-bagian nubuatan kitab Ulangan, dipicu oleh keadaan pada waktu itu. Semakin luas kemurtadan umat itu menjalar dari hukum Allah, semakin besar jadinya kebutuhan bagi khotbah yang diperbarui tentang hukum taurat itu, yang seharusnya mengarah kepada penghakiman yang menyedihkan yang mengancam orang-orang berdosa yang keras hatinya, yang sekarang akan segera menjadi kenyataan.16
Untuk memahami pemberontakan umat itu dan melihat acuan Yeremia yang diulang-ulang atas hukum yang dilanggar, lihatlah bagan di bawah ini.
Yeremia menghabiskan seumur hidupnya untuk menyatakan pelanggaran Yehuda atas hukum Taurat dan kebutuhan mereka terhadap pertobatan (Yeremia 6:18). Sementara Yeremia melihat ke masa depan, pesannya untuk Yehuda adalah meminta mereka kembali kepada hukum Taurat.
MENGAPA YEHUDA BUTUH PESAN PERTOBATAN DARI YEREMIA
Hukum Taurat Diberikan". > Tetapi hukum Allah itu dilanggar "> seperti dicatat di Yeremia:
Ulangan 33:27-29, Bersekutu dengan negeri asing 2:36
Imamat 19:15; Ulangan 27:19, Penghakiman/hakim yang tidak adil, 5:28
Keluaran 19:22, Imam-imam yang korup 2:8; 5:31; 6:13
Ulangan 18:22, Nabi-nabi yang tercemar 2:8; 5:31
Keluaran 19:7, 8, Para tua-tua/Gembala 2:8
Keluaran 20:3-5, Penyembahan berhala 2:23; 3:9; 10:1-5
Keluaran 20:14; Imamat 20:10-21, Tindakan perzinahan 2:20; 3:1-3; 5:8
Imamat 18:29, 30, Melakukan pelbagai kekejian 2:7; 6:15
Keluaran 20:13, Membunuh orang tak bersalah 2:34; 19:5
Keluaran 20:7; Imamat 19:12, Sumpah palsu 5:2
Ulangan 6:13; 8:6; 10:12, Tidak takut kepada Allah 5:24
Keluaran 21:16; Menjerat/memperbudak manusia 5:26
Keluaran20:17; Imamat 19:13, Rakus/serakah, 6:13
Ulangan 6:5, 17-19; 8:18-20; Tidak ada kasih/hormat kepada Allah, 2:32; 3:21, 25; 4:22
Catatan Akhir:
- 1 Dikutip dalam Bill Banowsky, "Jeremiah," 2nd Annual Ft. Worth Christian College Lectureship (1961): 306.
- 2 Clyde T. Francisco, Introducing the Old Testament (Nashville: Broadman Press, 1950), 145.
- 3 T. K. Cheyne and W. F. Adeney, The Pulpit Commentary, vol. 11, Jeremiah, Lamentations, ed. H. D. M. Spence and Joseph S. Exell (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1950), xiv.
- 4 Ibid., xvi.
- 5 Costen J. Harrell menulis, "Secara umum, pasal 2-25 adalah sabda Yeremia seperti yang ditulis atau didiktekan oleh dia. Di dalam pasal-pasal ini pelbagai acuan kepada nabi itu pada umumnya dalam bentuk orang pertama. Pasal 26-45 ini, dengan pengecualian tertentu, adalah kisah kehidupan Yeremia dan pesan dari pena Barukh, juru tulisnya dan penulis biografinya. Di dalam pasal-pasal ini pelbagai acuan kepada nabi itu pada umumnya dalam bentuk orang ketiga. Pasal 46-52, yang berisi kumpulan perkataan yang menentang bangsa-bangsa dan sketsa sejarah singkat yang diambil dari 2 Raja-Raja, adalah bagian ketiga dan terakhir dari kitab itu. Masing-masing bagian itu diselingi oleh beberapa tambahan editorial dan sejumlah perkataan dari nabi lain selain Yeremia. Ini sepenuhnya sesuai dengan kebiasaan sastra yang diterima pada waktu itu" (Costen J. Harrell, The Prophets of Israel [Nashville:
- 6 C. F. Keil and F. Delitzsch, Commentary on the Old Testament, vol. 8, Jeremiah, Lamentations (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., n.d.), 21-25.
- 7 James A. Thompson, The Book of Jeremiah (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1981), 125-130.
- 8 Theo. Laetsch, Jeremiah, Bible Commentary (St. Louis, Mo.: Concordia Publishing House, 1965), 12-15. Garis besar utama ini adalah yang akan kita ikuti dengan lebih dekat ketika kita sampai pada pelajaran pasal demi pasal kitab ini dalam edisi berikutnya Truth for Today. Juga, lihat Bimbingan Belajar di dalam pelajaran ini.
- 9 James E. Smith, The Major Prophets, Old Testament Survey Series (Joplin, Mo.: College Press Publishing Co., 1992), 185.
- 10 Lihat Bimbingan Belajar di dalam pelajaran ini untuk daftar kronologis yang disediakan oleh Dr. Dahler, yang bisa membantu dalam menemukan kesinambungan dalam kehidupan kenabian Yeremia.
- 11 Adam Clarke, The Holy Bible With a Commentary and Critical Notes, vol. 4, Isaiah to Malachi (New York: Abingdon-Cokesbury Press, n.d.), 251-52.
- 12 James E. Smith, Jeremiah and Lamentations, Bible Study Textbook Series (Joplin, Mo.: College Press, 1972), 91.
- 13 Ibid., 93. Smith menyusun daftar berikut ini yang berisi ayat-ayat yang diulang-ulang di dalam Kitab Yeremia: (1) 1:18, 19 dan 15:20 (2) 2:28 dan 11:13 (3) 5:9, 29 dan 9:9 (4) 6:13-15 dan 8:10-12 (5) 6:22-24 dan 50:41-43 (6) 7:14 dan 26:6 (7) 7:31-33 dan 19:5-7; 32:35 (8) 10:12-16 dan 51:15-19 (9) 11:20 dan 20:12 (10) 15:2 dan 43:11 (11) 16:14, 15 dan 23:7, 8 (12) 17:25 dan 22:4 (13) 23:19, 20 dan 30:23, 24 (14) 30:11 dan 46:28 (15) 31:35, 36 dan 33:25, 26
- 14 Cheyne and Adeney, xiii.
- 15 J. Barton Payne, Encyclopedia of Biblical Prophecy (New York: Harper & Row, 1973), 674, summarized in Smith, Major Prophets , 187.
- 16 Keil and Delitzsch, 20.
Pengarang: Dayton Keesee
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Yeremia (Pendahuluan Kitab) Yeremia: Hamba Allah
Meskipun terdapat nilai besar dalam mempelajari periode waktu dan pola penulisan Yeremia, namun kepribadian nabi itu bahkan mem...
Yeremia: Hamba Allah
Meskipun terdapat nilai besar dalam mempelajari periode waktu dan pola penulisan Yeremia, namun kepribadian nabi itu bahkan membuat pelajaran ini semakin kaya dan lebih praktis. Sifat emosionalnya, kesetiaannya di sepanjang penderitaan, kelemahan dan pengakuannya menyediakan kajian tentang kepribadian yang tak ada tandingannya di dalam Perjanjian Lama. Kitab Yeremia menyediakan lebih banyak materi biografis dibandingkan kitab lain mana saja di Perjanjian Lama. Setiap siswa Kitab Suci harus mendukung pengertian ilahi ini dan mengukur dirinya dalam bayangan rohani orang ini.
Yang menghimbau dan berbicara kepada kita dari setiap halaman kitab ini adalah kepribadian tragis Yeremia yang luar biasa. Pelbagai gagasan dan gaya sastra memudar menjadi bayang-bayang di hadapan kepribadian Yeremia yang hidup dan menakjubkan. Keberanian, iman, kejujuran tanpa lelah dari orang yang dibenci dan dianiaya ini, yang mendambakan kedamaian dan ketenangan, merupakan sumber kekuatan bagi semua orang yang mengangkat suara mereka melawan kebobrokan dan kejahatan.< Kita ditantang oleh pelbagai pertempurannya yang mulia; kita tergugah oleh kesepiannya; kita terinspirasi oleh kejujuran hati nuraninya; kita memperoleh iman baru dari imannya yang dalam. Orang ini benar-benar hamba Allah.1
Pelajaran ini tidak akan menjadi pelajaran yang "cepat selesai." Empat puluh dua pasal dalam kitab Ayub adalah pesan ilahi tentang penderitaan, yang disajikan melalui kepribadian Ayub dan penderitaan pribadi. Seluruh Kitab Pengkhotbah adalah pengertian Allah tentang bagaimana seseorang berhasil atau gagal di tengah kesombongan hidup, yang digambarkan melalui pengalaman Salomo. Dengan cara yang sama, lima puluh dua pasal kitab Yeremia adalah komentari ilahi untuk setiap guru, pengkhotbah, misionaris, atau anggota keluarga Allah tentang bagaimana menjaga stabilitas rohani di tengah-tengah kelemahan manusia. Di sepanjang kitab ini pelbagai pengertian mengenai pengembangan keberanian dan karakter terjalin bersama. Di sini kita melihat bagaimana keinginan untuk berlari dapat diatasi dengan tekad untuk berdiri. Karya nubuatan yang terilham ini bercampur dengan emosi pribadi yang sangat kental-air mata yang bercucuran dan sukacita yang tak terkatakan. Jarang sekali penderitaan dan kemajuan, luka dan harapan digambarkan secara lebih praktis selain daripada oleh Yeremia.
Semua ini tidak dapat diungkapkan dalam satu paragraf. Upaya ini akan membawa kita melalui pelajaran tentang kepribadian nabi itu, tempat-tempat di mana ia berkhotbah, reaksi orang banyak terhadap khotbahnya, dan pelbagai masalah yang ia gumuli untuk diatasi. Sebuah tinjauan ulang atas kata pembukaan akan memberikan gambaran yang lebih besar tentang kepribadian Yeremia.
Sekarang, marilah kita pelajari cara-cara kehidupan Yeremia yang sejajar dengan kehidupan Yesus. Survei berikut ini akan membuat mudah untuk memahami respon rasul-rasul terhadap pertanyaan Kristus "Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?" Jawab mereka: "Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi" (Matius 16:13 b, 14). Tidaklah mengejutkan bahwa orang-orang yang hidup berabad-abad setelah kematian Yeremia akan mengaitkan dirinya dengan Yesus. Alexander Whyte menulis, "perasaan jiwa yang sangat indah adalah satu-satunya keluarbiasaan dirinya sendiri yang Yeremia miliki di atas semua nabi-nabi Ibrani lainnya.< Tidak ada nabi dari semua nabi itu yang pada kenyataannya berdiri begitu dekat dengan Yesus Kristus."2
Perhatikanlah pelbagai persamaan berikut ini di antara Yeremia dan Yesus:
- 1. Masing-masing menyadari misi yang Allah berikan selagi mereka masih muda (Yeremia 1:5-7; Lukas 2:42-49). Meskipun Yeremia pada awalnya mungkin enggan sementara Yesus bahkan membuat para tokoh agama terkejut dengan pelayanan awal-Nya, namun keduanya mulai melayani kebutuhan di zaman mereka sebagai orang muda.
- 2. Masing-masing menghadapi pergumulan dari keluarganya sendiri, yang tidak percaya kepada dia atau tidak mendorong dia (Yeremia 12:6; Yohanes 7:1-5).
- 3. Masing-masing menghadapi pencobaan tanpa dorongan atau sukacita persahabatan (Yeremia 16:1, 2; Kisah 8:33b).
- 4. Masing-masing hidup dalam latar belakang nasional yang serupa. Yehuda berada di bawah Asyur, Mesir, atau Babel di zaman Yeremia; Palestina berada di bawah kekuasaan Roma di zaman Kristus (2 Raja-Raja 23:26-37; 24:1; 25:1-10, Lukas 2:1-7; 3:1; Yohanes 19:1-15).
- 5. Masing-masing bereaksi terhadap para pemimpin dan pejabat yang bobrok (Yeremia 5:13, 30, 31; 6:13-15; 23:1-4, 13-22; Matius 6:1-18; 15:1-9; 23:1-33).
- 6. Masing-masing dibebani dengan pandangan dan sikap yang lain terhadap bait Allah, karena mengetahui kehancuran akan datang dan umat itu akan tercerai-berai (Yeremia 7:4; 52:12-14; 2 Tawarikh 36:19; Matius 24:1, 2, 15-22; Lukas 21:22-24). Yesus mengutip kata-kata Yeremia [Yeremia 7:11] ketika ia mengusir para penukar uang dari Bait Allah (Matius 21:13). Sikap Yeremia terhadap Bait Allah dan kemunafikan agama yang mapan itu adalah benar-benar seperti ajaran Yesus. Ini merupakan ilustrasi tambahan tentang kekerabatan rohani antara dirinya dan Mesias.3
- 7. Masing-masing menangisi Yerusalem dan umat Allah (Yeremia 4:19-22; 9:1; Lukas 19:41; Matius 23:37-39). J. Sidlow Baxter membuat komentar ini tentang kata-kata Kristus itu: "Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang yang diutus kepadamu! Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi kamu tidak mau. Lihatlah rumahmu ini akan ditinggalkan dan menjadi sunyi" Yang demikian itu adalah keluhan berbanjir air mata dari Manusia Duka atas kota yang tidak bertobat yang akan segera menyalibkan Mesias-Raja: tetapi enam ratus tahun sebelumnya, kata-kata itu telah diantisipasi dan dibayangkan [diramalkan], dalam bentuk yang lebih rumit, oleh nabi yang berani tapi patah hati, Yeremia, dalam puisi lipat limanya, "Ratapan."4
- 8. Masing-masing adalah unik oleh karena kehidupan doanya. James Smith menyatakan tentang Yeremia, "Ia terus-menerus memanjatkan doa syafaat meskipun ada indikasi berulang-ulang bahwa pelbagai usahanya itu tidak punya harapan (pasal 14; 18:20). Nabi ini telah mencatat untuk generasi akan datang doanya tentang keluhan (4:10), pengertian (5:3), pujian (10:6dst.), dan klarifikasi (32:16-23)."5Sering kali, kita melihat Yeremia sendirian, berbicara kepada Allah tentang dirinya dan mendengar jawaban Allah. "Seorang sarjana, Julius Wellhausen, telah menyebut Yeremia "bapak doa sejati."6
- Yesus juga memiliki saat-saat istimewa bersama Allah, bahkan berdoa sepanjang malam (Lukas 6:12). Ia terus menerus mencari kehendak Allah, dengan menegaskan bahwa Ia tidak bisa berbuat apa-apa kecuali dari Bapa (Yohanes 4:34; 5:19, 30). Setelah mendengar Yesus berdoa, para rasul memohon, "Tuhan, ajarlah kami berdoa." (Lihat Lukas 11:1-13.) Melalui komunikasi dengan Bapa, masing-masing berusaha untuk berhasil dalam misinya.
- 9. Masing-masing memiliki berita tentang perjanjian baru (Yeremia 31:31-34; Ibrani 8:6-13; lihat Matius 24:35; Yohanes 12:48; 14:26; 16:12, 13; Ibrani 13:20, 21).
- 10. Masing-masing mengakui pergumulan dalam daging (Yeremia 1:6; 18:19-23; 20:7-10; Matius 26:37-44, khususnya ay. 41) tetapi memandang kepada Allah untuk bantuan.
- 11. Masing-masing digambarkan sebagai "anak domba yang dibawa ke pembantaian" (Yesaya 53:7; lihat Yeremia 11:19; Kisah 8:32; 1 Petrus 1:19; Wahyu 5:12).
- 12. Masing-masing tampaknya akan gagal di penghujung akhir hidupnya, meskipun pengaruhnya tetap hidup selama berabad-abad. Orang yang menyandarkan kepercayaannya kepada Allah pada akhirnya akan berdiri di antara para pemenang (Yeremia 15:17, 18; 39:11-14; 43:1-6; Matius 12:18-20; 1 Korintus 15:50-58).
Berapa banyakkah dua pribadai ini sudah memberkati umat manusia? Berapa banyakkah yang telah merasakan pengaruh magnetik dari apa yang telah dikatakan dan dilakukan oleh masing-masing wakil Allah itu? Tidak ada jawaban yang akurat untuk pertanyaan-pertanyaan ini, karena pengaruh luar biasa dari masing-masing pribadi itu terus berdampak pada kita hingga hari ini, menetapkan standar untuk generasi yang belum lahir.
Sementara Yesus Kristus adalah Anak Allah dan diri-Nya ilahi, Yeremia adalah manusia belaka. Bagi siapa saja yang bekerja untuk Tuhan, tekad Yeremia sebagai hamba Allah harus menjadi dorongan untuk jangan pernah menyerah. Sebuah pemahaman yang lebih baik tentang dari mana dan bagaimana ia melayani harus memperkuat tekad itu.
Catatan Akhir:
- 1 Sidney B. Hoenig and Samuel M. Rosenburg, A Guide to the Prophets (New York: Blick, 1942), 86.
- 2 Alexander Whyte, Bible Characters of the Old Testament (London: Oliphants, 1952), 395.
- 3 Costen J. Harrell, The Prophets of Israel (Nashville: Cokesbury Press, 1933), 134.
- 4 J. Sidlow Baxter, Explore the Book, vol. 3, Poetical Books (Job to Song of Solomon), Isaiah, Jeremiah, Lamentations (Grand Rapids, Mich.: Zondervan, 1974), 279.
- 5 James E. Smith, The Major Prophets, Old Testament Survey Series (Joplin, Mo.: College Press Publishing Co., 1992), 181.
- 6 Harold C. Case, The Prophet Jeremiah (Cincinnati, Ohio: Women's Division of Christian Service, Board of Missions of the Methodist Church, 1953), 64.
Pengarang: Dayton Keesee
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Yeremia (Pendahuluan Kitab) Yeremia: Pengkhotbah
Tujuan khotbah Yeremia jelas dinyatakan di dalam 1:10: "Ketahuilah, pada hari ini Aku mengangkat engkau atas bangsa-bangsa...
Yeremia: Pengkhotbah
Tujuan khotbah Yeremia jelas dinyatakan di dalam 1:10: "Ketahuilah, pada hari ini Aku mengangkat engkau atas bangsa-bangsa dan atas kerajaan-kerajaan untuk mencabut dan merobohkan, untuk membinasakan dan meruntuhkan, untuk membangun dan menanam" (Huruf miring oleh saya.) James E. Smith memperluas pada apa yang tercakup di dalam tugas ini:
Yeremia memenuhi bagian tugasnya ini dengan mengkhotbahkan penghakiman ilahi atas bangsa-bangsa pada zamannya. Yehuda tua yang berdosa harus dihancurkan. Demikian juga bangsa-bangsa asing yang telah dengan congkaknya meninggikan diri menentang Pencipta mereka harus juga ditumbangkan.
Tetapi Yeremia bukan sekedar nabi penghancuran, ia juga seorang nabi pembangunan. Ada dua kata kerja yang menggambarkan aspek positif pelayanannya: (1) membangun dan (2) menanam. Di luar hiruk pikuk perang dan penghancuran Yeremia diizinkan untuk melihat awal zaman baru. Dalam penilaian tentang pelayanan Yeremia penekanannya adalah pada sisi negatif. Ada empat kata kerja yang digunakan untuk menggambarkan sisi merusak dari pelayanannya itu sementara hanya dua kata kerja yang digunakan untuk menggambarkan aspek membangun. Selanjutnya unsur-unsur negatif itu dicantumkan sebelum unsur-unsur positif. Ketika orang membaca seluruh Kitab Yeremia maka benarlah bahwa ancaman berada jauh di latar depan dan janji berada di latar belakang. Namun, entah bagaimana orang mendapat kesan bahwa tujuan akhir nabi ini adalah untuk meratakan jalan bagi zaman baru, awal baru itu. Yang lama harus disingkirkan supaya yang baru dapat dilantik. Dalam kata-kata Jensen1: "Yeremia harus mencabut ritual yang mati dan menanam ibadah yang hidup, mencabut cara-cara keji dan menanam jalan yang lurus, mencabut hati yang bobrok dan menanam hati yang baru dari perjanjian baru."2
Betapa menggairahkan tentunya seandainya umat itu membolehkan aspek menanam dan membangun dari usaha pelayanan Yeremia itu! Keberhasilan yang segera tidak bisa dilihat. Apa yang bisa dilihat adalah pelbagai upaya setia oleh Allah dan nabi-Nya, "bangun pagi-pagi dan berbicara" (Yeremia 7:13; NASB), "Terusmenerus aku mengucapkannya kepadamu" (25:3); "Tetapi kamu tidak mendengarkan Aku" (35:14). Penekanan yang sama ini muncul dalam 7:25; 25:4; 26:5; 29:19; 35:15; 44:4.
DIMANAKAH IA BERKHOTBAH?
Pelbagai upaya ini tidak menggema dari satu mimbar di halaman bait Allah. Memang, di mana Allah mengutus nabi-Nya untuk berkhotbah adalah salah satu pelajaran yang berharga yang generasi ini perlu lihat.
Allah berulang kali mengutus Yeremia untuk berdiri di pintu gerbang rumah Tuhan dan di pelataran rumah Tuhan untuk memberitakan Firman-Nya (Yeremia 7:2; 19:14; 26:2). Di sinilah orang-orang yang tertarik kepada pesan Allah akan berkumpul (Yesaya 2:3), tetapi itu bukan satu-satunya tempat Allah ingin berita-Nya diberitakan.
Yeremia juga diutus ke gerbang-gerbang kota, di mana raja-raja Yehuda akan "keluar masuk" (17:19). Orang-orang berkumpul di mana raja-raja akan berkumpul. Kita melihat di dalam 17:20 bahwa berita itu tidak hanya untuk raja-raja itu tetapi untuk "segenap Yehuda dan segenap penduduk Yerusalem."
Istana raja adalah tempat bagi pemberitaan Yeremia pada lebih dari satu kesempatan (22:1; 37:17). Sangat menarik untuk bertanya kepada para pengkhotbah zaman sekarang berapa banyak dari mereka yang sudah berbicara dengan seorang raja atas nama Tuhan. Jawaban atas pertanyaan saya itu sudah secara konsisten selalu "Tidak pernah"!
Bahkan Yeremia berkhotbah di penjara, karena firman Tuhan turun juga ke atas dia di sana (32:2, 6-8; 33:1-3). Yesus akan menghakimi mereka yang gagal untuk mengunjungi jiwa-jiwa di dalam penjara (Matius 25:34-45). Pada saat ini, pelabagai pelayanan penjara merupakan salah satu bidang penginjilan yang paling berbuah di seluruh dunia.
Allah mengutus Yeremia jauh ke dalam wilayah musuh-ke lembah Ben-Hinom (19:1, 2). Kawasan ini menjadi kota sampah, tempat untuk pembakaran. Ini adalah tempat di mana anak-anak dipersembahkan sebagai korban kepada dewa Molokh (2 Raja-Raja 23:10) dan akhirnya dikenal sebagai "Lembah Pembunuhan" (Yeremia 19:6). Kata Ibrani yang diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani itu adalah "Gehenna," istilah yang Yesus gunakan sebanyak sebelas kali untuk neraka (lihat, sebagai contoh, Matius 5:22, 29, 30; 10:28; Lukas 12:5).3
Lingkungan paling bobrok di kawasan di mana Anda tinggal bisa jadi adalah lembah Hinom Anda! Pernahkah Anda pergi ke sana untuk berbicara bagi Tuhan? Ketika Anda berdiri untuk menyatakan kebenaran dan penghakiman di dalam lubang jamban anti kerohanian, Anda mungkin mengalami beberapa perasaan yang Yeremia rasakan saat ia berbicara di lembah Hinom itu!
Tuhan juga memberitahu Yeremia untuk berbicara di dalam rumah-rumah musuh (Yeremia 37:15, 16; 20:1-6). Hal ini tidak hanya membawa dia ke wilayah yang tidak diinginkan, tetapi juga menyebabkan ia bertemu dengan para pejabat yang marah, lalu ia dipukuli, dan dimasukkan ke dalam penjara. Di zaman kini pelbagai kejadian itu akan sudah menjadi berita utama! Kita mungkin cenderung untuk menyelinap pergi dengan diam-diam karena lingkungan itu tampaknya bukan tempat bagi berita Tuhan. Namun begitu, bagi Yeremia, semua ini adalah kesempatan untuk mengumumkan, "Beginilah firman TUHAN" (20:3-6).
Apakah saat ini kita memahami bagaimana dan di mana Allah ingin para wakil-Nya berdiri dan berbicara? Allah meminta nabi-Nya untuk melayani dan berbicara di negeri asing di Mesir (Yeremia 43:8-13). Meskipun tidak setiap juru bicara Allah melakukan misi ke negeri asing, banyak dari mereka melakukannya. Yunus diutus ke Niniwe di Asyur (Yunus 1:1, 2; 3:1-3). Amos berkhotbah di Damaskus (1:3-5), kepada orang Filistin (1:8), kepada Tirus dan Edom (1 10-12) dan kepada Moab (2:1-3). Obaja berkata "Beginilah firman Tuhan" kepada Edom (ay. 1). Nahum membawa pesan lain ke Niniwe di Asyur (1:1; 2:8; 3:1-19). Daniel menghabiskan sebagian besar hidupnya di negeri asing, yang berkaitan dengan penguasa di Babel dan Kekaisaran Medo-Persia (Daniel 1:1-6; 5:29-31; 6:1-3; 9:1, 2). Allah mengukuhkan Yeremia untuk menjadi nabi bagi bangsa-bangsa yang lebih banyak lagi dibandingkan dengan semua ini disatukan (Yeremia 1:10; 46-51).
Selain pesan Yeremia bagi bangsa-bangsa itu (ladang misi), Allah juga mengarahkan nabi itu untuk berhubungan dengan para tawanan yang tinggal di negeri asing (Yeremia 29:1-14). Apakah Anda tetap berhubungan dengan para pekerja Allah di negeri-negeri lainnya? Apakah Anda berbagi firman Tuhan tertentu yang menguatkan hati dengan saudara-saudara itu untuk membantu mereka melayani dengan baik di tempat mereka berada? (Lihat Amsal 12:25; 15:30; 25:25) Yeremia melakukan hal ini.
BAGAIMANAKAH SEORANG PENGKHOTBAH SEHARUSNYA BERKHOTBAH?
1. Beritakan, "Beginilah firman TUHAN." Orang akan sia-sia saja untuk menemukan di dalam kitab Yeremia pelajaran apa saja yang didasarkan pada "bagi saya tampaknya"; "Saya pikir"; atau "Itu adalah pendapat saya". Dalam pasal 28 kita menemukan contoh yang luar biasa tentang Yeremia yang sedang diejek oleh nabi palsu Hananya. Hananya berusaha untuk mengintimidasi Yeremia di depan umum dengan secara berani mematahkan gandar yang Yeremia kenakan atas perintah Allah. Ayat 11 mengatakan, "Tetapi pergilah nabi Yeremia dari sana." Pertemuan ini pastilah memalukan, namun Yeremia tetap diam. Ia kemudian kembali dengan keberanian ketika ia bisa berkata, "Beginilah firman TUHAN" (ay. 14). Nabi itu bergantung pada pesan Allah, dan ia berani ketika ia mengatakan pesan itu! (Lihat 2 Korintus 3:12.) Juru bicara Allah siapa saja di zaman kini dapat mengambil manfaat dari pola Yeremia dalam berkhotbah. (Lihat 1 Petrus 4:11.)
2. Menyampaikan berita dengan sepenuh hati. Dalam Yeremia 25:3 nabi itu mengatakan bahwa dua puluh tiga tahun ia datang menghadap Yehuda berkali-kali. Dalam 20:9 kita menemukan alasan ia tidak menyerah. Tentang pesan Allah itu, Yeremia menyatakan, "dalam hatiku ada sesuatu yang seperti api yang menyala-nyala, terkurung dalam tulang-tulangku; aku berlelah-lelah untuk menahannya." Api di dalam jiwa ini memaksa dia untuk naik di atas ejekan untuk menyatakan pesan Allah kepada Yehuda. Allah memberitahu Yehuda melalui Yeremia, "apabila kamu mencari Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu menanyakan Aku dengan segenap hati" (29:13). Itulah yang Yeremia lakukan! Allah dan pesan-Nya mengalir dari hati nabi itu! Harrell J. Costen menulis, Kita tidak boleh meremehkan ide-ide besar ini. Keadilan sosial dan ibadah yang murni dan hukum moral tidak bisa dianggap ringan, karena mereka itu secara vital terkait dengan kehidupan keagamaan manusia. Tetapi tidak satu pun atau tidak semua dari mereka itu mencapai inti permasalahan. Sumber agama berada di dalam jiwa, di mana terdapat motif dan kehendak dan pengasihan. Manusia tidak diselamatkan oleh unsur-unsur eksternal. Hukum dan kasih Allah harus menjadi bagian dia, benar-benar ditulis pada loh hatinya.4
Menuliskan berita terilham pada hati manusia adalah penting bagi umat Allah dan khususnya bagi juru bicara Allah. Marilah kita pertimbangkan himbauan ini:
Hai para pengkhotbah muda, dengan hidupmu yang hebat yang masih di hadapanmu, kajilah hatimu sendiri siang malam. Perhatikanlah setiap detak, dan denyut, dan gerakan hatimu siang malam.< Dengan kepekaan yang selalu meningkat berkhotbahlah setiap hari kepada mereka tentang kelemahlembutan, dan kerendahan hati, dan kerohanian, dan ketaatan, dan seluruh pikiran Kristus, dan engkau pasti akan melihat Kristus terbentuk pada orang-orangmu sebelum engkau dipaksa untuk mewariskan mimbar itu kepada penggantimu.5
3. Carilah pengertian Allah tentang ke mana Ia ingin Anda bekerja untuk Dia. Ia harus jangan mengabaikan kenyataan bahwa Allah mengutus nabi-Nya ke dalam delapan bidang yang berbeda untuk bicara. Ambisi Yeremia tidak memilih tempat-tempat tersebut. Ia berdiri dan berbicara di setiap tempat karena Allah ingin dia berada di sana.
Di manakah Tuhan ingin Anda berada? Adalah mudah bagi pengkhotbah untuk berkeliling dari rumah ke rumah sakit dan ke gedung gereja. Kadang-kadang, upacara pemakaman mungkin menyebabkan dia keluar sejenak dari alurnya. Masing-masing tempat ini adalah penting, tetapi pada akhirnya daftar ini bukan apa-apa dibandingkan dengan mimbar-mimbar umum yang Allah pilih untuk Yeremia. Kita perlu mendengar Tuhan berkata, "Lihatlah sekelilingmu dan pandanglah ladang-ladang yang sudah menguning dan matang untuk dituai."
Kebutuhan ini menyengat saya secara pribadi. Saya telah membantu mempersiapkan kaum pria untuk berkhotbah di empat benua, tetapi saya tidak akan melupakan kasus serius tentang kepicikan wawasan di satu desa di Nigeria. Empat jemaat sudah dibuka di daerah tersebut, namun hanya sekitar sepuluh jiwa yang telah mematuhi injil di desa itu. Ketika keluarga saya dan saya kembali ke Amerika, Saudara Waymon Swain menggantikan posisi di mana saya dan istri saya sudah melayani selama ini. Setelah kami kembali lagi ke Nigeria enam bulan kemudian, suatu jemaat yang beranggotakan lebih dari 40 anggota terbentuk di penjara di sana! Saudara Swain mampir di penjara di mana saya sering melewati tempat itu dengan cepat, membaptis lebih dari empat puluh orang ke dalam Kristus. Ada jemaat yang jauh lebih besar di dalam penjara itu daripada yang ada di luar, di kota itu. Selama ini saya mengemudi melewati tempat itu tanpa mengangkat pandangan saya dan melihat ladang-ladang yang sudah menguning dan matang untuk dituai.
Berapa banyakkah Anda mencari pertolongan Allah untuk menemukan pintu-pintu yang terbuka (1 Korintus 16:8, 9; Kolose 4:2-6)? Di manakah Anda saat ini melayani? Di manakah Anda bisa melayani? Di zaman kita, dengan sarana perjalanan yang sangat banyak, pintu-pintu menuju pelbagai tempat selalu di mana melayani dan berbicara untuk Juruselamat perlu dilakukan. Pertimbangkanlah daftar pelbagai cara berikut ini di mana Anda mungkin perlu berkhotbah atau mengajar:
- 1. Mimbar
- 2. Radio
- 3. Televisi
- 4. Belajar di rumah
- 5. Kampus-kampus Akademi/sekolah-sekolah Kristen
- 6. Rumah tahanan/penjara /rumah rehabilitasi
- 7. Penginjilan persahabatan
- 8. Kelas Alkitab di jemaat lokal
- 9. Penginjilan dari pintu ke pintu
- 10. Lansia/orang miskin (lihat Lukas 14:12-14)
- 11. Mengajar anak-anak di masyarakat (lihat Matius 19:13-15)
- 12. Markas Militer
- 13. Rumah Sakit/rumah rawat
- 14. Kebangunan rohani/kampanye Injil
- 15. Sekolah Alkitab Liburan
- 16. Pelatihan khusus untuk para pemimpin/seminar
- 17. Pelayanan pemuda
- 18. Menulis
- 19. Penginjilan yang berhubungan dengan pekerjaan
- 20. Sekolah khotbah
- 21. Medis/rumah tangga/kerja misi internasional
Daftar ini tidak mencakup semua cara untuk melayani, tetapi berapa banyakkah cara yang Anda sedang gunakan? Berapa banyakkan yang perlu Anda lakukan? Setiap anggota perlu melayani di suatu tempat (1 Korintus 12:18-22; Matius 25:14-30).
4. Gunakanlah keahlian Anda untuk kemuliaan Allah (Matius 5:16) Allah meminta Yeremia untuk berkhotbah, menunjukkan, menggambarkan, melakukan pekerjaan misi, dan menulis. Matius 25:14-30 membuat jelas bahwa Tuhan menugaskan dan menilai pelayanan atas dasar kemampuan. Tidak ada petunjuk bahwa Andreas berkhotbah atau menulis seperti yang saudaranya Petrus lakukan; tetapi setiap kali nama Andreas disebut, ia membawa sesuatu atau seseorang kepada Tuhan (Yohanes 1:35-42; 6:5-9; 12:20-22). Pertama Korintus 12:22 menekankan bahwa para anggota gereja yang tampaknya lebih lemah adalah diperlukan. Jika Anda seorang anggota, Anda diperlukan bagi pekerjaan Tuhan!
Catatan Akhir:
- 1 Irving Jensen, Jeremiah, Prophet of Judgment (Chicago: Moody Press, 1966), 20.
- 2 James E. Smith, Jeremiah and Lamentations, Bible Study Textbook Series (Joplin, Mo.: College Press, 1972), 132-33.
- 3 Informasi lebih lanjut diberikan di dalam Merrill C. Tenney, Zondervan Pictorial Dictionary of the Bible (Grand Rapids, Mich.: Zondervan, 1967), 354-55.
- 4 Costen J. Harrell, The Prophets of Israel (Nashville: Cokesbury Press, 1933), 139-40.
- 5 Alexander Whyte, Bible Characters of the Old Testament (London: Oliphants, 1952), 398.
Pengarang: Dayton Keesee
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Yeremia (Pendahuluan Kitab) Penolakan Dari Segala Sisi
Karena Yeremia bernubuat setidaknya selama empat puluh tahun dan berkhotbah di begitu banyak tempat, orang akan berharap ...
Penolakan Dari Segala Sisi
Karena Yeremia bernubuat setidaknya selama empat puluh tahun dan berkhotbah di begitu banyak tempat, orang akan berharap bahwa beragam orang sudah dipengaruhi oleh pemberitaannya. Satu kata merangkum tanggapan orang-orang itu-'penolakan'!
ORANG-ORANG DI SEKITAR DIA MENOLAK BERITANYA
Lingkungannya
Yeremia berasal dari Anatot, namun 11:21 memberitahu kita bahwa orang-orang dari tempat itu berusaha untuk mencabut nyawanya. Kita baca, 'Janganlah bernubuat demi nama TUHAN, supaya jangan engkau mati oleh tangan kami!' Betapa tanggapan buruk dari suatu lingkungan! Pernahkah Anda menghadapi jenis ancaman dan penolakan dari lingkungan Anda?
Teman-Temannya
Ditolak oleh lingkungan hanyalah permulaan bagi Yeremia. Sementara kita mungkin mengenal banyak orang di suatu lingkungan secara sepintas saja, hanya orang-orang tertentu yang menjadi 'teman' kita.1Dalam Yeremia 20:10 orang-orang ini secara sinis diacukan sebagai 'sahabat karib.' E. James Smith memperluas hubungan itu:
[Yeremia] tahu musuh-musuhnya sedang berkomplot menentang dia. Ia bahkan tampaknya mendengar mereka saling memberi semangat untuk melontarkan tuduhan palsu terhadap dia. Bahkan teman-temannya (harfiahnya semua orang dari kedamaianku)-orang-orang yang menyambut dia dengan salam akrab persahabatan-mengawasi setiap gerakannya. Mereka berharap bahwa ia akan salah melangkah sehingga mereka dapat mengambil keuntungan dari kesalahan itu. Mungkin, mereka berpikir, nabi itu bisa digoda atau dirayu untuk melakukan beberapa kesalahan atau mengatakan sesuatu yang atasnya tuduhan pengkhianatan bisa didasarkan. Musuh ini tidak akan berhenti. Mereka muncul untuk membalas dendam terhadap nabi usil yang berani menentang kebijakan pro-Mesir mereka dan mengucapkan azab atas bangsa mereka (ay. 10).2
Apakah hal ini mengingatkan Anda tentang apa yang Yesus hadapi (Matius 22:15-46)? Betapa lebih sakit rasanya, ketika orang-orang yang dekat dengan Anda menyelinap di belakang Anda, berharap untuk mendeteksi kesalahan tertentu dalam diri Anda.
Keluarganya
Bahaya Yeremia melampaui lingkungan dan teman-teman. Allah memberitahu Yeremia bahwa saudara-saudaranya dan kaum keluarganya 'berbuat khianat terhadap' dia (12:6). Allah selanjutnya memperingatkan dia bahwa bahkan jika mereka mengatakan hal-hal yang baik tentang dia, ia harus jangan percaya kepada mereka. Betapa tragisnya bahwa musuh-musuhnya adalah orang-orang di dalam rumah tangganya sendiri! (Lihat Matius 10:34-36; Lukas 12:51-53.)
Kita tidak memiliki hal-hal khusus yang melebihi apa yang Allah telah ungkapkan kepada Yeremia; tetapi ketika kita berani untuk tidak mempercayai apa yang bahkan anggota keluarga katakan kepada kita, hari-hari yang sulit menanti di depan. Banyak kaum pria yang berhenti berkhotbah, dan banyak wanita dengan hati yang hancur memutuskan hubungan dengan umat Allah oleh karena bencana dalam rumah tangga. Pernahkah Anda mengalami hal itu?
KALANGAN ATAS MENOLAK BERITANYA
Para Raja
Daftar orang-orang yang menolak Yeremia semakin bertambah banyak seraya ia terus berkhotbah. Setelah Yosia, empat raja berikutnya bukan hanya gagal untuk membesarkan hati nabi Allah itu, tetapi mereka melakukan apa yang jahat di mata Tuhan (2 Raja-Raja 23:31, 32, 36, 37; 24:8, 9, 18-20).
Pemerintahan singkat Yoahas dan Yoyakhin secara identik dijelaskan dalam kata-kata ini: 'Ia melakukan apa yang jahat di mata TUHAN' (2 Raja-Raja 23:32; 24:9).
Apapun yang mungkin tercakup di dalamnya, perbuatan itu bertentangan dengan seruan konstan Yeremia: 'Beginilah firman TUHAN semesta alam, < 'Perbaikilah tingkah langkahmu dan perbuatanmu, maka Aku mau diam bersama-sama kamu di tempat ini'' (Yeremia 7:3; lihat 26:13; 35:15). persoalan yang Yeremia hadapi dengan Yoyakim dan Zedekia dapat mematahkan semangat nabi itu.3Setelah Yosia, Yoyakim adalah satu-satunya raja yang benar-benar seorang pemimpin. Sayangnya, kepemimpinannya berjalan ke arah yang salah, karena ia terbenam dalam kedegilan dan keegoisan. Meskipun Yehuda berada di bawah kendali Babel, ia memberontak terhadap raja Nebukadnezar (2 Raja-Raja 24:1). Ia dengan menyedihkan memanfaatkan orang-orang Yehuda untuk kepentingan ambisinya sendiri yang egois (Yeremia 22:13-18). Ia membakar tulisan pelbagai nubuatan Yeremia dan berusaha untuk membunuh dia (36:20-26). Kitab Suci mengidentifikasikan Yoyakim sebagai orang yang menolak untuk membayar gaji orang, menindas warganya, memeras uang, dan menumpahkan darah orang yang tidak bersalah. Prilaku jahat merupakan pola yang konsisten dalam hidupnya.
Ketika ia meninggal, ia tidak ditangisi ataupun dihormati sebagai seorang raja pada umumnya. Yeremia mengatakan bahwa ia 'akan dikubur secara penguburan keledai, diseret dan dilemparkan ke luar pintu-pintu gerbang Yerusalem' (22:18, 19). Karena Yeremia mencintai negerinya dan rakyatnya, pastilah menyakitkan untuk memberikan batu nisan yang memalukan seperti itu kepada raja yang jahat ini. Ingatlah, Yeremia telah bekerja di bawah pengaruh raja itu selama sebelas tahun!
Setelah pemerintahan singkat Yoyakhin selama tiga bulan, Yeremia mengalami pemerintahan selama sebelas tahun lagi di bawah Zedekia. Yeremia mengalami penolakan dan penyesalan selama masa dua puluh dua tahun oleh karena kepemimpinan di tanah kelahirannya!
Mengacukan pemerintahan Zedekia sebagai pemerintahan kepemimpinan adalah tidak tepat. Ia bukan pemimpin. Ia akan lebih cocok dengan ucapan klise ayah saya yang digunakan untuk menggambarkan orang seperti itu: 'Ia adalah anjing milik siapa saja yang mau berburu bersama dia.' Sifat Zedekia adalah berkata 'ya' kepada siapa saja yang dekat dengan dia. Ketika para pejabat berkata bahwa Yeremia harus dihukum mati, respon Zedekia adalah, 'Baiklah, ia ada dalam kuasamu! Sebab raja tidak dapat berbuat apa-apa menentang kamu!' (38:5). Tindakan ini mengakibatkan Yeremia dilemparkan ke dalam lubang penampungan air dan tenggelam ke dalam lumpur.
Ketika Ebed-Melekh (seorang budak Ethiopia-yang di Yehuda 'bukan siapa-siapa') berkata kepada Zedekia bahwa perlakuan seperti itu jahat dan bisa mengakibatkan kematian Yeremia, raja, pada dasarnya, mengatakan, 'Itu benar!
Pergilah engkau membebaskan dia' (lihat 38:9-13).
Ketika Yeremia, berbicara untuk Tuhan, memperingatkan Zedekia tentang apa yang Babel akan lakukan kepada raja itu, Zedekia lebih prihatin terhadap apa yang orang Yahudi akan katakan dan lakukan. Mereka itu lebih dekat kepada dia (38:17-19).
Zedekia, raja yang tidak akan memimpin, pasti telah menjadi sumber frustasi yang terus menerus bagi Yeremia, seorang nabi yang mengutamakan ajaran Allah. Yeremia pernah menanggapi permintaan Zedekia tentang suatu informasi, 'Apabila aku memberitahukannya kepadamu, tentulah engkau akan membunuh aku, bukan? Dan apabila aku memberi nasihat kepadamu, engkau tidak juga akan mendengarkan aku!' (38:15). Yang demikian itu adalah warisan memuakkan dari seorang pemimpin yang tidak memimpin!
Adegan ini terlalu akrab bagi Anda jika Anda tinggal di suatu tempat bersama dengan para pemimpin yang fasik. Meskipun para pemimpin seharusnya mendukung Anda dan pemberitaan Anda, mereka mungkin secara konsisten menolak dan memberontak di hadapan Anda. Mungkin permohonan Anda kepada mereka yang berkuasa dicemooh; Anda bahkan mungkin menghadapi pemenjaraan. Jika demikian, Anda memahami suasana di dalam mana Yeremia bernubuat dari tahun ke tahun. Jika Anda telah menghadapi perlakuan seperti itu dan hal itu tidak menghancurkan Anda, maka secara khusus Anda sepatutnya menghargai Yeremia, yang berkhotbah di bawah penguasa jahat selama lebih dari dua dekade!
Para Nabi Dan Para Imam
Ketika kita berpikir tentang hubungan, tidak ada hubungan yang harus lebih erat daripada hubungan persekutuan rohani. Kekerabatan rohani umat Allah telah sering disamakan dengan sebuah keluarga (Yesaya 43:3-7; Yeremia 31:1; Yehezkiel 37:27; 2 Korintus 6:17, 18). Memang, banyak orang telah menyatakan bahwa mereka lebih dekat dengan saudara dan saudari dalam Kristus daripada keluarga biologis mereka sendiri. Allah menghendaki kedekatan ini (Yehezkiel 11:14-20; Matius 12:49, 50; Galatia 6:10; Efesus 5:1, 2).
Berdasarkan rencana Allah bagi umat-Nya, Yeremia seharusnya sudah menemukan persekutuannya yang paling kaya di tengah-tengah para nabi dan para imam. Tidak ada kegagalan hubungan yang lebih menyakitkan daripada hubungan yang seharusnya paling menawarkan harmoni sorgawi. Allah adalah Bapa kita, dan kita harus dapat melayani Dia bersama saudara-saudara kita.
Sayangnya, Yeremia lebih banyak menemukan kesakitan daripada kekerabatan di antara para nabi dan para imam pada zamannya. Sebagai seorang pengkhotbah, bayangkan betapa hal itu akan membebani hati Anda untuk mengatakan kata-kata ini tentang sesama rekan Anda pengkhotbah: '< dari yang kecil sampai yang besar di antara mereka, semuanya mengejar untung, baik nabi maupun imam semuanya melakukan tipu' (Yeremia 6:13).
Nabi itu bukan hanya berbicara tentang mereka, tetapi ia juga berbicara kepada mereka: 'Bagaimanakah kamu berani berkata: Kami bijaksana, dan kami mempunyai Taurat TUHAN? Sesungguhnya, pena palsu penyurat sudah membuatnya menjadi bohong' (8:8). Ini bukan sekedar penilaian satu nabi. Allah telah memberitahu Yeremia, 'Sungguh, baik nabi maupun imam berlaku fasik; di rumah-Kupun juga Aku mendapati kejahatan mereka' (23:11).
Melalui Yeremia, Allah membuka kedok kemunafikan mereka, dengan menambahkan, '< baik nabi maupun imam, semuanya melakukan tipu'; 'Seharusnya mereka merasa malu, sebab mereka melakukan kejijikan; tetapi mereka sama sekali tidak merasa malu dan tidak kenal noda mereka; <'(8:10, 12).
Yeremia bukan hanya harus berbicara dengan berani dan terus terang tentang mereka, tetapi ia juga merasakan respon reaksioner dari mereka. Dalam 20:1, 2, imam Pasyhur memukul Yeremia dan memasukkan dia ke dalam penjara. Dalam 26:11 para nabi dan para imam bergabung dan menuntut kematian Yeremia. Sebagian besar ini pasal 27 sampai dengan 29 dikhususkan untuk kecaman Yeremia terhadap nabi-nabi palsu.
Ketika orang harus menyerukan perlawanan terhadap kebobrokan di suatu negara, hal itu tentunya cukup buruk, tetapi secara khusus pasti mengecilkan hati bagi orang yang harus mencela sesama juru bicara Tuhan seperti yang Yeremia lakukan. Para nabi dan para imam itu seharusnya membela dia dan bergabung dengan dia; sebaliknya, mereka bicara menentang dia. Betapa hal itu pasti melukai hati! Secara khusus, sungguh menyakitkan ketika rekan kerja yang bobrok mempengaruhi dan mengganggu orang lain yang mungkin sudah bisa digapai dan ditebus.
PADA AKHIRNYA, SEMUA MENOLAK BERITANYA
Bagi Yeremia, awal pemerintahan Yoyakim menimbulkan puncak penolakan. Di dalam serambi rumah Tuhan, di mana dorongan semangat dan kerohanian seharusnya disiarkan, Yeremia berbicara kepada wakil-wakil dari semua kota Yehuda. Tema utama pemberitaan itu adalah meminta Yehuda untuk mendengarkan dan berjalan dalam hukum Tuhan.
Umat itu tidak mendengarkan. Allah berkata bahwa Ia akan membuat rumah-Nya seperti Silo jika pola itu berlanjut terus. Allah mendesak Yeremia, 'Janganlah kaukurangi sepatah katapun!' (26:2). Silo adalah simbol rasa malu Yehuda, di mana kebobrokan di zaman Eli telah mengakibatkan Yehuda melarikan diri dari hadapan orang Filistin. Kekalahan itu telah menyebabkan kematian 30.000 orang Ibrani, perampasan tabut Allah, dan kematian anak-anak Eli (1 Samuel 4:1-11). Apakah yang terjadi ketika Yeremia menyampaikan permohonan untuk menghormati hukum Allah dan mengatakan janji Allah untuk menghukum dengan rasa malu seperti Silo? Suatu kelompok orang bersatu di Yehuda untuk melawan Juru bicara Allah itu! Para nabi, para imam, dan semua orang menangkap Yeremia dengan berkata, 'Engkau harus mati!' (26:8). Yeremia tidak mati hari itu, tetapi ia melihat banyak orang dari kaumnya sendiri menuntut kematiannya! Pernahkah Anda menghadapi situasi semacam itu?
Harap pertimbangkan kesedihan dari bagian Kitab Suci ini. Jika Anda berbicara bagi Allah dengan cara apa saja-di rumah, kepada teman-teman, kepada pejabat pemerintah, kepada rekan-rekan kerja di kerajaan Allah, kepada populasi umum negeri Anda-bagaimanakah Anda akan mengatasinya jika mereka semua menolak Anda? Apakah pada hari berikutnya Anda akan bangun pagi-pagi untuk melayani dan berbicara di tengah-tengah mereka? Akankah Anda melakukannya hari demi hari untuk satu tahun? Akankah Anda terus melakukannya selama satu dekade? Yeremia melakukan untuk waktu yang lebih lama daripada waktu itu!
Apakah penolakan yang luas seperti itu akan mencekik semangat Anda, menghancurkan hati Anda, mengikat kaki Anda, membungkam perkataan Anda, dan mematikan kepedulian Anda terhadap manusia? Jika dengan cara apapun Anda pernah menghadapi sebagian dari apa yang pernah Yeremia hadapi, dengan berjuang keras untuk tetap antusias sambil Anda mempersiapkan pelajaran berikutnya, apakah hal itu membuat Anda lebih menghargai Yeremia? Penghargaan itu harus tumbuh seraya kita melihat lebih dekat tentang bagaimana semua jiwa yang bermacam-macam itu menolak nabi Allah itu.
Catatan Akhir:
- 1 Ibr:. Shalom - 'aman < mereka yang mencari perdamaian < mengundang siapa saja kepada perdamaian < kerukunan, persahabatan' (Samuel Prideaux Tregelles, Gesenius' Hebrew and Chaldee Lexicon [Plymouth: N.p., 1857; reprint, Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1967], 825).
- 2 James B. Smith, Jeremiah and Lamentations, Bible Study Textbook Series (Joplin, Mo.: College Press, 1972), 377-78.
- 3 Lihat Bimbingan Belajar di dalam pelajaran ini untuk daftar referensi dalam kitab Yeremia yang berurusan dengan raja-raja yang berbeda.
Pengarang: Dayton Keesee
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Yeremia (Pendahuluan Kitab) Penyiksaan Yeremia
Penolakan" bisa menjadi istilah yang bahkan lebih menghancurkan ketika Anda menyadari bagaimana sikap itu dilakukan terhadap...
Penyiksaan Yeremia
Penolakan" bisa menjadi istilah yang bahkan lebih menghancurkan ketika Anda menyadari bagaimana sikap itu dilakukan terhadap Yeremia! Kecuali mati, hanya segelintir orang yang dapat menderita lebih daripada yang Yeremia alami. Survei ini hanya bisa meningkatkan perasaan takjub seseorang bahwa nabi itu tidak pernah gagal untuk pergi atau berbicara ketika Allah menghendakinya. Setelah survei ini, kita akan mempertimbangkan mengapa dan bagaimana Yeremia tetap setia dan tabah.
MEREKA MENOLAK UNTUK MENDENGAR ATAU MENTAATI
Ketika Allah berbicara melalui Yeremia, menyerukan umat itu untuk mencari dan berjalan di jalan yang benar, tanggapan mereka adalah, "Kami tidak mau menempuhnya." Ketika mereka didesak untuk memperhatikan peringatan Allah dengan suara sangkakala, tanggapan mereka adalah, "Kami tidak mau memperhatikannya!" (Yeremia 6:16, 17). Rasanya sungguh menyakitkan ketika Anda mengatakan kebenaran kepada orang-orang yang Anda kasihi tetapi mereka menolak untuk mendengarkan!
Faktor unik dalam penolakan untuk mendengarkan ini adalah bahwa Allah telah memberitahu Yeremia bahwa tanggapan mereka akan seperti itu! Yeremia 7:27, 28 menyatakan, "Sekalipun engkau mengatakan kepada mereka segala perkara ini, mereka tidak akan mendengarkan perkataanmu, dan sekalipun engkau berseru kepada mereka, mereka tidak akan menjawab engkau. Sebab itu, katakanlah kepada mereka: Inilah bangsa yang tidak mau mendengarkan suara TUHAN, Allah mereka, dan yang tidak mau menerima penghajaran! Ketulusan mereka sudah lenyap, sudah hapus dari mulut mereka."
Yang menakjubkan adalah bahwa kebenaran itu tidak dijauhkan dari telinga mereka! Meskipun umat itu tidak akan mengindahkan kebenaran, dan sudah dihapus dari mulut mereka, Allah menugaskan nabi Yeremia untuk terus mengucapkannya ke telinga mereka!1Meskipun mereka menolak utusan Allah dan beritanya, Allah meniatkan Hari Penghakiman di masa depan ketika Ia bisa mengingatkan mereka bahwa seorang nabi yang teguh telah memberi mereka kesempatan untuk mendengar!
Bagi Yeremia, faktor yang menantang adalah ditugaskan untuk berbicara dengan jiwa-jiwa yang tidak mau mendengarkan dan memanggil orang-orang yang tidak mau menanggapi. Bagaimanakan Anda tetap bersemangat dalam berkhotbah saat khotbah Anda itu mendarat di telinga yang tuli, acuh tak acuh, atau yang tidak setuju? Semua orang yang memberitakan dan mengajarkan Firman Tuhan pernah merasa gusar dalam usahanya untuk berbicara ketika pendengarnya ada yang SMS-an, berbicara, atau tidur. Jika 10 persen dari pendengar itu merespon seperti itu, pembicara itu mungkin bisa marah hingga terganggu. Jika pola ini berkembang dari pelajaran ke pelajaran, ia mungkin terdorong untuk meninggalkan tempat itu, untuk memberikan teguran yang keras, atau meneteskan air mata kekecewaan. Tanyakanlah pembicara siapa saja yang pernah menghadapi situasi yang sama, dan perhatikanlah luka hatinya atas kejadian tersebut.
Allah memberitahu Yeremia bahwa kaum Yehuda tidak mau mendengarkan dia. Namun demikian, ia terus berbicara kepada mereka selama lebih dari empat puluh tahun.
MEREKA MENANGGAPI DENGAN EJEKAN
Akan lebih akurat untuk mengatakan bahwa tidak ada tanggapan yang menguntungkan terhadap Yeremia daripada menunjukkan tidak ada tanggapan sama sekali. Dalam 18:18 umat itu bukan hanya mengatakan bahwa mereka tidak akan memperhatikan perkataan Yeremia, tetapi mereka menambahkan, "Marilah kita memukul2dia dengan bahasanya sendiri." Arti kata "memukul" membuat jelas bahwa mereka bermaksud untuk melukai dia! Dalam 20:7 nabi itu mengacukan dirinya sebagai bahan "tertawaan." Dalam ayat 8 Yeremia menambahkan, "Sebab firman TUHAN telah menjadi cela dan cemooh bagiku, sepanjang hari." Ejekan dan olokan seperti itu merupakan pengalaman yang memalukan. Menahan perlakuan ini sepanjang hari dan kembali untuk diejek lagi pada hari berikutnya akan membebani hati siapa saja, terutama ketika hati yang didedikasikan itu ingin sekali menolong para pendengar itu. Ejekan semacam itu secara jelas ditunjukkan ketika nabi palsu Hananya mematahkan kuk di leher Yeremia-kuk yang Allah perintahkan untuk Yeremia kenakan (28:5-11).
Berapa lama Anda akan terus berbicara kepada orang-orang yang mengejek Anda dan menertawakan Anda sepanjang hari? Jika Anda harus menyapa orang-orang ini, berapa banyak ketegangan dan tekanan yang akan Anda rasakan? Dapatkah Anda menanganinya? Akankah Anda menanganinya? Yeremia telah menanganinya!
MEREKA MENYERANG PRIBADINYA
Selain mengejek beritanya, orang-orang itu juga menyerang pribadi Yeremia dan pelbagai motifnya. Yeria, cucu Hananya, menangkap Yeremia dan mencap dia sebagai pengkhianat, katanya, "Engkau mau menyeberang kepada orang Kasdim!" (37:13). Meskipun Yeremia menyatakan tuduhan itu bohong, ketidakbersalahannya tidak mencegah dia untuk dipenjarakan. Apakah Anda pernah dipenjara sebagai pengkhianat ketika Anda telah mengatakan kebenaran? Yeremia pernah!
Bahkan ketika beberapa hal yang Yeremia nubuatkan telah digenapi (lihat Ulangan 18:21, 22) dan banyak orang sebangsanya telah dibawa ke Pembuangan Babel, kaum yang tersisa di Yehuda masih saja berkata kepada Yeremia, "Engkau berkata bohong! TUHAN, Allah kita, tidak mengutus engkau.<" (43:2). Pernahkah Anda difitnah sebagai pembohong? Yeremia pernah-lebih dari sekali!
MEREKA MENGANIAYA DIA
Bagi kelompok penentang di Yehuda, menolak Yeremia bukan sekedar masalah bicara. Pasyhur pernah memukuli Yeremia ("memukuli" adalah dari kata Ibrani yang sama yang diterjemahkan "memukul" dalam 18:18)-dan kali ini bukan dengan perkataan (20:2). Ia dipukuli lagi oleh para pejabat (37:15). Ia dibawa kembali dan dilemparkan3ke dalam perigi. Yeremia terus saja menyampaikan beritanya, dan orang-orang itu terus saja melecehkan dan memukuli dia. Kejadian ini menjadi lingkaran setan. Tambahkanlah bersama semua yang kita telah catat tentang perlakuan mereka terhadap nabi itu. Jika Anda melihat mereka mendatangi Anda lagi, bisakah Anda memberi penjelasan yang masuk akal atas pelbagai upaya lanjutan Anda untuk menolong para bajingan itu? Yeremia melakukannya! Semangat macam apakah yang dimiliki oleh hamba yang menghadapi kejahatan ini tetapi ia terus saja berbicara bagi Allah dengan orang-orang ini?
MEREKA MEMENJARAKAN DIA
Pasyhur tampaknya telah menjadi orang pertama yang mengurung Yeremia, dan memasung dia.4Tempat kurungan ini lebih dari ruangan tertutup. Tempat itu menyakitkan. Ia juga dimasukkan ke dalam perigi, yang dikenal sebagai ruang bawah tanah (37:16; 38:6-13), dan menghabiskan banyak waktunya di pelataran penjagaan.
Pernahkah Anda bermalam di penjara oleh karena khotbah Anda? Jika pernah, apakah Anda diinapkan di sana oleh keputusan umat Allah? Bagaimana jika Anda, sebagai juru bicara Allah, dipenjarakan? Yeremia pernah mengalami hal itu!
MEREKA MENGANCAM UNTUK MENCABUT NYAWANYA
Yeremia tidak punya harapan untuk dikeluarkan dari penjara. Adegan pengurungannya biasanya disertai dengan ancaman kematian. Beberapa saat sebelum pemenjaraannya yang pertama, sewaktu ia masih sedang berkhotbah kepada umat itu dan berdoa untuk mereka, mereka merencanakan kematiannya dengan cara yang sedemikian rupa sehingga namanya "tidak diingat orang lagi" (11:19). Mereka ingin melenyapkan orangnya dan setiap kenangan tentang dia. Dengan keprihatinan yang besar, Yeremia berbicara kepada Allah tentang "segala rancangan mereka untuk membunuh aku" (18:23).
Ketika Yeremia menyampaikan pelajarannya yang luar biasa di pelataran rumah Tuhan, mengancam Yehuda dengan hukuman seperti peristiwa memalukan di Silo, teriakan keras meledak, "Engkau harus mati!" Belakangan para imam dan para nabi berkata kepada para pejabat, "Orang ini patut mendapat hukuman mati" (26:6-11).5
Pada tahun kelima pemerintahan Yoyakim, raja ini menjadi sangat murka terhadap pekerjaan Yeremia sehingga ia membakar apa yang Yeremia telah tulis dan berusaha untuk membawa dia ke pengadilan (36:9, 21-26). Yeremia selamat hanya dengan pemeliharaan Allah.
Di zaman Zedekia, para pejabat bereaksi lagi terhadap Yeremia, dengan berkata kepada raja, "Baiklah orang ini dihukum mati!" (38:1-4). Yeremia telah menghadapi begitu banyak ancaman kematian sehingga ketika suatu saat Raja Zedekia meminta informasi dari nabi itu, Yeremia menjawab, "Apabila aku memberitahukannya kepadamu, tentulah engkau akan membunuh aku, bukan?" (38:15).
Catatan Alkitab telah membuat jelas bahwa selama beberapa tahun Yeremia hidup bersama ancaman kematian yang melayang-layang di atas kepalanya. Misalkan seseorang mengancam akan membunuh Anda. Berdampak apakah ancaman itu bagi Anda? Bagaimanakah jika ancaman kematian itu datang dari orang-orang yang di tengah-tengah mereka Anda bekerja? Yeremia menghadapi ancaman seperti itu lebih dari satu kali.
Apakah fakta-fakta ini membuat Anda kagum sebab Yeremia terus saja berbicara minggu demi minggu, tahun demi tahun di hadapan pemberontakan dan penolakan itu? Kita menghormati dia atas pelayanannya yang teguh, pendiriannya yang heroik, dan pesannya yang kuat di bawah pelbagai keadaan itu. Bagaimanakah Anda bersikap di dalam situasinya itu?
KAUM YANG TERSISA MEMAKSA DIA KE MESIR
Setelah keruntuhan akhir Yehuda, Yeremia tetap tinggal dengan kelompok tersisa yang kecil di negeri yang telah dirusak oleh kehancuran dan kemalangan. Kondisi yang mengerikan ini, yang diliput di dalam Yeremia 40-45, mengungkapkan bukti lebih lanjut tentang kebobrokan umat itu.
Sewaktu mereka datang untuk meminta nasihat Yeremia, tanggapan Yeremia dijawab dengan tuduhan "Engkau berkata bohong" (43:2)" Tuhan telah memberitahu Yeremia untuk memberitahu umat itu agar mereka tetap tinggal di Yehuda dan tidak pergi ke Mesir. Yeremia dengan setia menyampaikan pesan Allah itu: "Aku akan membangun dan tidak akan meruntuhkan kamu" (42:10). Namun begitu, umat itu takut terhadap reaksi raja Babel dan khawatir tentang perasaan malu lebih lanjut setelah penaklukan Nebukadnezar, sehingga mereka memutuskan untuk pergi ke Mesir demi keamanan. Permohonan Yeremia agar mereka mendengarkan Allah dan tetap tinggal di Yehuda tidak membuahkan hasil.
Yohanan, pemimpin saat itu bagi kaum yang tersisa itu, "mengumpulkan6seluruh sisa Yehuda, < juga nabi Yeremia" dan menuju Mesir (43:5, 6). Yeremia dipaksa pergi ke Mesir melawan pemberitaannya sendiri, dan itu lebih dari sekedar melakukan perjalanan yang melelahkan,.
PELAJARANNYA
Pelajaran luar biasa apa sajakah yang tergabung bersama di dalam situasi ini?
- 1. Kehendak manusia memiliki kekuatan besar dan dapat menolak perintah Allah. Ini tidak harus diasumsikan bahwa Allah itu lemah atau tertidur ketika manusia memberontak, mengikuti keinginannya sendiri. Allah tahu, dan Ia akan menuntut tanggung jawab manusia.
- 2. Allah masih bisa dan memang memelihara umat-Nya ketika Iblis dan kehendak manusia melawan dan memberontak. Allah menjanjikan mereka yang dipaksa untuk pergi ke Mesir bahwa beberapa dari mereka akan kembali ke tanah air mereka (Yeremia 44:14).
- 3. Bahkan ketika manusia memberontak, Allah dapat bekerja melalui kejahatan itu dan mengubahnya menjadi baik. Baik Yusuf dan Daniel memahami prinsip ini (Kejadian 45:1-8; 50:15-20; Daniel 3:1-30).
- 4. Allah masih memiliki pekerjaan baik bagi hamba-Nya untuk dikerjakan ketika Iblis dan cara-cara manusia yang memberontak mengambil alih. Meskipun dipaksa untuk pergi ke Mesir, Yeremia terus bernubuat, memberikan peringatan dan bimbingan kepada kaum tersisa yang kecil dari Yehuda. Baik Yeremia dan Paulus terus berbicara dan menulis untuk Tuhan ketika dipenjarakan (Yeremia 33; 36; Kisah 28:16-31). Beberapa pengaruh kekal mereka berasal dari apa yang mereka telah tulis (atau telah ditulis oleh para ahli kitab) sewaktu dikurung oleh manusia.
- 5. Tuhan memegang kendali dan menyadari semua keadaan, bahkan ketika tampaknya setan dan orang-orang jahat bertanggung jawab atas beberapa kejadian (seperti tindakan Yohanan yang memaksa beberapa orang untuk pergi ke Mesir; Yeremia 43:1-7). Tidak semua hal bisa menjadi baik bagi umat Allah, tetapi segala sesuatu memang bekerja bersama-sama untuk kebaikan (Roma 8:28).
Catatan Akhir:
- 1 Allah menganggap penting sikap mendengarkan. Pada beberapa kesempatan, Yesus berkata, "Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!" (Matius 11:15; 13:9 [dan Markus 4:9, 23; Lukas 8:8]; 13:43b; Markus 7: 16; Lukas 14:35). Yesus tidak mengatakan bahwa karena Ia tahu beberapa pendengar-Nya tidak memiliki telinga. Ia mengatakan itu karena terlalu banyak orang yang mendengarkan tetapi mengabaikan apa yang Ia katakan!
- 2 Ibr.: nakah-""digunakan terutama dalam pengertian menyakiti < memukul, menyerang < misalnya orang dengan tongkat < memukul seseorang < dengan penyakit atau wabah < meremukkan < menusuk tembus < membunuh, menyembelih < meledakkan" (Samuel Prideaux Tregelles, Gesenius' Hebrew and Chaldee Lexicon [Plymouth: N.p., 1857; reprint, Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1967], 549-50).
- 3 Ibr.: shalak-""membuang, melempar jauh < membahayakan nyawa seseorang < mengabaikan, menyia-nyiakan < Mengecilkan hati < dibuang" (Tregelles, 829).
- 4 Ibr.: mahpeket-< memilin, pemelintiran, yaitu pasungan, di mana tangan dan kaki tawanan begitu rapatnya sehingga tubuhnya terpelintir" (Tregelles, 454).
- 5 Perhatikanlah bagaimana tanggapan oleh para nabi dan para imam itu sejajar dengan tanggapan para pemimpin agama di zaman Kristus, ketika mereka berteriak-teriak menuntut kematian-Nya (Yohanes 18:28-19:16). Sesungguhnya, pola memalukan dari Iblis jarang berubah (Matius 23:34, 35).
- 6 Ibr.: laqach-" < mengambil < prop. mengambil dengan tangan, menggenggam, Kej 3:22; 18:7, 8; 21:14, 27; 22:6; Maz. 18:16 < Lalu, yaitu, mengambil untuk diri sendiri < Kej 2:15 < 27:35 < mengambil miliknya < Bil. 21:25; Ula. 3:14; 29:8 (Tregelles, 441).
Pengarang: Dayton Keesee
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Yeremia (Pendahuluan Kitab) Reaksi Yeremia Terhadap Penolakan
Kita telah melihat bahwa berita Yeremia ditolak dan nabi itu sendiri diejek dan dilecehkan. Bagaimanakah pelbagai ...
Reaksi Yeremia Terhadap Penolakan
Kita telah melihat bahwa berita Yeremia ditolak dan nabi itu sendiri diejek dan dilecehkan. Bagaimanakah pelbagai reaksi itu mempengaruhi dia? Jawabannya membawa kita menelusuri kembali kitab itu untuk memeriksa apa yang kemudian disebut 'Pengakuan Yeremia.'1Renungan ini mengungkapkan salah satu pelajaran yang paling menantang dan paling praktis yang seorang hamba Allah akan selalu pelajari.
Yeremia menetapkan standar bagi semua orang yang pernah dianiaya oleh saudara-saudara dan keluarga mereka sendiri. Jika Anda telah dibuat kewalahan oleh kondisi seperti itu, Anda harus membaca bagian berikut ini! Meskipun tergoda untuk menyerah, Yeremia tidak pernah melakukannya!
Beberapa dari Anda yang pernah mengalami ketidakadilan sehingga merasa tidak bisa tahan lagi-bacalah bagian ini! Jika Anda pernah harus melihat, kejelekan, ketidakadilan, dan hal yang tidak diinginkan sehingga Anda merasa tidak tahan lagi- bacalah bagian ini!
Jika Anda pernah diserang dan merasa sangat kesepian sehingga Anda ingin melarikan diri-bacalah bagian ini! Jika Anda sudah berjuang melalui pelbagai pencobaan sampai air mata Anda menodai bantal Anda-bacalah bagian ini! Jika Anda sudah sangat lama berurusan dengan kebohongan sehingga Anda siap untuk tidak lagi menyatakan kebenaran-bacalah bagian ini! Jika penolakan telah menimbulkan rasa sakit yang tidak mau lenyap-bacalah bagian ini!
Yeremia sudah mengalami semua itu, kemungkinan besar ia sudah menghadapi lebih banyak cobaan daripada yang akan pernah kita hadapi, tetapi ia tidak pernah melewatkan kesempatan untuk menyatakan, 'Beginilah firman TUHAN.' Ingatlah pelbagai tempat yang berbeda di mana ia berkhotbah dan semua orang yang kepada siapa ia berkhotbah. Ingatlah bagaimana mereka menolak dia. Ingatlah bahwa ia melayani jiwa-jiwa yang sama selama lebih dari empat puluh tahun dan pada dasarnya ia mengalami penolakan oleh semua bangsa. Yeremia bukanlah mesin tanpa perasaan; ia adalah seorang saudara yang peduli dan prihatin terhadap semua orang di Yehuda. Ia disakiti saat berusaha untuk membantu. Ia dengan gagah mengkhotbahkan kehendak Allah, walaupun tahu bahwa tanggapannya akan menimbulkan sakit hati saja. Ia berjuang dengan berani dalam pertempuran bagi bangsa itu, meskipun lewat wahyu Allah ia tahu bahwa bangsanya ditakdirkan untuk kalah.
RESPONNYA TERHADAP KEJATUHAN YEHUDA
Bagaimanakah semua ini mempengaruhi Yeremia? Apakah ia pernah goyah? Ya, pernah! Pada bagian otobiografi bukunya terdapat ungkapan rasa sakit dan tekanan. Kita perlu mempertimbangkan dengan hati-hati sisi insani yang kokoh ini dari kisah hidupnya, karena kisah itu berisi pelbagai pemikiran khusus tentang cara melakukan perjalanan melalui lembah kehidupan tanpa kalah, cara menangani kelemahan kita tanpa meninggalkan pos tugas kita, dan cara melihat yang melampaui kedagingan untuk melayani Tuhan.
Pelajaran utama bagi kita adalah bahwa Yeremia mengalami kelemahan dan tekanan tetapi masih melaksanakan semua tugas yang diperintahkan oleh Penciptanya! Sepasti Paulus yang belajar untuk mencukupkan diri dalam kekurangan dan kelimpahan, apakah di saat kenyang atau lapar (Filipi 4:11, 12), Yeremia juga memikul seluruh rentang emosi manusia. Dalam prosesnya, ia belajar tentang kesetiaan dan dedikasi sejati! Maukah Anda menjadi seperti itu? Kalau begitu bacalah terus, pelajarilah pelajaran yang ia telah pelajari!
PENGAKUANNYA
Andaikan kita bisa berbicara kepada Yeremia tentang hidupnya sebagai nabi besar Perjanjian Lama, ia mungkin merespon kita dalam kata-kata seperti yang John Henry Jowett tulis kepada temannya, Alice Slater:
Aku berharap engkau tidak menganggap aku seperti orang suci. Tampaknya engkau membayangkan bahwa aku tidak punya perasaan suka dan duka, tetapi hanya suatu tingkatan dan rentangan yang luhur dari pencapaian rohani dengan sukacita yang utuh dan keseimbangan batin. Sama sekali tidak seperti itu. Aku sering sepenuhnya sedih dan semuanya tampak sangat suram. Aku sering merasa seolah-olah hidup keagamaanku baru saja dimulai, dan bahwa aku baru dalam tingkatan taman kanak-kanak.2
Yeremia berjuang keras, tetapi oleh anugerah Allah ia tetap sebagai hamba-Nya yang setia! Kisah perjuangan Yeremia telah membuat bukunya secara unik berharga bagi mereka yang melayani di tengah-tengah gerutuan dan perlawanan. Seraya kepribadian Yeremia muncul ke permukaan untuk kita pelajari, kita bisa mempelajari beberapa pelajaran kehidupan yang paling praktis dan menantang itu. The Pulpit Commentary menyatakan, < Yeremia menandai sebuah zaman di dalam sejarah nubuatan. Yesaya dan para nabi sezamannya sepenuhnya terserap ke dalam pesan pemberitaan mereka, dan tidak memberikan ruang untuk memperlihatkan perasaan pribadi [mereka]. Dalam Yeremia, di sisi lainnya, unsur perasaan manusia terus menerus mendominasi nubuatan itu.< Perasaan yang Yeremia ungkapan tidak dipicu sepenuhnya oleh pelbagai masalah pribadi, tetapi oleh orang-orang dari umat Allah. Perkataan Yesus, 'Kamu tidak akan,' dan 'Tetapi sekarang mereka tersembunyi dari matamu,' bisa, seperti komentar Delitzsch, ditempatkan sebagai motto untuk Kitab Yeremia.3
Yeremia mewarisi kita catatan terilham ini yang berisi gejolak batinnya. Seraya kita dihadapkan dengan pelbagai perasaan frustrasi yang sama, kata-katanya bisa membantu kita berdiri dan melakukan yang benar. Siksaan atas jiwanya bisa membuka mata kita kepada apa yang sudah jelas, memampukan kita untuk bukan saja lolos dari beberapa kesalahan, tetapi juga untuk memperoleh kemenangannya.
KEINGINANNYA UNTUK MELARIKAN DIRI
Masalah sudah datang, dan Yeremia menulis, 'Sekiranya kepalaku penuh air, dan mataku jadi pancuran air mata, maka siang malam aku akan menangisi orang-orang puteri bangsaku yang terbunuh! (9:1).
Ketika Anda berkata, 'Aku menangis sampai aku tidak bisa menangis lagi,' Anda telah mencapai salah satu tingkatan yang paling menyakitkan dari pengalaman manusia. Yeremia pernah merasakan hal itu. Rasa sakitnya diperhebat oleh sumber bebannya, yang ia kenali sebagai 'bangsaku.' Menyaksikan keberdosan siapa saja menimbulkan keprihatinan; tetapi ketika kejahatan dilakukan oleh bangsa Anda sendiri, rasa sakit itu bertambah parah. ketika Yeremia mengamati cara-cara jahat mereka dan ia ingin menebus mereka, bagian lain dari pribadinya menangis untuk menjauh dari mereka:
'Sekiranya di padang gurun aku mempunyai tempat penginapan bagi orang-orang yang sedang dalam perjalanan, maka aku akan meninggalkan bangsaku dan menyingkir dari pada mereka! Sebab mereka sekalian adalah orang-orang berzinah, suatu kumpulan orang-orang yang tidak setia. Mereka melenturkan lidahnya seperti busur; dusta dan bukan kebenaran merajalela dalam negeri; sungguh, mereka melangkah dari kejahatan kepada kejahatan, <' (9:2, 3).
Berbagai ungkapan menyatakan keinginan manusia untuk melarikan diri dari tempat kejadian perkara: 'Biarlah dunia berlalu'; 'Katakanlah itu tidak begitu';
'Tidak! Tidak! Aku tak mau mempercayainya.' Tidak ada gambaran yang lebih jelas tentang luka dan depresi yang dalam dibandingkan dengan keinginan Yeremia terhadap penginapan di pinggir jalan di mana ia bisa berada jauh dari penyakit bangsanya sendiri.
Renungkanlah sejenak. Pernahkah pembaca siapa saja dihadapkan dengan adegan yang begitu mesum sehingga semuanya adalah pezina dan pembohong, timbul dari kejahatan kepada kejahatan? Satu atau dua kasus seperti itu terjadi di dalam keluarga atau jemaat bisa menimbulkan kehancuran. Bagaimanakah Anda menangani kekecewaan dan kejijikan seperti itu? Tangisan dan keinginan Yeremia untuk pergi menjauh adalah salah satu emosi wajar manusia, tetapi apakah tindakan itu benar?
Kyle M. Yates menyatakan tentang Yeremia pada saat ini:
Pada waktu sedang kesal ia membayangkan ingin melepaskan diri dari orang-orang yang tidak layak terhadap apa pun dari dirinya. Betapa menyenangkan bebas dari semua tanggung jawab dan segala kejengkelan! Ia benar-benar muak memperhatikan pengganti agama yang kosong, fasik, dan formil. Di sepanjang umurnya ia berdoa, mengasihi, berkhotbah dan memperingatkan, hanya untuk menemukan jenis ketidakpedulian yang membakar jiwanya. Bagaimanapun, orang-orang ini sudah ditetapkan binasa. Mengapa harus melanjutkan langkah yang bisa membahayakan jiwa? Adalah baik untuk mengetahui bahwa ketika Yeremia punya peluang sangat bagus untuk meninggalkan orang-orang yang tidak setia dan sesat ini ia memilih untuk tinggal bersama mereka dan memberikan seluruh sisa hidupnya untuk melakukan yang terbaik bersama mereka.4
Ketidakpergian Yeremia itu mendorong kita untuk menghormati dia atas keteguhannya, kekuatannya, dan keberaniannya. Semoga Allah memberi kita hikmat untuk mengetahui kapan harus tinggal dan kapan harus pergi. Jika Anda pernah bergulat dengan dilema ini, ingatlah Yeremia. Juga, carilah hikmat Allah dan bertanya, 'Apakah yang Allah inginkan untuk aku lakukan?' Untuk sekitar enam ribu tahun Allah telah terus hidup bersama manusia, mencurahkan karunia dan rahmat-Nya, yang menyebabkan matahari-Nya terbit 'bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar' (Matius 5:45).
Clyde T. Francisco mencetuskan pikiran-pikiran ini untuk dipertimbangkan:
Kemanakah Allah bisa pergi? Ke sudut terpencil tertentu dari alam semesta untuk menciptakan dunia baru sementara dunia yang ini hancur? Tentu saja tidak! Orang yang berdedikasi juga tidak mampu untuk melarikan diri. Banyak orang meninggalkan situasi yang sulit hanya untuk membelakangi kemegahan. Waktu bagi seorang pelayan untuk meninggalkan tempat tugas, jika itu berada dalam kendalinya, adalah ketika ia telah berhasil, bukan setelah kegagalan. Kita, tentu saja, menekankan, jika hal itu berada dalam kendalinya. Jika orang berada dalam situasi di mana tidak hanya jelas bahwa ia telah gagal, namun akan terus gagal, sementara orang lain bisa membuat kontribusi yang lebih baik, keputusan yang lebih baik akan berupa pengakuan menyerah dan beralih ke situasi di mana ia bisa mendapat keuntungan dari kesalahan di masa lalu.5
Ketika seseorang telah berdosa terhadap orang lain atau mendendam sesuatu terhadap orang lain, jiwa-jiwa ini perlu untuk dipertemukan (Matius 5:23, 24; 18:15). Namun, ketika Paulus dan Barnabas berbeda pendapat, satu orang pergi ke satu arah, dan yang lainnya melayani di tempat lain (Kisah 15:36-41). Tidak ada petunjuk sama sekali bahwa tindakan mereka itu melukai gereja. Pada akhirnya, Markus menjadi seorang saudara yang dengan siapa Paulus ingin bekerja (Kolose 4:10; 2 Timotius 4:11).
Meskipun tidak ada pola tetap yang dapat mengatasi setiap situasi, pelajaran saat ini tentang bagaimana Yeremia tinggal bersama kaum Yehuda harus secara serius dipertimbangkan. Sebelum mengambil langkah yang tergesa-gesa, yang menyisakan akibat yang menyakiti saudara-saudara dan masalah yang tidak terselesaikan, pikirkanlah betapa besarnya beban yang Yeremia harus pikul. Ia tetap di tempatnya karena Allah ingin dia berada di sana!
PELAJARAN KHUSUS RANCANGAN JAHAT TERHADAP YEREMIA (11:18-25)
Kita sangat sedih ketika melihat orang lain hidup dalam dosa, tetapi ketika mereka yang bobrok itu membuat rencana jahat terhadap Anda, dampak dosa mereka itu bertambah!
Tampaknya konflik pertama Yeremia dengan kaum Yehuda muncul dari kaumnya sendiri di Anatot. Sejak upaya reformasi Raja Yosia dimulai pada tahun kedua belas pemerintahannya (2 Tawarikh 34:1-5) dan Yeremia memulai pekerjaan kenabiannya pada tahun ketiga belas pemerintahan Yosia (Yeremia 1:2), sudah pasti Yeremia adalah bagian dari upaya tekun untuk membersihkan Yehuda dan Yerusalem dari penyembahan berhala mereka. Dalam Yeremia 11 Allah menjadikan Yeremia sadar akan reaksi kuat terhadap pelbagai nubuatannya yang melawan orang-orang yang melanggar perjanjian. Yeremia menggambarkan penemuannya yang mengejutkan itu dalam kata-kata ini:
Tetapi aku dulu seperti anak domba jinak yang dibawa untuk disembelih, aku tidak tahu bahwa mereka mengadakan persepakatan jahat terhadap aku: "Marilah kita binasakan pohon ini dengan buah-buahnya! Marilah kita melenyapkannya dari negeri orang-orang yang hidup, sehingga namanya tidak diingat orang lagi!" (11:19).
Costen J. Harrell memberikan penjelasan berikut ini tentang mengapa orang-orang di Anatot itu menjadi sangat marah:
Kegiatan Yeremia atas nama reformasi Yosia mendatangkan murka orang di sekelilingnya ke atas dirinya. Larangan atas semua bentuk pengorbanan di luar Yerusalem mengakhiri kegiatan kuil suci di Anatot, secara serius mempengaruhi prestise kota dan melanggar tradisi lama-nya yang dihargai. Dan reformasi itu telah didukung oleh salah satu warganya dan anak laki-laki seorang imam! Betapa sering orang membolehkan kepentingan lokal dan perasaan pribadi mengalahkan prinsip yang kekal!6
Bagaimanakah Yeremia Bereaksi? (12:1-4)
Yeremia menanggapi tindakan orang-orang di Anatot itu dalam tiga cara. Pertama, ia memuji Allah dan berusaha mencari bantuan Allah (12:1). Ini akan menjadi pola Yeremia dalam bulan-bulan dan tahun-tahun mendatang seraya masalahnya semakin berat. Kedua, Yeremia menanya Allah: 'Mengapakah mujur hidup orang-orang fasik, sentosa semua orang yang berlaku tidak setia?' (12:1b). Pertanyaan ini harus juga menjadi sebuah pola. Ketiga, Yeremia mengungkapkan sikap mengasihani diri sendiri. Dalam 12:2 Yeremia berusaha untuk 'mendidik' Allah, dengan menggambarkan keadaan sebenarnya umat itu.
Dalam ayat 3 dan 4, Yeremia mengingatkan Allah tentang sikap baik-Nya terhadap kaum itu, dengan mengatakan bahwa Allah seharusnya menghukum mereka, dan menekankan perlunya melakukan hal itu dengan segera!
Motivasi bagi permohonan kepada Allah untuk bertindak tidak boleh diabaikan.
' < Sebab mereka telah mengira: 'Ia *Yeremia+ tidak akan melihat tingkah langkah kita!'' (12:4). meskipun Yeremia telah menyatakan azab mereka jika mereka tidak bertobat, namun orang-orang itu menanggapinya dengan jawaban yang egois bahwa mereka masih akan tetap hidup setelah kehidupan Yeremia berakhir. Yeremia mengingatkan Allah tentang hal ini (seolah-olah Allah tidak tahu), dan ia mendesak Allah untuk segera melakukan sesuatu tentang hal ini! Bila tekanan itu ada pada kita, kita bersemangat dan terburu-buru.
Francisco membuat ulasan ini:
Ketika sesuatu berjalan salah, salah satu reaksi yang paling pasti adalah mengasihani diri sendiri. Penulis ingat syair dari lagu masa kanak-kanaknya yang telah sering mengungkapkan pikirannya yang paling menyedihkan:
Tak seorang pun mencintaiku, semua orang membenciku Aku pergi ke kebun dan makan cacing. Kemalangan selalu menyebabkan perasaan kita mengasihani diri kita sendiri sebagai orang yang paling malang sari semua orang.7
Meskipun Yeremia pernah sesaat mengasihani diri sendiri, ketakutan, dan mendesak Allah untuk bertindak, ia tidak mengabaikan satu penugasan pun untuk menyampaikan firman Allah.
Bagaimanakah Allah Bereaksi? (12:6; 13:1-27)
Yeremia membawa bebannya ke hadapan Allah, dan Allah mempersiapkan nabi-Nya itu untuk apa yang menanti di depan (lihat 1 Petrus 5:5-7). Allah mengetengahkan dua pertanyaan kepada Yeremia. Daripada mendorong Yeremia untuk merasa iba terhadap dirinya sendiri, Allah mendesak nabi-Nya itu untuk bersiap-siap menghadapi masa-masa sulit yang akan datang. 'Jika engkau telah berlari dengan orang berjalan kaki, dan engkau telah dilelahkan, bagaimanakah engkau hendak berpacu melawan kuda? Dan jika di negeri yang damai engkau tidak merasa tenteram, apakah yang akan engkau perbuat di hutan belukar sungai Yordan'(12:5).
Anda mungkin pernah mendengar kata klise 'Bergembiralah! Segala sesuatu bisa menjadi lebih buruk!' ditambah dengan respon sinis ini: 'Aku sudah bergembira, dan segala sesuatunya ternyata menjadi bertambah buruk!' Meskipun begitu, 'Bergembiralah!' merupakan pesan dasar Allah kepada Yeremia, meskipun situasinya bahkan akan bertambah buruk. Sebelumnya, Allah telah menyatakan melalui Yeremia bahwa pasukan tempur dari utara akan datang dengan kuda yang 'lebih tangkas dari pada burung rajawali' untuk menyerang Yehuda dan Yerusalem (4:11-13). Serangan-serangan ini bahkan belum dimulai. Jika Yeremia sudah bosan berbuat baik pada tahap konflik ini, apakah yang akan ia lakukan ketika pasukan tempur yg bergerak maju dengan cepat dan pembantai itu mengelilingi dia?
Allah, pada dasarnya, mengatakan kepada nabi-Nya itu, 'Yeremia, daripada engkau tenggelam dalam mengasihani diri sendiri, berdiri dan siap-siaplah untuk hari esok yang lebih menekan.' Betapa pesan yang luar biasa ini memberitahukan tentang pengertian Allah ke dalam apa yang dapat kita tanggung! Allah telah memberitahu Yeremia sebelumnya, 'haruslah engkau pergi, dan apapun yang Kuperintahkan kepadamu, haruslah kausampaikan' (1:7). Yeremia memikirkan konflik awal yang meminta tanggapan mendesak dari Allah-tetapi Allah tahu bahwa sejalan dengan berlalunya waktu yang akan tumbuh adalah iman Yeremia, bukan ketakutannya.
Seberapa sering kita berlari dalam ketakutan ketika Allah siap membantu kita dan menumbuhkan iman? Sebagian besar dari kita hanya menggunakan sebagian kecil kapasitas mental kita, jarang mengetahui kekuatan fisik kita, dan menyerah kepada ketakutan yang kita bisa atasi. Terlalu sering, kita mulai goyah sebelum perang yang sebenarnya terjadi! Daripada menyerah, kita harus mendengarkan Paulus: 'Berdirilah dengan teguh dalam iman! Bersikaplah sebagai laki-laki! Dan tetap kuat!' (1 Korintus 16:13).
Pelajaran di sini adalah nyata dan mendasar seperti yang Paulus temukan di dalam 2 Korintus 12:7-10, di mana ia menyatakan, 'Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku.< Sebab jika aku lemah, maka aku kuat.' Adalah di lembah kelemahan kita bahwa kita bisa mempelajari pelajaran yang dengannya kita memperoleh kemenangan paling hebat: 'Pergilah dan Pergilah!'
Catatan Akhir:
- 1 'Sebagai seorang yang menjadi buah perbantahan dan buah percederaan bagi seluruh negeri (Yer. 15:10), *Yeremia+ tercabik antara apa yang ia lebih suka lakukan dan rasa kewajibannya kepada Tuhan. Ia menyampaikan perasaan ini berulang kali, dan, menyusul judul buku terkenal oleh Augustine (The Confessions), bagian-bagian ini.< pada akhirnya secara populer dikenal sebagai 'Pengakuan Yeremia'' (Jack P. Lewis, The Major Prophets [Memphis: Hester Publications, 1999], 58).
- 2 Clark W. Hunt, Mighty Men of God (New York: Abingdon, 1959), 141.
- 3 T. K. Cheyne and W. F. Adeney, The Pulpit Commentary, vol. 11, Jeremiah, Lamentations, ed. H. D. M. Spence and Joseph S. Exell (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1950), xi-xii.
- 4 Kyle M. Yates, Preaching From the Prophets (New York: Harper Brothers, 1942), 143.
- 5 Clyde T. Francisco, Studies in Jeremiah (Nashville: Convention Press, 1961), 71.
- 6 Costen J. Harrell, The Prophets of Israel (Nashville: Cokesbury Press, 1933), 127.
- 7 Francisco, 72.
Pengarang: Dayton Keesee
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Yeremia (Pendahuluan Kitab) Pencobaan Yeremia Yang Semakin Berat
Pelbagai cobaan yang Yeremia alami baru merupakan permulaan; cobaan-cobaan itu akan bertambah buruk. Ia tentuny...
Pencobaan Yeremia Yang Semakin Berat
Pelbagai cobaan yang Yeremia alami baru merupakan permulaan; cobaan-cobaan itu akan bertambah buruk. Ia tentunya belum lepas dari perasaan goyah dan khawatirnya. Secara singkat, ia belum benar-benar mengenal Allah dan kesetiaan-Nya (lihat Yohanes 17:3).
Dalam Yeremia 12:6, Allah memperingatkan Yeremia bahwa masalah akan timbul dari keluarganya sendiri, sehingga ia perlu meninggalkan mereka seperti Allah meninggalkan Yehuda. Ini merupakan langkah yang berat, sarat tekanan. Dalam edisi Truth for Today mendatang, kita akan memperhatikan dengan cermat Yeremia 12 dan 13 dan membahas penalaran Allah dengan nabi-Nya untuk mempersiapkan dia mengambil langkah-langkah yang diperlukan ini. Tampaknya pada waktu ini Yeremia meninggalkan keluarganya dan Anatot dan melakukan perjalanan ke Sungai Efrat berdasarkan petunjuk Allah (pasal 13). Setelah kembali, tekanan pada kitab itu tampaknya bergeser ke arah Yerusalem, di mana Yeremia menetap sampai kota itu jatuh (lihat 14:2, 16; 15:4, 5; 17:9).
Fakta bahwa Yeremia pergi tidak berarti bahwa ia belakangan tidak pernah berhubungan lagi dengan keluarganya. Yeremia 15:4-10 berisi salah satu adegan yang paling menyentuh hati dalam literatur. Allah meminta Yeremia untuk menyampaikan berita tentang berapa banyak istri yang akan menjadi janda dan berapa banyak ibu yang akan kehilangan anak-anak mereka. Ayat 8 mengatakan, '< Aku mendatangkan ke atas ibu dan teruna suatu pembinasa pada tengah hari. Dengan tiba-tiba Aku menurunkan ke atas mereka kegelisahan dan kekejutan.' Meskipun ada nubuatan umum tentang hukuman yang menimpa negeri itu, tetapi ada juga sentuhan pribadi dalam kalimat 'ke atas ibu dan teruna.' Yeremia menambahkan berita itu dengan seruan 'Celaka aku, ya ibuku, bahwa engkau melahirkan aku, seorang yang menjadi buah perbantahan dan buah percederaan bagi seluruh negeri.< semuanya mengutuki aku' (ay. 10).
Yeremia tampaknya berkata, 'Ibu, aku minta maaf bahwa ibu adalah orang yang menanggung beban nasional sebagai ibuku, ibu dari orang yang Anatot ingin bunuh- orang yang menimbulkan pertengkaran, perselisihan ke seluruh negeri. Semua orang telah mengutuk aku. Oh, Ibu! Apakah yang telah dilakukan oleh kehidupan dan pemberitaanku kepadamu?' Begitu banyak orang yang membaca ini berpendapat bahwa seolah-olah Yeremia berharap ia tidak dilahirkan. Konteksnya menunjukkan bahwa ia sebenarnya sedang mencari penjelasan tertentu tentang sejauh mana Allah akan mencabut tugas yang diberikan ini. Yeremia sangat terluka, tidak hanya memikirkan dirinya sendiri, tetapi juga dampak pekerjaannya itu terhadap ibunya! Memang, kekhawatiran itu menjadi bagian dari apa yang menyakiti dia. Pikirkanlah hal itu. Jika jenis penolakan nasional dan penyangkalan yang menimpa Yeremia itu dicurahkan ke atas ibu Anda, tidakkah hal itu mengganggu Anda? Seraya Yeremia menghadapi dilema ini, ia selanjutnya menerima kengerian dari saat-saat di dalam mana ia tinggal.
EMOSINYA YANG CAMPUR-ADUK (15:15-18)
Kita sekarang mengarungi perairan yang dalam dari keterlibatan kenabian, di mana tekanan dan ketegangan mulai menenggelamkan jiwa Yeremia. Kita bisa merasa senang bahwa dia tidak hanya berkubang dalam perasaan mengasihani diri sendiri, tetapi menuangkan perasaan dan frustrasinya itu kepada Allah. Yeremia 15:15-18 menyajikan kebingungan, keraguan, dan pujian bercampur kecaman. Jika Anda berpikir bahwa hal itu menunjukkan kepribadian yang di ambang ledakan emosi, Anda mungkin benar!
Yeremia ingin Allah mengingat dia (ayat 15), namun ia menyatakan bahwa ketika ia pergi kepada Allah untuk mendapat penyegaran, Allah menipu dia dan tidak dapat diandalkan (ay. 18). Ia memperlakukan berita Allah sebagai sukacita dan menyenangkan hatinya (ay. 16), namun ia menuduh Allah mengisi dia dengan amarah (ay. 17). Ia memohon Allah dalam kesabaran-Nya untuk tidak melenyapkan dia (ay. 15), tetapi ia percaya bahwa ia sendirian oleh karena Allah (ay. 17). Yeremia tampaknya merasa bangga atas fakta bahwa nama Allah diserukan atas dia (ay. 16), tetapi oleh karena penugasan dari Allah, ia menanggung cela (ay. 15). Dengan perasaan yang campur-aduk, Yeremia menganggap rasa sakitnya tak berkesudahan; lukanya tampaknya tak tersembuhkan (ay. 18).
Apakah Anda pernah tenggelam begitu dalam ke dalam situasi seperti lubang berlumpur yang dalam sehingga tampaknya tidak ada jalan keluar? Yeremia pernah mengalami hal itu. Sekali lagi, kita bisa merasa senang bahwa ia datang kepada Allah. Akibatnya, ia tidak pernah melewatkan janji berkhotbah! Keterbatasan kita membuka pintu bagi kecukupan Allah (2 Korintus 3:4, 5).
TANGGAPAN ALLAH KEPADA DIA (15:19-21)
Yeremia tergelincir ke dalam pola yang sama yang sudah Yehuda ikuti, bahkan sampai kepada titik pernyataan bahwa Allah tidak mencukupi atau tidak dapat diandalkan. Allah memotong semua kebingungan Yeremia dengan satu permintaan: Ia memberitahu Yeremia untuk jangan lagi dipengaruhi oleh orang yang tidak benar dan berpaling kepada Dia, supaya ia bisa dipulihkan sebagai juru bicara Allah (15:19).
Clyde T. Francisco meringkas masalah ini dan solusi dari Allah dalam kata-kata ini:
Adalah di dalam pasal ini Yeremia menyingkap alasan dasar bagi semua keputusasaannya. Dalam empat ayat (15:15-18; versi Inggris) ia menggunakan orang pertama (aku, ku, punyaku) sebanyak enam belas kali! Masalahnya yang mendasar adalah bahwa ia terlalu khawatir tentang apa yang ia sendiri harus tanggung. Ketimbang memusatkan perhatiannya kepada misi yang adalah miliknya, dan keadaan buruk Yehuda yang sangat menyedihkan, hatinya menangis di atas perasaan frustrasi pribadinya. Pelayan sejati Allah tidak harus mempedulikan dirinya dengan masa depan pribadinya, tetapi melepaskan dirinya, mengabdikan hidupnya bagi panggilannya. Yeremia telah berusaha untuk mengalihkan perspektifnya keluar dari fokus.
Tuhan meminta perhatiannya kepada situasi yang berbahaya itu (15:19). Kata kerja shuv, diterjemahkan 'kembali,' adalah kata kerja biasa yang berarti bertobat. Orang yang benar-benar bertobat 'berpaling' dari cara hidupnya yang jahat dan kembali kepada Allah. Jadi ia 'kembali' kepada Allah. Kata kerja itu juga biasanya digunakan dalam pengertian 'berbalik' tanpa mengacu kepada pertobatan. Oleh karena itu kata itu menekankan perlunya perubahan perilaku seseorang sebelum ia dapat diperdamaikan dengan Allah.1
Bagi beberapa orang, tanggapan Allah itu bisa jadi terlihat jatuh di suatu tempat antara lugas dan tidak adil. Kita cenderung melihat dengan visi kita yang terbatas daripada berbaring dalam jaminan janji-janji dari Allah. Daripada memperhatikan Yeremia berpaling kepada ketidakpatuhan Yehuda, Allah meyakinkan dia dalam ayat 20, 'Terhadap bangsa ini Aku akan membuat engkau sebagai tembok berkubu dari tembaga; mereka akan memerangi engkau, tetapi tidak akan mengalahkan engkau, sebab Aku menyertai engkau untuk menyelamatkan dan melepaskan engkau.' Betapa cukup dan aman! Allah menjanjikan semua ini kepada Yeremia dalam pasal 1 (ay 17-19), tetapi Yeremia belum memahami hal itu!
BAHAYA YANG IA HADAPI MENINGKAT
Yeremia terus menginformasikan Allah tentang apa yang kaum Yehuda lakukan, menawarkan nasihat kepada Allah dalam kaitannya dengan apa yang Ia seharusnya lakukan! Dalam Yeremia 17:15 nabi itu berkata kepada Allah, 'Sesungguhnya, mereka berkata kepadaku: 'Di manakah firman TUHAN itu? Biarlah ia sampai!''
Kata 'sampai'2menjadi ejekan terhadap Yeremia. Kata yang sama ini diterjemahkan 'Aku telah mendatangkan ke atas mereka' di 11:8. (Lihat juga 19:15:
'mendatangkan ke atas kota ini < seluruh malapetaka yang telah Kukatakan akan menimpa mereka' dan 28:9: 'digenapi.') Selama ini Yeremia sudah memperingatkan tentang bencana yang akan menimpa orang-orang ini, tetapi mereka secara mengejek menjawab, 'Datangkan bencana itu, Yeremia! Biarlah bencana itu datang sekarang!'
Inilah seorang pengkhotbah yang mencurahkan isi hatinya untuk memperingatkan para pembangkang tentang hukuman Allah yang sudah di depan mata, hanya untuk menerima tertawaan dari para pendengarnya atas pernyataannya itu. Pada dasarnya, mereka berkata, 'Apa yang membuat engkau begitu bersemangat, hai Pengkhotbah? Kami ini baik-baik saja.' Yang lainnya mungkin tertawa dan menjawab,' Satu-satunya hukuman yang kami lihat, hai Pengkhotbah, adalah harus mendengarkan pernyataanmu yang suram dan tidak bermutu!' Bagaimanakah respon seperti itu berdampak kepada Anda sebagai seorang pengkhotbah Injil?
Dalam 17:16-18, Yeremia berbicara kepada Allah tentang hal itu. Ia membela ketulusan dan kesetiaannya, meminta Allah untuk menjadi 'perlindunganku pada hari malapetaka,' dan meminta Allah untuk bertindak melawan para pencemooh itu.
'Biarlah orang-orang yang mengejar aku menjadi malu, < biarlah mereka terkejut, tetapi janganlah aku ini terkejut! Buatlah hari malapetaka menimpa mereka, dan hancurkanlah mereka dengan kehancuran berganda' (ay. 18).
Perasaan Yeremia campur-aduk. Ia menginginkan pertobatan umat itu, namun begitu ia sangat muak dengan mereka sehingga ia ingin Allah menimpakan bencana berdosis ganda ke atas mereka!
Pernahkah Anda mengalami hal itu? Pernahkah Anda berdoa untuk jiwa-jiwa agar diselamatkan namun begitu Anda merasakan adanya rasa permusuhan yang mendidih yang bergolak di dalam diri Anda oleh sikap mereka yang tidak peduli dan mencemooh? Akan masihkah Anda bekerja di tengah-tengah mereka dan mencoba untuk mengajar mereka? Yeremia melakukan hal itu! Sebagian dari diri Yeremia menderita sakit insani dan kelemahan emosi, sementara bagian lainnya dengan setianya berdiri teguh menyatakan ketetapan-ketetapan Allah!
YEREMIA DAN YEHUDA-MENCAPAI TITIK PUNCAK (18:18-23)
Dalam pasal 18 Yeremia tampaknya telah mendekati titik puncak dalam perjuangannya, detik-detik keputusan yang berkaitan dengan iman dan kepercayaannya kepada Allah. Kaum Yehuda rupanya juga sedang mencapai titik puncak. Mereka sudah mengambil semua nubuatan Yeremia mengenai penderitaan dan hukuman yang dapat mereka pikul. Dalam Yeremia 18:18 mereka menyimpulkan, 'Marilah kita memukul dia dengan bahasanya sendiri dan jangan memperhatikan setiap perkataannya!' Yeremia menghadap Allah lagi, mendesak Dia untuk mendengarkan apa yang lawan-lawannya katakan. Ia mengajukan pertanyaan yang berkaitan: 'Akan dibalaskah kebaikan dengan kejahatan?' (ay. 20). Kita semua tahu jawabannya. Begitu juga Allah, tentunya, tetapi hal itu tidak mencegah Daud dari gua Adulam (1 Samuel 22:1), Daniel dari kandang singa (Daniel 6), Paulus dari pemukulan dan pemenjaraan (Kisah 16:19-24), atau Yesus dari salib (Matius 27).
Apakah Allah gagal dalam salah satu dari mereka? Tidak! Allah juga tidak akan gagal dalam Yeremia, tetapi Yeremia belum mengakui kenyataan ini. Apakah Anda juga begitu? Betapa mudahnya bagi kita untuk terjebak dalam tekanan saat itu, kehilangan pandangan tentang kecukupan Allah dan hadirat-Nya bersama orang-orang-Nya yang setia!
Yeremia mempertanyakan apakah Allah menangani hal ini sebagaimana seharusnya atau tidak. Setelah menegaskan kesetiaannya dalam berdiri di hadapan Allah dan bahkan berbicara atas nama kaum ini, Yeremia menguraikan hukuman yang mereka harus terima. Saran-Nya itu keras:
Sebab itu serahkanlah anak-anak mereka kepada kelaparan, dan biarkanlah mereka dipancung pedang! Biarlah isteri-isteri mereka kehilangan anak dan suami; biarlah laki-laki mereka mati oleh sampar, dan pemuda-pemuda mereka mati karena pedang di pertempuran! < janganlah hapuskan dosa mereka dari hadapan-Mu, < bertindaklah pada hari murka-Mu terhadap mereka! (18:21-23).
Pernyataan ini sangat berbeda sekali dengan semangat Yesus ketika Ia mati, yang bahkan berseru bagi para penyalib-Nya, 'Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat' (Lukas 23:34). Mengenai orang-orang yang telah mengecewakan Anda, apakah Anda memiliki sikap seperti Yeremia atau Yesus?
MEMBAWA SEMUANYA KEPADA ALLAH
Pada dua kesempatan yang berbeda, Yeremia menyatakan penyebab bagi pelbagai ungkapannya yang berkaitan dengan penghukuman. '< Mereka telah menggali pelubang untuk aku! < Sebab mereka telah menggali pelubang untuk menangkap aku, dan telah memasang jerat untuk kakiku' (18:20-22). Kutukan Yeremia ke atas umat itu bertambah kuat ketika mereka tidak hanya berdosa, tetapi bahkan merencanakan untuk menyerang dirinya! Kita lebih sensitif ketika rasa sakit menjadi masalah pribadi! Jika kejahatan menimpa seorang tetangga, kita terkejut, tetapi jika kejahatan itu menimpa kita, kita tak kenal kompromi! Kita menuntut agar polisi segera mengambil tindakan!
Kita harus memuji Yeremia untuk dua hal. Pertama, ia menghadap Allah bersama perasaannya daripada mengupayakan 'mata ganti mata dan gigi ganti gigi' (lihat Keluaran 21:23, 24; Matius 5:38). Setiap ledakan emosi nabi itu dilepaskan di hadirat Allah, bukan di kamp para pengecam. Kedua, pembalasan apapun yang Yeremia percaya sebagai adil, ia membawa masalah itu ke hadapan Allah dan bergantung kepada Dia untuk melakukan penghukuman. Allah telah menetapkan hukum mendasar yang dicatat di dalam kedua perjanjian: 'Pembalasan itu adalah hak-Ku' (Roma 12:19; lihat Ulangan 32:35).
Akal sehat memverifikasi kebutuhan kita untuk belajar dan menghormati hukum ini: (1) Allah adalah lebih bijaksana daripada kita. (2) Allah mengetahui segala sesuatu di dalam dan diluar, tidak pernah betindak hanya berdasarkan sebagian fakta (3) Allah punya kasih, karunia, dan rahmat yang lebih besar daripada yang kita miliki dan lebih tahan menderita daripada kita. (4) Allah mengetahui masa depan, yang mencakup apakah seseorang atau suatu bangsa akan berubah atau tidak suatu hari nanti. (Ini merupakan pengertian penting di dalam doa Kristus dalam Lukas 23:34; lihat Kisah 2:36-47; 6:7) (5) Allah adalah lebih kuat daripada kita, memampukan Dia untuk menghukum lebih baik daripada yang bisa kita lakukan, jika hukuman perlu dilakukan.
Fakta bahwa reaksi Yeremia terfokus pada motif yang egois ('Mereka telah menggali pelubang untuk aku'; 18:20) mengungkapkan bahwa ia mengalami tekanan emosi yang sama yang orang lain siapa saja mungkin akan hadapi. Beberapa pengkhotbah atau guru pernah mengalami ejekan, ancaman, dan rencana jahat yang sama banyaknya seperti yang Yeremia alami-namun Yeremia tidak pernah gagal untuk menyampaikan berita Allah.
METODENYA DI TENGAH-TENGAH KESENGSARAAN
Bagaimanakah Yeremia melakukannya? Jika Anda belajar dengan cermat, Anda akan melihat sebuah pola muncul. Pertama, Yeremia menegaskan kelemahan pribadi di dalam pengakuan dan keluhannya, namun ia menjaga dirinya di bawah kendali dan menghindari berbuat salah. Bahkan Yesus pernah marah (Markus 3:5), tetapi Ia tidak berdosa (1 Petrus 2:22). Kedua, Yeremia berpaling kepada Penciptanya ketika keraguan, ketakutan, ketidakadilan, atau roh menghakimi bergolak dalam dirinya. Ketiga, ia bergantung pada Allah untuk melakukan hukuman atas musuh-musuhnya. Keempat, ia belajar untuk menerima kenyataan, apakah kenyataan itu baik atau buruk, dengan kesadaran yang bertumbuh bahwa Allah itu kuat dan akan menang.
Poin terakhir ini belum sepenuhnya dikembangkan di hati Yeremia di pasal 18, karena ia masih berusaha untuk mengarahkan Allah. Keragu-raguan yang menggelayut tentang cara dan kerja Allah adalah nyata dalam pertanyaan-pertanyaan yang Yeremia ajukan di dalam pengakuan dan keluhannya: 12:1:1 Mengapakah jalan orang fasik makmur? 15:18: Mengapakah penderitaanku tidak berkesudahan, dan lukaku sangat payah, sukar disembuhkan? 15:18: Akankah Engkau kepadaku benar-benar menjadi seperti sungai yang curang bagiku, dengan air yang tidak dapat diandalkan? 18:20: Haruskah kebaikan dibayar dengan kejahatan?
Pertanyaan-pertanyaan ini merupakan upaya yang jelas baik untuk membantu Allah atau untuk membuat Dia bertindak. Pernahkah Anda mendekati Allah dengan sikap seperti itu?
HIDUPNYA JELAS (20:1-6)
Pelbagai jawaban atas banyak pertanyaan sepertinya menjadi jelas bagi Yeremia ketika pelbagai peristiwa pasal 20 terungkap. Pada awal pasal ini, imam Pasyhur bertindak melampaui pelecehan secara lisan. Hari itu pastilah hari yang panjang bagi Yeremia, karena ia dipukuli, dipasung, dan dipenjara! (Lihat ay. 1, 2.) Namun, pada hari berikutnya, ketika Yeremia dibebaskan, ia menjawab dengan bantahan yang sangat keras dari Tuhan. Pasyhur akan melihat semua pengikutnya mati di depan matanya dan seluruh Yehuda akan pergi sebagai orang buangan ke Babel. Pasyhur juga akan pergi ke Babel dengan seluruh isi rumahnya, dan ia akan mati di sana-bersama dengan teman-teman yang kepada siapa ia telah bernubuat palsu (20:3-6).
Betapa menyakitkan tentunya bagi Pasyhur untuk melihat orang-orang di sekitar dia mati karena mereka mendengarkan pernyataan bohongnya! Berapa banyakkah yang akan menanggung siksaan kekal bersama roh-roh yang berada di sana karena kebohongan, ajaran palsu, dan pengaruh jahat mereka? Sesungguhnya, guru-guru- guru-guru palsu-akan menderita penghakiman yang lebih berat (Yakobus 3:1).
Yeremia memperlihatkan keberanian yang hebat di hadapan Pasyhur di bawah kondisi yang sulit itu. Detik-detik keberanian ini memampukan dia untuk menfokuskan hidupnya dan menuliskan penemuannya yang hebat di 20:7-10.
"TAMAN GETSEMANI"NYA(20:7-10)
Beberapa komentator sudah mengetengahkan 20:7-10 sebagai keluhan lain Yeremia. Sebaliknya, konteksnya menunjukkan bahwa bagian ini merupakan tingkat tinggi emosi Yeremia (lihat ay. 9-13), detik-detik ketika Yeremia akhirnya terfokus pada janji-janji Allah kepada dia dalam 1:17-19. Adegan ini bahkan bisa disebut 'Taman Getsemani' Yeremia. Yesus tentunya penasaran dan sedih pada malam itu di Getsemani ketika, tiga kali, Ia berdoa, 'Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki' (Matius 26:36-46). Namun begitu, setelah permohonan itu, Yesus tidak pernah bimbang atau ragu-ragu ketika Ia menanggung semua perbuatan jahat yang menyebabkan kematian-Nya di kayu salib. Ia siap terhadap setiap tindakan kejam terhadap Dia. Penemuan Yeremia dalam pasal 20 sejajar dengan prilaku Kristus. Setelah itu, ia juga menghadapi saat-saat yang lebih keras-tetapi ia tidak pernah ragu-ragu, goyah, atau mengeluh setelah pasal ini!
Dalam 20:7-10 Yeremia meninjau ulang saat-saat sulit yang pernah ia alami (pasal 1 sampai 20:6). Ia berpikir tentang melupakan Allah dan tidak berbicara lagi dalam nama-Nya, namun Yeremia terus berbicara! Oleh sebab itu, konteks ini adalah tentang datangnya fajar ketika Yeremia memahami apa yang Allah telah janjikan kepada dia di 1:7: 'Kepada siapapun engkau Kuutus, haruslah engkau pergi, dan apapun yang Kuperintahkan kepadamu, haruslah kausampaikan.' Yeremia menyadari adanya godaan untuk berhenti berbicara. Hampir seperti nabi Yunus, ia cenderung untuk lari dari Allah (lihat Yunus 1:1-3)-tetapi ia tidak lari! Dalam 20:11-13, Yeremia bersukacita dalam pernyataannya bahwa Allah benar-benar bersama dia dan akan menjadi kecukupannya.
Yeremia pernah mengalami amukan badai emosi yang bercampur-baur. Ia mengasihi kaumnya, mendoakan mereka, dan memohon mereka untuk bertobat sebelum Allah menghancurkan mereka. Di atas pelbagai upayanya ini, ia dicap pengkhianat oleh orang-orang yang adalah pengkhianat di hadapan Allah! Yeremia mencoba dan menangis. Ia berkhotbah dan bernubuat, hanya untuk dicemooh setiap hari sebagai orang yang layak untuk mati. Selama berbulan-bulan pengalaman yang menyakitkan ini membebani jiwanya. Kita telah melihat pelbagai pergumulan ini di dalam pelbagai keluhannya dari pasal 12 sampai pasal 20. Namun begitu, dalam pasal 20, sesuatu berubah. C. F. Keil membuat komentar ini:
Namun ia berdiri teguh dan kokoh dalam perselisihan menentang semua kuasa kejahatan, seperti 'pilar besi dan dinding kuningan melawan segenap negeri itu, raja-raja Yehuda, para penguasa dan para imamnya, dan terhadap rakyat biasa,' sehingga semua orang yang berusaha melawan dia tidak dapat mempengaruhi apa-apa, karena Tuhan, sesuai dengan janji-Nya [1:18, 19], bersama dengan dia, berdiri di sampingnya sebagai seorang prajurit yang mengerikan [20:11], dan menunjukkan kuasa-Nya yang besar dalam kelemahan nabi itu.3
Betapa berharga saat itu ketika orang menemukan sumber sejati kecukupannya!
Allah berjanji untuk menyertai kita. Dalam beberapa kasus, Ia bahkan mengidentifikasi apa yang kita akan hadapi atau pikul, seperti yang Ia lakukan untuk Yeremia (1:17-19; lihat Matius 24:1-39; 1 Timotius 4:1-5; 2 Petrus 2:1-9) Dengan sabar, Allah bekerja bersama kita, melindungi kita, dan memberkati kita. Akhirnya, kita akan menggapai pelbagai nubuatan dan janji-janji-Nya jika kita tidak goyah atau jatuh di sepanjang jalan. (Bacalah dengan seksama 1 Korintus 10:12, 13 dan Ibrani 6:1-6.)
The Pulpit Commentary memberikan beberapa pemikiran yang berkaitan tentang kesabaran Allah bekerja bersama kita, seperti ia bekerja dengan Yeremia:
Jika Allah menyembunyikan masalah yang mengampiri kita Ia tidak lupa untuk memberikan jalan keluarnya. Ia memikul sendiri beban masalah itu, sehingga ketika masalah itu muncul kasih karunia untuk memikul beban itu juga dimunculkan. Selain itu, secara keseluruhan, berkat karena melayani Allah adalah jauh melampaui kesusahannya. Jika alarm kesusahan menjauhkan kita dari pelayanan itu, akibatnya akan merugikan diri kita sendiri. Oleh karena itu, adalah belas kasihan Allah bahwa Ia menenggang kelemahan kita dan dengan demikian menuntun kita terus di sepanjang pandangan sepotong-sepotong atas kebenaran sampai kita cukup kuat untuk memahami keseluruhannya. Namun begitu, ketika kemungkinan permasalahan muncul hal itu harus dihadapi. Sesuatu tentang hal ini harus kita pertimbangkan atau kita bisa membuat kegagalan yang memalukan. Yeremia diperingatkan tentang adanya perlawanan. Kristus tidak mendukung ketergesa-gesaan, semangat yang nekad [Lukas 9:57, 58], dan meminta manusia untuk menghitung biaya pelayanannya.
< Yeremia mengeluh bahwa ia tidak hanya dipikat tetapi diyakinkan oleh Allah secara paksa. 'Engkau lebih kuat dari aku.' Allah tidak pernah memaksa kehendak manusia. Tetapi Ia tetap mengurung seseorang dan menggunakan pengaruh seperti itu terhadap dia sehingga banyak dari pengalaman hidupnya bisa diasalkan kepada kekuasaan tertinggi Allah daripada kepada tindakan spontan manusia.4
BAGAIMANAKAH ANDA AKAN MERESPON DALAM LEMBAH ANDA SENDIRI?
Kita dapat mengambil keuntungan dari pikiran praktis di dalam pelbagai pengakuan Yeremia ini. Kemanusiaannya dapat dengan jelas terlihat, tetapi dibayangi oleh kecukupan Allah. Betapa pentingnya bagi Yeremia untuk menghampiri Allah dengan kelemahannya! Ini membuat pintu terbuka bagi Allah untuk memenuhi segala janji-Nya dan membuat Yeremia sepadan dengan setiap tantangan.
Apakah Anda dan saya melakukan seperti yang Yeremia lakukan sampai kita melayani dengan setia ke mana saja Ia ingin kita berada?
Saya teringat seorang alumni yang kembali lagi ke Sunset School of Preaching pada 1980-an. Dalam dua percakapan dengan dia, saya kagum terhadap perubahan suasana hatinya. Setelah memberi dia salam, ia dengan sukacita memberitahu saya tentang hasil dari dua minggu terakhir di dalam jemaat di mana ia berkhotbah. Tiga belas jiwa telah dibaptis ke dalam Kristus, dan empat belas jiwa telah dipulihkan kepada Tuhan. Ini terjadi bukan di dalam kebangunan rohani atau kampanye injil. Itu adalah hasil dari beberapa minggu menabur benih dan melakukan pelajaran Alkitab di rumah secara pribadi. Pengkhotbah ini menceritakan hasil ini dengan rasa bahagia. Sekitar empat jam kemudian saya mengunjungi pemuda yang sama ini, kali ini berbicara sekitar kekecewaan dan ketidakpedulian di antara beberapa saudara di mana ia melayani-khususnya di antara para pemimpin. Ia mengeluhkan sikap negatif mereka, kurangnya visi, kegagalan untuk bekerja sama, dan tidak adanya tujuan atau rencana. Jika ada yang dilakukan, katanya, ia harus menyarankan hal itu lebih dahulu, mendorongnya, dan melakukan sebagian besar pekerjaan itu supaya berhasil. Ia sedang mempertimbangkan untuk pindah dari tempat itu dan bahkan tidak yakin apakah ia ingin tetap berkhotbah di sana! Saya teringat Yeremia dan hampir bisa mendengar kata-kata itu, 'Aku tidak mau < mengucapkan firman lagi demi nama-Nya' (20:9). Kita tidak menemukan petunjuk bahwa Yeremia melihat ada 27 orang yang merespon dengan bertobat dalam dua puluh tahun, apalagi dalam dua minggu! Seberapa banyakkah anak muda ini seperti Yeremia?
Seberapa banyakkah yang diperlukan untuk membuat Anda tertekan dan menjauh dari kecukupan Allah? Berikut ini adalah beberapa aplikasi untuk kita yang didasarkan pada sikap setia Yeremia di bawah kondisi yang tidak menguntungkan:
- 1. Kita akan menghadapi rasa takut dalam beberapa bentuk. Kita bisa memilih untuk membiarkan rasa takut itu menaklukkan kita atau, oleh anugerah Allah, kita bisa menaklukkannya (1 Yohanes 4:17-19; 2 Timotius 1:7).
- 2. Kita akan diintimidasi oleh beberapa orang atau keadaan. Kita bisa menjadi tidak efektif atau menjadi efektif dengan kasih karunia Allah (Roma 8:33-39, 2 Korintus 9:8).
- 3. Kita kadang-kadang akan menghadapi dan ketakutan terhadap hal yang tidak diketahui. Kita akan lari darinya atau percaya kepada Allah untuk berjalan bersama kita melalui itu (Roma 8:26-28; 1 Petrus 5:5-7).
- 4. Kita akan menganggap diri kita tidak memadai untuk beberapa tugas dari Allah. Haruskah kita meyakinkan diri kita sendiri dan tetap berdiri sendiri atau dewasa dan tumbuh menjadi apa yang Ia tahu kita bisa (2 Korintus 3:4-6; Ibrani 5:11-14; Efesus 4:11-16)?
- 5. Kita akan menghadapi tekanan dari iman yang kerdil. Akankah kita menyerah, atau akankah kita bertumbuh dalam iman dan bergerak maju? (Lihat Markus 9:14-24; Kisah 14:21-23; 16:5; Filipi 1:27-30; 2 Tesalonika 1:3; 1 Timotius 6:12-14; Yakobus 2:22; 1 Yohanes 5:4; Yudas 20, 21.)
KESIMPULAN
Betapa bersyukurnya kita seharusnya bahwa Allah melihat cocok untuk melestarikan catatan Kehidupan Yeremia ini untuk kita! Kepedihan, kebimbangan, dan ketakutannya-serta pertumbuhan dan daya tahannya-telah mewariskan kita beberapa pelajaran berharga yang layak untuk dipelajari. Jejak kakinya telah menantang kita untuk melanjutkan perjuangan kita untuk iman, apakah orang-orang di sekitar kita menanggapi atau berpaling. Teladannya merupakan peringatan yang kuat bahwa ada kemuliaan dalam berjalan bersama Allah, bahkan jika manusia menggerutu dan mengikuti ilah-ilah lain. Kehidupan Yeremia merupakan demonstrasi keyakinan Paulus tentang anugerah Allah: "Jika aku lemah, maka aku kuat" (2 Korintus 12:7-10).
DINASTI YOSIA
Yosia dan keturunannya (kecuali Yohanan) adalahraja selama hidupnya Yeremia:
YOSIA (1Taw.3:15,16;Mat. 1:10,11)
YOHANAN (1Taw. 3:15)
YOYAKIM (2Taw.36:5;Yer. 25:1) disebutjuga ElYAKIM (2 Raja-Raja 23:34)
YOYAKHIN (Yer.52:31;2 Taw.36:8,9) disebutjuga YEKHONYA (Yer.24:1;27:20;28:4) disebutjuga KONYA (Yer.22:24,28;37:1)
ZEDEKIA (Yer.27:1;28:1;2 Taw. 36:11) disebutjuga MATANYA (2Kings 24:17-20)
YOAHAS disebut juga SALUM (2 Raja-Raja 23:31;Yer. 22:11) disebut juga YOAHAS (2 Taw.36:1,2)
Catatan Akhir:
- 1 Clyde T. Francisco, Studies in Jeremiah (Nashville: Convention Press, 1961), 77.
- 2 Ibr.: bo-""datang ke atas siapa saja, jatuh ke atas siapa saja, khususnya tiba-tiba; digunakan tentang seorang musuh < Ayub 15:21 < 20:22 < menjadi kenyataan, tergenapi, tercapai < khususnya tentang nubuatan < menyebabkan masuk' (Samuel Prideaux Tregelles, Gesenius' Hebrew and Chaldee Lexicon (Plymouth: N.p., 1857; reprint, Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1967), 106-7.
- 3 C. F. Keil and F. Delitzsch, Commentary on the Old Testament, vol. 8, Jeremiah, Lamentations (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., n.d.), 19.
- 4 T. K. Cheyne and W. F. Adeney, The Pulpit Commentary, vol. 11, Jeremiah, Lamentations, ed. H. D. M. Spence and Joseph S. Exell (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1950), 465-66.
Pengarang: Dayton Keesee
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilind ungi Undang-Undang
TFTWMS: Yeremia (Pendahuluan Kitab) Konsep Yeremia Tentang Allah
Konsep Yeremia tentang Allah pastinya merupakan bagian dari apa yang menopang dia pada saat-saat kelemahan. Karena Yere...
Konsep Yeremia Tentang Allah
Konsep Yeremia tentang Allah pastinya merupakan bagian dari apa yang menopang dia pada saat-saat kelemahan. Karena Yeremia mengungkapkan pelbagai kebenaran ini kepada kita, maka kita tentu berharap bahwa kebenaran tersebut mempengaruhi dia dalam keputusannya untuk datang kepada Allah ketika bebannya menjadi berat.
ALLAH ITU BERDAULAT, MEMERINTAH SORGA DAN BUMI (10:12, 13)
Yeremia menulis tentang Allah, "Tuhanlah yang menjadikan bumi dengan kekuatan-Nya, yang menegakkan dunia dengan kebijaksanaan-Nya, dan yang membentangkan langit dengan akal budi-Nya. Apabila Ia memperdengarkan suara-Nya, menderulah bunyi air di langit, Ia menaikkan kabut awan dari ujung bumi, Ia membuat kilat serta dengan hujan, dan mengeluarkan angin dari perbendaharaan-Nya" (Yeremia 10: 12, 13).
Matahari yang bersinar di siang hari dan bulan di malam hari hanyalah bagian dari keteraturan yang tetap dari Allah. Bahkan lautan diam pada batas-batas mereka, dan migrasi pelbagai hewan terjadi karena kehendak Allah yang berdaulat (31:35, 36; 5:22, 24; 8:7). Demonstrasi kekuasaan Allah setiap hari ini pasti telah memperkuat kepercayaan Yeremia bahwa Allah dapat dan akan menjaga dia-tetapi ada lagi selain itu!
ALLAH MENGENDALIKAN SEGALA SESUATU SESUAI DENGAN KEHENDAK-NYA (18:5-10)
Allah bukan hanya Pencipta bumi, manusia, dan binatang, tetapi Ia juga berhak untuk memerintah atas mereka semua karena hal itu berkenan dalam pandangan-Nya. Allah menyebut Nebukadnezar, seorang kaisar dunia, sebagai "Hamba-Ku." Allah mampu menghukum suatu bangsa yang fasik atau menyebabkan bangsa yang menghormati Dia menjadi makmur (27:6-8; 18:5-10; 25:15-29).1Meskipun Allah telah memberi manusia kebebasan untuk memilih kebaikan atau kejahatan,2kita perlu mentaati Allah "supaya keadaan kita baik, (Yeremia 42:6, Roma 7:17-24; Ibrani 5:11-14). Memahami perlunya mentaati Allah pastilah sudah menjadi faktor pendorong bagi Yeremia. kapan saja ia merasa lemah atau bimbang, nabi itu berbicara kepada Allah.
ALLAH ITU MAHABERADA (23:23, 24)
Yeremia harus menyadari bahwa ia tidak dapat melarikan diri dari hadirat Allah. Dalam 23:23, 24 kita menemukan beberapa pertanyaan menyelidik oleh Allah: "Masakan Aku ini hanya Allah yang dari dekat, < dan bukan Allah yang dari jauh juga?"; "Sekiranya ada seseorang menyembunyikan diri dalam tempat persembunyian, masakan Aku tidak melihat dia?"; "Tidakkah Aku memenuhi langit dan bumi?" Dalam Yeremia 49:10 Allah mengungkapkan tentang bangsa Edom, "Tetapi Aku ini telah menelanjangi Esau, telah menyingkapkan tempat-tempat persembunyiannya." Allah itu dekat-dan Allah itu jauh. Di manapun kita berada, Ia ada di sana. Ini adalah pemikiran yang serius bahwa pada saat ini di dunia ini jarak kita adalah sedekat mungkin dengan Allah, dan pada saat ini selagi di dunia ini jarak kita adalah sejauh mungkin dari Allah. Allah ada dimana-mana (Mazmur 139:1-18). Oleh karena itu, Allah dapat memberi Yeremia kata-kata dorongan, bahkan ketika ia dikurung di pelataran penjagaan (Yeremia 33:1-14). Allah tidak pernah membelakangi Yeremia. Fakta bahwa nabi itu selalu bisa berbicara kepada Allah pastilah menjadi salah satu pengaruh yang menguatkan yang menimbulkan ketabahan Yeremia.
ALLAH ITU MAHATAHU (12:3)
Ini tidak bisa dihindari bahwa jika Allah menjadikan segala sesuatu, maka Ia mengetahui segala sesuatu. Pada tingkat pribadi, itu berarti Ia mengetahui segala sesuatu tentang kita! Berkali-kali, Yeremia menyinggung wawasan ilahi ini. Tentang Yerusalem, Allah mengacu kepada "kedegilan hatinya yang jahat" (3:17; 7:24; lihat 9:14). Yeremia mengacukan Allah sebagai Pribadi "yang menguji batin dan hati" (11:20). Allah sendiri berkata, "Aku, TUHAN, yang menyelidiki hati, yang menguji batin, untuk memberi balasan kepada setiap orang setimpal dengan tingkah langkahnya" (17:10); Ia "yang melihat batin dan hati" (20:12; lihat 17:9; 23:26). Seseorang mungkin saja menolak untuk mengenal Allah, tetapi Allah mengenal dia (9:6). Dalam 29:23 Allah menegaskan, "Aku adalah Dia yang tahu dan saya saksi."
Setiap orang dari kita perlu berkata kepada Allah, seperti yang Yeremia lakukan, "Ya TUHAN, Engkau mengenal aku, Engkau melihat aku, dan Engkau menguji bagaimana hatiku terhadap Engkau" (12:3). Kesadaran terhadap kuasa mahatahu Allah ini membantu tumbuhnya keyakinan dalam diri Yeremia; Allah mengetahui segala pencobaan dan kesengsaraan Yeremia!
ALLAH MENANGANI SEMUA MANUSIA (1:4-19)
Karena Allah mengetahui segala sesuatu dan semua manusia, Ia mengenal Anda dan saya. Hal ini memampukan kita untuk memiliki hubungan yang bersifat pribadi dan penuh makna dengan Allah. meskipun Yeremia adalah nabi bagi bangsa-bangsa (1:10), Allah sering mengutus dia kepada beberapa individu. Dalam 39:15-18, Allah punya pesan khusus untuk Ebed-Melekh, seorang sida-sida Etiopia, yang berteman dengan Yeremia (38:7-13). Pasal 45 berisi pesan untuk Barukh, yang membantu Yeremia menuliskan apa yang diwahyukan Allah kepada dia (36:1-4). Sebuah pesan khusus dari Allah diberikan kepada Pasyhur, imam yang telah memukuli dan memasung Yeremia (20:1-6), dan untuk Semaya orang Nehelam, seorang nabi palsu (29:24-32). Tentu saja, Allah sering berbicara kepada Yeremia tentang pelayanan khusus yang Allah ingin Yeremia lakukan. Allah membuat janji-janji khusus tentang apa yang Ia akan lakukan untuk nabi-Nya (1:4-19; 15:19-21).
Pada akhirnya, ketika tampaknya Yeremia sering berdiri sendirian, yang menolong dia untuk menanggung pelbagai kesulitan dan berbicara kepada Allah berkali-kali adalah kesadarannya tentang kehadiran Allah.
ALLAH MENGASIHI UMAT-NYA TETAPI MENUNTUT KETAATAN (7:1-7)
Ketika memberitakan "kekerasan dan kehancuran" hari demi hari sampai kaum itu membuat kesepakatan jahat bagi kematiannya (11:19; 20:8, 26:7, 8), Yeremia membutuhkan kesadaran yang mendasar bahwa Allah mengasihi umat-Nya. Bagaimana lagikah ia bisa melanjutkan tugasnya di hadapan cap "pengkhianat" yang dicapkan pada pekerjaannya (37:13-16; lihat 18:18; 20:10)? Akan mudah untuk membuyarkan berita dari Allah dan menyimpulkan, "Mungkin aku terlalu lugas atau berani" (lihat 2 Timotius 4:2-5; 1:7; 2 Korintus 3:12).
Meskipun sangat banyak berita dari Allah yang Yeremia sampaikan bersifat negatif, orang dapat menemukan satu alur yang tidak bisa salah bahwa Allah masih peduli terhadap umat-Nya. J. A. Thompson mengatakan, Yahweh pernah memilih (bahar) dua keluarga, Yehuda dan Israel Utara (33:24). Kata kerja itu hanya digunakan di sini tetapi gagasannya disajikan dalam berbagai cara. Israel adalah "buah bungaran" Yahweh (2:3), sebuah "pokok anggur pilihan" (2:21), "kekasih" Yahweh (11:15; 12:7), "warisan" milik Yahweh (nahala, 12:7-9; NASB), "kebun anggur" Yahweh (12:10), dan "kawanan domba" Yahweh (13:17) yang dikasihi dengan kasih yang kekal (31:3). Seperti Hosea sebelum dia, Yeremia menggambarkan hubungan antara Yahweh dan Israel sebagai suatu hubungan pernikahan (2:2; 3:6dst.). Kadang-kadang ia mencampur kiasan itu dan berbicara tentang Israel sebagai "anak-anak" (3:19, 22; 4:22). Hubungan itu dimulai dengan pembebasan dari Mesir (2:6) dan hubungan itu muncul dari kasih Yahweh.3
Allah memperluas kasih tanpa syarat. Dalam kasih, Ia menurunkan hujan dan sinar matahari ke atas orang yang baik dan yang jahat-bahkan Ia mengirim Anak-Nya untuk mati bagi dunia yang sesat dalam dosa (Matius 5:44, 45; Yohanes 3:16; Roma 5:6-9). Namun begitu, kasih yang menyelamatkan dari Allah itu memiliki syarat! Sementara Allah mungkin merelakan beberapa berkat turun ke atas mereka yang jahat, Ia memberikan persyaratan ke atas mereka yang mau memperoleh upah dan kemenangan akhir di hadapan Dia. Allah mengasihi umat-Nya, tetapi Ia juga menuntut ketaatan dan kesetiaan mereka. Israel diberkati ketika mereka hidup sesuai dengan yang Tuhan kehendaki (2:2, 3). Umat-Nya telah menyaksikan dan menikmati kasih kekal-Nya (31:1-3), dan Yeremia mengatakan bahwa mereka masih bisa menerima hal itu jika mereka mau mengubah jalan mereka (7:1-7).
Sementara dosa-dosa mereka menyebabkan penghancuran dan pengasingan bagi banyak orang, kasih Allah menyatakan bahwa suatu kelompok yang tersisa akan pulang (29:4-10; 44:12-14). Namun begitu, kepulangan itu akan disebabkan oleh dipenuhinya pelbagai persyaratan tertentu. Allah menyatakan persyaratan itu: "Dan apabila kamu berseru dan datang untuk berdoa kepada-Ku, maka Aku akan mendengarkan kamu; apabila kamu mencari Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu menanyakan Aku dengan segenap hati, Aku akan memberi kamu menemukan Aku, < dan Aku akan memulihkan keadaanmu" (29:12-14a).
Yeremia telah menyatakan kesengsaraan dan kehancuran. Ia memang akan memandang hal itu dan menangis (Ratapan 1:1-15). Namun begitu, jauh di sana ia melihat seorang Penghibur yang memulihkan jiwanya, menurut Ratapan 1:16. C. F.
Keil menulis, Yerusalem, kota Raja Besar atas seluruh bumi, berada dalam reruntuhan, rumah yang Tuhan telah kuduskan bagi nama-Nya dibakar dengan api, dan umat perjanjian-Nya telah menjadi cemoohan dan ejekan bagi semua orang. Tetapi Allah tidak melanggar perjanjian-Nya dengan Israel. Bahkan di dalam hukum Taurat- [Imamat 26 dan Ulangan 30]-Ia telah berjanji bahwa bahkan ketika Israel adalah orang buangan dari negerinya di tengah-tengah bangsa-bangsa kafir, Allah akan mengingat perjanjian-Nya dengan Abraham, Ishak, dan Yakub, dan tidak sepenuhnya menolak pembuangan itu; tetapi ketika mereka telah menanggung hukuman atas dosa-dosa mereka itu, akan membalik lagi pembuangan mereka, dan mengumpulkan mereka bersama-sama dari antara segala bangsa.4
Dengan demikian, Yeremia memandang kepada Penghibur itu, "Tunas keadilan bagi Daud," yang akan "melaksanakan keadilan dan kebenaran di negeri.<" (Yeremia 33:15, 16; , 1 Korintus 1:30; Kisah 2:25-36; 13:22, 23).
KESIMPULAN
Kebenaran-kebenaran agung ini punya dua arti bagi Yeremia. Pertama, di tengah-tengah bencana dan penjarahan, Yeremia tahu bahwa kasih Allah akan bertahan untuk membangun hari esok yang lebih baik dan lebih cerah (Yeremia 31:31-34; Ibrani 8:6-13). Kedua, hanya ketundukan kepada Allah yang akan memampukan orang untuk menikmati pemenuhan janji-janji mulia ini (lihat Yeremia 23:3-6; Ibrani 13:20, 21).
Kasih Allah dan janji-janji-Nya yang mulia memampukan Yeremia untuk bangkit di atas fitnah, pelecehan, dan kelemahan. Jadi Anda bisa; jadi saya bisa. Semoga Allah membantu kita untuk mengingat ketabahan Yeremia setiap kali kita turun ke lembah penderitaan kita. Yeremia tahu bahwa Allah akan berada di sana sehingga ia bisa berdiri bagi Dia! Dengan cara ini konsep Yeremia tentang Allah menjadi pengaruh yang membimbing dalam pelayanannya yang berkelanjutan sebagai Juru bicara Allah.
Catatan Akhir:
- 1 Meskipun Allah secara pasti bisa melenyapkan raja-raja dan menetapkan raja-raja (Daniel 2:20-23), ada beberapa raja yang memerintah tetapi tidak dengan rencana atau kehendak Allah. Secara singkat, perlu dipahami bahwa ada kehendak ideal Allah (yang baik, benar, dan tidak salah), dan ada kehendak akhir Allah (yang pada akhirnya akan menang; 1 Korintus 15:24-28; Wahyu 20:11-15). Akhirnya, ada juga kehendak Allah yang dibolehkan, yang di dalamnya manusia berkeliaran dengan cara-cara jahat mereka yang berlawawan dengan kehendak ideal Allah (Amsal 14:12; 20:24; Yeremia 6:16-19; Matius 7:24-28; Galatia 6:7-9).
- 2 Lihat Yosua 24:15; Kejadian 2:9, 17; Ulangan 1:39; Mazmur 52:1-7; Yesaya 5:20-23.
- 3 J. A. Thompson, The Book of Jeremiah, The New International Commentary on the Old Testament (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1980), 109.
- 4 C. F. Keil and F. Delitzsch, Commentary on the Old Testament, vol. 8, Jeremiah, Lamentations (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., n.d.), 11.
Pengarang: Dayton Keesee
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Yeremia (Pendahuluan Kitab) Yeremia BAGIAN HIDUPNYA YANG TERAKHIR
Kehidupan Hebat Lainnya Yeremia
Pembawaan yang tepat telah dikembangkan, dan dasar yang kokoh telah diletakka...
Yeremia BAGIAN HIDUPNYA YANG TERAKHIR
Kehidupan Hebat Lainnya Yeremia
Pembawaan yang tepat telah dikembangkan, dan dasar yang kokoh telah diletakkan: Allah telah membentuk pola pertumbuhan Yeremia yang akan menjamin masa depan ketabahannya dalam pelayanan Allah. After Jeremiah's concerns and comments in 20:7-10, there is no record that he ever wavered again. Jesus in the Garden of Gethsemane seemed to equip Himself through prayer to endure the trials of the cross.Setelah keprihatinan dan komentar Yeremia dalam 20:7-10, tidak ada catatan bahwa ia pernah ragu-ragu lagi. Yesus di Taman Getsemani tampaknya melengkapi diri-Nya melalui doa untuk bertahan terhadap pelbagai pencobaan salib. Even so, Jeremiah's "Garden of Gethsemane" in chapter 20 prepared him for the perils that still lay ahead for him.Meskipun demikian, "Taman Getsemani" Yeremia di dalam pasal 20 menyiapkan dia untuk pelbagai bahaya yang masih menanti dia di depan.
Pelbagai cobaan berat dari pengadilan, pencambukan, dan salib harus menjadi beban terbesar yang Kristus harus tanggung. Demikian juga, Yeremia menghadapi cobaan terbesarnya setelah pasal 20. Kita telah mencurahkan banyak waktu untuk mempelajari periode persiapan bagi Yeremia, karena pelbagai tantangan yang membentuk proses pendewasaannya mengajarkan kita pelbagai pelajaran berharga. Perasaan, perjuangan, reaksi, dan hubungannya dengan Allah sepanjang detik-detik pendewasaan itu merupakan demonstrasi ukuran tinggi yang ditetapkan bagi Anda dan saya ketika kita mengalami pelbagai tantangan yang serupa dalam bertumbuh kepada Allah.
PENCOBAAN YEREMIA
Karena tahu apa yang memperlengkapi Yeremia untuk menanggung pelbagai cobaannya yang berat, kita akan menguraikan pelbagai cobaannya itu di dalam pelajaran ini. Rincian yang berkaitan dengan saat-saat pencobaan itu akan diberikan dalam pelbagai edisi mendatang Truth for Today, dengan mempelajari kitab itu pasal demi pasal. Setiap pencobaan akan memiliki pelajarannya sendiri bagi kita untuk dipertimbangkan ketika pelbagai hal itu terjadi.
Dalam pasal 20 Yeremia akhirnya menyadari apa yang Allah telah janjikan kepada dia dalam pasal 1. Pertama, ia harus menjadi "kota yang berkubu, menjadi tiang besi dan menjadi tembok tembaga melawan seluruh negeri ini" (1:18). Kedua, raja-raja, para pangeran, para imam, dan rakyat negeri itu akan berperang melawan dia; tetapi mereka tidak akan "mengalahkan" dia. Allah telah berkata, ""Aku menyertai engkau untuk melepaskan engkau" (1:19). Ia telah menjanjikan Yeremia, ""kepada siapapun engkau Kuutus, haruslah engkau pergi, dan apapun yang Kuperintahkan kepadamu, haruslah kausampaikan" (1:7). Berikut ini adalah daftar pelbagai percobaan yang Yeremia hadapi setelah saat realisasi yang mengagumkan bahwa Allah akan menyertai dia.
- 1. Dalam pasal 20 imam Pasyhur memukuli dan memasung Yeremia di samping rumah Tuhan (ay 1, 2).
- 2. Meskipun pasal 21 hingga 25 tidak semuanya tersusun secara kronologis, di sana kita melihat bagaimana Yeremia menyuarakan ledakan nubuatan terhadap nabi-nabi palsu, para imam, dan kebodohan kaum itu. Dengan bersatu dalam dosa, kelompok-kelompok ini menyatakan kepada Yeremia dalam pasal 26, "Engkau harus mati!" (26:7, 8). Semua ini terjadi pada awal pemerintahan Yoyakim (26:1). Yeremia selamat dari kematian hanya melalui pengaruh baik Ahikam.
- 3. Dalam pasal 27 dan 28, Yeremia, atas permintaan Allah, mengenakan kuk di lehernya sambil mendesak lebih jauh kaum itu untuk tidak mendengarkan nabi-nabi palsu yang berbohong kepada mereka (27:8, 9, 14). Hal ini menghasilkan reaksi dari seorang nabi palsu, Hananya, yang menolak berita Yeremia dan memecahkan kuk di lehernya (28:10). Disusul dengan demonstrasi di muka umum, yang mempermalukan Yeremia.
- 4. Dalam pasal 29 Semaya, seorang nabi palsu, menyebut Yeremia sebagai "orang gila," yang harus dipasung dan dikenakan kerah besi (ay 24-26).
- 5. Dalam pasal 32, selama tahun kesepuluh pemerintahan Raja Zedekia, Yeremia dipenjara di pelataran penjagaan, sewaktu bala tentara Babel mengepung Yerusalem (ay. 2). Pengurungan ini berlanjut dalam pasal 33 (lihat ayat 1), di mana Allah berjanji bahwa kota itu akan dipenuhi dengan banyak mayat (ay. 5). Dalam 34:22 Allah menyatakan melalui nabi itu bahwa kota-kota Yehuda akan menjadi "suatu kebinasaan tanpa penduduk." Untungnya, Allah memberi Yeremia harapan, tetapi sebagai orang yang mencintai negerinya, bayangkanlah betapa nabi itu pasti merasa tak berdaya!
- 6. Pasal 36, dengan kembali ke zaman Raja Yoyakim, menceritakan saat ketika Yeremia tidak diperbolehkan untuk "pergi ke rumah TUHAN" (ay. 5). Bagaimanakah hal itu akan mempengaruhi Anda jika Anda harus ditangkap dan tidak dapat bertemu dengan saudara-saudara seiman pada Hari Tuhan berikutnya? Kemudian dalam pasal 36, Yoyakim mengambil materi yang Allah telah arahkan untuk ditulis oleh Yeremia. Materi itu dicabik-cabik dan dibakar dalam api (ay 20-23). Yoyakim selanjutnya meminta Yeremia dan Barukh untuk ditangkap. Mereka akan sudah ditangkap, tetapi Tuhan menyembunyikan mereka (ay. 26). Meskipun kita selalu bisa berterima kasih kepada Allah atas kebaikan-Nya, jenis kehidupan apakah yang harus diburu dan dipaksa bersembunyi di dalam masyarakat Anda sendiri?
- 7. Belakangan, di zaman Raja Zedekia, Yeremia ditangkap dan dicap sebagai pengkhianat. Kemudian para pejabat memukuli dia dan memenjarakan dia, di mana ia tinggal di sana untuk beberapa lama (37:15, 16).
- 8. Dalam pasal 38 Yeremia ditangkap oleh para pejabat dan ditempatkan di dalam perigi , di mana ia tenggelam ke dalam lumpur (vv. 4-6).
- 9. Dalam pasal 39 Yeremia, masih dikurung oleh kaumnya sendiri, menyaksikan ketika bala tentara Babel melakukan pengepungan terakhir atas Yerusalem. Banyak yang terbunuh, yang lainnya ditawan, dan istana raja serta rumah-rumah di kota itu dibakar. Dinding-dinding kota itu diruntuhkan (vv. 1-8). Yeremia melihat semua ini dan menangis (Ratapan 1:1-5, 16).
- 10. Yeremia diizinkan untuk tinggal bersama dengan kelompok yang tersisa di Yehuda, dan ia menyaksikan ketika orang-orang Ibrani pemberontak itu saling membunuh satu sama lainnya (41:1-18). Mereka menolak untuk mendengarkan firman Allah, mencap dia pembohong, dan memaksa dia untuk pergi ke Mesir (42:13-16; 43:1-7). Dengan keadaan Yehuda yang terlantar dan sebagian besar rakyatnya mati, Yeremia dengan setia berusaha untuk membuat kelompok tersisa yang tinggal di Mesir itu melakukan kehendak Allah. Satu-satunya tanggapan dari mereka adalah "kami tidak akan mendengarkan engkau!" (44:16).
Salah satu pesan paling menyedihkan dalam catatan sejarah umat Allah ditemukan dalam kata-kata dari Allah melalui Yeremia kepada orang-orang Yahudi pemberontak ini di Mesir: "Nama-Ku tidak akan diserukan lagi oleh seseorang Yehuda di segenap tanah Mesir, dengan berkata: Demi Tuhan ALLAH yang hidup!" (44:26). Bagaimanakah hal itu akan mempengaruhi Anda bila Anda hidup di antara kaum itu, yang tidak pernah mendengar nama Allah diucapkan oleh siapa saja? Mereka pasti mati "oleh pedang dan oleh kelaparan sampai mereka punah sama sekali" (ay. 27). Dengan hal ini sebagai cap mereka yang diucapkan ilahi, apakah yang akan Anda khotbahkan dan ajarkan? Akan seperti apakah pelajaran Anda selanjutnya?
Saya tidak tahu keadaan Anda, tetapi apakah Anda merasa ingin menangis bersama Yeremia ketika Anda mempertimbangkan pelbagai kesulitan hidupnya setelah pasal 20? Apakah Anda mengasihi keberanian dan karakternya? Apakah Anda mengagumi dia karena ia mengalami seluruh keadaan ini dan tidak pernah gagal dalam janji atau tugas yang Allah berikan kepada dia? Apakah hal itu memotivasi Anda untuk ingin melayani dengan pengabdian dan tekad yang lebih besar? Betapa suatu kehidupan yang penuh ketabahan, pengabdian, dan kasih! Kata-kata bersejarah dari John Milton dalam Paradise Lost menggambarkan nabi Yeremia dengan baiknya:
Hamba Allah, bekerja dengan baik, engkau berjuang dengan baik Pertempuran yang lebih baik, yang sudah pertahankan sendirian Dihadapan orang banyak yang memberontak, pergerakan Kebenaran, dalam kata yang lebih perkasa daripada mereka yang bersenjata.1
KEMATIAN YEREMIA
Allah pastilah ingin kita mempertimbangkan kehidupan Yeremia dan bukan kematiannya. Meskipun kita tahu lebih banyak tentang hidupnya daripada nabi lain Perjanjian Lama (kecuali mungkin Musa), kita tahu lebih sedikit tentang kematian Yeremia daripada yang kita ketahui tentang bagaimana Musa mati. Beragam tradisi muncul tentang kehidupan dan kematian nabi itu. Meskipun tidak ada klaim bagi pengilhaman ilahi, mungkin menarik untuk mencatat dua kutipan tentang Yeremia dari Apokrifa.
Mengenai kejatuhan Yerusalem dan bagaimana Yehuda memperlakukan Yeremia, kitab Sirakh menyatakan, Mereka membakar kota tempat kudus pilihan, dan membuat jalan-jalan senyap, sesuai dengan nubuatan Yeremia. Karena mereka memperlakukan dia dengan jahat, yang bagaimanapun ia adalah seorang nabi, dikuduskan dalam rahim ibunya, supaya ia mencabut, dan menimpakan bencana, dan menghancurkan; dan supaya ia juga membangun, dan menanam.2
Kitab Kedua Makabis memiliki acuan beberapa "catatan" tentang "nabi Jeremia":
[Ia,] karena diperingatkan oleh Allah, memerintahkan Kemah Suci dan tabut perjanjian untuk pergi bersama dia, saat ia pergi menuju gunung, di mana Musa naik, dan melihat warisan Allah. Dan ketika Yeremia datang ke sana, ia menemukan gua berongga, di mana ia meletakkan kemah suci, dan tabut perjanjian, dan mezbah dupa, dan ditulah menutup pintu."Mengenai tempat itu, tempat itu akan tidak diketahui sampai waktu Allah mengumpulkan umat-Nya lagi, dan menerima mereka kepada rahmat.3
Pelbagai cerita tradisional seperti ini membuktikan pengaruh kekal nabi itu. Pelbagai kisah itu menjelaskan mengapa ada harapan tertentu di antara orang Yahudi bahwa Yeremia akan muncul sebagai pembuka jalan bagi Mesias (Matius 16:13, 14). Pelbagai tulisan tak terilham ini menunjukkan ide-ide yang berbeda tentang bagaimana dan di mana Yeremia mati.
C. F. Keil dengan tepatnya menulis:
Hanya sebanyak ini yang pasti, bahwa ia hidup selama beberapa tahun lagi di Mesir, sampai sekitar 585 atau 580; bahwa sebagai akibatnya pekerjaannya itu diperpanjang hingga sekitar lima puluh tahun lebih, dan akibatnya, dengan anggapan bahwa ia dipanggil untuk menjadi nabi ketika masih muda sekitar 20 sampai 25 tahun, maka ia pasti telah mencapai usia 70 sampai 75 tahun. Mengenai kematiannya, kita diberitahu oleh bapak-bapak gereja Jerome, Tertull., Epiph., bahwa ia dilempari batu oleh kaum itu di Tahpanhes (Daphne Mesir) dan oleh sebab itu kuburnya biasa ditunjukkan berada dekat Kairo. Tetapi sebuah tradisi Yahudi, dalam Seder ol. Rabb. c. 26, menyatakan ia bersama Baruch di bawa keluar [dari Mesir] menuju Babel oleh Nebukadnezar pada waktu penaklukan Mesir, pada tahun ke 27 pemerintahan Nebukadnezar.4
Sebuah potongan terakhir dari tradisi telah disediakan bagi kita oleh Matthew Henry:
Hottinger, dari Elmakin, seorang sejarawan Arab, menceritakan bahwa, dengan terus bernubuat di Mesir melawan orang Mesir dan bangsa-bangsa lain, dia dirajam dengan batu sampai mati; dan bahwa lama setelah itu, ketika Alexander masuk ke Mesir, ia mengambil tulang tulang Yeremia di mana tulang tulang itu dikuburkan dalam ketidakjelasan, dan dibawa ke Alexandria, dan dikuburkan di sana.5
Andaikan Allah ingin kita tahu persis rincian di mana Yeremia mati, kita tidak akan dihadapkan dengan pelbagai tradisi yang berbeda untuk memasok informasi tersebut. Sangat menarik bahwa ada dua tempat penyaliban dan dua tempat pemakaman "tradisional" yang diklaim untuk Yesus. Fakta-fakta tersebut meyakinkan kita bahwa di mana peristiwa ini terjadi bukanlah urusan kita, tetapi kita harus berfokus pada apa yang terjadi dan untuk siapa hal itu terjadi. Kebutuhan kita bukanlah untuk mengetahui tempatnya tetapi untuk mengetahui Pribadi itu-bukan untuk menemukan situs atau strukturnya, tetapi untuk mengikuti jejak-Nya (lihat 1 Petrus 2:21-24). Oleh karena itu, untuk mengetahui bagaimana atau di mana Yeremia mati bukanlah kebutuhan kita yang paling penting. Sebaliknya, kita harus memahami siapa dia, milik siapa dia, dan apa yang ia katakan sebagai nabi Allah!
KESIMPULAN
Kita telah menghabiskan banyak waktu mempelajari kehidupan unik Yeremia. Inilah ringkasan yang baik dari situasi nabi tersebut:
Karakternya adalah paling menarik. Kita menemukan dia peka terhadap tingkat yang paling menyakitkan, gugup, pemalu, tanpa harapan, putus asa, terus mengeluh dan tidak puas dengan jalannya peristiwa, tetapi tidak pernah menghindar dari tugas "Gugup dalam membuat keputusan, ia tidak bimbang dalam pelaksanaan; tidak takut ketika harus menghadapi seluruh dunia seperti ia juga putus asa dan cenderung menggerutu ketika sendirian bersama Allah. Keadaan dirinya dinilai oleh perkiraannya sendiri, ia lemah, dan misinya gagal; benar-benar, pada saat harus bertindak dan ketika tugas memanggil, ia benar-benar "kota yang berkubu, menjadi tiang besi dan menjadi tembok tembaga melawan seluruh negeri ini," pasal 1:18. Ia adalah contoh mulia dari kemenangan moral atas sifat fisik.6
H. I. Hester memberikan penghargaan yang tepat ini terhadap pengaruh Yeremia:
Ia secara pasti adalah sosok utama pada zamannya, menjulang tinggi di atas setiap orang pada periode itu. Ia adalah seorang patriot, nabi dan negarawan, seorang penasihat bagi raja-raja dan lawan yang berani atas kejahatan dan dosa."Pada kenyataannya ia adalah salah satu orang yang paling kuat dan paling berani yang tahu bagaimana membela kebenaran.…7
Mungkin tidak ada nabi lain yang sangat tidak populer selama hidupnya seperti Yeremia, dan juga tidak ada nabi lain yang lebih populer setelah kematiannya.8
Catatan Akhir:
- 1 Paradise Lost 6.2.
- 2 Ecclesiasticus 49:6, 7.
- 3 2 Maccabees 2:4-7.
- 4 C. F. Keil and F. Delitzsch, Commentary on the Old Testament, vol. 8, Jeremiah, Lamentations (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., n.d.), 17.
- 5 Matthew Henry, Commentary on the Whole Bible (Grand Rapids, Mich.: Zondervan, 1967), 935.
- 6 Canon Cook, quoted in "Jeremiah," in F. N. Peloubet, Peloubet's Bible Dictionary (Philadelphia: John C. Winston Co., 1925), 299.
- 7 H. I. Hester, The Heart of Hebrew History (Liberty, Mo.: Quality Press, 1962), 288.
- 8 T. K. Cheyne and W. F. Adeney, The Pulpit Commentary, vol. 11, Jeremiah, Lamentations, ed. H. D. M. Spence and Joseph S. Exell, (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1950), xviii.
Pengarang: Dayton Keesee
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Yeremia (Pendahuluan Kitab) Seruan Allah Bagi Yehuda Untuk Bertobat
Allah berulang kali mencoba untuk membuat Yehuda bertobat. Ia sedikitnya menggunakan sepuluh cara berbeda un...
Seruan Allah Bagi Yehuda Untuk Bertobat
Allah berulang kali mencoba untuk membuat Yehuda bertobat. Ia sedikitnya menggunakan sepuluh cara berbeda untuk mendorong umat itu kembali kepada Dia. 'Seruan' pertobatan ini tersebar di seluruh kitab ini. Seruan-seruan itu menyediakan beberapa pelajaran penting untuk kita pelajari:
Allah itu sabar. Berkali-kali, Allah telah menggapai dengan kasih untuk memperluas kesempatan bagi manusia yang jatuh dalam dosa untuk bangkit dari puing-puing (2 Petrus 3:9).
Manusia bisa menjadi keras kepala. Pelbagai kejadian dalam Yeremia menunjukkan bukan hanya kehendak manusia yang melawan Allah dan kebenaran, tetapi juga kedalaman dan intensitas perlawanan itu.
Pengaruh salah dalam kehidupan manusia bisa menjadi sangat kuat. Dosa memiliki kekuatan yang dapat mengalahkan kasih, kesabaran, kebenaran, dan akal sehat. Allah menawarkan Yehuda semua kepedulian yang bersifat menolong ini, namun mereka masih saja memberontak.
Manusia itu berharga di mata Allah. Selama ribuan tahun Allah telah mencurahkan kasih-Nya, mengetengahkan rencana penebusan-Nya, dan mengutus pelbagai pelayan untuk mengangkat yang sesat. Ia telah mengorbankan Anak-Nya untuk menyelamatkan orang berdosa. Keinginannya adalah untuk menyucikan orang berdosa yang jelas sekali tetap berharga bagi Dia (1 Petrus 1:3-12; lihat Yohanes 3:16; Ibrani 1:1-4, Wahyu 1:4-6). Kerajaan-gereja-sangatlah berharga (seperti mutiara yang sangat berharga) sehingga orang harus melepaskan semua yang miliki untuk memperoleh mutiara itu (Matius 13:45, 46). Allah melepaskan milik-Nya yang terbaik-Anak-Nya yang tunggal-untuk mendapatkan kita-umat-Nya yang ditebus-sebagai warga negara kerajaan itu (Roma 5:6-11). Berharganya manusia bagi Allah merupakan alasan Ia untuk terus menyeru Yehuda untuk bertobat.
Manusia dapat ditebus. Setiap orang yang mau menyerah-yang bersedia untuk menyatakan dirinya tidak berdaya-perlu minum banyak prinsip di dalam pelajaran ini. Ketika Yehuda berseru, 'Percuma saja!' (Yeremia 2:25; lihat 18:12), Allah tahu lebih baik. Beberapa orang akan mencari Dia dan menemukan Dia ketika mereka telah mencarinya dengan segenap hati mereka (29:12, 13). Jika Allah bersedia menghadapi semangat pemberontakan Yehuda dan masih berharap untuk menebus beberapa dari mereka, tidakkah Ia akan menggapai kita juga dengan harapan? Karena Allah tidak menyerah terhadap kita, maka kita harus mempertahankan harapan itu melalui Tuhan pengasih dan Penyedia kesabaran yang seperti itu (2 Korintus 5:14, 15; lihat 1 Yohanes 4:19). Ingatlah prinsip-prinsip ini ketika kita mempertimbangkan sepuluh cara Allah yang dengan sabar berusaha untuk membawa Yehuda kepada pertobatan.
IA MENGINGATKAN MEREKA TENTANG KEJATUHAN ISRAEL
Ketika kerajaan utara, Israel, memisahkan diri dari kerajaan selatan, Yehuda, Raja Yerobeam dengan segera mulai menolak rencana Allah tentang ibadah dan pelayanan untuk umat-Nya (1 Raja-Raja 12:26-33). Penolakan ini terus berlanjut sampai sembilan belas raja, mengakibatkan Allah membuang Israel ke dalam Penawanan Asyur pada 721 S. M. (2 Raja-Raja 17:1-18).
Pada zaman Yeremia, di utara Yehuda terdapat daerah tandus yang adalah Israel. Allah mengingatkan Yehuda tentang fakta ini, dengan menambahkan, 'Seperti malunya pencuri, apabila kedapatan, demikianlah malunya kaum Israel, yakni para rajanya, pemukanya, para imamnya dan nabinya' (Yeremia 2:26). Ketandusan Israel menjadi peringatan Allah bagi Yehuda untuk menghindari rasa malu, kehancuran, dan penawanan seperti itu di negeri asing. Allah memberikan alasan-Nya untuk berbicara kepada Yehuda dengan cara ini: 'Israel, perempuan murtad itu, membuktikan dirinya lebih benar dari pada Yehuda, perempuan yang tidak setia itu' (3:11). Dengan ketandusan Israel yang di depan mata Yehuda serta hukuman yang ditangguhkan bagi pemberontakan Yehuda, Allah menghimbau, 'Kembalilah, hai anak-anak yang murtad, < karena Aku telah menjadi tuan atas kamu!'; 'Kembalilah, hai anak-anak yang murtad! Aku akan menyembuhkan engkau dari murtadmu' (3:14, 22). Jelas bahwa Allah lebih menyukai penyesalan dari pihak Yehuda daripada hukuman bagi mereka. Namun begitu, Yehuda tidak bertobat!
IA MEMBANDINGKAN MEREKA DENGAN BANGSA-BANGSA KAFIR
Allah menunjuk kepada bangsa-bangsa kafir yang lebih menghormati ilah-ilah mereka daripada Yehuda kepada Allah. Ia menyebutkan loyalitas orang Kitim dan Kedar kepada ilah-ilah mereka. Mereka tidak berubah setia atau meninggalkan berhala-berhala mereka, tetapi Yehuda gagal melakukan kedua hal itu terhadap Allah (Yeremia 2:9-13). Allah menyatakan, 'Sebab dua kali umat-Ku berbuat jahat: mereka meninggalkan Aku, sumber air yang hidup, untuk menggali kolam bagi mereka sendiri, yakni kolam yang bocor, yang tidak dapat menahan air' (2:13). Yehuda menolak sumur Ilahi dan memilih sumur yang kering!
Kedua kejahatan ini membuat Allah 'berbantah' dengan Yehuda (2:9). Dalam bahasa Ibrani, kata ini menyatakan perhatian besar Allah. 'Berbantah' (Ibr.: rib) berarti < bertikai <. Saling menangkap dengan menarik rambut < tentang mereka yang bersaing dengan tangan dan pukulan < tentang mereka yang berbantah dengan kata-kata < bertikai secara hukum, untuk mengemukakan penyebab.'1Kata ini menegaskan kasih Allah. Itu merupakan permohonan lain dari Allah bagi Yehuda untuk berbalik dari jalan mereka yang jahat.
IA MENDATANGKAN KELAPARAN KE ATAS MEREKA
Ketika manusia menderita, mereka cenderung berseru kepada Allah untuk minta pertolongan. Karena menyadari perilaku ini, Allah menggunakan cara itu untuk mendorong Yehuda agar kembali kepada Dia. Yeremia 3:1-3 dan 14:1-22 menyinggung tindakan Allah yang menahan hujan. Ketika tanah menjadi retak, Yehuda berkabung dan mengakui dosa mereka di hadapan Allah (14:1-7).
Apakah rencana Allah berhasil? Tidak sepenuhnya. Dalam 14:7-9, terdapat sebuah pengakuan yang baik yang dicampur dengan perintah manusia untuk Allah! Ketika kaum itu membuat dan membungkuk di hadapan ilah-ilah mereka sendiri dan memindahkan ilah-ilah itu dari satu tempat ke tempat lainnya, mereka secara alami mengembangkan pola pikir bahwa yang bertanggung jawab atas ilah-ilah itu adalah mereka! Kemenyerahkan mereka kepada ilah-ilah seperti itu bercampur dengan sikap superioritas insani!
Sewaktu Yehuda mengakui dosa-dosa mereka, mereka mencampur pengakuan itu dengan pernyataan seperti ini: 'Ya Tuhan, bertindaklah demi kepentingan nama-Mu!'; 'Mengapakah Engkau seperti orang asing di negeri ini <?'; 'Kami dipanggil dengan nama-Mu; janganlah tinggalkan kami!' Allah tentunya merasa ingin menjawab,' Siapakah yang punya hak untuk memberitahu siapa tentang bagaimana harus bertindak? Siapakah yang telah menjadi orang asing di Yehuda-engkau terhadap-Ku atau Aku terhadapmu? Aku berusaha untuk menjadi Allahmu, namun engkau membelakangi Aku untuk melayani berhala! Siapakah yang meninggalkan siapa?' Setelah mereka mengakui dosa-dosa mereka dan dilanjutkan dengan memberikan Allah arahan, Allah berkata tentang mereka, 'Mereka sangat senang mengembara dan tidak menahan kakinya. Sebab itu TUHAN tidak berkenan kepada mereka; < Ia mau mengingat kesalahan mereka dan mau menghukum dosa mereka' (Yeremia 14:10). Bahkan kemudian, Yehuda tetap tidak bertobat! Mereka mengakui dosa-dosa mereka dengan bibir mereka tetapi tidak dengan mengubah hidup mereka. Celakalah mereka yang berpikir bahwa mereka bisa memotong kompas rencana penebusan Allah tentang penyesalan untuk mendapatkan pengampunan! (Lihat Bilangan 32:23; Lukas 13:3, 5; 2 Korintus 7:10.)
IA MINTA SATU ORANG UNTUK MELAKUKAN KEADILAN/MENCARI KEBENARAN
Keadilan Allah adalah jelas ketika Ia menawarkan untuk menyelamatkan Yehuda jika mereka mau menemukan dan mengikuti satu orang yang akan melakukan keadilan dan mencari kebenaran (Yeremia 5:1-6). Jika orang seperti itu dapat ditemukan, orang yang dihormati dan didengar oleh Yehuda, maka Allah akan mengampuni umat itu (ay. 1).
Yeremia ditugaskan mencari orang seperti itu. Ia memeriksa di antara orang miskin (ay. 4) dan orang besar (ay. 5), hanya untuk menemukan bahwa mereka semua telah 'mematahkan kuk, telah memutuskan tali-tali pengikat.' Yeremia menyimpulkan, 'pelanggaran mereka amat banyak, dan kesesatannya besar sekali' (v. 6). Bahkan kasih karunia Allah yang diperluas untuk mempersempit pertobatan hingga kepada satu orang yang setia tidaklah cukup bagi bangsa ini. Yeremia bisa menjadi orang seperti itu, tetapi mereka tidak mau menghormati dan merespon dia. Yehuda tidak menerima tawaran Allah, mereka tetap tidak bertobat!
IA MENDESAK MEREKA UNTUK MENYELAMATKAN DIRI
Yehuda harus sadar terhadap pelbagai konsekuensi dari dosa-dosa mereka sebelum pertobatan sejati dapat terjadi. Terlalu banyak nabi palsu dan imam-imam menenangkan umat itu dengan perkataan 'Damai sejahtera! Damai sejahtera!,' ketika tidak ada damai sejahtera (Yeremia 6:14; 8:11). Dosa sering memberi kepuasan dan kesenangan sebelum penderitaan. Pencobaan Iblis tampaknya seperti kegembiraan yang membuat tulang belakang kesemutan sampai buah dosa menjadi jelas. Orang-orang berdosa bisa jadi bersukacita di tengah-tengah pemberontakan sampai waktu menuai tiba (Galatia 6:7, 8).
Yehuda berada di ambang pembalasan ilahi yang akan berarti kehancuran dan penawanan (Yeremia 8:1-6, 9-13, 16-22). Rahmat Allah memberi Yehuda peringatan lainnya, himbauan kepada mereka untuk menyadari bahaya dan melarikan diri ke kota-kota berkubu (4:3-7). Mereka didesak untuk melarikan diri, untuk meniup sangkakala peringatan, dan untuk mencari jalan yang baik dan berjalan di dalamnya. Respon mereka terhadap jalan yang baik itu adalah 'Kami tidak mau menempuhnya!'; sehubungan dengan sangkakala peringatan, mereka berkata, 'Kami tidak mau memperhatikannya!' (6:1-17, terutama ay 17, 16). Yehuda tetap tidak mau bertobat!
IA MEMOHON MEREKA UNTUK BERPALING DARI PENYEMBAHAN BERHALA
Kita telah melihat bahwa Yehuda didakwa Allah dengan dua kejahatan. Mereka telah meninggalkan Allah, dan mereka telah berpaling kepada ilah-ilah lain (Yeremia 2:9-13). Dengan berpaling kepada ilah-ilah lain, yang tidak memberikan perintah atau peraturan, mereka bebas untuk mencuri, membunuh, berzinah, dan bersumpah palsu (7:9). Dalam semangat Yesaya 1:18, Allah berulang kali berusaha untuk bertukar pikiran dengan Yehuda dalam upaya untuk memalingkan mereka dari penyembahan berhala mereka!
Pertama, Ia ingin mereka melihat kemunafikan dalam berdiri di hadapan Allah di rumah yang disebut dengan nama-Nya, dengan menyatakan bahwa mereka bebas untuk melakukan perbuatan keji terhadap perjanjian yang Allah telah berikan (7:9-11; Keluaran 19:1-8; 20:1-17).
Kedua, mereka perlu memahami bahwa penyembahan berhala itu bukan cara untuk 'menjengkelkan'2(7:18) atau memprovokasi Allah. Sebenarnya, penyembahan berhala bukanlah ancaman terhadap Yang Mahakuasa. Sebaliknya, penyembahan berhala hanya akan menyakiti Yehuda, menuntun mereka ke dalam penderitaan dan permasalahan yang berlipat ganda. Penyembahan berhala tidak memalukan Allah, tetapi tindakan itu akan menimbulkan rasa malu kepada Yehuda (7:19). Oleh karena itu, seruan Allah kepada Yehuda untuk meninggalkan penyembahan berhala adalah benar dan rasional!
Ketiga, Yehuda perlu menyadari bahwa segala sesuatu yang dilakukan untuk berhala-berhala yang mereka 'cintai,' 'layani,' 'sukai,' 'cari' dan 'sembah' (8:2) tidak lebih dari apa yang Allah minta dari Yehuda kepada Dia. Betapa menyedihkan bahwa begitu banyak orang berbakti kepada pelbagai kekuatan yang merusak sambil menolak Pribadi yang dapat menebus mereka. Mereka menyerahkan diri kepada dosa daripada tunduk kepada Juruselamat!
Keempat, Allah berharap bahwa mereka akan mengerti bahwa hati mereka yang degil dan ibadah mereka kepada Baal itu sedang menimbun hukuman. Tindakan mereka itu seperti memberi makan cacing kayu dan meracuni air. Mereka akan dibantai oleh pedang dan dipencarkan ke pelbagai negeri asing sebagai tawanan (9:12-16). Buah penyembahan berhala yang berupa hukuman ini saja seharusnya sudah menjadi alasan yang cukup bagi Yehuda untuk lari dari berhala-berhala mereka, namun Yehuda tidak bertobat!
Kelima, umat ini perlu menyadari kesia-siaan penyembahan berhala (10:1-5) dibandingkan dengan supremasi Allah (10:10-16). Seperti alur penalaran sebelumnya yang mengungkapkan harga yang harus dibayar untuk pilihan yang salah, alur yang satu ini menunjukkan mengapa setiap jiwa yang logis harus menyingkir dari berhala-berhala yang tak berdaya dan bersukacita dalam kemungkinan menjadi salah seorang dari umat Allah.
Meskipun Allah sudah bertukar pikiran dengan Yehuda, kaum itu tidak mau melepaskan berhala-berhala mereka dan kembali kepada Dia. Mereka masih menolak untuk bertobat!
KESIA-SIAAN PENYEMBAHAN BERHALA
Yeremia dengan jelas menunjukkan perbedaan antara menyembah Allah dan menyembah berhala. Perhatikanlah uraian berikut ini.
Berhala (10:3-5)
'< berhala itu pohon kayu yang ditebang orang dari hutan, yang dikerjakan dengan pahat oleh tangan tukang kayu? Orang memperindahnya dengan emas dan perak; orang memperkuatnya dengan paku dan palu, supaya jangan goyang. Berhala itu sama seperti orang-orangan di kebun mentimun, tidak dapat berbicara; orang harus mengangkatnya, sebab tidak dapat melangkah. Janganlah takut kepadanya, sebab berhala itu tidak dapat berbuat jahat, dan berbuat baikpun tidak dapat.'
Allah (10:10-13)
'Tetapi TUHAN adalah Allah yang benar, Dialah Allah yang hidup dan Raja yang kekal. Bumi goncang karena murka-Nya, dan bangsa-bangsa tidak tahan akan geram-Nya.'
'Beginilah harus kamu katakan kepada mereka: 'Para allah yang tidak menjadikan langit dan bumi akan lenyap dari bumi dan dari kolong langit ini.' Tuhanlah yang menjadikan bumi dengan kekuatan-Nya, yang menegakkan dunia dengan kebijaksanaan-Nya, dan yang membentangkan langit dengan akal budi-Nya. Apabila Ia memperdengarkan suara-Nya, menderulah bunyi air di langit, Ia menaikkan kabut awan dari ujung bumi, Ia membuat kilat serta dengan hujan, dan mengeluarkan angin dari perbendaharaan-Nya.'
Semoga kita tidak pernah mengalihkan ibadah kita dari Allah. Setiap 'berhala' apa saja yang kita sembah akan gagal menolong kita.
IA MENGANCAM BAHWA MEREKA AKAN MENJADI SEPERTI SILO DAN EFRAIM
Sebagian besar bangsa memiliki tanggal dan tempat tertentu di mana bencana terjadi, perang dilancarkan, atau jumlah korban tewas menandai momen dalam sejarah. Silo telah membekas dengan cara ini dalam pemikiran pelbagai generasi orang Yahudi. Tiga puluh ribu orang Ibrani telah dibunuh di sana, dan tabut Allah dirampas oleh orang Filistin. Imam Besar, Eli, dan anak-anaknya juga mati sehubungan dengan peristiwa ini (1 Samuel 4:1-22). Nama 'Silo' mewakili hari yang terkenal bagi Yehuda. Namu itu mengandung konotasi memalukan sehingga tak seorang pun ingin mengenang kembali. Allah menunjuk kembali ke masa menyakitkan itu dan meyakinkan Yehuda bahwa, jika mereka tidak mengubah cara hidup mereka, sesuatu yang mirip Silo akan menimpa mereka: 'Karena itulah kepada rumah, yang atasnya nama-Ku diserukan < akan Kulakukan seperti yang telah Kulakukan kepada Silo' (Yeremia 7:14, 15a; 26:1-11; lihat Mazmur 78:55-72). Yehuda masih tidak bertobat!
IA MEMPERBAHARUI PERJANJIAN DENGAN YEHUDA
Beberapa telah mengaitkan Yeremia 11:1-11 dengan zaman Raja Yosia, ketika ia meminta Yehuda untuk masuk lagi ke dalam persyaratan perjanjian (2 Raja-Raja 23:1-3). Kedua Tawarikh 34:29-33 menegaskan bahwa selama pemerintahan Yosia umat itu menghormati perjanjian itu. Namun begitu, Yeremia menunjukkan bahwa tugas untuk menjaga perjanjian itu telah dilanggar (11:9, 10). Oleh karena itu, tidak lama setelah zaman Yosia, Allah tampaknya memanggil Yehuda lagi untuk berpaling kepada perjanjian itu daripada menjauhinya. Tercakup di dalam keputusan ini adalah segala berkat (jika mereka mematuhi) atau kutukan (jika mereka tidak mentaati) yang Musa telah ucapkan di dalam Ulangan 28 dan 29. Banyaknya ilah yang Yehuda miliki adalah sebanyak kota yang ia miliki dan banyaknya mezbah ilah ini adalah sebanyak jalan-jalan di Yerusalem. Oleh sebab itu, adalah jelas bahwa seruan perjanjian Allah adalah peringatan bagi Yehuda untuk bertobat (11:12, 13). Namun begitu, Yehuda tidak bertobat!
ALLAH MENAWARKAN UNTUK MENYAYANGI MEREKA JIKA MEREKA MENGUDUSKAN SABAT
Ketika Allah memperkecil kesulitan Yehuda kepada satu orang yang beriman dalam Yeremia 5:1-6, Ia setuju dalam Yeremia 17:19-27 untuk menyayangkan kota Yerusalem jika Yehuda bersedia melaksanakan satu perintah: untuk mengingat hari Sabat. Allah menyebutkan berbagai regulasi yang terlibat dalam bersikap setia kepada salah satu perintah itu:
- (1) Jangan membawa beban apapun pada hari Sabat (ay. 21).
- (2) Jangan membawa apapun melalui pintu-pintu gerbang Yerusalem pada hari itu (ay. 21).
- (3) Jangan membawa beban keluar rumah Anda pada hari itu (ay. 22).
- (4) Jangan melakukan suatu pekerjaan pada hari Sabat (ay. 22; Bilangan 15:32-36).
- (5) Kuduskanlah hari Sabat, seperti yang Allah telah perintahkan (ay. 22; Ulangan 5:12-15; Keluaran 20:8-11).
Peraturan ini mempengaruhi perjalanan, kegiatan, dan pekerjaan Yehuda. Allah memperingatkan umat itu bahwa jika mereka tidak melaksanakan satu perintah ini, Ia akan menyalakan api yang akan menelan habis istana di Yerusalem dan tidak akan bisa dipadamkan (ay. 27). Ketika Tuhan mendatangkan kehancuran, tidak ada yang tersisa! Yehuda seharusnya sudah melihat keadilan Allah dan kemarahan-Nya yang berapi-api di dalam rencana satu perintah ini, tetapi mereka tetap tidak bertobat!
IA MENDATANGKAN PERANG DAN KERUSAKAN
Betapa logis dan sabarnya Allah itu! Ia telah membuat banyak permintaan dan menawarkan begitu banyak pilihan-yang sia-sia! Allah bahkan telah memperingatkan dari awal tentang kekuatan dari utara yang dengannya kejahatan akan 'mengamuk malapetaka menimpa segala penduduk negeri ini' (1:14). Namun demikian, nabi-nabi palsu membalas dengan teriakan 'Damai sejahtera, damai sejahtera' palsu mereka (Yeremia 6:14).
Akhirnya, Allah telah dengan sabar menunggu cukup lama. Ia menyatakan, 'Aku sendiri akan berperang melawan kamu dengan tangan yang teracung, dengan lengan yang kuat, dengan murka, dengan kehangatan amarah dan dengan kegusaran yang besar' (21:5; lihat ay 1-10.). Yeremia 25:1, 8-11 menargetkan waktu awal seperti tahun keempat pemerintahan Raja Yoyakim (606 atau 605 S.M.). Waktu itu akan terus berlanjut sebagai musim konflik sampai tahun kesebelas pemerintahan Raja Zedekia (586 SM; 39:1-9).
Beberapa jiwa yang melarat ditinggalkan di Yehuda (39:10), dan Yeremia dipilih untuk tinggal di sana bersama mereka (40:1-6). Setelah beberapa puluh tahun dikalahkan dan dihancurkan, siapkah mereka untuk bertobat? Sayangnya, jawabannya adalah 'Tidak!' Betapa kuatnya hal ini mengidentifikasi kedalaman dosa mereka! Pasal 40 sampai 42 mengungkapkan adegan sedih tentang pembantaian yang lebih banyak ketika kelompok tersisa yang korup saling memakan satu sama lainnya. Dalam pemberontakan terhadap perkataan Yeremia, mereka pergi ke Mesir, membawa Yeremia bersama mereka (43:1-7). Di Mesir mereka melanjutkan jalan jahat mereka, dengan menyatakan bahwa satu-satunya saat baik yang mereka alami adalah ketika mereka telah mempersembahkan korban berhala (44:15-19). Kejenuhan dengan dosa yang tidak akan lenyap ini sudah dengan baiknya dirangkum oleh James Philip Hyatt:
Yeremia jauh lebih banyak memiliki harapan pertobatan di bagian awal karirnya daripada bagian selanjutnya nanti. Nas terkenal, 13:23, yang membandingkan kemungkinan Israel untuk belajar 'berbuat baik' yang adalah sama dengan kemungkinan orang Ethiopia berubah kulitnya atau macan tutul merubah tutulnya, mengungkapkan pesimisme nabi itu. Namun begitu pesimisme ini tidak didasarkan pada kurangnya iman kepada kemampuan Yahweh untuk memaafkan; melainkan lebih didasarkan pada pengetahuan Yeremia tentang kekuatan dari kebiasaan dan adat istiadat: itu adalah 'Engkau < yang terbiasa untuk berbuat jahat' yang merasa begitu sulit untuk bertobat dan belajar untuk mentaati Yahwe (band. Kalimat 'terampil dalam melakukan kejahatan' dalam 4:22).3
Pemberontakan Yehuda berlanjut terus, bahkan setelah mengalami banyak penderitaan dan rasa malu. Pertimbangkanlah semua rahmat dan pesan yang disampaikan oleh nabi Allah itu, semua permohonan dan rencana pertobatan yang ditawarkan oleh Allah! Dalam terang ini, tindakan sang Pencipta itu sepenuhnya dibenarkan!
Catatan Akhir:
- 1 Samuel Prideaux Tregelles, Gesenius' Hebrew and Chaldee Lexicon (Plymouth: N.p., 1857; reprint, Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1967), 767.
- 2 Ibrani: kaas-'< menjadi tidak suka, murung, tersinggung < marah < terganggu < menjengkelkan siapa saja, berduka' (Tregelles, 409).
- 3 James Philip Hyatt, 'The Book of Jeremiah,' in The Interpreter's Bible, vol. 5 (New York: Abingdon, 1956), 786.
Pengarang: Dayton Keesee
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Yeremia (Pendahuluan Kitab) Sebelas Langkah Yang Menjauhkan Suatu Bangsa Dari Allah
Yehuda berdiri sebagai contoh klasik dari harga yang manusia harus bayar ketika suatu negara...
Sebelas Langkah Yang Menjauhkan Suatu Bangsa Dari Allah
Yehuda berdiri sebagai contoh klasik dari harga yang manusia harus bayar ketika suatu negara berpaling dari Sang Pencipta. Manusia dan bangsa-bangsa harus mengakui kekuatan dan kedudukan Allah. Daniel memperingatkan kita:
"Sebab dari pada Dialah hikmat dan kekuatan! Dia mengubah saat dan waktu, Dia memecat raja dan mengangkat raja.<" (Daniel 2:20, 21).
"Supaya orang-orang yang hidup tahu, bahwa Yang Mahatinggi berkuasa atas kerajaan manusia dan memberikannya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, bahkan orang yang paling kecil sekalipun dapat diangkat-Nya untuk kedudukan itu" (Daniel 4:17).
Yunani terkenal dengan para filsufnya; Roma terkenal akan kode hukumnya dan kekuatan militernya. Budaya kuno, suku Maya, adalah budaya yang cerdas berabad-abad yang lalu dalam kajian mereka tentang langit.1Fakta bahwa budaya kuno, yang luar biasa itu sudah lenyap adalah bukti serius tentang kuasa Allah yang secara relatif sanggup melenyapkan manusia dan bangsa-bangsa. Alkitab menegaskan posisi Allah di hadapan dan di atas manusia: "Karena mata TUHAN menjelajah seluruh bumi untuk melimpahkan kekuatan-Nya kepada mereka yang bersungguh hati terhadap Dia" (2 Tawarikh 16:9). Gambaran yang bersifat dorongan tentang Allah yang peduli ini diimbangi dengan keadilan Allah tentang manusia yang memberontak. Yeremia 1:16 berkata, "Aku akan menjatuhkan hukuman-Ku atas mereka, karena segala kejahatan mereka, sebab mereka telah meninggalkan Aku, dengan membakar korban kepada allah lain dan sujud menyembah kepada buatan tangannya sendiri."
Bagaimanakah suatu bangsa bisa menjauh dari Allah? Ada waktunya ketika Allah berkata tentang Yehuda: "Aku teringat kepada kasihmu pada masa mudamu, kepada cintamu pada waktu engkau menjadi pengantin, bagaimana engkau mengikuti Aku di padang gurun, di negeri yang tiada tetaburannya. Ketika itu Israel kudus bagi TUHAN, sebagai buah bungaran dari hasil tanah-Nya" (Yeremia 2:2, 3). Dari hubungan yang ceria dan suci itu, Yehuda mengikuti setiap langkah mendasar di mana suatu bangsa menjauh dari Tuhan. Akibatnya adalah bahwa Allah dalam tiga kesempatan yang berbeda secara sabar menyatakan "Masakan Aku tidak menghukum mereka karena semuanya ini? < Masakan Aku tidak membalas dendam-Ku kepada bangsa yang seperti ini?" (Yeremia 5:9; lihat 5:29; 9:9).
Bangsa mana saja akan sudah berbuat baik bila mempelajari sebelas langkah berikut ini, untuk memeriksa apakah bangsa itu sedang menjauh dari Allah dan ke dalam bahaya hukuman-Nya (lihat 2 Korintus 13:5).
Langkah 1. Membiarkan para pemimpin menjadi korup. Lloyd Cory menulis, "Seorang pemimpin telah didefinisikan sebagai orang yang tahu jalan, melewati jalan itu dan menunjukkan jalan itu."2(Perhatikan Yohanes 14:6.) Namun begitu, Bergen Evans menyatakan, "Kepemimpinan lebih mungkin dijabat oleh orang yang agresif daripada oleh orang yang mampu, dan mereka yang berebut untuk naik ke atas lebih sering termotivasi oleh siksaan batin mereka sendiri."3
Apa pun motif atau metodenya, kepemimpinan di Yehuda bersifat duniawi dan korup. Raja Manasye menetapkan suatu ketetapan yang penuh dosa dan memalukan yang lebih buruk daripada bangsa-bangsa di sekitar dia (2 Raja-Raja 21:9-12; 24:3; 2 Tawarikh 33:9-17; Yeremia 15:1, 4-6). Raja Yoyakim memperluas rasa malu itu dengan egoisme, penghasilan haram, pemerasan, penindasan, dan penumpahan darah orang yang tidak bersalah (Yeremia 22:13-17). Nabi-nabi dan imam-imam telah tercemar. Mereka melakukan perzinahan, hidup dalam kepalsuan, dan bahkan membela para pelaku kejahatan (23:9-15).
Pada umumnya memang benar bahwa rakyat tidak pernah mendahului para pemimpin mereka, dan juga sama benarnya bahwa rakyat tenggelam ke dalam lubang jamban keduniawian ketika diperintah oleh pemimpin yang jahat! Yeremia meringkas langkah-langkah keterpurukan ini dengan kata-kata: "Kedahsyatan dan kengerian terjadi di negeri ini: Para nabi bernubuat palsu dan para imam mengajar dengan sewenang-wenang, dan umat-Ku menyukai yang demikian!" (Yeremia 5:30, 31).
Langkah 2. Lebih mendengarkan manusia daripada Allah. Sementara Kitab Suci di atas menyatakan bahwa ini adalah yang terjadi di Yehuda, nas 23:16, 17 mengetengahkan peringatan Allah:
"Janganlah dengarkan perkataan para nabi yang bernubuat kepada kamu! Mereka hanya memberi harapan yang sia-sia kepadamu, dan hanya mengungkapkan penglihatan rekaan hatinya sendiri, bukan apa yang datang dari mulut TUHAN; mereka selalu berkata kepada orang-orang yang menista firman TUHAN: Kamu akan selamat! dan kepada setiap orang yang mengikuti kedegilan hatinya mereka berkata: Malapetaka tidak akan menimpa kamu!"
Nabi-nabi ini mempromosikan kejahatan dan melenakan orang-orang berdosa dengan janji-janji palsu dan alim seperti itu. Tidak heran Allah menambahkan peringatan ini: "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN!" (17:5). Di sini dapat ditemukan penipuan ganda tentang menjadi terkutuk karena mengikuti manusia, yang tidak tahu bagaimana mengarahkan langkahnya sendiri (10:23), dan berjalan menjauhi Allah, yang jejaknya perlu kita ikuti (1 Petrus 2:21-25). Akibatnya, "kebohongan dan bukan kebenaran" akan menang di dalam negeri itu, ketika rakyat itu "melangkah dari kejahatan kepada kejahatan" (9:3).
Langkah 3. Beranggapan Anda mentaati Allah padahal tidak! Ketika Yehuda mendengarkan pelbagai pernyataan yang menyenangkan dan janji-janji dari para nabi palsu itu, mereka akan berkata, "Inilah kami, kami datang kepada-Mu, sebab Engkaulah TUHAN, Allah kami.< Sesungguhnya, hanya pada TUHAN, Allah kita, ada keselamatan Israel!" (3:22, 23). Hal itu mungkin terdengar baik, tetapi kenyataan menyatakan pelbagai ungkapan yang jelas itu adalah seperti seorang pemimpin pemerintahan yang membawa Alkitab ke tempat ibadah, tetapi kemudian di tempat lain melakukan tindakan penuh nafsu birahi, cabul sebelum matahari terbenam! Allah menarik kembali tirai realitas dalam 7:8-10: "Tetapi sesungguhnya, kamu percaya kepada perkataan dusta yang tidak memberi faedah. Masakan kamu mencuri, membunuh, berzinah dan bersumpah palsu, membakar korban kepada Baal dan mengikuti allah lain yang tidak kamu kenal, kemudian kamu datang berdiri di hadapan-Ku di rumah yang atasnya nama-Ku diserukan, sambil berkata: Kita selamat, supaya dapat pula melakukan segala perbuatan yang keji ini!"4
Allah menyatakan, "Engkau berkata: Aku tidak bersalah! Memang, murka-Nya telah meninggalkan aku! Sesungguhnya Aku akan membawa engkau ke pengadilan, oleh karena engkau berkata: Aku tidak berdosa!" (2:35).
Langkah 4. Berpaling kepada berhala. Dakwaan Allah adalah jelas: "Mereka < menolak mendengarkan firman-Ku. Mereka mengikuti allah lain dan beribadah kepadanya. Kaum Israel dan kaum Yehuda telah mengingkari perjanjian-Ku yang telah Kuikat dengan nenek moyang mereka. Sebab seperti banyaknya kotamu demikian banyaknya para allahmu, hai Yehuda, dan seperti banyaknya jalan di Yerusalem demikian banyaknya mezbah yang kamu dirikan untuk membakar korban kepada Baal" (11:10, 13).
Kita bisa mengumpulkan beberapa pelajaran penting dari gambaran Allah tentang kesesatan Yehuda: (1) Ketika seseorang meninggalkan Allah, ia akan segera menetapkan ilah lain bagi dirinya. (2) Manusia bisa menjadi fanatik dalam pengabdian dan penyembahan mereka kepada berhala. Banyaknya berhala yang Yehuda miliki adalah sebanyak kota yang mereka miliki dan banyaknya mezbah yang mereka miliki adalah sebanyak jalan-jalan di Yerusalem. Masalahnya bukan hanya pada jumlah; tetapi juga pada pengabdian dan dedikasi. Segala sesuatu yang Allah minta dari Yehuda diberikan oleh Yehuda kepada ilah mereka yang banyak itu (8:2). Allah tidak pernah meminta lebih dari Yehuda untuk Dia. (3) Loyalitas kepada Allah memberi arti kepada kehidupan, sedangkan kesetiaan kepada ilah-ilah hanya "mendirikan hal-hal yang memalukan" (11:13). Jika kita telah mengetahui perintah Allah, kita akan diberkati jika kita melakukannya (Yohanes 13:17). Sebaliknya, kesia-siaan berhala secara jelas digambarkan di dalam Yeremia 10:2-5, di mana mereka digambarkan dalam kata-kata ini: "Seperti orang-orangan di kebun mentimun, tidak dapat berbicara; orang harus mengangkatnya, sebab tidak dapat melangkah. Janganlah takut kepadanya, sebab berhala itu tidak dapat berbuat jahat, dan berbuat baikpun tidak dapat" (ay. 5; lihat Mazmur 115:3-8). Berhala tidak dapat berbicara, bergerak, atau bertindak untuk kebaikan atau kejahatan.
Langkah 5. Kehilangan kemampuan untuk membedakan antara yang baik dan yang jahat. Allah menyatakan bahwa mereka "pintar untuk berbuat jahat, tetapi untuk berbuat baik mereka tidak tahu" (4:22; lihat Ibrani 5:11-14). Hasil dari kebodohan ini secara khusus dinyatakan dalam 8:1-12:
Membuat mereka mencintai, melayani, mencari, dan menyembah berhala (ay. 2).
Mereka terus menerus berada di dalam kemurtadan (ay. 5).
Mereka berpegang teguh pada penipuan, dan melakukan penipuan (ay 5, 10). Mereka menolak untuk kembali kepada Allah (ay 5, 6).
Mereka mengatakan apa yang tidak benar (ay. 6).
Mereka secara manusiawi mengikuti jalan mereka sendiri dan tidak tahu peraturan Tuhan (ay 6, 7).
Para ahli kitab menulis dengan pena dusta (ay. 8). Mereka menolak firman Tuhan (ay. 9).
Mereka rakus terhadap keuntungan (ay. 10; lihat Kolose 3:5).
Mereka tidak malu dengan segala perbuatan keji mereka, mereka juga tidak tersipu-sipu. Kesimpulan Allah adalah bahwa mereka benar-benar telah jatuh dari Dia, dan "mereka akan rebah di antara orang-orang yang rebah, mereka akan tersandung jatuh pada waktu mereka dihukum" (ay. 12).
Langkah 6. Membiarkan perbuatan mesum menjadi gaya hidup. Kondisi pada langkah 5 akan secara alami menimbulkan langkah 6. Oleh karena itu, tidak mengherankan untuk menemukan Allah berkata, "Setelah Aku mengenyangkan mereka, mereka berzinah dan bertemu ke rumah persundalan. Mereka adalah kuda-kuda jantan yang gemuk dan gasang, masing-masing meringkik menginginkan isteri sesamanya" (5:7, 8; lihat 9:2-8; 3:1, 2). Adegan yang memuakkan ini meyakinkan lebih lanjut bahwa Yehuda sedang dalam perjalanannya menuju kehancuran.
Langkah 7. Mengizinkan memburuknya rasa hormat terhadap nyawa manusia. Dengan pedang mereka menumpas nabi-nabi sejati dan menumpahkan darah orang miskin (2:30, 34). Mereka menindas orang asing, yatim piatu, janda, dan orang-orang yang tidak bersalah (7:6; 9:8). Gaya hidup mereka memburuk hingga ke titik di mana pada suatu tempat antara praktek dan penghukuman, mereka bahkan akan "membakar anak-anaknya lelaki dan perempuan" (7:31).5
Untuk semua orang yang membaca hal ini dengan rasa bingung dan keraguan, ingatlah tentang pembantaian terhadap jiwa-jiwa yang tidak bersalah melalui aborsi yang sangat merajalela di seluruh dunia pada saat ini juga. Bahwa janin memang suatu kehidupan dibuktikan dengan ajaran Allah.6Ada anak-anak yang bergumul di dalam rahim Ribka (Kejadian 25:21-24), dan ada "bayi" di dalam rahim Elizabeth (Lukas 1:41, 44, kata yang sama yang digunakan di dalam Lukas 18:15; Kisah 7:19). Pesan dalam 19:7, 8 adalah jelas: Mereka akan dibunuh oleh pedang, dan kota mereka akan menjadi reruntuhan. Mereka yang telah jatuh dari Allah bisa berharap untu jatuh di hadapan Allah!
Langkah 8. Menjadikan materialisme tujuan hidup Anda (5:26-28; lihat 6:13-15; 17:11). Kemakmuran yang diperoleh dengan melakukan kesalahan menyebabkan lebih banyak penipuan dan menimbulkan sikap bergantung pada diri sendiri.
Ketika Yeremia menyatakan kejahatan Yehuda, tanggapan mereka adalah "Aku tidak bersalah! Memang, murka-Nya telah meninggalkan aku! < Aku tidak berdosa!" (2:35). Setelah peringatan yang lebih banyak lagi, mereka menjawab: "Imam tidak akan kehabisan pengajaran, orang bijaksana tidak akan kehabisan nasihat dan nabi tidak akan kehabisan firman!" (18:18).
Ketika materialisme telah mengarahkan umat itu untuk menjauh dari Pencipta mereka, maka kebenaran, integritas, kejujuran, dan harapan bagi umat manusia selalu melekat bersama sikap itu!
Langkah 9. Bergantung kepada bangsa lain daripada Allah. Ketika umat Allah ingin memiliki seorang raja seperti bangsa-bangsa di sekitar mereka, pada kenyataannya mereka itu menolak Allah sebagai raja mereka (1 Samuel 8:1-7). Dalam cara yang sama, ketika mereka mulai mencari keamanan mereka melalui persekutuan dengan bangsa-bangsa lain, mereka itu sedang berpaling dari Allah sebagai keamanan mereka!
Dalam Yeremia 2:14 Allah melontarkan satu pertanyaan tentang Yehuda: "Mengapa ia menjadi rampasan? Allah menambahkan, "Bukankah engkau sendiri yang menimpakan ini ke atas dirimu, oleh karena engkau meninggalkan TUHAN, Allahmu, ketika Ia menuntun engkau di jalan? Dan sekarang, apakah untungmu untuk pergi ke Mesir, hendak meminum air sungai Nil? Dan apakah untungmu untuk pergi ke Asyur, hendak meminum air sungai Efrat?" (2:17, 18).7
Karena Allah memiliki dan menjalankan alam semesta ini, mengapakah Yehuda meragukan kuasa atau kemampuan-Nya untuk memberi mereka keamanan?
Masalahnya bukan pada ketidakmampuan Allah untuk menawarkan keamanan, tetapi pada persekutuan bangsa yang Yehuda miliki yang merupakan jalan lain yang menjauh dari Allah!
Langkah 10. Menjadi keras kepala, menolak kebenaran ketika ditawarkan (5:23-25). Sikap keras kepala, kebiasaan bodoh Yehuda adalah dosa yang terjadi secara berulang-ulang. Yang menarik, Salomo menggunakan tiga kata Ibrani dalam kitab Pengkhotbah yang diterjemahkan "bodoh." Satu kata untuk menggambarkan kebodohan adalah "keras kepala" (Ibrani: sakal, Pengkhotbah 2:19; 10:3, 14).8
Pemberontakan yang bertubi-tubi oleh Yehuda di hadapan pelbagai peringatan dan permohonan Allah menghasilkan keterpisahan yang tidak akan terseberangi. Betapa menyedihkan bahwa sang Pencipta berulang kali berseru, dan yang dicipta dengan keras kepala berkubang dalam kedagingan!
Langkah 11. Bergerak dengan khayalan Anda sendiri! Ketika wahyu Allah telah digantikan dengan khayalan manusia, manusia menuju kehancuran! Bahwa Yehuda mengambil jalan ini adalah terbukti dari 23:16, 17:
Beginilah firman TUHAN semesta alam: "Janganlah dengarkan perkataan para nabi yang bernubuat kepada kamu! Mereka hanya memberi harapan yang sia-sia kepadamu, dan hanya mengungkapkan penglihatan rekaan hatinya sendiri, bukan apa yang datang dari mulut TUHAN; mereka selalu berkata kepada orang-orang yang menista firman TUHAN: Kamu akan selamat! dan kepada setiap orang yang mengikuti kedegilan hatinya mereka berkata: Malapetaka tidak akan menimpa kamu!"
Inilah arah keterpurukan yang Allah proyeksikan: (1) Manusia akan membenci Allah. (2) Mereka akan mulai hidup dalam kedegilan hati mereka sendiri. (3) Nabi-nabi akan menenangkan mereka dengan penglihatan dari khayalan mereka sendiri. (4) Manusia akan dituntun kepada kesia-siaan.
Arah yang memalukan ini berlanjut sampai harta benda dan penduduk negeri itu dikuras habis! Bahkan kelompok tersisa yang kecil, orang-orang yang dengan sikap memberontak pergi ke Mesir, telah dipandu dengan kebodohan yang sama ini. Mereka berkata kepada Yeremia, "Mengenai apa yang kaukatakan demi nama Allah kepada kami itu, kami tidak akan mendengarkan engkau, tetapi kami akan terus melakukan segala apa yang kami ucapkan" (44:16, 17a).
Ketika kita mempertimbangkan kematian, kehancuran, dan ratapan yang Yehuda alami oleh karena khayalan mandiri mereka sendiri, sangatlah menyedihkan melihat orang-orang di zaman kini memiliki sikap yang sama dengan bermain mata dengan dosa! Seberapa banyakkah keamanan kita bergantung pada khayalan dan kesenangan kita? Ketika dosa sudah muncul dalam lingkaran sosial, rumah tangga, dan gereja, berapa banyakkah yang membayangkan bahwa semuanya baik-baik saja?
KESIMPULAN
Kita telah menelusuri sebelas langkah yang Yehuda ambil dalam kejatuhannya dari Allah. Bangsa mana saja dapat memeriksa langkah-langkah itu untuk kepentingannya sendiri, untuk menentukan apakah bangsa itu sedang mengambil jalan yang sama. Seorang penulis memberikan siklus yang berfungsi sebagai ringkasan yang serius tentang pelajaran mengenai kejatuhan Yehuda.
Dari perbudakan menuju iman rohani. Dari iman rohani menuju keberanian yang besar. Dari keberanian yang besar menuju kebebasan. Dari kebebasan menuju kelimpahan. Dari kelimpahan menuju keegoisan. Dari keegoisan menuju berpuas diri. Dari berpuas diri menuju ketergantungan. Dari ketergantungan kembali lagi menuju perbudakan.9
Berapa banyakkah bagian dari siklus ini yang Yehuda ikuti ketika ia jatuh dari Allah? Di negara di mana Anda sekarang tinggal, berapa bagiankah dari siklus ini, atau berapa banyakkah dari sebelas langkah yang kita catat tentang Yehuda, telah diambil oleh bangsa Anda?
Pertobatan Kepada Keselamatan
Seperti Yeremia, Yesus juga mengkhotbahkan pertobatan. Ia memberitahu para pendengar-Nya, "< jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian" (Lukas 13:3, 5). Ketika Ia mengutus Dua Belas murid untuk mengajar orang- orang Yahudi, "Pergilah mereka memberitakan bahwa orang harus bertobat" (Markus 6:12).
Setelah kebangkitan Kristus, pada hari Pentakosta, Petrus mengatakan kepada orang-orang yang ingin diselamatkan, "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu <" (Kisah 2:38). Ini adalah apa yang Allah tuntut dari semua orang di mana-mana (Kisah 17:30). Allah tidak ingin "ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat" (2 Petrus 3:9).
Kita semua adalah orang berdosa (Roma 3:23), tetapi kita diundang untuk diselamatkan dari dosa-dosa kita dengan menyucikannya melalui baptisan (lihat Markus 16:16; Titus 3:5; 1 Petrus 3:21). Kita sudah mati dalam dosa (Efesus 2:1), tetapi oleh kasih karunia Allah, kita dapat diberikan hidup baru (Roma 6:4). Sebagai anak-anak Allah yang diampuni (1 Yohanes 2:12), kita tidak lagi hidup untuk hawa nafsu manusia, tetapi untuk kehendak Allah (1 Petrus 1:14; 4:2).
Banyak orang sudah diberi hak istimewa untuk mendengar perkataan Yeremia dan Yesus, namun telah menolak perkataan itu. Apakah Anda menerima dan menaati perkataan itu?
Catatan Akhir:
- 1 Immanuel Velikovsky, Worlds in Collision (New York: Macmillan, 1950), 196.
- 2 Lloyd Cory, Quotable Quotations (Wheaton, Ill.: Victor Books, 1994), 210.
- 3 Wesley D. Camp, Camp's Unfamiliar Quotations From 2000 B.C. to the Present (Englewood Cliffs, N.J.: Prentice Hall, 1990), 174.
- 4 Nas-nas lain telah membuktikan betapa umumnya perbuatan menipu ini di antara umat Allah (2:23-35; Yesaya 1:11-20; 29:13-16; Hosea 6:4-10; Amos 5:21-27).
- 5 Lihat 19:4, 5; 32:34, 35; Mazmur 106:34-39; 2 Raja-Raja 17:16, 17; 2 Tawarikh 33:4-6; Ratapan 2:20, 4:10).
- 6 Lihat Mazmur 139:14-16; Yeremia 1:5; Yesaya 44:2, 24; 49:1, 15.
- 7 Yehuda perlu memperhatikan hukum Allah dan diingatkan tentang Ulangan 32:7-43 (khususnya ay. 12, 15-18, 21, 28, 29, 31, 36, 39, 43). Pesan lain yang sangat jelas tentang kebodohan dalam mencari bantuan dari bangsa-bangsa lain ketimbang dari Allah dapat ditemukan di dalam Yehezkiel 23:1-49. Yesaya 2:5-22 menyajikan a adegan yang sama. Dalam setiap kasus pembaca dihadapkan dengan ilah-ilah dan kekejian bangsa-bangsa lain yang menyebabkan umat Allah jatuh jauh dari Dia (perhatikan 2 Raja-Raja 16:1-20, khususnya ayat 3; Yesaya 7:01-8:18).
- 8 Robert Young, Young's Analytical Concordance to the Bible, 22d ed., s.v. "fool."
- 9 Ann Landers, "Letter From Lt. Gen. W. W. Quinn," The [Oklahoma City] Daily Oklahoman (21 August, 1998): 14.
Pengarang: Dayton Keesee
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Yeremia (Pendahuluan Kitab) Enam Langkah Yang Menuntun Suatu Bangsa Kepada Allah
Sementara suatu bangsa secara pasti akan mendapat manfaat hanya dengan menghindari sebelas lang...
Enam Langkah Yang Menuntun Suatu Bangsa Kepada Allah
Sementara suatu bangsa secara pasti akan mendapat manfaat hanya dengan menghindari sebelas langkah yang dengannya suatu bangsa jatuh dari Allah, ada juga langkah-langkah tepat untuk dikejar oleh suatu bangsa untuk memastikan adanya kehadiran dan restu Allah. Suatu bangsa bukan hanya perlu menghilangkan hal negatif, tetapi juga pelu menonjolkan hal positif. Apa sajakah langkah-langkah yang menuju kepada pencapaian ini?
Langkah 1. Takut dan hormatilah Allah. Allah menyatakan kekecewaan-Nya terhadap Yehuda dalam kata-kata ini: 'Mereka tidak berkata dalam hatinya: Baiklah kita takut akan TUHAN, Allah kita, yang memberi hujan pada waktunya, hujan pada awal musim maupun hujan pada akhir musim, dan yang menjamin bagi kita minggu-minggu yang tetap untuk panen' (Yeremia 5:24). Ada beberapa pelajaran mendasar yang melekat di dalam nas ini: (a) Allah mengendalikan semua unsur. (b) Ia menopang kita, memberi kita waktu untuk menabur dan memanen. (c) Ia ingin kita mengakui dan menyadari bahwa kita hidup dan bergerak dan memiliki keberadaan kita di dalam Dia (Kisah 17:28). (d) Ia ingin pengertian ini ada di dalam hati kita (lihat 1 Yohanes 4:19; Yohanes 14:15). Ini benar-benar merupakan langkah pertama untuk berpaling kepada Allah.
Langkah 2. Mengetahui dan memahami Allah dan jalan-Nya. Yeremia menggambarkan kebanggaan dan patriotisme suatu bangsa dalam kata-kata ini:
'Tetapi siapa yang mau bermegah, baiklah bermegah karena yang berikut: bahwa ia memahami dan mengenal Aku, bahwa Akulah TUHAN yang menunjukkan kasih setia, keadilan dan kebenaran di bumi; sungguh, semuanya itu Kusukai, demikianlah firman TUHAN' (9:24).
Betapa mudahnya bagi manusia atau bangsa-bangsa untuk membanggakan kebijaksanaan, kekuatan, atau kekayaan daripada mengetahui dan menghargai kebaikan hati, keadilan, dan kebenaran Allah. Namun begitu, yang memungkinkan bangsa apa saja untuk maju dan makmur adalah berkat-berkat yang dari Allah ini.Langkah 3. Carilah Allah dengan segenap hati Anda. Tuhan berjanji kepada Yehuda melalui Yeremia, 'Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, "yaitu rancangan damai sejahtera "untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan. Dan apabila kamu berseru dan datang untuk berdoa kepada-Ku, maka Aku akan mendengarkan kamu; apabila kamu mencari Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu menanyakan Aku dengan segenap hati' (29:11-13). Kebaikan dan kekerasan Allah terlihat dalam 1 Tawarikh
28:9: 'Jika engkau mencari Dia, maka Ia berkenan ditemui olehmu, tetapi jika engkau meninggalkan Dia maka Ia akan membuang engkau untuk selamanya.' Dalam terang pilihan-pilihan tersebut, setiap bangsa haruslah dengan pasti mengetahui, mengerti, dan mencari Allah.
Langkah 4. Patuhi Allah. Mengetahui, memahami, dan mencari Allah tidak banyak gunanya kecuali diikuti dengan hasrat kuat yang murni untuk mentaati Tuhan. seperti Israel yang keluar dari Mesir dan seperti Yehuda yang berdiri di hadapan Yeremia, pesan Allah adalah sama: 'Dengarkanlah suara-Ku, maka Aku akan menjadi Allahmu dan kamu akan menjadi umat-Ku, dan ikutilah seluruh jalan yang Kuperintahkan kepadamu, supaya kamu berbahagia!' (Yeremia 7:23; lihat Keluaran 6:7).
Bukankah hal ini mendasar sekali bahwa yang dibuat harus merespon aturan sang Pembuat, yang diciptakan merespon Sang Pencipta, yang fana merespon yang Kekal? Pemazmur menjawab dengan kata 'Ya' yang kuat, dan menambahkan, 'Tetapi kasih setia TUHAN dari selama-lamanya sampai selama-lamanya atas orang-orang yang takut akan Dia, dan keadilan-Nya bagi anak cucu, bagi orang-orang yang berpegang pada perjanjian-Nya dan yang ingat untuk melakukan titah-Nya' (Mazmur 103:17, 18; huruf miring oleh saya).
Langkah 5. Menghormati orang lain. Ini akan mencakup orang-orang dari bangsa-bangsa lain. Hubungan manusia tidak hanya tegak lurus kepada Ilah, tetapi horisontal dengan manusia juga. Allah memasukkan keduanya ketika Ia memberi Yehuda pola-Nya untuk kelangsungan hidup mereka:
Jika kamu sungguh-sungguh memperbaiki tingkah langkahmu dan perbuatanmu, jika kamu sungguh-sungguh melaksanakan keadilan di antara kamu masing-masing, tidak menindas orang asing, yatim dan janda, tidak menumpahkan darah orang yang tak bersalah di tempat ini dan tidak mengikuti allah lain, yang menjadi kemalanganmu sendiri, maka Aku mau diam bersama-sama kamu di tempat ini, di tanah yang telah Kuberikan kepada nenek moyangmu, dari dahulu kala sampai selama-lamanya (Yeremia 7:5-7; huruf miring oleh saya).
Prinsip ini berlaku di bawah Kristus dan perjanjian baru. Yohanes menulis, 'Jikalau seorang berkata: 'Aku mengasihi Allah,' dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya. Dan perintah ini kita terima dari Dia: Barangsiapa mengasihi Allah, ia harus juga mengasihi saudaranya' (1 Yohanes 4:20, 21).
George Sand menulis, 'Negara itu, yang bukan Allah, "bagaimanapun harus tetap meniru Allah dalam pemikirannya, kesabarannya, perlindungan universalnya, kemanusiaannya, dan pandangannya yang jauh ke depan.'1Kata terakhir dalam komentarnya, 'pandangan yang jauh ke depan,' memperkenalkan prinsip akhir yang dengannya suatu bangsa berpaling kepada Allah dan terus bersama Dia.
Langkah 6. Percayakan masa depan kepada Allah. Suatu bangsa harus percaya kepada masa depan di bawah kasih kekal Allah dan dengan perjanjian kekal Allah. Aspek janji dari hubungan Allah dengan manusia dan bangsa-bangsa adalah salah satu fase yang paling menggembirakan dalam hubungan ilahi/manusia. Ketika Allah mengantisipasi kembalinya Yehuda yang murtad itu ke tanah air mereka, perhatikanlah rencana dan janji-janji-Nya:
Maka mereka akan menjadi umat-Ku dan Aku akan menjadi Allah mereka. Aku akan memberi mereka satu hati dan satu tingkah langkah, sehingga mereka takut kepada-Ku sepanjang masa untuk kebaikan mereka dan anak-anak mereka yang datang kemudian. Aku akan mengikat perjanjian kekal dengan mereka, bahwa Aku tidak akan membelakangi mereka, melainkan akan berbuat baik kepada mereka; Aku akan menaruh takut kepada-Ku ke dalam hati mereka, supaya mereka jangan menjauh dari pada-Ku. Aku akan bergirang karena mereka untuk berbuat baik kepada mereka dan Aku akan membuat mereka tumbuh di negeri ini dengan kesetiaan, dengan segenap hati-Ku dan dengan segenap jiwa-Ku' (Yeremia 32:38-41).
Di dalam satu nas itulah melekat semua enam langkah yang menuntun suatu bangsa kepada Allah, dari takut akan Allah hingga menjadi dermawan dari kebaikan kekal-Nya. Bangsa yang mematuhi enam prinsip ini akan tinggal di bawah janji ilahi-Nya: 'Aku mengasihi engkau dengan kasih yang kekal, sebab itu Aku melanjutkan kasih setia-Ku kepadamu. Aku akan membangun engkau kembali, sehingga engkau dibangun, hai anak dara Israel' (Yeremia 31:3, 4a ).2
Setiap bangsa harus merenungkan Mazmur 33:
Berbahagialah bangsa, yang Allahnya ialah TUHAN,"
TUHAN memandang dari sorga, Ia melihat semua anak manusia;
Dari tempat kediaman-Nya Ia menilik semua penduduk bumi. Dia yang membentuk hati mereka sekalian, Yang memperhatikan segala pekerjaan mereka.
Seorang raja tidak akan selamat oleh besarnya kuasa;
Seorang pahlawan tidak akan tertolong oleh besarnya kekuatan.
…………………………………………………………………………………"Sesungguhnya, mata TUHAN tertuju kepada mereka yang takut akan Dia, Kepada mereka yang berharap akan kasih setia-Nya, Untuk melepaskan jiwa mereka dari pada maut Dan memelihara hidup mereka pada masa kelaparan. Jiwa kita menanti-nantikan TUHAN.
Dialah penolong kita dan perisai kita! Ya, karena Dia hati kita bersukacita, Sebab kepada nama-Nya yang kudus kita percaya. Kasih setia-Mu, ya TUHAN, kiranya menyertai kami, Seperti kami berharap kepada-Mu.
(ayat 12-22).
KESIMPULAN
Kita telah mencatat raja-raja yang di bawah mana Yeremia melayani, cara-cara Allah yang dengan sabar berusaha untuk memanggil Yehuda kepada pertobatan, cara-cara suatu bangsa jatuh dari Allah, dan bagaimana suatu bangsa bisa (dan harus) berpaling kepada Allah.
Sebagian besar materi itu telah menggambarkan kepribadian nabi Yeremia- tempat ia berkhotbah, orang yang menolak dia, bagaimana ia ditolak, dan bagaimana ia merespon penolakan itu.
Terjalin di dalam semua ini terdapat sifat Allah yang berkilau dengan cerahnya untuk kita lihat. Ketika seseorang telah melihat perkataan dan pelbagai cara yang penuh kuasa dari Allah, ia bisa dituntun untuk dengan rendah hati berkata, 'Betapa Agungnya Engkau, Ya Allah'!
Kitab Yeremia memberi kita pengertian tentang raja-raja yang memerintah; tentang jalan yang benar bagi para nabi, para imam, dan orang-orang berdosa; tentang kesia-siaan penyembahan berhala; dan tentang supremasi Allah. Yeremia mengungkapkan penderitaan bangsa-bangsa yang murtad dan menjalin sisi-sisi negatif ini dengan janji-janji positif yang membuka mata kepada kemuliaan hari yang kekal itu.
Ia menjelaskan penyebab kehancuran dan juga mengidentifikasi jalan kebenaran.
Bimbingan Belajar: Kronologi Yeremia
Daftar berikut ini tentang raja-raja dan pelbagai peristiwa yang tercakup di dalam Kitab Yeremia diberikan oleh Dr. John George Dahler, yang telah berusaha untuk menempatkan pelbagai peristiwa di dalam kitab itu dalam susunan yang kronologis. Pasal-pasal yang bervariasi atau bagian dari pasal-pasal yang ia telah cantumkan dalam pelbagai bagian, masuk dalam daftar ini melalui 'pengamatan yang bijaksana relatif terhadap waktu, tempat, keadaan, dan materi yang terdapat dalam bagian tersebut. Pelbagai ceramah atau nubuatan-nubuatan yang disampaikan di bawah pemerintahan tertentu, dihasilkan di bawah pemerintahan itu dalam susunannya yang kronologis.'1
Nubuatan Di bawah Yosia |
Nubuatan Di bawah Zedekia |
Nubuatan Yang Disampaikan di Mesir |
4-6 |
||
Nubuatan Yang Berkaitan |
||
Nubuatan Di bawah Yoyakim |
||
Apendiks Sejarah |
||
Setelah Yerusalem Hancur |
||
Nubuatan Di bawah Yoyakhin |
||
Catatan Akhir:
- 1 Wesley D. Camp, Camp's Unfamiliar Quotations From 2000 B.C. to the Present (Englewood Cliffs, N.J.: Prentice Hall, 1990), 212.
- 2 Janji-janji Allah bagi kita saat ini mencakup perjanjian baru-Nya dan keselamatan melalui Kristus: Ibrani 8:6-13; 13:20, 21; Yohanes 14:6; Kisah 4:12; Matius 28:18-20; Markus 16:15, 16.
- 1 Adam Clarke, A Commentary dan Catatan Kritis pada Kitab Suci, vol. 4 (New York:-Cokesbury Tekan Abingdon, 1823), 250-51. Meskipun ini bukan daftar kronologis yang terinspirasi, namun daftar ini mungkin bisa membantu kita untuk menemukan beberapa bagian dari kitab tersebut dalam pengurutan waktu yang lebih mendekati.
Pengarang: Dayton Keesee
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Yeremia (Pendahuluan Kitab) Awal Pelajaran Teksnya
Ketika kita mendekati Kitab Yeremia, sikap dan perasaan J. A. Thompson berikut ini memberikan landasan untuk pelajaran kita:
...
Awal Pelajaran Teksnya
Ketika kita mendekati Kitab Yeremia, sikap dan perasaan J. A. Thompson berikut ini memberikan landasan untuk pelajaran kita:
Saya masih dapat mengingat dengan cukup jelas kunjungan pertama saya yang dilakukan ke desa Arab modern 'Anata, yang tentunya mewakili situs dugaan bagi desanya Yeremia, Anatot. Seluruh desa itu tampaknya merupakan tebaran bunga almond di segala penjuru tempat. Saya memanjat pagar yang tinggi dan memetik enam biji almond yang tersisa dari musim lalu untuk dibawa pulang ke Australia sebagai alat bantu mengajar yang berguna. Dalam khayalan saya melihat Yeremia berusaha keras untuk melintasi perbukitan dalam perjalanannya sejauh hampir lima kilometer menuju Yerusalem untuk menunjukkan pendiriannya di pelataran bait suci dan menyampaikan Khotbah Bait Sucinya. Selama bertahun-tahun saya telah berkali-kali membaca kembali khotbah itu untuk khotbah saya sendiri, tetapi bukan hanya kepada Khotbah Bait Suci itu saja. Seluruh isi kitab itu masih tampak hidup dan merupakan sumber perintah yang tidak pernah habis bagi saya, <1
Selama berabad-abad ribuan mahasiswa telah bergabung dengan Thompson dalam merenungkan pesan terilham yang Roh dan Yeremia telah sediakan untuk tujuan itu. Bill Banowsky menulis, Yeremia adalah produk dari zamannya sendiri yang bergelora dan memiliki pesan yang mendesak untuk orang-orang sezamannya. Pelbagai tulisannya adalah penting dari sisi sejarah sebagai gambaran yang jujur atas kebusukan internal Yehuda. Namun begitu, seperti setiap nabi, ia mampu melampaui lingkungannya sendiri dan menyatakan prinsip-prinsip abadi yang berlaku di segala zaman dan sangat penting bagi kita sendiri.2
Anda diundang untuk bergabung dengan mereka yang telah memperkuat jiwa mereka dengan mempelajari halaman-halaman yang terilham ini. "Zaman Yang Bergelora" itu akhirnya meledak, mengakibatkan berakhirnya Kekaisaran Asyur dan munculnya Kekaisaran Babel. Yang pertama itu sudah membawa umat Allah (Israel) ke dalam Pembuangan Asyur (721 S. M.; 2 Raja-Raja 17), dan yang terakhir akan membawa umat Allah (Yehuda) ke dalam Pembuangan Babel (605 S. M.; 2 Raja-Raja 24; 25) sebelum kisah ini berakhir. Kejadian-kejadian yang menyebabkan kejatuhan Yehuda, dan permohonan Yeremia yang berkali-kali untuk menghindari hal itu, membentuk kisah yang menyedihkan. Dr. Moorehead menggambarkan periode yang menyakitkan itu dalam kata-kata ini:
Waktu itu adalah nasib Yeremia untuk bernubuat ketika segala sesuatu di Yehuda sedang bergegas menuju bencana terakhir dan menyedihkan; ketika kegembiraan politik sedang pada puncaknya; ketika kegairahan yang paling buruk menggoyang berbagai pihak, dan pelbagai nasihat yang sangat mematikan menang. Tugasnya adalah menghalangi bangsanya yang tanpa berhenti sedang bergegas menuju kepada kehancuran; melakukan upaya heroik untuk menghentikan langkah itu, dan memutar kembali arahnya; dan gagal, dan dipaksa untuk menepi dan melihat bangsanya sendiri, yang dikasihinya dengan kelembutan seorang wanita, terjun bebas dari atas tebing curam itu ke dalam kehancuran yang luas dan kacau.3
Kesedihan dari adegan itu dijelaskan lebih lanjut oleh Thomas Macaulay Babington:
Sulit untuk membayangkan situasi apa saja yang lebih menyakitkan daripada situasi orang besar, yang diharuskan untuk menyaksikan penderitaan yang menggelayuti sebuah negeri yang kehabisan tenaga, untuk memperhatikan selama terjadinya kepanikan yang silih berganti dari kekacauan dan sumpah-serapah yang mendahului keberakhiran negeri itu, dan untuk melihat pelbagai tanda-tanda kehidupan lenyap satu per satu, sampai tidak ada yang tersisa selain kebekuan, kegelapan, dan kebobrokan.4
BAGAIMANAKAH BANGSA ITU BERAKHIR SEPERTI ITU?
Sebuah pelajaran yang tersamar yang perlu dipelajari tentang kejatuhan Yehuda diungkapkan di dalam 2 Raja-Raja 22. Dalam mempelajari kitab Yeremia, kita akan secara jelas melihat kemerosotan moral dari nabi-nabi, imam-imam dan rakyat Yehuda. Adegan mengejutkan di dalam 2 Raja-Raja menyejajarkan secara lebih dekat sikap dan pandangan mereka itu dengan Kekristenan saat ini daripada yang mungkin kita duga.
Di tengah-tengah para penyembah berhala, nabi-nabi palsu, dan raja-raja yang keras hati, sekelompok umat Allah yang naif, tidak terdidik, puas dengan diri sendiri sedang meluncur menuju kematian rohani. Perhatikanlah suasana rohani yang dominan di Yerusalem ketika Yosia memulai reformasi agamanya pada tahun kedelapan belas pemerintahannya (sekitar 622 S. M.). Raja Yosia mengutus Safan si panitera kepada imam besar Hilkia sehingga ia bisa menghitung "seluruh uang yang telah dibawa ke dalam rumah TUHAN," yang telah dikumpulkan dari pihak rakyat oleh penjaga-penjaga pintu (2 Raja-Raja 22:3, 4). Uang ini harus diserahkan ke tangan para pekerja yang mengawasi pembangunan rumah Tuhan (ay. 5). Para pekerja ini adalah tukang kayu, tukang bangunan, dan tukang batu yang mahir yang tahu cara membeli kayu dan memahat batu untuk perbaikan (ay. 6). Mereka itu adalah orang jujur yang akan "bekerja dengan jujur" (ay. 7), sehingga tidak perlu adanya perhitungan terhadap uang yang diberikan kepada mereka.
Dengan latar belakang renovasi ini, suatu penemuan terjadi. Hilkia menemukan kitab Taurat di rumah Tuhan (ay. 8). Hilkia memberikan kitab itu kepada Safan, panitera itu, yang lalu membacanya. Meskipun kitab itu ditemukan dan dibaca, Safan tetap melaksanakan pekerjaannya seperti biasa, menyerahkan uang kepada para pekerja dan melaporkannya kepada raja. Tampaknya laporannya kepada raja bahwa Hilkia telah menemukan kitab Taurat itu hanyalah sebagai laporan tambahan (ia menyebutnya "sebuah kitab"; ay. 10; NASB), dan Safan membacanya di hadapan raja.
Ketika raja mendengar perkataan kitab itu, ia merobek pakaiannya (suatu tanda keprihatinann yang dalam, kesedihan, ketakutan, atau penyesalan; lihat Kejadian 37:29, 34; 44:13; Bilangan 14:6; Yosua 7:6; 2 Samuel 3:31). Dengan segera, ia memerintahkan orang-orang penting untuk pergi dan berdoa kepada Tuhan bagi dirinya, dan seluruh Yehuda (ay. 13). Ia berkata, "< sebab hebat kehangatan murka TUHAN yang bernyala-nyala terhadap kita" (ay. 13). Ia mengakui bahwa rakyatnya dan nenek moyangnya tidak mendengarkan perkataan kitab itu! Selanjutnya, ia menunjukkan perhatian yang segera, dengan mengatakan bahwa perkataan dalam kitab itu adalah "tentang kita" (ay. 13; NASB). Ia mengutus orang-orang penting kepada "nabiah Hulda"(ay. 14). Raja itu tahu bahwa responnya yang terlihat bingung itu dibenarkan saat pesan Hulda dari Allah sampai kepada dia. Kitab itu menyatakan murka Allah menyala-nyala terhadap umat itu, dan pesan Allah dari nabiah itu "< *murka itu+ tidak padam-padam" (ay. 17).
Pernahkah Anda mengamati pelbagai pengaruh dan tanggapan pada umumnya di antara orang-orang "baik" yang berkaitan dengan hukum Allah dan pesannya bagi mereka?
PENERAPAN YANG SUNGGUH-SUNGGUH
Perhatikanlah kepuasan pola pikir "melaksanakan pekerjaan seperti biasa" yang menandai umat Allah ketika mereka mendekati detik-detik bencana nasional yang akan berujung pada Pembuangan Babel.
1. Hilkia, imam besar, menghitung uang. Peran imam besar yang dirancang oleh Allah untuk memberikan pelayanan rohani dengan menghadap Allah bagi umat itu sudah dikurangi kepada hal-hal yang bersifat materialis (pada intinya, "menjaga uang persembahan"; lihat Bilangan 18:6-8).
2. Para pekerja yang jujur menghabiskan waktu mereka dengan bekerja di rumah Tuhan ("menjaga bangunan gereja "). Daripada menjadi tempat ibadah, bait suci itu hanyalah sebuah tempat kerja.
3. Hilkia secara tidak sengaja menemukan salinan Taurat di rumah Tuhan, dan menyerahkannya kepada Safan bahkan tanpa membacanya lebih dahulu.
4. Safan, seorang panitera yang seharusnya terampil dalam pengetahuan dan penggunaan hukum Allah, membacanya, tetapi hal itu tidak merangsang timbulnya kepedulian rohani atau tindakan yang berguna! Ia menyebutnya sebagai "sebuah kitab," memperlakukannya dengan sikap hormat yang tidak lebih dari sikap hormat orang di zaman kini terhadap sebuah majalah, koran, atau siaran televisi. Tidak ada tindak lanjut, keprihatinan, pengujian diri, tindakan, atau perubahan!
Berapa banyakkah orang yang memiliki Alkitab masuk ke kelas Alkitab tanpa membawa Alkitab, atau tanpa meluangkan waktu lima belas menit untuk persiapan pelajaran? Berapa banyakkah orang yang tidak pernah mempertimbangkan untuk bertanya, "Hal apakah di dalam pelajaran ini yang berlaku untuk saya?" Berapa banyakkah yang tidak pernah bertanya, "Bagaimanakah pendapat Allah tentang kebiasaan kelas Alkitab saya [atau kepedulian saya bagi umat-Nya, Firman-Nya, dan peringatan-Nya+?" Berapa banyakkah orang yang mendengar khotbah tetapi lupa isinya pada perhimpunan berikutnya atau tidak membuat penerapan pribadi dari khotbah itu, menghasilkan pelajaran lebih lanjut, pertumbuhan rohani, atau perubahan hidup?
5. Tidak ada petunjuk sama sekali bahwa para pekerja itu punya kontak apa saja dengan hukum Allah itu. Mereka sibuk, saudara-saudara yang jujur yang tidak pernah mau repot-repot untuk mempelajari apa yang Allah katakan di dalam Taurat itu "tentang kita." Berapa banyakkah Anda mempelajari Firman Allah?
6. Jika raja itu tidak mendengar tentang Taurat itu, tampaknya tidak akan ada kepedulian, respon, atau pemulihan. Semua pemimpin lainnya telah bergeser jauh dari hukum Allah kepada pola-pola tradisional! Kaum Yehuda mungkin saja selama ini bersikap agamis, tetapi mereka tidak hidup benar; mereka itu bersifat tradisional, tetapi mereka tidak setia kepada hukum Allah!
Bagaimanakah dengan Anda? Apakah Anda benar-benar peduli dan berubah oleh karena apa yang hukum Allah katakan "tentang kita"? Apakah Anda sedang melakukan penelitian apapun tentang Firman Allah dan pelbagai peringatan-Nya kepada kita? Apakah Anda sedang membantu dengan reformasi atau restorasi apa saja di zaman kita ini?
Betapa Iblis itu bisa sangat licik ketika ia melenakan murid-murid Allah untuk bersikap tidak peduli! Setan dapat menggunakan hampir apa saja untuk menjangkau dan menjerat salah satu umat Allah yang hampir akan binasa oleh sebab kurangnya pengetahuan (Hosea 4:6). Demikianlah keadaan kaum Yehuda ketika Yeremia tampil ke pentas dan memberi mereka kitab yang terilham. Bagaimanakah Yeremia itu cocok ke dalam situasi yang menyedihkan ini?5
Yeremia adalah seorang nabi. [Pernyataan] semacam itu meskipun mungkin tampak usang dan tidak perlu, adalah penting untuk memahami orang ini dan kitabnya. Banyak hal-hal sangat baik bisa digunakan dan telah digunakan tentang Yeremia. Kefasihan bicara dan pelbagai karunia puitisnya yang luar biasa telah dipuji; wawasan yang dalam, keberanian yang kuat, komitmen yang teguh dan pemberitaannya yang penuh semangat tentang firman Allah menjadikan dia salah satu pahlawan sejarah Alkitab yang luar biasa. Ia adalah orang yang jujur-cukup jujur untuk mengungkapkan kepada semua generasi berikutnya tentang keraguan batinnya, ketakutan dan frustrasinya. Ia adalah seorang yang lembut yang penuh dengan belas kasihan untuk orang sebangsanya. Ia adalah seorang negarawan, negarawan yang luar biasa di Yehuda pada hari-hari tanpa harapan dari bangsa itu yang sedang menderita sekarat. Tetapi meskipun hal-hal yang sangat baik ini bisa saja benar namun hal-hal itu tidak banyak menambah pemahaman tentang Yeremia. Yang pertama dan terutama adalah bahwa Yeremia itu seorang nabi Allah. Ia percaya hingga ke lubuk jiwanya bahwa ia adalah seorang juru bicara Allah yang hidup.6
Bagaimana Yeremia menjadi nabi dan bagaimana ia menjawab tantangan itu akan diungkapkan di hadapan kita seraya kita sekarang bergerak masuk ke dalam pelajaran kitab ini dari pasal ke pasal.
Garis Besar Kitab Yeremia
Pasal 1 benar-benar merupakan kata pengantar bagi lima puluh satu pasal berikutnya. Meskipun sebuah garis besar tidak mengidentifikasi setiap rincian dari keseluruhan, namun komposisi umum kitab ini dapat dilihat dalam liputan Kitab Yeremia yang diringkas berikut ini. Akan baik bagi pembaca untuk menghafal sketsa thumbnail kitab ini.
I.Kata Pengantar (perhatikan pembagian pasal 1 dalam huruf miring pada bagian akhir garis besar ini).
II. Nubuatan Yeremia terhadap Yehuda dan Yerusalem (2-45).
- A. Tugas Allah kepada Yeremia diterima dan dilaksanakan (2-25). 1:1-9.
- B. Reaksi Umat itu terhadap Nabi Allah (26-36). 1:17-19.
- C. Janji Allah Terpenuhi oleh Kehancuran dan Kerusakan di Yehuda (37- 45). 1:11-16.
III. Nubuatan Yeremia Terhadap Bangsa-Bangsa (46-51).
- A. Mesir (46). 1:10.
- B. Filistea, Tirus, Sidon (47).
- C. Moab (48).
- D. Amon (49:1-6). E. Edom (49:7-22).
- F. Damsyik (49:23-27).
- G. Kedar dan Hazor (49:28-33).
- H. Elam (termasuk Media; 49:34-39).
- I. Babel (50, 51).
IV. Tinjauan Ulang Tentang Reruntuhan Yehuda (52).
Catatan Akhir:
- 1 J. A. Thompson, The Book of Jeremiah (Grand Rapids,Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1981), vii.
- 2 Bill Banowsky, "Jeremiah," 2nd Annual Ft. Worth Christian College Lectureship (1961): 308.
- 3 Dikutip dalam G. Campbell Morgan, Studies in the Prophecy of Jeremiah (Old Tappan, N.J.: Fleming H. Revell Co., 1969), 10.
- 4 Ibid., 9.
- 5 Untuk pelajaran yang lebih rinci tentang pergumulan nabi itu lihat "Jeremiah, 1" issue of Truth for Today (November 2000).
- 6 James E. Smith, Jeremiah and Lamentations (Joplin, Mo.:College Press, 1972), 55.
Pengarang: Dayton Keesee
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Yeremia (Pendahuluan Kitab) Kata Penutup
Betapa sebuah kitab yang hebat! Betapa seorang nabi yang luar biasa! Betapa Allah yang di atas segalanya! Membuat pernyataan ringkasan ...
Kata Penutup
Betapa sebuah kitab yang hebat! Betapa seorang nabi yang luar biasa! Betapa Allah yang di atas segalanya! Membuat pernyataan ringkasan terakhir tentang Kitab Yeremia sepertinya cocok tetapi terlalu menantang bagi pena manusia. Di dalam penelitian saya untuk pelajaran ini, saya menandai pelbagai pernyataan oleh pelbagai penulis untuk renungan khusus. Semoga mereka berguna untuk pelajaran Anda juga.
Betapa suatu kitab yang hebat! Kitab ini menggemakan nasib akhir orang-orang fasik dan mengingatkan kita bahwa ketidaksesalan menimbulkan kehancuran. Penipuan dan ketidakpedulian menimbulkan bencana. Telinga yang tidak mau mendengarkan, mata yang tidak mau melihat, dan kaki yang menjauhi kebenaran menimbulkan kehancuran. Nabi-nabi palsu, imam-imam yang bejad, para pemimpin yang plin-plan, dan rakyat yang sombong membentuk suatu bangsa yang terkutuk. Allah keadilan hanya dapat menetapkan hukuman, penderitaan, kesedihan, dan rasa malu untuk jiwa-jiwa yang keras kepala yang membenamkan dirinya ke dalam ketidaktaatan.
Peristiwa perjalanan kemerosotan Yehuda membuat pesan Yeremia bahkan lebih indah, karena ia memberitahukan tentang pemeliharaan Allah dan rencana-Nya untuk hari esok yang lebih baik. Di negeri tandus yang dicabik perang, nubuatan Yeremia dan janji-janji Allah menyingkapkan sinar harapan. Seorang komentator menggambarkan janji-janji Allah untuk kaum tersisa itu sebagai "hanya cahaya redup dari kejauhan, seperti bintang pagi menembus awan, yang ia sendiri tidak benar-benar melenyapkan bayang-bayang malam, meskipun ia memberitahukan bahwa terbitnya matahari sudah dekat, dan itu akan memperoleh kemenangan."1
G. Campbell Morgan menambahkan:
Di sini Allah selalu terlihat "Menjaga milik-Nya sendiri," yaitu, di atas segala tujuan-Nya sendiri, dan selalu bergerak menuju realisasinya yang penuh dan mulia.
Perjanjian Baru memiliki sifat yang sama, dan di dalamnya kita melihat gerak maju Allah menuju penggenapan bagi segala maksud kasih abadi-Nya. Berjalan di dalam terang wahyu-Nya adalah bukan untuk menemukan ruang untuk berputus asa, tetapi untuk bergerak maju, bahkan melalui kesengsaraan dan kegelapan yang luar biasa, dengan lagu-lagu tentang kedatangan kemenangan yang selalu terucap di bibir kita, dan cahaya Kota Allah yang selamanya bersinar di mata kita.2
Betapa seorang nabi yang luar biasa. Tidak heran Allah memasukkan kisahnya di dalam Firman-Nya! Banyak orang sudah diuntungkan dengan mempelajari keragu-raguan, pertumbuhan rohani, komitmen, dan tekad Yeremia. Kegigihannya dalam mengkhotbahi umat yang tidak bertobat, tangisannya yang disebabkan oleh cara jahat hidup mereka-bahkan sebenarnya, dari semua perasaan dan pergumulannya- menetapkan suatu standar yang dapat menjadi tantangan dan penghiburan. Setiap pengkhotbah dapat secara menguntungkan mengikuti jejak Yeremia, berusaha keras untuk menandingi langkah nabi ini yang memenuhi khotbahnya dengan "beginilah firman Tuhan."
Bill Banowsky berpendapat, [Yeremia telah digambarkan sebagai] seorang pria tua, bingung dan patah semangat, duduk di atas reruntuhan kota yang hancur, kepalanya yang mulia direbahkan dengan sedihnya di atas kedua tangannya dan membungkuk ke bawah sehingga ia tidak bisa melihat kegagalan menyedihkan khotbahnya. Namun nabi itu sudah tahu bahwa pelenyapan hal-hal yang sedang diguncang, adalah supaya apa yang tidak bisa diguncang boleh diterangi.
Di zaman perubahan, kegoncangan, dan revolusi, Yeremia, dengan iman yang tidak ragu-ragu, menyatakan kemajuan tertentu rencana kekal Allah. Hadiah langsungnya adalah cemoohan, penganiayaan, dan sikap tidak berterima kasih. Tetapi Yeremia akan berdiri selamanya sebagai batu penjuru yang kuat di dalam fondasi para nabi yang di atasnya bangunan megah gereja Allah dibangun.3
Adam Clarke menunjukkan patriotisme Yeremia:
Para patriot! kalian yang memberitahu kami bahwa kalian memiliki semangat yang bernyala-nyala untuk kesejahteraan negeri kalian, lihatlah pelbagai nubuatan dan sejarah dari orang yang luar biasa ini; lihatlah Ratapan-nya; periksalah seluruh hidupnya sampai kematiannya, dan belajarlah dari dia tentang apa arti patriotisme sejati! Orang yang berjaga-jaga, berdoa, dan hidup untuk kesejahteraan negaranya; yang memilih untuk berbagi kemalangan dirinya, kesedihannya, keinginannya, penderitaannya, dan aibnya, "yang hanya berhenti untuk hidup bagi negerinya ketika ia berhenti bernapas;-itulah yang namanya patriot.…!4
Harrell J. Costen menyampur pengaruh Yeremia dan Yesus di dalam penghargaan terakhir ini untuk nabi itu:
Tanah kelahirannya terkapar tak berdaya, dan sanak saudaranya menangis di tepi sungai-sungai Babel. Berdasarkan standar duniawi kehidupannya adalah kegagalan. Tetapi "kegagalan beberapa orang adalah kekekalan yang melampaui kesuksesan orang lain." Yeremia telah merintis jejak agama batin, pribadi, dan Yesus Kristus, enam abad kemudian, menjadikan jejak itu jalan raya bersama dengan semua orang yang mau berjalan di dalam persekutuan dengan Sang Keabadian dan menuju Kota Allah.5
Betapa Allah yang di atas segalanya. Fakta bahwa Allah terus saja menawarkan harapan setelah berabad-abad pemberontakan oleh Israel dan Yehuda menekankan kesabaran, ketekunan, dan pemeliharaan-Nya. Konsep bahwa Allah adalah kasih (1 Yohanes 4:8) harus jangan pernah dipertanyakan. Pikirkanlah lembah-lembah yang Ia telah lalui bersama murid-muridnya yang tidak taat, namun tetap mengulurkan secercah harapan kepada mereka. Terlepas dari jalan yang dipilih oleh umat-Nya yang keras kepala, Allah telah menyiapkan gerbang mutiara di mana umat-Nya boleh masuk untuk berjalan di jalan-jalan emasnya! Sesungguhnya, kasih-Nya itu "menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu" (1 Korintus 13:7). Namun begitu, janji Allah untuk menyelamatkan harus jangan pernah dipandang sebagai jalan keluar tanpa syarat. Ia meminta adanya sikap menyesal, dan Ia akan menghukum mereka yang bertahan di dalam pemberontakan. W. F. Adeney mengatakan, Allah mendatangkan hukuman ke atas bumi. Dan Ia tidak [mengecualikan] siapa saja darinya-pada semua peristiwa Ia tidak [mengecualikan] orang Kristen, karena "Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya." Jika tidak ada harapan untuk dihukum, dan hukuman adalah tanda sedang dicampakkan selama-lamanya oleh Allah, kita mungkin duduk saja dalam keputusasaan dengan wajah murung. Tetapi ada dorongan di dalam pokok pikiran itu bahwa hukuman itu bersifat sementara, sedang mengerjakan kebaikan untuk kita, dan mungkin diringankan dan diperpendek dengan pertobatan yang segera dan ketundukan yang sabar.6
Tuntutan yang Allah minta dari kita tidak menyimpang dari kerinduan-Nya yang terus-menerus untuk memiliki hubungan penuh kasih dengan manusia. Kenyataan bahwa Allah adalah Tuhan yang penuh kasih seharusnya menarik kita kepada Dia. Jika Yeremia secara tepat dicap sebagai "nabi penangis," ia memperoleh sifat itu dari Ilah. Cara hidup Yeremia berasal dari Sang Tuan! G. Campbell Morgan menyoroti disposisi ilahi itu dan pengaruhnya yang seharusnya sudah mempengaruhi kita:
Kita telah membaca nubuatan ini dengan sangat sembarangan jika kita hanya melihat penderitaan manusia di dalamnya. "Sekiranya kepalaku penuh air, dan mataku jadi pancuran air mata, maka siang malam aku akan menangisi orang-orang puteri bangsaku yang terbunuh!" Bisakah kita menemukan sesuatu untuk menimpali perkataan itu? Kita telah melakukannya. Kita telah bepergian selama berabad-abad sampai kita telah berdiri di atas lereng Bukit Zaitun dengan Manusia yang lebih kesepian daripada Yeremia, dan telah melihat Dia memandang Yerusalem, dan telah mendengar Dia mengucapkan azabnya, menangis seperti yang Ia lakukan. Itu adalah penggenapan nubuatan Yeremia."Penafsiran penderitaan Yeremia harus ditemukan pada penderitaan Yesus; dan penafsiran penderitaan Yesus harus ditemukan pada penderitaan Allah.7
J. Sidlow Baxter menambahkan:
Jadi, tandailah baik-baik orang yang luar biasa ini, Yeremia; dan seraya pikiran kita perlahan-lahan menilai dirinya biarkanlah doa hati kita berupa-
Ajari aku, ya Tuhan, untuk melayani seperti yang Engkau layakkan, Untuk memberikan, dan tidak menghitung biayanya; Untuk melawan dan tidak mengindahkan luka-lukanya; Untuk kerja keras, dan tidak untuk berusaha istirahat; Untuk bekerja dan tidak meminta imbalan apapun, Kecuali hanya mengetahui bahwa Aku melakukan kehendak-Mu.8
Yeremia akan berkata, "Semangat itu akan mendukungmu dan memastikan keberhasilanmu di hadapan Allah yang berdaulat, Tuhan semesta alam, Yang Mahakuasa!"
Kejatuhan Yerusalem (2 Raja 25:1-12)
"Maka pada tahun kesembilan dari pemerintahannya, dalam bulan yang kesepuluh, pada tanggal sepuluh bulan itu, datanglah Nebukadnezar, raja Babel, dengan segala tentaranya menyerang Yerusalem. Ia berkemah mengepungnya dan mendirikan tembok pengepungan sekelilingnya. Demikianlah kota itu terkepung sampai tahun yang kesebelas zaman raja Zedekia. Pada tanggal sembilan bulan yang keempat, ketika kelaparan sudah merajalela di kota itu dan tidak ada lagi makanan pada rakyat negeri itu, maka dibelah oranglah tembok kota itu dan semua tentara melarikan diri malam-malam melalui pintu gerbang antara kedua tembok yang ada di dekat taman raja, sekalipun orang Kasdim mengepung kota itu sekeliling. Mereka lari menuju ke Araba-Yordan. Tetapi tentara Kasdim mengejar raja dari belakang dan mencapai dia di dataran Yerikho; segala tentaranya telah berserak-serak meninggalkan dia. Mereka menangkap raja dan membawa dia kepada raja Babel di Ribla, yang menjatuhkan hukuman atas dia. Orang menyembelih anak-anak Zedekia di depan matanya, kemudian dibutakannyalah mata Zedekia, lalu dia dibelenggu dengan rantai tembaga dan dibawa ke Babel."
"Dalam bulan yang kelima pada tanggal tujuh bulan itu--itulah tahun kesembilan belas zaman raja Nebukadnezar, raja Babel-datanglah Nebuzaradan, kepala pasukan pengawal, pegawai raja Babel, ke Yerusalem. Ia membakar rumah TUHAN, rumah raja dan semua rumah di Yerusalem; semua rumah orang-orang besar dibakarnya dengan api. Tembok sekeliling kota Yerusalem dirobohkan oleh semua tentara Kasdim yang ada bersama-sama dengan kepala pasukan pengawal itu. Sisa-sisa rakyat yang masih tinggal di kota itu dan para pembelot yang menyeberang ke pihak raja Babel dan sisa-sisa khalayak ramai diangkut ke dalam pembuangan oleh Nebuzaradan, kepala pasukan pengawal itu. Hanya beberapa orang miskin dari negeri itu ditinggalkan oleh kepala pasukan pengawal itu untuk menjadi tukang-tukang kebun anggur dan peladang-peladang."
Kematian Lima Raja Terakhir Yehuda
Yeremia bernubuat selama pemerintahan lima raja Yehuda. Hal apakah yang sudah mengakhiri atau menimbulkan kematian atas masing-masing raja itu?
Yosia:
Yehuda berada di bawah kendali Asyur, dan Mesir sedang berperang dengan Asyur. Yosia meninggal pada 609 S.M., setelah bertempur dengan Firaun Nekho, raja Mesir, di dataran Esdraelon, dekat Megido (2 Tawarikh 35:24). Ia meninggal di Yerusalem, dan jasadnya dimakamkan di sana.
Yoahas:
Firaun Nekho, raja Mesir, memerintah atas Palestina selama beberapa tahun. Ia mengangkut Yoahas sebagai tawanan ke Mesir pada 609 S.M. (2 Raja 23:30-34; 2 Tawarikh 36:1-4; lihat Yeremia 22:10-12).
Yoyakim:
Ia dihukum mati oleh Nebukadnezar, raja Babel, pada tahun 598 S.M.
Yoyakhin:
Ia diasingkan ke Babel pada tahun 598 S.M., bersama dengan banyak bangsawan, penguasa, dan para tukang (termasuk Mordekhai; Ester 2:5, 6). Yoyakhin (Yekhonya) diizinkan untuk meninggalkan penjara dan diberi kenikmatan makanan, pakaian, dan istana selama sisa hidupnya (Yeremia 52:31-34; 2 Raja 25:27-30).
Zedekia:
pada waktu kejatuhan Yerusalem pada 586 S.M. ke tangan bangsa Babel, Zedekia mencoba melarikan diri tetapi tertangkap dan dibawa ke hadapan Nebukadnezar, yang membunuh anak-anak Zedekia di depan matanya dan kemudian membutakan kedua matanya. Ia diasingkan ke Babel bersama dengan banyak orang lain. Sejalan dengan penggenapan nubuatan Yehezkiel 12:13, ia tidak melihat Babel, tetapi ia meninggal di sana (Yeremia 39:6-8; lihat 52:11; lihat juga 2 Raja 24; 25; 1 Tawarikh 3:15; 2 Tawarikh 36:10, 11).
Catatan Akhir:
- 1 Otto Von Gerlach, in C. F. Keil and F. Delitzsch, Biblical Commentary on the Old Testament, vol. 8, Jeremiah, Lamentations (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., n.d.), 455.
- 2 G.Campbell Morgan, Studies in the Prophecy of Jeremiah (Old Tappan, N.J.: Fleming H. Revell Co., 1969), 288.
- 3 Bill Banowsky, "Jeremiah," 2nd Annual Ft. Worth Christian College Lectureship (1961): 320.
- 4 Adam Clarke, The Holy Bible With a Commentary and Critical Notes, vol. 4, Isaiah to Malachi (New York: Abingdon- Cokesbury Press, n.d.), 398.
- 5 Costen J. Harrell, The Prophets of Israel (Nashville: Cokesbury Press, 1933), 142.
- 6 T. K. Cheyne and W. F. Adeney, The Pulpit Commentary, vol. 11, Jeremiah, Lamentations, ed. H. D. M. Spence and Joseph S. Exell (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1950), 2:72.
- 7 Quoted in J. Sidlow Baxter, Explore the Book, vol. 3, Poetical Books (Job to Song of Solomon), Isaiah, Jeremiah, Lamentations (Grand Rapids, Mich.: Zondervan, 1974), 276.
- 8 Ibid.
Pengarang: Dayton Keesee
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Yeremia (Pendahuluan Kitab) Khotbah Pilihan: Dibutuhkan Pengkhotbah Yang Setia!
"Firman TUHAN datang kepadaku, bunyinya: 'Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibu...
Khotbah Pilihan: Dibutuhkan Pengkhotbah Yang Setia!
"Firman TUHAN datang kepadaku, bunyinya: 'Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa."tetapi kepada siapapun engkau Kuutus, haruslah engkau pergi, dan apapun yang Kuperintahkan kepadamu, haruslah kausampaikan.' "Lalu TUHAN mengulurkan tangan-Nya dan menjamah mulutku; TUHAN berfirman kepadaku: 'Sesungguhnya, Aku menaruh perkataan-perkataan-Ku ke dalam mulutmu. Ketahuilah, pada hari ini Aku mengangkat engkau atas bangsa-bangsa dan atas kerajaan-kerajaan untuk mencabut dan merobohkan, untuk membinasakan dan meruntuhkan, untuk membangun dan menanam'" (Yeremia 1:4-10).
Yeremia adalah seorang nabi di Yehuda selama lebih dari empat puluh tahun, dari waktu pertobatan dan pemulihan selama pemerintahan Yosia sampai kehancuran total Yerusalem pada zaman Zedekia. Kita membaca di dalam 2 Tawarikh bahwa Yosia adalah raja terakhir dari raja-raja yang "melakukan apa yang benar di mata TUHAN dan hidup seperti Daud, bapa leluhurnya, dan tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri" (34:2 ). Selama pemerintahan Yosia, imam Hilkia menemukan kitab Taurat Tuhan, yang diberikan oleh Musa, yang mencetuskan perjanjiannya untuk mengikut Tuhan dan pemulihan selanjutnya di seluruh Yehuda. Di sepanjang zaman Yosia, kaum itu tidak menyimpang dari mengikut Tuhan Allah nenek moyang mereka (34:31-33). Bahkan, 35:18 mengatakan bahwa tidak ada raja di Israel yang telah "merayakan Paskah seperti yang dirayakan Yosia dengan para imam dan orang-orang Lewi, dengan seluruh orang Yehuda dan Israel.…"
Namun begitu, kesadaran yang dipromosikan oleh Yosia berumur pendek. Para penerusnya "melakukan apa yang jahat di mata Tuhan "Allah"(2 Tawarikh 36:5). Yeremia menyaksikan kemerosotan moral dan rohani Yehuda sampai murka Tuhan turun ke atas bangsa itu dan menghancurkannya. Nebukadnezar bergerak masuk ke Yehuda pada tahun yang kesebelas pemerintahan Yoyakim, dan Yehuda memulai masa pembuangan selama tujuh puluh tahun di tangan Babel. Nebukadnezar mengangkut beberapa perkakas suci milik bait Tuhan ke Babel. Ia juga mengangkut orang-orang terbaik dari kaum itu; Daniel, Sadrakh, Mesakh dan Abednego adalah di antara kelompok itu. Belakangan, seluruh kota-bersama dengan bait suci Salomo- dihancurkan. Kaum itu akan menderita karena dosa-dosa mereka.
Adalah pada tahun ketiga belas pemerintahan Yosia ketika Yeremia, seorang imam muda, dipanggil menjadi nabi. Orang yang sensitif ini dipanggil untuk menghadapi raja-raja, nabi-nabi palsu, dan imam-imam yang munafik. Berani di hadapan manusia tetapi tak berdaya di hadapan Allah, ia telah disebut sebagai "nabi penangis." Bukanlah suatu kebetulan bahwa ketika Yesus berada di bumi, orang-orang mengidentifikasikan Dia dengan Yeremia (Matius 16:14). Yesus juga, adalah "orang yang penuh kesengsaraan" (lihat Yesaya 53:3). Kehidupan Yeremia tidaklah mudah, dan pelayanannya tampaknya tidak sukses menurut ukuran kesuksesan dunia, tetapi ia dengan setia melakukan tugas dari Allah untuk dia pada waktu yang sulit.
Tuhan menaruh firman-Nya di dalam mulut Yeremia, dan pesan itu tetap kuat dan relevan. Sebagian besar raja-raja yang memerintah selama waktu itu sudah dilupakan, tetapi kata-kata Yeremia si hamba Allah masih mengatakan apa yang harus dikatakan kepada dunia yang berdosa. Marilah kita lihat apa yang Yeremia butuhkan untuk menjadi hamba Allah yang setia, karena kualitas yang sama dibutuhkan pada zaman kini.
MENDENGARKAN (1:4-10)
Firman Allah pertama-tama datang kepada Yeremia sendiri. Hamba Tuhan yang efektif itu pertama-tama harus mendengarkan apa yang Tuhan katakan dan harus memutuskan apakah ia akan setia atau tidak untuk akan melakukan apa yang Allah tuntut dari dia. Allah sudah mengenal Yeremia dari waktu Ia membentuk dirinya di dalam rahim ibunya. Ia tahu segala hal tentang Yeremia. Ia mengetahui bakat dan hati Yeremia. Allah sendiri yang menguduskan dan menahbiskan Yeremia untuk menjadi nabi. Ia sudah secara khusus memilih dia untuk tugas berat ini.
Yeremia punya dalih: "Sesungguhnya aku tidak pandai berbicara, sebab aku ini masih muda" (ay. 6). Seperti Musa dan orang lain yang sangat banyak, Yeremia punya alasan mengapa Tuhan harus memilih orang lain untuk menjadi nabi-Nya. Setiap orang dari kita mungkin menemukan alasan untuk tidak melakukan pekerjaan Allah. Beberapa orang mungkin menganggap diri mereka terlalu muda, dan yang lainnya terlalu tua. Memang jauh lebih mudah untuk berkonsentrasi pada ketidakmampuan kita daripada percaya kepada apa yang Allah dapat lakukan melalui kita.
Sebagai jawaban atas protes Yeremia, Allah berkata, "Janganlah katakan: Aku ini masih muda, tetapi kepada siapapun engkau Kuutus, haruslah engkau pergi, dan apapun yang Kuperintahkan kepadamu, haruslah kausampaikan" (ay. 7). Yeremia perlu berhenti membuat dalih. Pesan Allah bagi Yeremia, pada intinya, "Engkau akan menjadi seperti yang Kuinginkan; engkau akan pergi ke tempat yang Kuinginkan; engkau akan mengatakan apa yang ingin Kukatakan. Jangan takut terhadap wajah mereka, sebab Aku menyertai engkau untuk melepaskan engkau. Aku telah menaruh firman-Ku di dalam mulutmu."
Allah mengangkat Yeremia atas bangsa-bangsa dan kerajaan-kerajaan untuk mencabut dan merobohkan, untuk membinasakan dan meruntuhkan, untuk membangun dan menanam. Tentu saja, kekuasaan itu tidak berada di dalam diri Yeremia, tetapi di dalam kata yang Yeremia harus katakan dalam nama Allah. Kita selalu harus ingat bahwa Allah masih menguasai dunia. Tuhan berkata di dalam Yeremia 18:7-10, Ada kalanya Aku berkata tentang suatu bangsa dan tentang suatu kerajaan bahwa Aku akan mencabut, merobohkan dan membinasakannya. Tetapi apabila bangsa yang terhadap siapa Aku berkata demikian telah bertobat dari kejahatannya, maka menyesallah Aku, bahwa Aku hendak menjatuhkan malapetaka yang Kurancangkan itu terhadap mereka. Ada kalanya Aku berkata tentang suatu bangsa dan tentang suatu kerajaan bahwa Aku akan membangun dan menanam mereka. Tetapi apabila mereka melakukan apa yang jahat di depan mata-Ku dan tidak mendengarkan suara-Ku, maka menyesallah Aku, bahwa Aku hendak mendatangkan keberuntungan yang Kujanjikan itu kepada mereka.
Kita, seperti halnya Yeremia, mungkin berpikir bahwa kita tidak sanggup atau tidak mampu menyelesaikan pekerjaan yang Allah telah tetapkan untuk kita lakukan. Musa membuat dalih di semak yang terbakar. Gideon membutuhkan tanda dari Allah. Bahkan Paulus bertanya tentang pelayanannya, "Tetapi siapakah yang sanggup menunaikan tugas yang demikian?" (2 Korintus 2:16). Terlalu sering, orang hanya menerima tugas-tugas yang dapat mereka lakukan berdasarkan kekuatan mereka sendiri dan tidak mempertimbangkan apa yang Allah dapat lakukan melalui mereka. Berdasarkan kekuatan kita sendiri, tidak seorang pun dari kita yang sanggup. Paulus menjawab perasaan ragu-ragu dan ketidaksanggupan kita: "Dengan diri kami sendiri kami tidak sanggup untuk memperhitungkan sesuatu seolah-olah pekerjaan kami sendiri; tidak, kesanggupan kami adalah pekerjaan Allah. Ialah membuat kami juga sanggup menjadi pelayan-pelayan" (2 Korintus 3:5, 6a).
Kekuatan itu tidak pernah ada di dalam diri kita sendiri, tetapi di dalam Allah kita yang kita layani. Tugas Yeremia adalah untuk setia kepada pelayanan kenabiannya; Allah akan mengurus sisanya.
MEMPERHATIKAN (1:11-16)
Yeremia perlu memperhatikan persoalan serius yang Yehuda hadapi dan pelbagai konsekuensi dari banyaknya dosa kaum itu. Allah menunjukkan dua hal kepada Yeremia:
Pertama, Ia memperlihatkan sebatang dahan pohon badam, yang dikenal baik oleh anak laki-laki dari Anatot di tanah Benyamin. Anatot adalah pusat budidaya badam, dan Yeremia akan dengan mudahnya mengenali cabang pohon badam. Allah menggunakan kata "badam" (Ibr.: shaqed) dan "memperhatikan" (Ibr.: shoqed) dalam suatu permainan kata. Karena kata-kata itu kedengarannya sama di dalam bahasa Ibrani, yang pertama ("badam") adalah untuk mengingatkan Yeremia tentang sebuah kebenaran penting tentang yang kedua ("memperhatikan"). Allah ingin Yeremia mengetahui tentang kesiapan-Nya untuk menggenapi apa yang Ia telah katakan. "Aku siap sedia (memperhatikan; NASB) untuk melaksanakan firman-Ku" (ay. 12). Tugas Yeremia adalah memberitakan; bagian Allah adalah kinerja.
Ilustrasi kedua yang Allah tunjukkan kepada Yeremia adalah periuk yang mendidih, airnya luber dan tumpah, datangnya dari sebelah utara. Tuhan menjelaskan, "Dari utara akan mengamuk malapetaka menimpa segala penduduk negeri ini. Sebab sesungguhnya, Aku memanggil segala kaum kerajaan sebelah utara,"" (ay. 14, 15). Ada dua jalan raya menuju Palestina, satu dari selatan melalui Mesir dan satu dari negeri-negeri di utara. Yehuda bisa mengantisipasi bencana yang datang dari utara. Ini adalah nubuatan pertama Yeremia tentang Penawanan Babel, yang akan terjadi sekitar dua puluh tahun kemudian.
Kejatuhan Yehuda merupakan akibat langsung dari dosa (ay. 16). Yehuda perlu memahami bahwa kemesuman dan agama palsu akan mengakibatkan kehancuran bangsa mereka. Berabad-abad telah berlalu sejak zaman Yeremia, dan masih banyak orang yang perlu mempelajari pelajaran bahwa dosa menimbulkan kehancuran.
Pada zaman Daud, bani Isakhar adalah "orang-orang yang mempunyai pengertian tentang saat-saat yang baik, sehingga mereka mengetahui apa yang harus diperbuat orang Israel" (1 Tawarikh 12:32). Pada zaman kini kita membutuhkan orang-orang yang memahami seperti apa zaman kita sekarang dan apa yang harus kita lakukan. Kita harus berdoa meminta hikmat seperti itu! Dunia kita sedang merosot secara moral dan rohani; kita butuh orang-orang yang dapat memimpin kita ke tingkat rohani yang lebih tinggi.
MELAKUKAN (1:17-19)
Tentunya terlihat sulit bagi Yeremia muda untuk menghadapi orang-orang yang lebih tua daripada dirinya sendiri dengan berita yang berisi kecaman. Waktu itu Yeremia belum berpengalaman, dan orang-orang yang ia tegur adalah orang-orang yang paling kuat di negerinya: para raja, para pangeran, para imam, dan nabi-nabi. Orang-orang yang usianya lebih tua dua dan tiga kali daripada usianya tidak akan mungkin mau mendengarkan seorang pemuda.
Di zaman kita, tampaknya kita takut mengatakan kepada siapa pun, "Kau telah berbuat dosa dan perlu bertobat." Kita sering terlalu malu untuk menegur pelbagai kepercayaan populer zaman kita. Orang yang paling berbahaya dan dibenci pada zaman kita mungkin adalah orang yang mencela kejahatan orang lain. Yesus tahu bahwa ""barangsiapa berbuat jahat, membenci terang dan tidak datang kepada terang itu, supaya perbuatan-perbuatannya yang jahat itu tidak nampak; tetapi barangsiapa melakukan yang benar, ia datang kepada terang, supaya menjadi nyata, bahwa perbuatan-perbuatannya dilakukan dalam Allah" (Yohanes 3:20, 21). Allah bersikap jelas terhadap Yeremia: "Mereka akan memerangi kamu, hai Yeremia" Mereka tidak mau mendengarkan apa yang ia harus katakan karena mereka tidak ingin mengubah hidup mereka dan berhenti dari dosa-dosa mereka. Namun begitu, ada lebih banyak hal lagi di dalam pesan Allah untuk Yeremia: "Mereka tidak akan menang melawan engkau!" Allah memberi nabi itu dua alasan untuk bertahan dengan keyakinan:
Pertama, Ia berkata, "Sesungguhnya pada hari ini Aku membuat engkau menjadi kota yang berkubu, menjadi tiang besi dan menjadi tembok tembaga melawan seluruh negeri ini" (ay 18a). Kota yang berkubu adalah kota yang bertembok tinggi dan memiliki persenjataan. Pilar-pilar besi yang kokoh tidak bisa dibakar habis; dan oleh karena penopangnya yang kuat, tembok-tembok perunggu itu tidak bisa dengan mudah dirobohkan. Ini adalah bahan-bahan paling kuat pada zaman itu, tahan terhadap serangan apa saja. Secara kiasan, Yeremia terbuat dari bahan-bahan tersebut, diperkuat oleh Allah. Tidak peduli apa yang terjadi, Allah akan memampukan dia untuk bertahan.
Kedua, Allah berkata, "sebab Aku menyertai engkau untuk melepaskan engkau" (ay. 19b). Yeremia dijanjikan pembebasan ilahi dari serangan apa saja yang kaum atau para penguasa itu lancarkan terhadap dia. Sama seperti Allah telah membebaskan Israel pada zaman Musa, Yosua, Gideon, Simson, Daud, dan Elia, maka Ia juga akan mengurus Yeremia (Roma 8:31-34). Kita memiliki Kristus, yang bersyafaat atas nama kita.
Allah akan mengurus kita. Tugas kita adalah berbuat! Kuatkanlah dirimu (lihat ay. 17)! Bangkit dan berbicaralah kepada orang lain untuk Kristus. Berpikir atau berbicara tentang mengambil tindakan pada "suatu hari" nanti adalah tidak cukup. Tiba saatnya bagi Anda untuk mempersiapkan diri, menguatkan diri, dan bertindak! Kita harus memberitakan Injil (2 Timotius 4:1-5) dan menyatakan kesalahan (Efesus 5:11).
Keyakinan Yeremia selama saat-saat sulit itu terlihat di dalam Yeremia 20:9-11:
Tetapi apabila aku berpikir: "Aku tidak mau mengingat Dia dan tidak mau mengucapkan firman lagi demi nama-Nya", maka dalam hatiku ada sesuatu yang seperti api yang menyala-nyala, terkurung dalam tulang-tulangku; aku berlelah-lelah untuk menahannya, tetapi aku tidak sanggup. Aku telah mendengar bisikan banyak orang: "Kegentaran datang dari segala jurusan! Adukanlah dia! Kita mau mengadukan dia!" Semua orang sahabat karibku mengintai apakah aku tersandung jatuh: "Barangkali ia membiarkan dirinya dibujuk, sehingga kita dapat mengalahkan dia dan dapat melakukan pembalasan kita terhadap dia!" Tetapi TUHAN menyertai aku seperti pahlawan yang gagah, sebab itu orang-orang yang mengejar aku akan tersandung jatuh dan mereka tidak dapat berbuat apa-apa. Mereka akan menjadi malu sekali, sebab mereka tidak berhasil, suatu noda yang selama-lamanya tidak terlupakan!
KESIMPULAN
Kebutuhan kita saat ini adalah sosok Jeremia yang lebih banyak-orang-orang yang akan menangis atas dosa. Kita butuh orang-orang dengan belas kasihan dan kasih yang akan berbicara tanpa kompromi dan terus-menerus melawan musuh nyata kita- dosa! Masing-masing dari kita adalah bagian dari masalah dosa atau bagian dari solusi dosa (hamba Allah). Yang manakah bagian Anda?
Phil Sanders
Hasil Panen Yang Mengerikan (51:34-44)
Prinsip Yang Abadi (ay. 36) - Menabur & Menuai Nasib Yang Menimpa (ay. 37) - Kengerian & Ketandusan Hukuman Yang Tragis (ay. 39) - Tidur Selamanya Khayalan Yang Bodoh (ay. 40) - Domba & Kambing Iman Yang Tak Berdaya (ay. 41-44) - Sesakh & Bel John L. Kachelman, Jr.
Pengarang: Phil Sanders
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Yeremia (Pendahuluan Kitab) Khotbah Pilihan: Air Mata Pengkhotbah
ama terkenal "Yeremia" dengan segera mengingatkan "tangisan." Julukan "nabi penangis ...
Khotbah Pilihan: Air Mata Pengkhotbah
ama terkenal "Yeremia" dengan segera mengingatkan "tangisan." Julukan "nabi penangis Israel" sangatlah pantas oleh sebab banyaknya acuan kepada penderitaan yang menyentuh hati yang Yeremia ungkapkan (8:18-9:6; 13:17; 15:10; 20:7-9, 14-18; 48:30-32).
Yeremia diidentifikasi sebagai salah seorang nabi "besar" oleh karena panjangnya nubuatan tertulisnya. Hanya ada sedikit kelas Alkitab yang telah menghabiskan waktu untuk melakukan kajian menyeluruh tentang orang ini, dan lebih sedikit kajian yang mendalam yang telah disampaikan dari atas mimbar. Kurangnya kajian atas nubuatan ini adalah mengerikan. Marilah kita belajar dari nabi besar ini.
KARAKTERNYA
Karakter nabi ini mencerminkan sifat-sifat heroik yang harus ditiru oleh orang Kristen zaman kini-kesetiaan yang tegas kepada Allah, kecaman tanpa kompromi terhadap kelaliman, dan tekad untuk mengungkapkan dan menghadapi kesalahan.
Yeremia menduduki sosok paling "tak-heroik" dari nabi Allah mana saja: Ia ditempatkan di dalam tahanan rumah, dipasung di atas rumah Tuhan, dan dilemparkan ke dalam perigi, di mana ia diperosokkan ke dalam lumpur dan dibiarkan mati. Ia dihina, diburu, dibenci, dan dicela. Ia tidak menginginkan tugas yang diberikan, dan ia mencoba untuk berhenti. Ia rajin berdoa tetapi tidak menerima jawaban. Ia selalu tersedu-sedu tetapi tidak menerima penghiburan. Ia sungguh-sungguh memberitakan firman Allah tapi tidak pernah merubah cara hidup kaumnya.
Ia bergumul dengan keraguan, menghadapi kecaman yang bertubi-tubi, dan menjadi sasaran ejekan yang menyakitkan. Ketidaktenarannya bukan hanya bersifat "lokal." Beberapa surat ditulis dari beberapa negeri asing yang menyebut dia gila dan menuntut penahanan dan hukuman atas dirinya.
Raja-raja, warga negara, para penguasa, dan imam-imam menganggap Yeremia suatu "gangguan" dan pengacau. Bagi orang-orang di zamannya, Yeremia bukan apa-apa kecuali seorang "pahlawan." Namun demikian, kualitas heroik yang membedakan Yeremia dengan cepat menjadi nyata di dalam nubuatannya:
1. Ia tidak bisa menyangkal supremasi Allah (32:16-25).
2. Ia menolak untuk mengompromikan beritanya, tetapi mengucapkan kata-kata yang seperti api yang menghanguskan saat ia menyampaikan pesan Allah tentang penghancuran (38:1-4; lihat 5:14; 36:20-31).
3. Ia tidak menempatkan kepentingan pribadi di atas kehendak Allah-apapun yang Allah perintahkan, Yeremia taati, terlepas dari ketidaknyamanan pribadi yang ia rasakan (11:19; 16:2-4; 20:1-9).
4. Ia mencari perlindungan di dalam perlindungan Allah (16:19; 17:7, 8; 20:11-13).
Pemanggilan Yeremia kepada tugas kenabian memberikan wawasan dengan mengungkapkan fakta penting tentang orang ini (1:5-10). Pertama, ia adalah orang yang tepat untuk pekerjaan itu (1:5). Perannya di dalam rencana induk penebusan oleh Allah telah direncanakan; tugasnya sangat penting. Kedua, Yeremia hidup dalam kekaguman terhadap Allah (1:6a). Responnya terhadap pemanggilannya mengungkapkan kerendahan hatinya. Pengakuannya atas pemerintahan Allah yang berdaulat secara tetap dikaitkan dengan pelayanannya.
JAMINANNYA
Yeremia mencoba untuk melepaskan dirinya dari tugas itu (1:6b-8); tetapi setelah mengakui kedaulatan Allah, ia tidak bisa menghindari tugas itu. Nabi itu mengira ia masih terlalu muda. Perhatikanlah bahwa Allah tidak membantah bahwa ia masih muda, tetapi hanya memberitahu Yeremia bahwa tugas itu harus dilaksanakan. Meskipun ia masih muda, Yeremia diperlengkapi dengan cukup untuk tugas itu (1:8-10). Selain itu, ia tidak bergantung pada kekuatannya sendiri.
Tuhan memberitahu pemuda yang cemas itu, "Jangan takut." Ketakutan Yeremia dapat dimengerti; ia mengetahui waktu, pendengar, dan politik saat itu. Namun begitu, ia diyakinkan bahwa "perkataan" Tuhan akan dimasukkan di dalam mulutnya dan ia "ditunjuk" oleh Allah (1:9-19). Kedua jaminan itu akan melegakan nabi itu selama empat puluh tahun lebih berikutnya ketika ia dihina, diejek, dan diabaikan. Ia akan mampu untuk menentang pelbagai tuduhan tentang memberitakan pendapatnya sendiri dan memutar-balikkan firman Allah, karena sejak awal pelayanannya, ia telah memiliki dua kebenaran pasti ini dari Tuhan Allah. Dua kebenaran yang sama ini tersedia bagi para guru dan pengkhotbah dari Allah di zaman kini.! Firman Allah, Amanat Agung Kristus menawarkan keamanan yang sama kepada Anda seperti yang ditawarkan oleh pesan dari Allah ini kepada nabi dari Anatot.
Pemberitaan ini tidak berarti bahwa Yeremia menjadi seorang orator yang sangat fasih berbicara. Satu-satunya jaminan adalah bahwa nabi itu akan mengatakan firman Allah. Di sepanjang nubuatan itu, kita melihat seringnya acuan kepada pengilhaman terhadap pesan yang diucapkan. Kata-kata yang disampaikan bukan khayalan nabi itu; perkataan itu adalah perkataan Allah! Ungkapan "firman Tuhan" terjadi sembilan puluh tujuh kali di dalam Perjanjian Lama, dan empat puluh sembilan dari acuan itu terdapat di dalam nubuatan Yeremia-hampir di dalam setiap pasal! Pelbagai frasa yang menghubungkan kata-kata nubuatan itu kepada pengilhaman ("firman Tuhan," "firman-Ku," "pernyataan Tuhan") terjadi lebih dari lima ratus kali di dalam Kitab Yeremia!1
Menyadari bahwa kata-kata yang ia ucapkan itu berasal dari Allah memberikan Yeremia kekuatan yang hampir tak terlukiskan. Api yang menyala-nyala terkurung di dalam tulang-tulangnya (20:9). Ia akan makan firman Allah (15:16a). Kadang-kadang kata-kata ini membuat dia bersukacita (15:16b), dan di lain waktu pesan Allah itu membuat dia terhuyung-huyung (23:9) dan membuat dia sakit (38:6, 9); tetapi perkataan itu selalu penuh kuasa. Jaminan Yeremia datang dari kuasa firman Allah (1:10). Nabi itu "[diangkat] "atas bangsa-bangsa dan atas kerajaan-kerajaan untuk mencabut dan merobohkan, untuk membinasakan dan meruntuhkan, untuk membangun dan menanam." Firman terilham Allah itu berlaku bagi semua bangsa. Firman itu memiliki konsekuensi negatif dan positif. Dari enam kata kerja yang digunakan di dalam 1:10, hanya dua ("membangun" dan "tanaman") yang "positif."
Kekuatan di balik pesan Yeremia yang dari Allah itu digambarkan oleh dua buah benda. Di dalam 1:11, 12, Yeremia mempelajari pelajaran dari pohon badam. Ketika nabi itu memandang sekeliling, ia tidak melihat apa-apa kecuali iman yang mati, agama yang mati, dan kebangsaan yang mati. Semuanya mati! Pohon badam itu adalah pengingat bahwa Tuhan tidak mati, tetapi hidup dan bekerja. Sekali lagi, penekanannya adalah pada "firman" Allah. Allah telah menaruh kata-kata-Nya di dalam mulut Yeremia, dan Ia meyakinkan nabi itu bahwa hasilnya akan datang.
Ilustrasi yang kedua datang dari periuk yang mendidih di dalam 1:13-19. Pelajaran visual ini memperkenalkan kepada nabi itu wahyu ilahi tentang apa yang sebenarnya Allah sedang lakukan. Kesusahan akan timbul dari utara dan akan membakar Yehuda (pasal 14-16). Ini adalah pesan yang Yeremia harus sampaikan. Kehancuran akan datang, tetapi Allah tetap pegang kendali. Pesannya jelas, dan Yeremia ditugaskan untuk menyebarkannya. Ia memiliki jaminan kekal bahwa pesan ilahi itu akan menunaikan tugasnya. Yang nabi pemalu itu harus lakukan hanyalah memberitakannya.
Kebersandaran Yeremia pada firman Allah tidak membuat dia populer. Faktanya, hal itu membuat dia diolok-olok, diejek, dan dicemooh. "Kemenangan dan kekalahan, kesedihan dan kegembiraan, pemuliaan dan penghinaan, sifat malu-malu dan keberanian, semua itu terus-menerus menimpa dia; namun di atas segala rintangan itu ia tetap berkomitmen dengan tegas terhadap tugas kenabiannya"2Seraya kita menghadapi perjuangan yang sama, marilah kita juga bersikap tegas dan berani (lihat 2 Timotius 1:7, 8).
KEKHAWATIRANNYA
Air mata nabi itu bukannya tanpa sebab. Tangisannya mengingatkan kita bahwa mereka yang dengan tulus berdedikasi kepada Allah adalah orang-orang yang hatinya hancur oleh karena kesalahan dalam bidang agama dan penyimpangan doktrin. Anggota gereja Tuhan pada zaman kini perlu diingatkan tentang pelajaran dasar ini. Air mata nabi itu dengan tanpa salah mengajarkan bahwa penyimpangan dari Firman Allah adalah situasi yang menyedihkan (lihat Filipi 3:18, 19).
Lingkungannya
Memahami situasi umum kehidupan di sekitar Yeremia akan membantu kita memahami nubuatannya dan mempelajari pelajaran tentang nilai kekal.
Orang dapat dengan mudahnya merangkum jenis lingkungan di mana Yeremia hidup-bobrok! F. B. Meyer memberikan gambaran ini: "Raja dan pengadilan, para penguasa dan rakyat, para nabi dan para imam, terinfeksi dengan kejahatan keji, karena melakukan apa yang membuat orang Kanaan diusir dari Tanah Perjanjian berabad-abad sebelumnya."3
Penolakan terhadap kemutlakan Allah demi kenisbian manusia menimbulkan dampak yang mencelakakan masyarakat pada umumnya. "Semua jenis kejahatan tumbuh bebas. Orang miskin dijarah, orang tidak bersalah difitnah bersalah; orang-orang jahat mengincar orang yang bisa dimangsa; pencurian dan pembunuhan, perzinahan dan penyembahan berhala, seperti spora kebobrokan, memenuhi udara yang pengap dan berkembang di tanah yang tercemar (2:20, 27, 34 ; 5:7, 8, 26; 9:2)."4
Karena meninggalkan hukum Allah, Yehuda mempraktikkan agama yang tidak memiliki dampak praktis pada kehidupan sehari-hari. Pelataran bait suci dipenuhi dengan jemaah. Pelbagai korban tetap dipersembahkan. Puasa dan doa dipraktikkan. Namun begitu, kehidupan kaum itu tidak berubah. Agama mereka dangkal. Satu-satunya hal yang dianggap penting adalah ritual yang membuat jemaah "merasa" lebih baik.
Dosa-dosa yang paling kurang ajar dibiarkan tanpa rasa malu "mereka telah kehilangan rasa malu (8:12). Dosa mereka yang memalukan tampak jelas di dalam ketidakmaluan mereka."Ada perceraian nyata antara agama dan moral; dan kapan saja hal itu menimpa kehidupan suatu bangsa atau individu, itu adalah fatal!5
Filosofi umum mengenai isu-isu agama pada waktu itu-dan sekarang ini juga- adalah "lebih baik jalan seiring daripada melawan!" Artinya, manusia lebih bersedia untuk mengubah keyakinan mereka agar sesuai dengan hidup mereka daripada mengubah hidup mereka agar sesuai dengan keyakinan mereka. Yehuda, yang memiliki instruksi agama, pelayanan ibadah bait suci, dan pelbagai macam korban persembahan, berusaha untuk membuat Allah "sejalan" dengan kepentingan mereka. Para pemimpin agama mencoba untuk "memenuhi kebutuhan yang dirasakan" oleh masyarakat. Masyarakat didesak untuk mempraktikkan agama yang sesuai dengan kesukaan dan keinginan pribadi mereka. Tidak ada standar mutlak yang dihormati; tidak ada rasa hormat yang diberikan kepada kebenaran wahyu Allah (6:16, 17). Rakyat dari bangsa Allah itu tidak punya keinginan untuk kembali kepada ibadah murni yang dijunjung tinggi oleh nenek moyang mereka.
Di Yerusalem kejahatan kemurtadan selalu Yeremia lihat. Ia menyaksikan seluruh anggota keluarga yang agamis tetapi melakukan kesalahan besar dalam ibadah (7:18). Agama Yehuda yang dikompromikan telah menyebabkan umat dari bangsa pilihan Allah itu membelakangi Allah mereka (2:27). Praktik-praktik keagamaan membuat nabi Yeremia sangat terpukul (2:18). Yeremia melihat bahwa doa untuk hati orang-orang yang berkompromi itu adalah sia-sia (11:14).
Yeremia meratapi situasi menyedihkan yang membolehkan guru-guru palsu didengarkan dan diterima oleh mereka yang seharusnya menolak kesalahan dan mengikuti kebenaran (lihat 14:13, 14; 23:1-40). Hati Yeremia hancur oleh karena tragedi besar yang ditimbulkan oleh guru-guru palsu-"Tidak ada nasib yang sangat mengerikan selain nasib mereka yang tidak hanya membuat diri mereka sendiri bersalah, namun juga telah menyebabkan banyak orang lain bersalah; yang telah menjadi batu sandungan di jalan anak-anak Allah."6
Pasyhur (20:1), Hananya (28:1), Semaya (29:24), dan sejumlah orang lain lebih menyukai ketenaran manusia daripada pujian Allah. Orang-orang seperti itu menempatkan dirinya berlawanan dengan Tuhan Allah (28:16b). Ketika Yeremia mengecam kesalahan yang mereka beritakan, guru-guru palsu itu melemparkan dakwaan dan mencela nabi Allah itu.
Pemberitaan doktrin palsu dan sambutan hangat terhadap guru-guru palsu adalah hal umum di zaman kita. Mereka yang, seperti Yeremia, berusaha untuk menelanjangi kesalahan dengan cepat diserang, sementara kebohongan dan kesalahan dibela dengan penuh semangat. Namun begitu, akhir guru-guru palsu itu, baik pada zaman Yeremia atau pada zaman kita, adalah pasti (29:21-23).
Reaksi Yeremia terhadap kesalahan agama yang sudah lazim itu adalah hati yang hancur, namun kesedihannya tidak membungkam dia. Apakah di usia dua puluhan (pada awal pelayanannya) atau di penghujung enam puluhan (pada akhir pelayanan-Nya), Yeremia tidak pernah berhenti bicara. Ia tidak ragu-ragu untuk menegaskan ketaatan yang menyeluruh kepada Allah. Ia tidak terlalu takut untuk menyerukan penolakan sepenuhnya atas dosa dan pertobatan darinya. Ia tidak mau dibungkam. Mereka boleh saja memukuli dia, membelenggu dia, mengejek dia, dan bahkan mencoba untuk mengubur dia hidup-hidup, tetapi nabi itu tidak mau dibungkam.
Yeremia bisa saja mencari dukungan dan ketenaran. Ia bisa saja mencoba untuk melunakkan kebenaran yang tidak disambut baik itu. Ia bisa saja memenuhi keinginan raja dan luput dari penderitaan yang tak tertahankan, tetapi ia tidak mau berkompromi.
Kecemburuannya Untuk Tuhan Allah
Semangat sensitif Yeremia dibuat jengkel oleh dosa-dosa Yehuda yang menyolok dan pengabaian yang disengaja atas hukum Allah. Para pemimpin agama itu tidak bisa dibenarkan dalam penghujatan mereka. Bagaimana bisa mereka yang seharusnya memimpin umat kepada Allah bertindak seperti yang mereka lakukan? (Lihat 28:15, 16; 23:16-27).
Para pemimpin agama itu seharusnya memiliki pengabdian yang paling besar terhadap hukum Allah, namun mereka malah acuh tak acuh terhadap praktiknya dan memberontak terhadap perintah tersebut. Mereka menolak nabi Allah. Mereka dengan sengaja menutup mata terhadap dosa-dosa pribadi mereka. Mereka pikir Allah akan bekerja berdasarkan kenyamanan mereka. (Hati mereka telah terinfeksi oleh pikiran tentang penyembahan berhala.) Semuanya hidup untuk diri mereka sendiri (6:10-15).
Komitmennya Terhadap Kebenaran Allah
Komitmen besar Yeremia terhadap kebenaran Allah secara luar biasa dinyatakan di dalam 20:9: "Tetapi apabila aku berpikir: 'Aku tidak mau mengingat Dia dan tidak mau mengucapkan firman lagi demi nama-Nya', maka dalam hatiku ada sesuatu yang seperti api yang menyala-nyala, terkurung dalam tulang-tulangku; aku berlelah-lelah untuk menahannya, tetapi aku tidak sanggup."
Di sepanjang tulisan kenabiannya, Yeremia secara tetap mengungkapkan komitmennya yang menyala-nyala terhadap Allah (17:14-18). Komitmen ini mendatangkan kekuatan bagi nabi itu ketika ia bertahan sendirian, ditentang oleh banyak orang. Komitmen ini mengobarkan semangat nabi itu dan memastikan kebenaran itu disampaikan dengan tepat. "Oleh karena itu, kesulitan yang ia hadapi, bukan masalah berbicara, melainkan masalah berdiam diri-bukan dalam tindakan, tetapi dalam menahan diri."7
Komitmen yang dalam terhadap kebenaran Allah ini menimbulkan kesengsaraan yang besar ke atas Yeremia ketika ia menyaksikan begitu banyak orang mengabaikan kebenaran dan menghujat Allah. Penolakan seperti itu terhadap kedaulatan Allah adalah konyol menurut Yeremia (9:23-26; 10:1-10, 23).
Pemeliharaannya Bagi Kesejahteraan Rohani Orang Lain
Yeremia tidak bisa berhenti. Ia tidak bisa diam atau acuh tak acuh. Ia harus membela nama yang Mahakuasa. Semua yang ia lakukan tampaknya akan sia-sia, tetapi ia tidak bisa berhenti. Ia harus terus berkhotbah, memohon, dan mengekspos, karena dirinya dipenuhi dengan kepedulian terhadap kesejahteraan rohani orang-orang di sekitar dia. Ia telah dipanggil untuk bernubuat karena ia cocok untuk tugas itu (1:9, 10).
Kepeduliaan yang mendatangkan air mata itu diilustrasikan di dalam 19:1-13. Yeremia menggunakan buli-buli untuk menggambarkan tragedi yang menimpa Yehuda. Penghancuran buli-buli itu adalah tindakan simbolis tentang penyangkalan persahabatan. Hal itu menggambarkan kehancuran hubungan yang tidak dapat diubah. Dalam pelajaran objek ini, ia mengungkapkan keprihatinan Allah yang mendalam atas dosa-dosa umat itu. (Lihat pembahasan tentang dosa-dosa ini pada halaman 582.)
PENDERITAANNYA
Keyakinan Yeremia yang tidak kenal kompromi dan paparannya tentang dosa-dosa umat itu membuat dia ditolak dan menderita. Dedikasinya kepada kehendak Allah membuat dia menangis. Ia adalah orang yang sedih, kesepian. Khotbahnya itu setidaknya menimbulkan tiga akibat yang tragis dalam hidupnya:
Ia patah semangat. Begitu patah semangatnya Yeremia sehingga ia ingin berhenti (20:9). Segala sesuatu yang ia lakukan atau katakan diputar-balikkan dan digunakan dengan sikap permusuhan untuk memfitnah dia dan mendatangkan celaka yang seburuk mungkin ke atas dirinya (20:7b, 8).
Ia kalah. Ia mengira bahwa usahanya itu sia-sia. Ia tahu bahwa ia memiliki firman Allah dan bahwa Yehuda perlu mendengarkan apa yang ia sedang katakan (1:9, 10), tetapi ia juga tahu bahwa pesannya itu tidak akan diterima (6:16 b; 42:21; 43:2).
Ia putus asa. Ia mempertanyakan Tuhan Allah. Kemanusiaan Yeremia sering muncul (12:1, 2; 20:7). Kadang-kadang, Yeremia bergumul dengan bagaimana Allah yang adil dan benar bisa membolehkan para pendosa yang keras kepala itu hidup (11:20).
CONTOHNYA
Pasti sulit bagi Yeremia untuk"
• tidak sejalan dengan mayoritas orang dan menjadi sangat tidak populer.
• bertahan sendirian, begitu lama dan begitu sering, untuk apa yang tampaknya, pada waktu itu, suatu upaya yang sia-sia.
• menanggung beban kehancuran hati bagi kaum yang tidak peduli tentang kerohanian mereka.
Banyak hamba yang setia sekarang ini bergumul menahan "air mata pengkhotbah." Bagi para hamba yang setia ini, Yeremia 17 menawarkan saran-saran berikut ini:
Ketika dibingungkan oleh pelbagai masalah kehidupan dan dijengkelkan oleh kekacauan dosa, ingatlah persekutuan setia Yeremia dengan Allah yang selalu menjaga kepercayaan dirinya tetap teguh (ay. 14).
Ketika dihadapkan dengan keburukan dosa, pengkhianatan orang-orang berdosa, dan pengkhianatan para mantan sahabat, ingatlah pendirian teguh hidup Yeremia dengan Allah (ay. 17, 18).
Ketika mengintip ke masa depan yang belum dipetakan dan dibuat takut oleh pelbagai kendala yang nyata, ingatlah kepercayaan Yeremia kepada kendali yang berdaulat dari Allah yang mahakuasa (ay. 12).
Ketika mata Anda dipenuhi dengan air mata duka oleh karena kengerian dosa dan kekejaman manusia, berpalinglah dari perspektif duniawi kepada visi iman yang melampaui hambatan duniawi. Ingatlah, Yeremia menemukan harapan di dalam kesedihannya: "Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN!" (ay. 7).
KESIMPULAN
Pesan Yeremia harus dipelajari oleh orang Kristen zaman kini karena menyajikan prinsip-prinsip yang penting bagi keselamatan. Pesan itu berfokus pada kedaulatan Allah, ketaatan manusia, dan tragedi dosa yang seperti kanker. Sementara mengingatkan kita tentang perlawanan yang selalu muncul terhadap mereka yang mengikuti kebenaran Tuhan, hal itu juga menunjukkan bahwa pelbagai hambatan untuk mentaati perintah Tuhan tidak membebaskan kita untuk tidak taat. Kitab Yeremia menantang orang Kristen kepada komitmen yang teguh dan pengabdian yang mutlak, dengan meyakinkan kita bahwa Allah akan memberi kita kekuatan untuk mengatasi persoalan.
John L. Kachelman, Jr.
Catatan Akhir:
- 1 Robert R. Taylor, Jr., Studies in Jeremiah, vol. 2 (Abilene, Tex.: Quality Publications, 1992), 292, 405.
- 2 R. K. Harrison, Jeremiah & Lamentations (Downer's Grove, Ill: Intervarsity Press, 1973), 37.
- 3 F. B. Meyer, Jeremiah (Ft. Washington, Pa.: Christian Literature Crusade, 1980), 7.
- 4 Ibid., 8.
- 5 Ibid., 37-38.
- 6 Ibid., 59.
- 7 Ibid., 76.
Pengarang: John L. Kachelman, Jr.
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Yeremia (Pendahuluan Kitab) Khotbah Pilihan: Tragedi Pengkhotbah
ara engkhotbah dan para penatua selalu berada di dalam 'daftar kritis'"- bukan daftar yang dipak...
Khotbah Pilihan: Tragedi Pengkhotbah
ara engkhotbah dan para penatua selalu berada di dalam 'daftar kritis'"- bukan daftar yang dipakai untuk mendoakan mereka yang butuh kesehatan yang lebih baik, tetapi daftar orang-orang yang dicaci oleh para pengecam yang bawel. Para penentang yang suka memfitnah dan tukang bisik-bisik yang suka bergosip menghancurkan keefektifan para pemimpin dari Allah itu. Para pengecam telah lama menjadi alat Iblis untuk menghambat kesetiaan di dalam pelayanan mereka kepada Tuhan Allah. Para pengecam seperti itu telah ditemukan di sepanjang sejarah umat manusia-mereka ada di padang gurun, mengecam manna dan merindukan "bawang merah dan bawang putih" (Bilangan 11:1-6); di Kadesh-Barnea, mereka menggerutu terhadap Allah (Bilangan 13:25-14:37); di hadapan Kristus sendiri, mereka mencurigai pengabdian yang murni (Yohanes 12:5); di dalam jemaat Filipi yang bersukacita, mereka berbuat sebisa mungkin untuk mengganggu keharmonisan di jemaat itu (Filipi 2:14; 4:1-3). Begitu umumnya kejahatan kecaman itu sehingga Firman Allah yang terilham sering secara khusus memperingatkan tentang hal itu (Yakobus 5:9; Yudas 16).
Kita seharusnya tidak terkejut bahwa Iblis memanfaatkan para pengecam untuk melemahkan hati orang-orang yang melakukan pelayanan, mengacaukan kedamaian jemaat, dan mempromosikan fitnah yang akan menghancurkan pekerjaan Allah di bumi. Hal ini seharusnya tidak mengejutkan orang yang setia (2 Timotius 3:12). Allah sebelumnya telah memperingatkan para pengikut-Nya yang setia bahwa jalan hidup mereka akan diisi dengan ketidaknyamanan, kecaman, cemoohan, ejekan, dan penghinaan (lihat Yohanes 15:19-21). Kita tidak perlu heran ketika dihadapkan dengan perlawanan, karena kita diberitahu untuk mengantisipasi hal itu.
Perlawanan yang jahat ini digambarkan di dalam kehidupan Yeremia. Inilah orang yang menghadapi perlawanan yang terus-menerus. Ia dikasari secara lisan, dijauhi secara terbuka, dianiaya secara terang-terangan, dan terus-menerus disiksa. Mengapa? Karena ia teguh dalam kesetiaannya kepada Tuhan Allah yang Mahakuasa! Ia bertekad untuk melayani Allah dengan setia, tetapi orang-orang di sekeliling dia hanya punya tekad untuk membuat nabi itu tidak pernah punya waktu untuk istirahat sejenak. Yeremia sudah diperingatkan sebelumnya oleh Allah bahwa pelayanannya akan menjadi pelayanan yang penuh kesulitan (1:17-19; lihat Yehezkiel 2:6-8).
Pelayanan Yeremia berlangsung lebih dari empat puluh tahun. Pelayanan itu berawal dan berakhir dengan konflik yang nabi itu hadapi (lihat 15:15-21). Secara emosional, Yeremia kelelahan. Ia kadang-kadang bertanya-tanya mengapa ia dimasukkan ke dalam situasi tertentu (12:1-4; 15:10; 20:8, 14, 18). Secara fisik Yeremia tidak lebih aman, karena para pendakwanya memukuli dan menyiksa dia. Ia menghadapi perlawanan yang konstan, aktif atas pesan-pesannya (lihat 26:9-19; 28:5-17) dan dituduh makar (38:4). Ia menjadi begitu patah semangat sehingga ia ingin berhenti berbicara atas nama Allah (20:9). Di dalam pikirannya, berhenti lebih baik daripada apa yang sedang ia tanggung. Hamba-hamba setia Allah lainnya pernah memiliki pikiran yang sama. Tragedi yang menyedihkan adalah bahwa beberapa orang telah mengizinkan perlawanan membungkam mereka. Mereka telah berhenti berkhotbah, tidak pernah memulai lagi; mereka telah diancam, dianiaya, diejek, dan disiksa sampai menangis dalam frustrasi, "Aku berhenti! Ini tidak layak untuk dilanjutkan!" Ini adalah "tragedi" yang ditegaskan di dalam Kitab Yeremia! Nubuatan kuno ini menawarkan dorongan kepada hamba-hamba Allah di zaman kini.
Kesulitan yang dialami Yeremia dan yang mengancam untuk membungkam dia tidaklah baru. Ini adalah sarana yang dengannya Iblis membisukan sejumlah besar orang lain sebelumnya, dan yang dengannya Si Jahat terus menindas umat beriman di zaman kini. Nabi itu mengalami masalah yang sama yang kita alami, namun Yeremia tidak mengizinkan kesulitannya itu mengarahkan dia kepada tragedi puncak berupa ketakutan dan kebungkaman. Amatilah bagaimana kehidupan Yeremia menawarkan penghiburan bagi orang-orang kudus yang sedang bergumul.
PENCOBAAN YANG MENGUNDANG TRAGEDI
Pelbagai pencobaan yang nabi Yeremia alami menantang komitmennya.
Kampung Halamannya Berbalik Menentang Dia (11:21)
Pesan nubuatan Yeremia yang berisi teguran dan pemaparannya atas dosa bangsa itu telah ditolak. Pesannya itu suram; situasinya sangat tanpa harapan bahkan doa juga tidak bisa membantu (14:11). Merasa kecewa, nabi itu pulang ke kampung halamannya, Anatot. Tentunya, di sana, di rumah ayahnya, ia berharap untuk menemukan keselamatan, dukungan, dan pengertian. Ia menemukan sebaliknya! Ada pengkhianatan di desa itu (12:6a). F.B. Meyer berkata, Ikatan sakral keluarga itu terlalu lemah untuk menahan wabah kebencian yang fanatik. Keluarga imam itu meringis sakit di bawah pengkhianatan yang sangat kuat atas kerabat muda mereka, dan tidak bisa bertahan lagi. Oleh sebab itu suatu kesepakatan jahat dicetuskan, dan di bawah tampilan kata-kata yang pura-pura manis mereka berkonspirasi untuk mencabut nyawa nabi itu.1
Tidak ada rasa simpati di dalam kata-kata yang diucapkan kepada Yeremia (11:21b). Para teman dan kerabatnya melihat Yeremia sebagai pengkhianat. Mereka sangat marah! Mereka sebelumnya menunjukkan kebaikan (12:6b), tetapi sekarang menjadikan nabi itu sasaran kampanye bisik-bisik mereka. Setelah beberapa lama, mereka tidak bisa lagi menyembunyikan kebencian mereka. Mereka mengancam Yeremia: "Berhentilah bernubuat atau tanggung akibatnya!"
Apakah yang Anda lakukan ketika orang-orang yang kepada siapa Anda mencari perlindungan tiba-tiba berubah jahat dan berusaha untuk mencelakakan Anda? Di manakah keberanian dilanjutkan? Di bawah keadaan seperti itu, tujuan pekerjaan seseorang dipertanyakan. Tidak ada kekejaman yang lebih besar daripada seorang teman atau orang kepercayaan berbalik menjadi musuh (lihat Mazmur 55:12-14). Pelayanan tulus Yeremia untuk Allah mendatangkan dua tanggapan yang tidak diinginkan dari orang-orang yang ia kasihi (12:6).
Mereka "berbuat khianat." Ia menjadi sasaran fitnah, bisik-bisik, gosip, dan ancaman yang membahayakan tubuh-semuanya oleh mereka yang selama ini sudah menjadi temannya.
Mereka "berteriak keras" terhadap dia. Ejekan terbuka, cemoohan, penghinaan, dan penolakan terhadap beritanya dicurahkan ke atas nabi itu. Yeremia hanya berusaha untuk melakukan tugasnya, tetapi ia menanggung penderitaan yang berlipat ganda.
Ia Hidup Sendirian (16:1-8)
Yeremia meninggalkan kota kelahirannya dan lolos dari konspirasi pembunuhan. Ketika usia nabi itu sekitar tiga puluh tahun, tinggal di Yerusalem, Allah memberi dia pesan lain yang hanya menambah kesepiannya: Yeremia tidak boleh menikah (ayat 2), tidak boleh berpartisipasi di dalam pelbagai kegiatan sosial masyarakat (ay. 8), tidak boleh mencari hiburan yang akan mengobati kesepiannya (ay. 5).
Kehidupan menyendiri adalah sulit dan mengecewakan. Orang paling rentan ketika ia sendirian. Kesepian nabi itu membuat dia mempertanyakan pemeliharaan Allah. Kesepian memiliki jalan untuk membenamkan kita lebih dalam ke dalam keputusasaan dan keegoisan. Di dalam 15:15-18 (NASB), berbagai bentuk kata ganti orang pertama tunggal ("Aku," "ku," "milikku") digunakan delapan belas kali. Yeremia hanya sedang melihat kepada dirinya sendiri.
Apakah tanggapan Allah? Ia memberitahu nabi-Nya yang cemberut itu untuk "bertobat" (15:19-21)-dan Yeremia bertobat. Ia masih akan kesepian, namun ia tahu bahwa ia tidak sendirian (20:11). Benar, ia bisa saja memandang dirinya sebagai orang yang lemah dan memiliki pelbagai pertanyaan yang tak terjawab. Ia bisa saja ditentang dan difitnah-tetapi ia tetap yakin kepada Tuhan. Yeremia menjaminkan dirinya kepada Allah dan tetap percaya kepada perlindungan-Nya.
Ia Mengantisipasi Perlawanan Yang Lebih Banyak (12:5)
Firman Allah tidak mendatangkan penghiburan bagi nabi yang sedang bergumul itu. Sebenarnya, pesan ilahi itu adalah "Jika engkau pikir selama ini engkau telah menderita, tunggu sajalah!" Tidak ada rasa simpati yang ditawarkan, meskipun Yeremia telah diperintahkan untuk hidup dalam kesepian sepanjang hidupnya dan telah dengan kejam diserang oleh mereka yang seharusnya melindungi dia. Allah tidak mengizinkan nabi itu untuk memberi peluang kepada sikap mengasihani diri sendiri. Kata-kata 12:5 pasti tampak kasar bagi Yeremia. Dapatkah Anda membayangkan pikiran nabi itu ketika ia mendengar pesan ini? Keadaannya sudah buruk, tetapi keadaan itu hanya akan menjadi lebih buruk. Jika ia tidak bisa menangani saat-saat buruk yang ia alami pada waktu itu, bagaimana bisa ia menangani saat-saat buruk yang sesungguhnya yang akan datang? Ketika keadaan kita menguasai kita, kita harus terdorong oleh kata-kata terilham Paulus kepada orang Kristen yang berjuang melawan perlawanan (1 Korintus 10:13; Roma 8:28-31).
Ia Diperlakukan Sebagai Nabi Palsu (20:1, 2)
Yeremia ditangkap oleh Pasyhur, kepala polisi bait suci. Kemudian ia dipukuli dan dibelenggu (ay. 2). Ini adalah perlakuan yang diterapkan ke atas nabi palsu (29:26; lihat 2 Tawarikh 16:10). Meskipun Yeremia telah dengan setia memberitakan firman Allah, namun ia diperlakukan sebagai nabi palsu. Belenggu itu ditempatkan di salah satu tempat yang paling menyolok di kota itu.2Jadi Yeremia mengalami paparan cemoohan dan ejekan secara maksimum oleh kaum itu. Ini adalah situasi yang kejam yang harus ditanggung oleh orang yang berkomitmen kepada kebenaran Allah.
Pasyhur berhasil menjadikan Yeremia bahan tertawaan dan diidentifikasi sebagai seorang nabi palsu.
Mereka yang dengan setia memberitakan Firman Allah perlu menyadari bahwa mereka akan menderita seperti Yeremia. Mereka mungkin diberi label "nabi-nabi palsu." Ajaran dan pemberitaan mereka dapat menyebabkan mereka disiksa dengan fitnah, sarkasme, dan ejekan.
PERLAWANAN YANG MENGUNDANG TRAGEDI
Kemana saja Yeremia pergi, ia mendengar suara yang menentang. Nabi itu tidak bisa mengerti mengapa setiap orang menentang dirinya ketika ia memberitakan kebenaran Allah dan mengikuti perintah Allah. Terlepas dari penganiayaan, integritas Yeremia tetap utuh (17:16).
Penolakan oleh kaum itu adalah kekecewaan besar bagi Yeremia. Selama ini ia bertahan sendirian dalam ketaatannya kepada Allah, terisolasi dari bantuan. Ia tidak pernah lalai dalam tugasnya kepada Allah. Mengapakah ia dibenci, dianiaya, diancam, dan dipaksa untuk meninggalkan semua yang secara sah menjadi haknya? Mengapakah orang fasik makmur sementara ia menghadapi keadaan yang mengecilkan hati seperti itu? (Lihat 12:1, 2; Mazmur 73).
Iblis secara licik menggunakan penentangan untuk mematahkan semangat mereka yang berkomitmen untuk melayani Allah. Orang percaya didorong oleh Alkitab untuk berdiri teguh melawan cobaan sehingga mereka tidak akan jatuh dari kesetiaan (2 Timotius 1:6-9; 4:16; Wahyu 2:10). Tuhan kita memperingatkan kita untuk berhati-hati terhadap strategi Iblis ini dan jangan mengompromikan dedikasi kita untuk melakukan kehendak Allah (Matius 5:11, 12). Tanggapan terakhir Yeremia (11:20) harus menjadi respon kita juga.
MUSUH YANG MENGUNDANG TRAGEDI
Pengalaman yang Yeremia miliki mengungkapkan strategi jahat yang digunakan oleh musuh-musuh kebenaran. Rencana jahat terhadap Yeremia mungkin juga dialami oleh mereka yang berusaha untuk melayani Allah di zaman kini:
Merancang kejahatan terhadap mereka yang memberitakan kebenaran. Pelbagai rencana dibuat untuk mencelakakan Yeremia dan dengan demikian mencegah dia dari tugasnya untuk menyampaikan firman Allah (12:6; 26:8).
Menghancurkan nama baik seseorang dengan kebohongan dan fitnah. Di dalam 18:18 kita melihat skema lain yang diterapkan ke atas Yeremia. Jika para pelaku kejahatan ini tidak dapat menimbulkan celaka fisik dan ketidaknyamanan pada Yeremia, mereka akan berusaha untuk mendiskreditkan perkataan nabi itu. Mereka berencana untuk meyakinkan orang lain bahwa Yeremia adalah orang yang punya niat jahat sehingga nama buruknya akan mencegah orang lain untuk mendengarkan dia. Tuduhan palsu dan sindiran mengandung fitnah dilemparkan kepada juru bicara Allah. Yeremia terluka ketika orang-orang menertawakan dia dan berbohong tentang dia (18:19-23). Ia berdoa, "Jangan ampuni mereka!"
Merendahkan pesannya. Ketika semuanya gagal untuk mencegah nabi itu untuk tidak berbicara tentang kebenaran Allah, musuh-musuh itu memutuskan bahwa yang mereka perlukan hanyalah mendefinisikan ulang "kebenaran"! Pesan Yeremia digambarkan sebagai "pendapatnya." Musuh yang keras kepala itu telah menolak kebenaran Allah (37:2) Akhirnya, kebenaran Allah dipandang sebagai "kebohongan" (43:2). Sikap berani menolak untuk taat dirasionalisasikan sehingga kesukaan yang egois dapat diikuti (44:16, 17).
Pola yang menyedihkan tentang perlakuan terhadap Yeremia terbukti di zaman kita. Kebenaran Allah ditolak. Supaya kebenaran bisa ditolak, proklamator kebenaran harus "dinetralkan." Strategi untuk membuat "kosong" Firman Allah tidak berubah dari apa yang Yeremia hadapi dahulu sekali.
DEPRESI YANG MENGUNDANG TRAGEDI
Air mata Yeremia membuat dia rentan terhadap salah satu dari senjata tertua Iblis-depresi. Pelbagai pencobaan sering menyebabkan kita kehilangan semangat dalam pelbagai upaya kita, untuk mengeluarkan tenaga yang jarang diisi ulang, dan melupakan kemenangan kita yang merupakan fakta yang telah tercapai. Kita dapat menyamakan kesusahan kita dengan kesengsaraan Barukh (45:3).
Di dalam 20:7-18, kita melihat Yeremia bergumul dalam pergolakan depresi. Nabi itu berkecil hati. Petersen mengatakan, Tidak ada keraguan sama sekali tentang suasana hati Yeremia. Ia sedang jatuh. Ia telah mengalami periode "kejatuhan" berulang kali selama 20 tahun pelayanan kenabiannya, tetapi ini adalah titik yang terendah. Ia tidak punya teman, tidak punya pengikut, tidak punya orang yang ia robah hidupnya. Ia sudah diusir dari kota kelahirannya dan diusir dari bait suci. Musuh sedang dalam perjalanan, dan entah bagaimana Yeremia merasa seolah-olah ia telah menjadi penyebab bagi kehancuran bangsanya sendiri.3
Perhatikanlah bagaimana depresi nabi itu mempengaruhi hidupnya. Pertama, imannya kepada Allah memudar (ay. 7). Ia melihat dirinya sebagai kegagalan total (ay. 7b, 8, 18) dan siap untuk berhenti, tetapi ia tidak bisa (ay. 9). Ia mulai berpikir bahwa semua orang melawan dia (ay. 10). Akhirnya, ia putus asa terhadap hidupnya (ay. 14-18).
Mereka yang merasakan air mata dan pencobaan Yeremia akan juga merasakan depresi nabi itu. Menjadi depresi dalam pelayanan adalah tidak salah kecuali diperbolehkan untuk mengasingkan orang Kristen kepada ketidakpedulian dan kurangnya pelayanan. Hamba Allah telah sering berjuang melawan depresi tanpa menyerah (1 Raja 19:4-15; Kisah 18:9-11).
Contoh depresi Yeremia seharusnya menjadi dorongan yang hebat bagi kita untuk terus melayani Allah, karena nabi itu diselamatkan oleh kepercayaannya yang mutlak kepada yang Mahakuasa. Allah telah berjanji untuk menyertai Yeremia dan untuk membebaskan dia (1:8). Bahkan dalam depresi, Yeremia memiliki iman kepada kedaulatan Allah (20:11). Kepercayaannya yang penuh keyakinan kepada Allah adalah faktor paling penting dalam menolong dia untuk mengatasi keputusasaan. (Baca Ratapan 3:24, 26.) Selain itu, Yeremia memiliki hubungan yang penuh harapan dengan orang-orang yang saleh. Ia tidak sendirian; banyak orang lain masih menghormati Allah. Sebuah keyakinan umum di kalangan orang-orang yang depresi adalah bahwa mereka adalah satu-satunya orang yang melayani Allah dan satu-satunya orang yang mengalami penganiayaan (lihat 1 Raja 19:4, 10). Allah mengingatkan Yeremia tentang kaum Rekhab (35:2-19). Kaum ini menunjukkan kepada Yeremia bahwa banyak orang lain yang tetap setia kepada ikrar mereka di hadapan Allah.
KONFRONTASI YANG MENGUNDANG TRAGEDI
Mengetengahkan pesan Allah memerlukan konfrontasi dengan mereka yang tidak hidup berdasarkan hukum Allah. Konfrontasi tidak pernah menjadi tugas yang menyenangkan, tetapi perlu dilakukan. Yeremia berkonfrontasi dengan orang-orang itu oleh karena pelbagai dosa yang dijelaskan di dalam 19:1-13:
Kemunafikan. Umat itu pergi ke bait suci seolah-olah ingin menyatakan bahwa mereka adalah pengikut Allah yang benar, tetapi mereka hidup seperti orang kafir (ay. 4a).
Hilangnya nilai kemanusiaan. Di Lembah Hinom, bayi-bayi dikorbankan kepada dewa Molokh (ay. 4, 5).
Ketertarikan terhadap astrologi. Umat ini naik ke atap rumah mereka untuk membakar korban "kepada segala tentara langit" (ay. 13).
Kepuasan terhadap perubahan ibadah yang Allah perintahkan. Para nabi dan para imam mengabaikan perbuatan penyembahan berhala (ay. 1-5; 20:1, 2).
Keteguhan posisi Yeremia terhadap kebenaran tidak selaras dengan pemikiran orang-orang di sekelilingnya. Di sepanjang waktu, suara-suara telah berteriak-teriak meminta "kurangi yang negatif dan lebihkan yang positif." Umat Allah sudah selalu diundang untuk berkompromi, seperti di lembah Ono (lihat Nehemia 6:2). Orang beriman sering tergoda untuk menyerah perasaan takut (2 Timotius 1:6, 7; 4:1-5). Yeremia tidak akan terpengaruh (26:13) atau terintimidasi oleh musuh-musuhnya. Di sepanjang pelayanannya yang lama, Yeremia tidak mau mengizinkan pesan Allah ditolak; ia membela perkataan Allah dan menegur mereka yang tidak mau mentaati Allah (44:16, 17, 25, 26). Konfrontasi yang terus-menerus Yeremia alami diringkas di dalam 26:8-15.
Betapa menyedihkan orang-orang yang, tidak seperti Yeremia, gagal untuk tetap teguh! Mereka yang menyerah untuk berkompromi akan menghadapi tragedi besar. "Tragedi" yang sebenarnya tidak terdapat di dalam persidangan, perlawanan, para musuh, depresi, atau konfrontasi yang dihadapi oleh karena seseorang menjunjung tinggi kebenaran Allah dalam keyakinan yang bulat. "Tragedi" yang sebenarnya ditemukan di dalam diri mereka yang mencari "landasan persekutuan" yang tidak di bawah kuasa Allah, yang menawarkan "kedamaian" ketika tidak ada kedamaian, dan menyediakan "penyembuhan" yang hanya memperparah luka (6:14; 8: 11).
HINAAN YANG MENDATANGKAN TRAGEDI
Yeremia itu terus terang dan berani. Di zaman kini banyak yang akan mengecam dia sebagai "tidak punya kasih" dan "berwatak buruk." Nabi itu akan "salah secara politik" dan sudah pasti sekali ia mengabaikan "kebutuhan yang dirasakan" oleh umat itu di dalam khotbahnya. Dengan standar modern, Yeremia akan dianggap sebagai "kegagalan total." Penilaian oleh pikiran moderen ini sangat menyerupai pikiran orang-orang seangkatan Yeremia. Selain Tuhan kita sendiri yang diberkati, tidak pernah ada nabi lain yang dengan sangat pahitnya difitnah sebagaimana Yeremia. Kekuatan Yeremia terlihat ketika kita mempertimbangkan apa yang ia derita demi komitmennya kepada Allah:
- 1. Ia disebut "gila" (29:26).
- 2. Ia dianggap sebagai pengkhianat (37:11-15).
- 3. Ia dihukum sebagai nabi palsu (20:1-5).
- 4. Ia ditegur keras karena mematahkan semangat rakyat (38:4).
- 5. Ia ditolak oleh keluarganya (12:6).
- 6. Ia sangat tidak populer (15:10).
Serangan-serangan yang bersifat fitnah ini terus menyerang pengkhotbah yang lugas itu. Juru bicara Allah di zaman kini sering diperlakukan dengan cara yang sama seperti yang dialami oleh para nabi zaman dahulu. Dengan suara keras, para penentang membantah kebenaran dan menganiaya kebajikan. Mereka memprotes, seperti orang-orang zaman dahulu memprotes: "Orang ini tidak mengusahakan kesejahteraan untuk bangsa ini, melainkan kemalangan" (38:4b). Orang-orang yang suka pergi ke gereja menuntut lebih banyak khotbah yang bernada "positif" dan pengurangan kecaman terhadap dosa, pendefinisian ulang kebenaran, dan standar otoritas bagi iman dan praktik keagamaan yang bersifat relatif. Mereka yang menganut "filsafat" seperti itu secara tidak sengaja telah bergabung dengan Raja Zedekia dan para pejabat Yudea dan akan mengalami pengasingan dan kehancuran mereka sendiri. Ini adalah tragedi yang paling parah!
SEMANGAT YANG MENCEGAH TRAGEDY Bagaimanakah kita bisa menjadi seperti Yeremia dan tetap setia berkomitmen untuk melayani Allah? Bagaimanakah kita bisa menghindari tragedi kehancuran rohani sambil menerima tragedi yang menyertai komitmen rohani kepada otoritas Allah? Pelbagai tujuan ini dapat dicapai dengan mempraktikkan empat hal penting:
Membolehkan kebenaran mutlak Allah untuk mengarahkan setiap langkah hidup Anda. Yeremia hanya melakukan apa yang Allah perintahkan (13:1-7; 15:16). Berbagai kelompok di zaman kini telah meninggalkan kebenaran mutlak Allah. Mereka bersedia menerima kebenaran semu yang dapat secara cepat dibentuk ulang sesuai keinginan mereka. Umat Allah harus berani membela kemutlakan kebenaran Allah (2 Timotius 1:6-8).
Menunjukkan iman yang kokoh kepada kedaulatan Allah. Yeremia menolak untuk mengompromikan rincian kehendak Allah (26:12-15). Komitmen yang teguh ini kepada Allah diperlukan bagi orang Kristen Perjanjian Baru (1 Korintus 15:58).
Hiduplah dengan ketaatan tanpa mengompromikan kehendak Allah. Perkataan Yeremia mendesak kesetiaan kepada kebenaran dan penolakan langsung terhadap doktrin palsu (27:9-17; 28:15, 16).
Praktikkanlah tanpa gentar kepercayaan kepada Allah. Di tengah-tengah segala kesulitan dan cobaan, Yeremia tidak pernah gagal untuk mempercayai Allah (16:19). Kepercayaan ini akan menjamin kemenangan lengkap orang Kristen. Janganlah kita pernah lupa betapa indahnya bahwa Allah telah menyediakan kebenaran untuk kita! ""Allah adalah benar, dan semua manusia pembohong, seperti ada tertulis: 'Supaya Engkau ternyata benar dalam segala firman-Mu, dan menang, jika Engkau dihakimi.'" (Roma 3:4).
John L. Kachelman, Jr.
Catatan Akhir:
- 1 F. B. Meyer, Jeremiah (Ft. Washington, Pa.: Christian Literature Crusade, 1980), 51.
- 2 William J. Petersen, Jeremiah: The Prophet Who Wouldn't Quit (Wheaton, Ill.: Victor Books, 1984), 72.
- 3 Ibid., 74.
Pengarang: John L. Kachelman, Jr.
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Yeremia (Pendahuluan Kitab) Khotbah Pilihan: Kemenangan Pengkhotbah
Lucullus adalah seorang jenderal terkenal dari Kekaisaran Romawi. Pada satu kesempatan ia memiliki pasukan y...
Khotbah Pilihan: Kemenangan Pengkhotbah
Lucullus adalah seorang jenderal terkenal dari Kekaisaran Romawi. Pada satu kesempatan ia memiliki pasukan yang terdiri dari 10.000 prajurit dan 1.000 kalvari. Pasukannya dipanggil untuk menghadapi dan mengusir pasukan tempur berjumlah 150.000 tentara yang dipimpin oleh seorang jenderal bernama Tigranes. Jenderal Romawi itu meraih kemenangan yang luar biasa. Pasukan Romawi menewaskan lebih dari 100.000 musuh, sementara prajurit mereka yang tewas hanya lima orang.
Prospek kemenangan telah memotivasi banyak orang untuk memikul apa yang sepertinya suatu situasi yang tak tertahankan. Pesan Allah tentang kemenangan berulang kali ditemukan di dalam Kitab Suci. Pesan itu menyemangati orang beriman untuk tetap teguh dalam komitmen mereka.1
Pesan Alkitab tentang kemenangan orang Kristen sungguh menggugah (2 Korintus 2:14). Namun begitu, mereka yang sedang di dalam cengkeraman kemalangan merindukan lebih dari sekedar janji-janji. Mereka membutuhkan sesuatu dengan realitas yang lebih besar daripada hadiah yang belum di tangan; mereka menginginkan jaminan sekarang juga! Ini adalah situasi di mana Yeremia menemukan dirinya. Nabi itu setia kepada Allah. Yeremia selalu bersedia untuk melakukan apa saja yang Allah perintahkan (17:16), tetapi ia selalu dihadapkan dengan perlawanan. Ia difitnah secara lisan, dipukuli secara fisik, benar-benar diisolasi, dan dicemooh secara nasional. Yeremia tidak menikmati hidup. Ia pasti mulai berpikir bahwa kehidupan duniawi hanya dipenuhi dengan kemalangan di masa kini dan kesedihan di masa depan (15:10). Nabi itu perlu memiliki jenis visi yang orang Kristen dapatkan dari Kolose 3:2: "Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi." Ketika kita mengangkat mata kita dari kemalangan duniawi, kita dapat memperoleh optimisme yang luar biasa untuk masa depan!
Di sepanjang karir kenabian Yeremia, beberapa pengingat telah menyemangati dia untuk mempertahankan komitmennya kepada Allah. Yeremia diingatkan bahwa kemenangan yang indah menanti semua orang yang tetap setia kepada Allah. Pengingat ini sangat dibutuhkan di zaman kita. Banyak pengikut Allah dilanda masalah dan cobaan yang membutakan mereka terhadap kemenangan besar yang menanti anak-anak Allah yang setia. Nubuatan Yeremia mengingatkan kita tentang "kemenangan" menakjubkan yang menanti para pengikut Allah yang setia. Kisah hidup Yeremia menawarkan kenyamanan yang luar biasa bagi hati yang bermasalah dan motivasi yang sangat besar untuk menjalani kehidupan yang kudus, setia (lihat 1 Tesalonika 4:13-18).
KEMENANGAN DIGAMBARKAN DALAM JAMINAN ALLAH
Karir kenabian Yeremia berawal dan berakhir dengan jaminan Allah bahwa tugas yang dijalankan dengan setia akan mendatangkan kemenangan. Marilah kita lihat beberapa teks di mana ini ditemukan.
Tugas Allah Bisa Dicapai
Allah memberi Yeremia tugas untuk dikerjakan. Tugas itu sulit. Tugas itu akan dihadang oleh kebencian yang getir dan sikap yang menjengkelkan-tetapi itu adalah tugas yang "dapat dikerjakan." Ketika Yeremia pertama kali menerima penugasannya sebagai nabi, ia bisa beralasan bahwa tugas yang diberikan itu adalah tidak mungkin. Dengan melihat besarnya tugas itu dan dengan memahami sikap umat itu, Yeremia dapat menerima tugas itu hanya untuk menerima kegagalan pada waktu yang sama. Berapa banyakkah orang di zaman kini yang menanggapi tugas yang Allah berikan dengan cara seperti itu? Mereka mengakui keabsahan pekerjaan berat itu dan menerima tanggung jawab mereka untuk melakukannya, namun kemudian mereka menerima kegagalan. Mereka berhenti pada saat yang sama mereka memulai!
Allah meyakinkan Yeremia bahwa ia akan menemukan kemenangan di dalam usahanya (1:5-7, 17-19; 15:20, 21). Perhatikanlah pelbagai kebenaran berikut ini dari teks-teks ini:
- 1. Allah "tahu" bahwa Yeremia dapat melakukan pekerjaan itu (1:5a). Yang Mahakuasa tidak akan pernah memberikan tugas kepada seseorang yang tidak punya kemampuan untuk melakukannya.
- 2. Allah "menetapkan" Yeremia untuk tugas itu (1:5b, 10). Penugasan tugas itu berasal dari tingkat otoritas yang tertinggi. Nabi itu tidak bisa menolaknya; tugas itu tidak bisa diabaikan atau diterima dengan acuh tak acuh (48:10).
- 3. Allah memberanikan Yeremia untuk tugas itu (1:6-9). Ia diberi tugas yang luar biasa, tetapi ia dilengkapi dengan sarana yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas itu. Dengan Yeremia diperlengkapi oleh Allah, tidak ada pertanyaan tentang keberhasilan atau kegagalan misi nabi itu.
Jika Yeremia benar-benar mempercayai tiga kebenaran ini, maka ia akan percaya kepada keniscayaan kemenangan dalam tugasnya. Percaya tidak berarti bahwa Yeremia tidak akan pernah patah semangat. Keputusasaan mengelilingi nabi itu. Namun begitu, komitmen Yeremia untuk memenuhi tugas yang diberikan tetaplah kokoh karena ia sering diingatkan tentang jaminan Allah bahwa tugas-tugas itu dapat dicapai dan ia bisa mengerjakannya (15:20, 21). Mengingat jaminan ini mendorong Yeremia untuk melakukan tugasnya bahkan pada masa-masa sulit (26:4-15).
Pelajarannya adalah jelas: Hendaklah orang-orang percaya menjadi sama yakinnya seperti Yeremia bahwa tugas-tugas yang diberikan ilahi adalah tugas yang "dapat dikerjakan." Janganlah kita membuang keyakinan ini (Lihat 2 Timotius 4:2-5; Ibrani 10:32-39.)
Firman Allah Penuh Kuasa
Seperti yang telah diketengahkan, nubuatan Yeremia menekankan fakta bahwa pengilhaman telah mengomunikasikan kehendak Allah kepada umat manusia. Di sepanjang nubuatan ini, kita menemukan lebih dari lima ratus indikasi pengilhamannya. Yeremia tidak sedang mengucapkan kata-katanya sendiri; ia tidak sedang memberikan pendapatnya sendiri. Yeremia sedang mengucapkan "firman" Allah! Kekuatan firman Allah yang terilham adalah faktor yang menjamin kemenangan (5:14; 23:29).
Ketika Yeremia mengucapkan pesan terilham ini, ia sering dihadapkan dengan penolakan (44:16). Kaum itu menginginkan pesan yang sesuai dengan "kebutuhan" pribadi mereka (44:17). Penolakan yang terus-menerus ini memang membuat Yeremia putus asa, tetapi tidak membungkam dia. Nabi itu dengan keras kepala bertahan dalam memberitakan firman Allah. Ia menyatakan terus dengan tegas ketaatan penuh kepada persyaratan Allah (42:21, 22). "Nabi-nabi" lain menikmati popularitas, tapi mereka tidak akan menikmati kemenangan. Mereka ditakdirkan menerima "penghinaan kekal" (23:9-40). Perbedaan dalam hal bagaimana orang menerima nubuatan-nubutan pastilah telah memperparah keputusasaan Yeremia. Ia memiliki kebenaran, sementara mereka memiliki kesalahan, tetapi mereka diberi tepuk tangan, dihormati, dan dihargai, sementara ia dicemooh. Kadang-kadang, kemenangan yang meyakinkan tampaknya mustahil. Namun demikian, Yeremia tetap bertahan dalam memberitakan kebenaran Allah.
Ketekunan Yeremia dalam memberitakan pesan Allah tidak membuat dia populer, tetapi itu meyakinkan dia bahwa ia melakukan hal yang benar. Pikiran degil dan hati keras para pendengarnya (5:23) akhirnya akan dikalahkan melalui firman Allah yang terilham.
Jaminan Allah tentang kemenangan bahkan dinyatakan dalam bahasa yang lebih kuat kepada mereka yang berada di bawah perjanjian baru Kristus. Kita memiliki wahyu yang lengkap. Kita memiliki standar untuk kebenaran mutlak. Kita memiliki Firman Allah yang diwahyukan secara lengkap, secara kata demi kata, dan itu penuh kuasa! (Lihat Roma 1:16.) Sekarang ini, mereka yang memberitakan kehendak Allah yang terilham dihadang dengan jenis cemoohan dan ejekan yang sama yang menyerang Yeremia. Kita harus tetap teguh dalam kesetiaan kita untuk memberitakan kebenaran Allah bahkan jika itu membuat kita tidak populer, dicemooh, dijauhi, dan diejek (2 Korintus 4:10-13). Inilah satu-satunya cara untuk menemukan kemenangan yang dijamin oleh Allah.
Pemerintahan Allah Berdaulat
Dari semua jaminan untuk kemenangan, kedaulatan Allah sepatutnya memberikan harapan terbesar kepada orang-orang kudus yang berjuang melawan para musuh. Keyakinan Yeremia kepada kedaulatan Allah tidak pernah memudar (17:14; 6:15b; 36:31). Keyakinan bahwa Allah yang pegang kendali membuat Yeremia mampu melakukan tugas-tugas yang untuknya ia diutus.
Jaminan kedaulatan Allah ini sepatutnya memberikan penghiburan yang besar kepada para pengikut-Nya sekarang ini yang dilanda pelbagai masalah. Keyakinan yang teguh bahwa "Allah dapat melakukan" (lihat Roma 4:21) seharusnya memberi kita kekuatan untuk bertahan dalam tugas ketika semua orang meminta kita untuk berhenti (2 Timotius 1:12; 4:7, 8). Ketika kita melayani Allah, kita dijamin menang (Wahyu 2:10).
Belas Kasihan Allah Melindungi
Pelbagai pencobaan duniawi dan musuh-musuh yang sengit sering menyebabkan kita melupakan belas kasihan Allah (Mazmur 57:10). Yeremia mendesak pendengarnya untuk mengingat belas kasihan Allah yang besar (12:15; 33:1-9, 11). Kemenangan terjamin karena Allah adalah Penguasa yang penuh rahmat dan penuh kasih. Rencana-Nya bagi umat manusia mencakup berkat-berkat yang kekal. Namun begitu, belas kasihan Allah ditawarkan hanya kepada mereka yang mentaati kehendak ilahi-Nya (17:19-27).
Beberapa orang di zaman Yeremia menyalahpahami belas kasihan Allah. Mereka mengira bahwa menerima belas kasihan-Nya tidak memerlukan ketaatan kepada kehendak Allah. Mereka tertipu, mengira bahwa kasih Allah bagi umat-Nya akan memaafkan dosa mereka (lihat 7:4). Mereka menolak untuk mentaati Allah dan sebaliknya malah percaya kepada pernyataan yang memperdaya bahwa "belas kasihan ilahi" membebaskan semuanya dan tidak membutuhkan apa-apa.
Manusia sekarang ini mengikuti penipuan yang sama seperti Yehuda kuno. Kita perlu sejelas Yeremia dan mengekspos kebodohan penipuan seperti itu. Kasih Allah masih sekuat seperti sebelumnya, namun kasih-Nya tidak pernah memaafkan ketidaktaatan. Tidak di zaman Yeremia, dan tidak juga di zaman kita!
Harapan Allah Adalah Kuat
Mereka yang bergumul dengan perjuangan hidup yang tak terelakkan sering tanpa harapan dan putus asa. "Harapan" menghidupkan mercu suar yang menuntun kita dengan selamat melalui dunia ini ke dalam dunia berikutnya. Yeremia berbicara tentang "harapan" yang akan memberikan kemenangan kepada mereka yang kecil hati (14:22; 17:13; 31:17; 33:14-26). Betapa jaminan kemenangan indah kepada mereka yang tetap setia kepada Allah-"Ada harapan untuk masa depan Anda" (31:17)!
Pengetahuan Allah Membenarkan
Dorongan terbesar yang Allah dapat berikan kepada para pengikut-Nya yang sedang bergumul adalah harapan dan antisipasi terhadap pelbagai berkat masa depan (Ibrani 6:11). Kita harus jangan membiarkan Iblis menghapus harapan itu (Ibrani 6:18, 19). Bagaimanakah orang Kristen dapat mempertahankan harapan supaya Iblis tidak dapat mencurinya dari hati kita? Pertanyaan ini dijawab oleh Yeremia: Harapan ditemukan dalam kesadaran bahwa Allah mengetahui segala sesuatu. Allah yang mahatahu menawarkan jaminan besar sekarang dan memberi kita harapan untuk masa depan.
Penekanan Yeremia pada pengetahuan Allah mengingatkan kita bahwa orang Kristen dapat mengantisipasi kemenangan (24:6, 7; 29:11). Kemampuan Allah yang mengetahui segala sesuatu meyakinkan orang Kristen bahwa pembenaran itu akan datang. Pelbagai cobaan dan kemalangan, fitnah dan kebohongan, kekejaman dan perlawanan yang pahit-semuanya akan diingat oleh Allah, dan semua akan ditangani oleh keadilan ilahi (15:15; 16:17; 17:10).
Di sepanjang kitab Yeremia, kita menemukan pembenaran Allah atas pemberitaan nabi-Nya. Meskipun Yeremia dituduh berbohong dan menjadi seorang guru palsu, ia dibenarkan sebagai guru sejati dan yang lainnya ditelanjangi sebagai guru-guru palsu (23:9-32, 36; 28:15-17; 29:21, 32).
KEMENANGAN DISAJIKAN DENGAN PEMBEBASAN OLEH ALLAH
Kemenangan tidak disimpan untuk masa depan. Para pengikut Allah dapat menikmati kemenangan bahkan di bumi ini! Kebenaran sederhana ini berulang kali digambarkan di dalam kehidupan Yeremia. Tuhan menjanjikan Yeremia bahwa pembebasan akan terlihat dalam pelayanan duniawinya (1:5-7, 17-19; 15:20, 21), dan kita melihat janji ini terpenuhi. Kadang-kadang pembebasan yang dijanjikan disajikan dengan campur tangan ilahi, dan di lain waktu datang melalui bekerjanya penyediaan ilahi.
- 1. Persekongkolan jahat di Anatot (11:21; 12:6). Allah melepaskan Yeremia dari mereka yang berusaha untuk membunuh dia. Nabi itu berpikir bahwa ia aman dan terjamin di tengah-tengah kerabanya sendiri, tapi ia tidak aman.
- 2. Penghakiman Allah (16:17, 18; 17:4-6, 18). Pengikut Allah yang benar akan mendapat keuntungan dari penghakiman yang Mahakuasa atas orang berdosa.
- 3. Pembenaran Allah atas orang yang difitnah (18:18-23). Para penentang kebenaran Allah yang jahat akan melakukan apa saja yang bisa mereka lakukan untuk memburukkan dan menghancurkan mana baik orang-orang yang menegakkan kebenaran Allah. Sering kali tampak bahwa serangan fitnah ke atas orang-orang yang saleh tidak dibalas. Namun begitu, Yeremia mengingatkan kita bahwa orang benar akan dibebaskan dari tuduhan karena Tuhan Allah "tahu."
- 4. Penyelamatan dari penganiayaan (26:7-24). Yeremia tampaknya menghadapi kematian tertentu, tetapi pemeliharaan Allah menyebabkan pembebasan nabi itu dan pembenaran secara penuh. Insiden di dalam 26:16-19 menunjukkan betapa menyeluruh kemenangan akan datang ke atas orang percaya yang setia. Pada akhirnya, nabi itu dinilai sebagai benar-benar jujur, sementara para penuduhnya diungkapkan sebagai pembohong. Allah pada akhirnya menang atas kejahatan. Pembebasan mungkin saja datang sebagian selama hidup di dunia, tetapi pembebasan penuh akan datang pada hari Penghakiman. Betapa akan indahnya berdiri di ambang keabadian dan dinyatakan tidak bersalah atas segala fitnah yang berbahaya dan mendengar pujian "bagus sekali!" dari ilahi untuk suatu pekerjaan!
- 5. Pembebasan Kekal. Allah, di dalam Yeremia 31-33, sudah memberitahukan sebelumnya tentang renacana-Nya bagi tindakan pamungkas pembebasan-kerajaan baru, perjanjian baru, dan umat baru. Pelbagai aspek "baru" ini meramalkan berkat-berkat yang ditemukan di dalam pengorbanan Kristus dan pembentukan gereja-Nya. Pasal-pasal ini mengetengahkan berkat-berkat yang indah yang turun ke atas mereka yang dosa-dosanya sudah diampuni dan yang hatinya dipersembahkan untuk memahami dan mempraktikkan hukum Allah.
- 6. Pembebasan duniawi. Berkali-kali, Yeremia diingatkan bahwa Allah menyediakan pembebasan dari pelbagai pencobaan duniawi dan menuntun para pengikut-Nya kepada kemenangan atas kejahatan. Kitab Yeremia menawarkan keyakinan yang besar tentang fakta ini: 20:1-6 - Perlakuan kejam oleh Pasyhur diupahi dengan adil. 36:19 - Allah menggunakan orang lain untuk membantu umat-Nya lolos dari kemalangan (lihat 39:11-14). 40:4 - Pembebasan nabi itu dari penangkapan Babel meyakinkan kita tentang kedaulatan Allah.
KEMENANGAN DITETAPKAN OLEH PERSYARATAN ALLAH
Kemenangan yang ditawarkan oleh Allah adalah untuk semua orang. Namun begitu, tidak semua orang akan menemukan kemenangan ini, karena beberapa orang yang menolak melakukan apa yang Allah katakan memang perlu mengalami hal itu. Di seluruh pesan nabi itu, kita menemukan kondisi tertentu untuk 'kemenangan" ini. Jika kita ingin menikmati kemenangan yang ditawarkan oleh Allah, kita harus"
- • taat, melakukan persis seperti yang Ia perintahkan (26:2; 6:27-30; 10:23; 11:1-4; 22:1-5).
- • menjalani gaya hidup yang benar (7:2-7, 23, 24; lihat 9:13; 18:11; 35:18, 19).
- • menghormati kebenaran-Nya (7:28; 9:3, 5, lihat 13:25; 15:16).
- • percaya mutlak kepada kemampuan-Nya (17:7; 9:23, 24; 16:19; 20:11-13).
- • kokohlah di dalam pengabdian kita (26:12-15; 48:10).
Seraya kita berusaha untuk hidup dengan cara ini, kita harus didorong oleh pokok-pokok pikiran sebagai berikut:
Kemenangan adalah pasti! (15:20, 21). Oleh karena itu, jangan biarkan keputusasaan membungkam Anda.
Kemenangan hadir! (20:13). Oleh karena itu, jangan berpikir Anda sendirian dan ditinggalkan oleh Allah.
Kemenangan bersyarat! (17:21-27). Oleh karena itu, bersikaplah berani dan perwira dan lakukanlah semua perkataan hukum Allah.
John L. Kachelman, Jr.
Catatan Akhir:
- 1 Lihat Ayub 17:9; Mazmur 37:24, 28; Markus 13:13; Ibrani 10:23, 35, 36; 2 Petrus 1:10, 11; Wahyu 3:5; 21:7.
Pengarang: John L. Kachelman, Jr.
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Yeremia (Pendahuluan Kitab) Khotbah Pilihan: Mengenali Kebutuhan Kita
Sesungguhnya, dari yang kecil sampai yang besar di antara mereka, semuanya mengejar untung, baik nabi maup...
Khotbah Pilihan: Mengenali Kebutuhan Kita
Sesungguhnya, dari yang kecil sampai yang besar di antara mereka, semuanya mengejar untung, baik nabi maupun imam semuanya melakukan tipu. Mereka mengobati luka umat-Ku dengan memandangnya ringan, katanya: Damai sejahtera! Damai sejahtera!, tetapi tidak ada damai sejahtera. Seharusnya mereka merasa malu, sebab mereka melakukan kejijikan; tetapi mereka sama sekali tidak merasa malu dan tidak kenal noda mereka.…"
"Beginilah firman TUHAN: 'Ambillah tempatmu di jalan-jalan dan lihatlah, tanyakanlah jalan-jalan yang dahulu kala, di manakah jalan yang baik, tempuhlah itu, dengan demikian jiwamu mendapat ketenangan. Tetapi mereka berkata: Kami tidak mau menempuhnya! Juga aku mengangkat atas mereka penjaga-penjaga, firman-Ku: Perhatikanlah bunyi sangkakala! Tetapi mereka berkata: Kami tidak mau memperhatikannya!'" (Yeremia 6:13-17).
Saya pergi menemui seorang teman di rumah sakit yang didiagnosa mengidap kanker. Ketika saya mengetuk pintu, istrinya datang menemui saya. Ia menggegas saya ke lorong untuk mengatakan sesuatu yang tidak ingin didengar suaminya. Ia berkata, "Para dokter mengatakan bahwa umurnya hanya tinggal beberapa hari lagi, tetapi ia tidak tahu. Kami telah memberitahu dia bahwa para dokter telah membuang seluruh tumor itu dan ia akan merasa lebih baik dan bisa pulang ke rumah dalam beberapa hari. Kami pikir lebih baik baginya untuk tidak tahu." Saya berusaha mendukung keputusannya, tapi saya berkata, "Saya dengan tulus percaya bahwa jika saya jadi dia, saya ingin tahu sehingga saya bisa punya waktu untuk memberitahu istri dan anak-anak saya pelbagai hal yang saya ingin mereka ketahui sebelum mati." Ia tidak setuju.
Ketika saya mendatangi teman saya itu, istrinya gugup. Ia takut saya akan memberitahu suaminya tentang keadaannya. Kami berbincang untuk beberapa waktu dan berdoa bersama meminta Allah untuk memberkati dia dan keluarganya. Lalu ketika saya bangkit untuk pergi, ia mencengkeram tangan saya, katanya, "Maukah engkau memberitahu aku tentang keadaanku yang sebenarnya?" Air mata mengalir di pipinya dan pipi saya. Ia bertanya, "Apakah aku akan mati? Apakah ini akhir hidupku?" Saya berkata, "Engkau tahu aku tidak punya cara untuk mengetahui berapa lama engkau atau orang lain siapa saja akan hidup. Hidup ini sangat tidak pasti. Siapa saja dari kita bisa mati hari ini. "Jawaban itu tidak memuaskan dia. Ia memegang lebih erat, katanya, "Selama ini engkau selalu jujur terhadapku. Beritahu aku yang sebenarnya." Saya memandang istrinya, yang sedang menangis. Ia menganggukkan kepalanya untuk menunjukkan bahwa saya harus melanjutkan dan memberitahu dia yang sebenarnya. Lalu saya berkata, "Tampaknya tidak terlihat bagus. Jika para dokter itu benar, umurmu hanya tinggal beberapa hari saja di dunia ini sebelum engkau diberkati untuk pulang ke rumah Tuhan di sorga. Apakah yang dapat kulakukan untuk menolongmu selama sisa umurmu?"
Ia melepaskan napas lega dan berkata, "Terima kasih banyak. Aku punya beberapa hal untuk dilakukan sebelum mati. Bisakah engkau mengatur setiap anak-anakku untuk datang satu per satu menemui aku untuk berbicara dengan mereka? Tetapi pertama-tama, aku butuh waktu beberapa saat dengan istriku untuk membantu dia menghadapi apa yang akan terjadi." Itu hanya beberapa hari sebelum ia meninggalkan dunia ini untuk pulang ke rumah Tuhan. Seburuk apapun hal-hal di dunia ini, kita dapat menghadapi kenyataan jauh lebih baik daripada kepura-puraan.
Yehuda kuno tidak mau menyadari kebutuhan mereka. Mereka memiliki penyakit rohani, tetapi mereka tidak mau mengakuinya.
KEBUTAAN
Masalah Yehuda di zaman Yeremia adalah bahwa mereka tidak mau menghadapi kenyataan. Mereka hidup di dunia mimpi, berpura-pura semuanya baik-baik saja ketika kehancuran datang menimpa mereka seperti tornado yang sangat kuat menyapu bersih lembah. Kita membaca tentang realitas di dalam Yeremia 6:13-15: Bahkan para imam dan para nabi menolak untuk melihat kebenaran. Salah satu bahaya dalam mempelajari Perjanjian Lama adalah berpikir bahwa masalah yang dimiliki umat itu pada waktu itu tidak seperti yang kita hadapi sekarang ini karena hal itu terjadi sudah lama sekali dan kita telah berubah sangat banyak. Lihatlah kenyataannya untuk sejenak.
Dua masalah besar mereka adalah keserakahan dan kebohongan. Apakah itu benar-benar berbeda dari dunia di mana kita hidup sekarang?
KESERAKAHAN
Keserakahan menguasai orang. Itu membuat kita pelit. Itu akan membuat kita memalingkan wajah kita dari orang yang butuh ditolong. Itu akan menutup telinga kita terhadap jeritan dunia sesat yang mengharapkan Injil Kristus. Sementara kita memegang erat-erat uang kita, jutaan orang meninggal sesat tanpa pernah mendengar kabar baik tentang Yesus. Di dalam Lukas 12 Yesus sedang mengajar banyak orang ketika diskusi ini muncul:
Seorang dari orang banyak itu berkata kepada Yesus: "Guru, katakanlah kepada saudaraku supaya ia berbagi warisan dengan aku." "Kata-Nya lagi kepada mereka: "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu." Kemudian Ia mengatakan kepada mereka suatu perumpamaan, kata-Nya: "Ada seorang kaya, tanahnya berlimpah-limpah hasilnya. Ia bertanya dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat, sebab aku tidak mempunyai tempat di mana aku dapat menyimpan hasil tanahku. Lalu katanya: Inilah yang akan aku perbuat; aku akan merombak lumbung-lumbungku dan aku akan mendirikan yang lebih besar dan aku akan menyimpan di dalamnya segala gandum dan barang-barangku. Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah! Tetapi firman Allah kepadanya: Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti? Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah" (Lukas 12:13-21).
Keserakahan adalah keinginan mata, yang Yohanes gambarkan sebagai menjauhkan kita dari Allah (1 Yohanes 2:15-17). Tentu saja, salah satu alasan Allah mengajar kita dengan begitu kuatnya untuk menjadi pemberi dari apa yang kita miliki adalah untuk menjaga kita dari membiarkan keserakahan mengambil alih hidup kita.
KEBOHONGAN
Masalah ketiga Yehuda adalah kebohongan. Bahkan para pemimpin rohani Yehuda, para nabi, dan para imam berbohong. Mereka berteriak, "Damai, damai" ketika tidak ada kedamaian. Mereka memperlakukan orang-orang yang terluka secara lahiriah saja. Mereka memberitahu umat itu bahwa mereka baik-baik saja ketika penyakit dosa masih menggerogoti organ-organ vital mereka.
Sungguh mengerikan ketika orang menjadi begitu terfokus pada kesalahan di dunia ini sehingga ke mana saja ia mengarahkan pandangannya yang dilihat adalah musuh-musuh, para bidah, ajaran palsu, dan kemurtadan. Namun begitu, yang sama buruknya adalah ketika kita membiarkan diri kita menjadi buta terhadap dosa dan menyangkal adanya masalah ketika sebenarnya ada. Bersikap jujur berarti menghadapi kebenaran, apakah itu baik atau buruk. Yehuda telah terbenam jauh ke dalam dosa. Kaum itu telah melakukan tindakan yang memalukan. Penyembahan berhala mereka telah menyebabkan mereka melakukan perzinahan rohani dan moral. Seharusnya mereka sangat malu atas dosa mereka sehingga tidak mau menghadapi dunia-namun wajah mereka itu bahkan tidak memerah. Mereka mengangkat kepala mereka tinggi-tinggi, seolah-olah mereka tidak bersalah, ketika sebenarnya mereka bersalah secara mengerikan.
Janji Allah kepada mereka adalah bahwa Ia akan menghancurkan mereka karena dosa ini; mereka akan dihukum dan digulingkan. Inti kebodohan adalah menyangkal adanya masalah apa saja ketika dosa-dosa dunia telah menyerbu jiwa kita.
PEMBANGKANGAN
Pernahkah Anda memperhatikan bagaimana orang merindukan sesuatu yang baru? Para pembelanja ingin produk-produk "yang baru dan lebih baik" di pasar. Para penyembah mencari lagu-lagu baru dan pesan-pesan baru. Bagaimanapun, kebenaran Allah memang tua. Kebenaran itu kuno. Kebenaran tidak berubah. Allah berkata, "Bahwasanya Aku, TUHAN, tidak berubah" (Maleakhi 3:6a). Firman Allah bertahan selamanya. Jika kita menambah atau mengurangi kebenaran itu, kita melakukannya untuk kehancuran kita sendiri. Bahkan alam yang di dalamnya kita harus menyembah Allah tidak berubah. Di dalam Efesus 3:21 Paulus menulis, "Bagi Dialah kemuliaan di dalam jemaat dan di dalam Kristus Yesus turun-temurun sampai selama-lamanya."
Yehuda perlu kembali dan menemukan jalan Allah yang benar. Misalkan Anda melakukan perjalanan jauh dan tersesat dari jalan yang benar. Bergerak lebih cepat ke arah yang salah tidak akan memperbaiki situasi Anda. Anda harus kembali ke tempat yang benar dan menempuh jalan yang benar untuk sampai di tempat tujuan yang direncanakan. Allah menghimbau Yehuda untuk berdiri di persimpangan jalan mereka, mencari dan meminta jalan kuno yang akan memimpin mereka untuk berjalan di jalan yang baik.
Rencana Allah melibatkan lebih dari sekedar datang ke bait suci untuk mempersembahkan korban. Ia ingin umat-Nya berdedikasi dan setia kepada Dia. Ia ingin mereka menempatkan kepercayaan mereka kepada Dia dan hidup dengan sikap peduli terhadap satu sama lainnya. Ia menginginkan kehidupan yang berintegritas dan jujur. Kaum Yehuda mencoba untuk memuaskan Allah dengan melakukan tindakan ibadah ketika tangan mereka kotor dengan dosa. Tidak ada jumlah nyanyian, doa, persembahan, atau perjamuan Tuhan yang berguna jika hidup kita tidak benar. Menjadi orang yang tepat adalah perlu sebelum tindakan pengabdian yang tepat dapat membuat perbedaan.
Sekarang ini, jalan Allah diungkapkan sepenuhnya di dalam Perjanjian Baru. Wahyu terilham Allah melengkapi sepenuhnya orang Kristen untuk setiap perbuatan baik (2 Timotius 3:16, 17). Untuk alasan ini, kita harus "[memberitakan] firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran" (2 Timotius 4:2).
Jalan kuno Allah adalah jalan yang baik. Orang yang berjalan di dalamnya akan mendapat ketenangan bagi jiwanya. Allah selalu menggambarkan hidup bagi Dia sebagai cara bepergian. Yesaya melihat "Jalan Kudus" bagi para pengikut Tuhan untuk ditempuh (Yesaya 35:8). Yesus berkata, "Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan" (Matius 11:28-30). Ia juga berkata, "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku" (Yohanes 14:6).
Jalan Allah memberikan berkat ketenangan bagi jiwa, tetapi hanya untuk mereka yang berjalan di dalamnya. Himbauan Allah meminta kita untuk mengikuti jalan yang baik, untuk berjalan di jalan kuno yang mengarah kepada Dia.
KESIMPULAN
Allah membuat tawaran yang indah. Kaum Yehuda harus berbaris untuk mengikuti rencana Tuhan dan mendapatkan kelegaan bagi jiwa mereka, tetapi kasusnya tidak seperti itu. Mereka berteriak balik, "Kami tidak mau menempuhnya!" (6:16); "Kami tidak mau memperhatikannya" (6:17). Keras kepala, hati yang memberontak tidak berubah bahkan ketika dikonfrontasi oleh Allah. Mereka yang di Yehuda memilih untuk mengikuti rencana mereka sendiri daripada rencana Allah. Pengarahan diri sendiri ini merupakan bentuk penyembahan diri; mereka menjadikan gagasan mereka sebagai dewa mereka, dan mereka berpaling kepada pemikiran mereka sendiri sebagai penguasa mereka, Alkitab mereka. Pilihan mereka itu bisa jadi sudah memberi mereka gambaran diri yang baik untuk sesaat, tetapi masa depan mereka akan mendatangkan kehancuran penuh dari pasukan Babel, yang Allah gunakan untuk menghukum umat-Nya.
Pilihan antara diri sendiri dan Allah selalu tarik-menarik dalam diri mereka yang mengaku mengikut Tuhan. Iblis selalu membuat banyak jalan supaya kita pergi berlawanan dengan rencana Allah. Ia terus-menerus menggoda orang-orang di zaman kini, seperti ia mencobai Hawa di taman Eden (Kejadian 3:1, 4, 5). Dengan bodohnya, Hawa memakan buah terlarang-dan dengan bodohnya, Adam bergabung dengan dia dalam dosa. Berapa kalikah di dalam hidup kita sendiri Iblis telah berbisik di telinga kita untuk mengambil dari apa yang Allah telah larang, memberitahu kita bahwa kita tahu yang terbaik? Berapa kalikah kita sudah mengulurkan tangan kita untuk mengambil buah, dengan mengatakan, "Ini adalah buah yang diinginkan"? Kita tidak melakukan yang lebih baik daripada Adam dan Hawa.
Jalan Allah terus-menerus terbuka. Ia merindukan kita untuk kembali kepada Firman-Nya yang kudus, untuk menemukan jalan yang benar, dan untuk hidup dan berjalan dengan-Nya. Ia ingin mendengar kita berteriak kepada dunia, "Aku akan berjalan di jalan-Nya." Tidak ada orang yang dipaksa ke jalan Allah. Anda harus masuk berdasarkan pilihan dan tetap dengan keputusan Anda sendiri. Jalan yang manakah yang akan Anda tempuh?
Leon Barnes
Pengarang: Leon Barnes
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Yeremia (Pendahuluan Kitab) Khotbah Pilihan: "Tidak Adakah Balsam Di Gilead?"
Karena luka puteri bangsaku hatiku luka; aku berkabung, kedahsyatan telah menyergap aku....
Khotbah Pilihan: "Tidak Adakah Balsam Di Gilead?"
Karena luka puteri bangsaku hatiku luka; aku berkabung, kedahsyatan telah menyergap aku. Tidak adakah balsam di Gilead? Tidak adakah tabib di sana? Mengapakah belum datang juga kesembuhan luka puteri bangsaku?" (Yeremia 8:21, 22)
Bayangkanlah orang tua yang sedang membawa anaknya ke ruang gawat darurat rumah sakit untuk perawatan. Dokter memeriksa anak itu dan dengan segera sadar bahwa ia menderita cacar. Dokter berkata, "Kami memiliki vaksin yang tersedia di sini! Mengapa engkau tidak mengimunisasi anakmu ini? Anak ini menderita dan mungkin menghadapi kematian, sementara kita memiliki obat untuk mencegah dirinya diserang penyakit ini! "
Yeremia menyaksikan situasi yang sama. Bangsanya sedang sekarat dari suatu penyakit yang seharusnya sudah bisa dicegah. Kesedihan menyelimuti dirinya:
Tidak tersembuhkan kedukaan yang menimpa diriku, hatiku sakit pedih. Dengar! seruan puteri bangsaku minta tolong dari negeri yang jauh: "Tidak adakah TUHAN di Sion? Tidak adakah Rajanya di dalamnya?"-Mengapakah mereka menimbulkan sakit hati-Ku dengan patung-patung mereka, dengan dewa-dewa asing yang sia-sia?- Sudah lewat musim menuai, sudah berakhir musim kemarau, tetapi kita belum diselamatkan juga! Karena luka puteri bangsaku hatiku luka; aku berkabung, kedahsyatan telah menyergap aku. Tidak adakah balsam di Gilead? Tidak adakah tabib di sana? Mengapakah belum datang juga kesembuhan luka puteri bangsaku? (Yeremia 8:18-22).
Tangisan yang menyedihkan ini datang dari orang yang mencintai bangsanya tetapi sadar bahwa kaum itu telah melewati batas waktu ketika mereka seharusnya sudah bisa dibawa kembali kepada Allah. Anda mungkin melihat komunitas Anda sendiri sedang terjerumus ke jalan dosa, pemberontakan, keserakahan, dan kefasikan.
Tangisan Yeremia itu seharusnya membuat kita masing-masing memperhatikan dan mendorong sesama kita untuk bertobat sebelum terlambat.
KESEMPATAN SUDAH BERLALU
Pelajaran pertama yang harus kita ambil dari tangisan Yeremia adalah bahwa kesempatan sudah berlalu. Selama ini sudah ada banyak macam peringatan bagi Yehuda, tetapi kaum itu telah mengecualikan kesalahan mereka dan terus saja berbuat dosa, bahkan ketika berbicara tentang pengabdian kepada Allah. Mereka membuat berhala dan menyembahnya sambil mengaku setia kepada Allah. Apakah Allah mengasihi Yehuda? Ya, Ia sangat mengasihi mereka! Namun begitu, kasih tidak bisa selamanya mengabaikan dosa dan pemberontakan.
Allah itu pengasih dan penuh rahmat terhadap semua orang. Ia ingin semua orang diselamatkan (2 Petrus 3:9). Di dalam Roma 3:21-26, Paulus menggambarkan kerinduan hati Allah terhadap keselamatan kita:
Tetapi sekarang, tanpa hukum Taurat kebenaran Allah telah dinyatakan, seperti yang disaksikan dalam Kitab Taurat dan Kitab-kitab para nabi, yaitu kebenaran Allah karena iman dalam Yesus Kristus bagi semua orang yang percaya. Sebab tidak ada perbedaan. Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus. Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darah-Nya. Hal ini dibuat-Nya untuk menunjukkan keadilan-Nya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaran-Nya. Maksud-Nya ialah untuk menunjukkan keadilan-Nya pada masa ini, supaya nyata, bahwa Ia benar dan juga membenarkan orang yang percaya kepada Yesus.
Meskipun Allah itu penyayang, penuh rahmat, pengasih, dan pengampun, kita bisa melangkah terlalu jauh dan kehilangan kesempatan kita untuk bertobat. Untuk orang-orang di zaman Nuh, Allah berkata, "Roh-Ku tidak akan selama-lamanya tinggal di dalam manusia" (Kejadian 6:3a). Ia memberi mereka waktu selama 120 tahun untuk bertobat, tetapi harinya tiba ketika bahtera itu disegel dan air bah datang. Peringatan sudah berlalu. Masa panen telah datang. Musim panas telah berakhir, dan orang-orang itu tidak selamat.
Di Yehuda, para nabi telah mencurahkan hati mereka untuk membuat mereka bertobat. Namun begitu, orang-orang ini, tidak percaya bahwa Allah akan sungguh-sungguh membiarkan mereka dibawa ke dalam pembuangan. Peringatan itu jatuh di telinga yang tuli. Sekarang, mereka telah menunggu terlalu lama.
Allah ingin kita masing-masing diselamatkan. Ia sabar terhadap kita dan memberi kita waktu untuk belajar dan berubah. Namun demikian, jika kita terus hidup di dalam dosa, memberontak terhadap Allah dan kehendak-Nya, waktu kesabaran akan habis. Salomo menggambarkan waktu seperti itu di dalam Amsal 1:24-28:
"Oleh karena kamu menolak ketika aku memanggil, dan tidak ada orang yang menghiraukan ketika aku mengulurkan tanganku, bahkan, kamu mengabaikan nasihatku, dan tidak mau menerima teguranku, maka aku juga akan menertawakan celakamu; aku akan berolok-olok, apabila kedahsyatan datang ke atasmu, apabila kedahsyatan datang ke atasmu seperti badai, dan celaka melanda kamu seperti angin puyuh, apabila kesukaran dan kecemasan datang menimpa kamu. Pada waktu itu mereka akan berseru kepadaku, tetapi tidak akan kujawab, mereka akan bertekun mencari aku, tetapi tidak akan menemukan aku"
Akhirnya, Allah kehabisan kesabaran-Nya terhadap orang-orang berdosa. Kita harus mengetahui bahwa waktu untuk bertobat dan mentaati Allah adalah segera setelah kita mengetahui bahw kita salah. Setiap keterlambatan mengeraskan hati kita dan mendorong kita ke arah hasil panen tanpa keselamatan.
ALLAH SIAP MENGAMPUNI
Pelajaran kedua yang kita pelajari adalah bahwa Allah penuh belas kasihan. Di dalam Yeremia 8:22 kita menemukan beberapa pertanyaan menarik: "Tidak adakah balsam di Gilead? Tidak adakah tabib di sana? Mengapakah belum datang juga kesembuhan luka puteri bangsaku?"
Balsam adalah getah yang dipanen dari pohon-pohon di dalam dan di sekitar Gilead. Itu merupakan salah satu sumber Gilead yang terbesar dalam bidang perdagangan dan perniagaan. Balsam dianggap sebagai bantuan pengobatan yang luar biasa bagi orang yang luka. Yeremia sedang membuat poin sederhana: Karena jawaban bagi masalah mereka itu tersedia, mengapakah mereka tidak menggunakannya? Pertanyaan Yeremia di dalam 8:22 bersifat retoris; jawabannya itu seharusnya sudah jelas. Pengajuan pertanyaan ini dimaksudkan untuk membuat kaum itu berpikir. "Balsam Gilead" rohani tersedia pada waktu itu, dan tersedia juga sekarang ini.
Balsam itu adalah dan tetap merupakan penyembuhan, tangan pengampunan Allah.
Allah selalu siap untuk membalurkan balsam penyembuhan yang disediakan untuk semua orang melalui darah Kristus di kayu salib.
Yehuda memiliki tabib-tabib untuk membalurkan balsam untuk penyembuhan jasmani. Untuk penyembuhan rohani kita, kita memiliki Tabib Agung, Yesus Kristus. Ia berkata, "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit" (Lukas 5:31; lihat Markus 2:17). Yesus datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang. Meskipun Ia siap menyelamatkan orang-orang yang datang kepada Dia untuk perawatan, namun sebagian besar orang mengambil jalan mereka sendiri, menolak penyembuhan dan hidup seakan-akan tidak ada solusi bagi masalah mereka. Janganlah kita pernah lupakan pesan dari nas-nas suci yang luar biasa ini:
Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal (Yohanes 3:16).
Tetapi Dia, yang untuk waktu yang singkat dibuat sedikit lebih rendah dari pada malaikat-malaikat, yaitu Yesus, kita lihat, yang oleh karena penderitaan maut, dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat, supaya oleh kasih karunia Allah Ia mengalami maut bagi semua manusia (Ibrani 2:9).
Karena itu Ia sanggup juga menyelamatkan dengan sempurna semua orang yang oleh Dia datang kepada Allah. Sebab Ia hidup senantiasa untuk menjadi Pengantara mereka (Ibrani 7:25).
Karena kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia sudah nyata. Ia mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keingina duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini (Titus 2:11, 12).
Obatnya ada di sini. Dokternya juga tersedia, tetapi kita harus punya iman untuk datang kepada Dia dan mengikuti rencana-Nya untuk disembuhkan.
KETIDAKTAATAN MENYAKITI
Pelajaran ketiga adalah ketidaktaatan menyakiti. Bagaimanakah perasaan Anda ketika orang yang Anda cintai menolak berbuat benar? Orang tua yang saleh melatih anak-anak mereka di jalan Allah, menemani mereka ke pelayanan ibadah dan kelas-kelas Alkitab di sepanjang hidup mereka, dan hidup untuk Allah di depan mereka. Orang tua seperti itu hancur hatinya ketika anak-anak mereka membuat pilihan yang fasik dan berpaling kepada kehidupan berdosa. Yeremia seperti orang tua yang hancur hati. Ia berkata, Sekiranya kepalaku penuh air, dan mataku jadi pancuran air mata, maka siang malam aku akan menangisi orang-orang puteri bangsaku yang terbunuh! Sekiranya di padang gurun aku mempunyai tempat penginapan bagi orang-orang yang sedang dalam perjalanan, maka aku akan meninggalkan bangsaku dan menyingkir dari pada mereka! Sebab mereka sekalian adalah orang-orang berzinah, suatu kumpulan orang-orang yang tidak setia (Yeremia 9:1, 2).
Menjadi nabi untuk Yehuda bukan hanya sekedar pekerjaan bagi Yeremia. Seluruh hatinya terlibat. Ia mencintai kaumnya dan merindukan mereka untuk berubah. Betapa suatu contoh yang luar biasa yang ia sediakan bagi setiap orang yang ingin berkhotbah atau mengajar orang di zaman kini! Mengkhotbahkan atau mengajarkan kata-kata yang tepat saja tidaklah cukup. Kita harus mencurahkan seluruh hati kita ke dalam pelajaran kita jika pelajaran itu ingin memiliki dampak pada manusia. Kita harus yakin untuk mengatakan kebenaran yang orang perlu dengar untuk membuat hidup mereka benar bersama Allah, tetapi kita harus menggunakan Firman Allah dengan hati-hati dan penuh kasih. Firman adalah pedang Roh. Ini harus digunakan dengan hati-hati dan penuh perhatian, bukan sebagai kapak pemotong, yang mengiris ke segala arah.
MANUSIA MEMANG MENAKJUBKAN!
Pelajaran keempat adalah bahwa manusia itu memang misteri. Rasanya aneh, dengan melihat ke belakang, bahwa kaum Yehuda akan tetap hidup dalam dosa mereka. Mengapakah mereka tidak bertobat? Mengapakah mereka tidak bisa melihat kesalahan dan mengubah kembali kehidupan mereka? Berikut ini adalah jawabannya:
"Mereka melenturkan lidahnya seperti busur; dusta dan bukan kebenaran merajalela dalam negeri; sungguh, mereka melangkah dari kejahatan kepada kejahatan, tetapi TUHAN tidaklah mereka kenal." "mereka sudah membiasakan lidahnya untuk berkata dusta; mereka melakukan kesalahan dan malas untuk bertobat. Penindasan ditimbuni penindasan, tipu ditimbuni tipu! Mereka enggan mengenal TUHAN" (Yeremia 9:3-6; penekanan oleh saya).
Inti pemberontakan adalah kegagalan untuk mengenal Allah. Terlalu sering, agama menjadi seperangkat aturan. Kita memiliki "bentuk kesalehan, tetapi memungkiri kekuatannya" (2 Timotius 3:5). Supaya pelayanan kepada Allah menjadi penuh dan kaya, pelayanan itu harus dibangun di atas hubungan yang dekat dengan Allah. Jika orang tidak mengenal Allah, ia tidak akan bisa menjalani jenis kehidupan yang Allah minta.
Di dalam 2 Tesalonika 1:7-9, Paulus menulis, Dan untuk memberikan kelegaan kepada kamu yang ditindas, dan juga kepada kami, pada waktu Tuhan Yesus dari dalam sorga menyatakan diri-Nya bersama-sama dengan malaikat-malaikat-Nya, dalam kuasa-Nya, di dalam api yang bernyala-nyala, dan mengadakan pembalasan terhadap mereka yang tidak mau mengenal Allah dan tidak mentaati Injil Yesus, Tuhan kita. Mereka ini akan menjalani hukuman kebinasaan selama-lamanya, dijauhkan dari hadirat Tuhan dan dari kemuliaan kekuatan-Nya.
Ketika kita mengenal Tuhan, kita memiliki kemauan untuk hidup sebagaimana Ia memanggil kita untuk hidup. Jika kita tidak mengenal Dia, dosa akan tumbuh di dalam hidup kita seperti rumput liar di taman-taman jiwa kita.
Karena kaum Yehuda tidak mengenal Allah, mereka menjadi pendusta, pemfitnah, pembohong, dan penindas. Jika siapa saja menanya mereka tentang iman mereka, mereka pasti akan mengaku sebagai orang beragama. Namun begitu, agama tidak selalu membawa kebenaran. Pertanyaan sesungguhnya adalah, "Jenis hubungan apakah yang Anda miliki dengan Allah?"
Ketika hubungan kita dengan Allah salah, dosa tumbuh terus-menerus. Yeremia menulis, Siapakah orang yang begitu bijaksana, sehingga ia dapat mengerti hal ini, orang yang telah menerima firman dari mulut TUHAN, supaya ia dapat memberitahukannya? Apakah sebabnya negeri ini binasa, tandus seperti padang gurun sampai tidak ada orang yang melintasinya? Berfirmanlah TUHAN: "Oleh karena mereka meninggalkan Taurat-Ku yang telah Kuserahkan kepada mereka, dan oleh karena mereka tidak mendengarkan suara-Ku dan tidak mengikutinya, melainkan mengikuti kedegilan hatinya dan mengikuti para Baal seperti yang diajarkan kepada mereka oleh nenek moyang mereka (Yeremia 9:12-14).
Mengenali Allah dan mentaati perintah-Nya harus jalan seiring. Yohanes menekankan kebenaran ini di dalam Perjanjian Baru: "Dan inilah tandanya, bahwa kita mengenal Allah, yaitu jikalau kita menuruti perintah-perintah-Nya" (1 Yohanes 2:3). Ketaatan kita meliputi dasar-dasar Injil: percaya kepada Kristus sebagai Anak Allah (1 Yohanes 5:13), berbalik dari dosa-dosa kita dalam pertobatan, dan dibaptis agar dosa-dosa kita dihapuskan (Kis 2:38; 22:16 ). Selanjutnya, ketaatan melibatkan tindakan mematikan diri dan dosa dan hidup bagi Dia setiap hari (2 Korintus 5:15; 1 Petrus 2:24). Ini melibatkan kehidupan yang berubah yang dipersembahkan untuk Tuhan (Roma 12:1, 2; Yakobus 4:7).
KESIMPULAN
Lihatlah jauh ke dalam kehidupan Anda sendiri. Apakah Anda mengenal Tuhan? Pernahkah Anda menyerahkan hati dan hidup Anda sendiri dalam ketaatan kepada kehendak-Nya? Mengulur-ngulur waktu untuk mematuhi Allah adalah berbahaya, karena waktu panen akan berlalu dan musim panas akan berakhir. Keselamatan tersedia sekarang ini di dalam Kristus. Maukah Anda pada hari ini memutuskan untuk memberikan hidup Anda kepada Dia?
Leon Barnes
Pengarang: Leon Barnes
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Yeremia (Pendahuluan Kitab) Khotbah Pilihan: Pelajaran Yang Tidak Pernah Diterapkan
Lalu "semua orang "dan semua perempuan yang hadir di sana, suatu kumpulan yang besar, yakni ...
Khotbah Pilihan: Pelajaran Yang Tidak Pernah Diterapkan
Lalu "semua orang "dan semua perempuan yang hadir di sana, suatu kumpulan yang besar, yakni segala rakyat yang diam di tanah Mesir dan di Patros, katanya: 'Mengenai apa yang kaukatakan demi nama Allah kepada kami itu, kami tidak akan mendengarkan engkau!'"(Yeremia 44:15, 16).
Setelah beberapa kelompok besar orang ditawan ke Babel, yang ditinggalkan di Yehuda hanyalah sisa-sisanya saja. Yeremia telah memperingatkan mereka selama bertahun-tahun bahwa hari itu pasti akan datang ketika Allah tidak akan lagi menolerir pemberontakan orang-orang yang mengaku sebagai umat-Nya. Mereka sudah sangat lama sekali menyembah berhala. Mereka telah bertindak seperti pelacur, meninggalkan suami dan anak-anak mereka dan menjual tubuh mereka demi pernak-pernik. Mereka menyembah dewa-dewa palsu buatan mereka sendiri. Tentunya, tidak pernah ada kebiasaan yang lebih konyol di dalam sejarah manusia daripada membungkuk untuk menyembah berhala yang dibuat sendiri oleh tangan orang yang menyembah.
Akhirnya, hari kengerian datang. Bangsa Israel dibawa ke penawanan. Yerusalem hancur lebur. Segelintir orang yang tersisa yang dilanda kemiskinan ditinggalkan untuk mengurusi reruntuhan daerah tersebut. Mereka diberi kebebasan untuk makan dan mengambil bagian dari apa saja yang tersisa. Bukannya berpaling kepada Allah dalam ucapan syukur atas kebebasan mereka, mereka malah melarikan diri ke Mesir dalam ketidaktaatan kepada Allah. Di Mesir, Yeremia menyampaikan sekali lagi kepada mereka pesan peringatan dari Allah.
Beginilah firman TUHAN semesta alam, Allah Israel: Kamu telah mengalami segenap malapetaka yang telah Kudatangkan atas Yerusalem dan atas segala kota Yehuda; sungguh, semuanya itu kini sudah menjadi reruntuhan dan tidak ada seorangpun diam di sana. Itu disebabkan oleh kejahatan yang telah mereka lakukan untuk menimbulkan sakit hati-Ku, yakni mereka pergi membakar korban dan beribadah kepada allah lain yang tidak dikenal oleh mereka sendiri, oleh kamu atau oleh nenek moyangmu. Terus-menerus Aku telah mengutus kepadamu semua hamba-Ku, para nabi, dengan mengatakan: Janganlah hendaknya kamu melakukan kejijikan yang Aku benci ini! Tetapi mereka tidak mau mendengarkan dan tidak mau memperhatikan supaya berbalik dari kejahatan mereka dan tidak membakar korban lagi kepada allah lain. Sebab itu kehangatan amarah-Ku dan murka-Ku telah tercurah dan membakar kota-kota Yehuda dan jalan-jalan Yerusalem, sehingga menjadi reruntuhan dan tempat tandus, seperti yang ternyata sekarang ini. (Yeremia 44:2-6)
Jika mereka memiliki kemampuan menalar apapun, mereka seharusnya mampu mengingat kembali beberapa minggu atau bulan yang lalu dan ingat apa yang terjadi di rumah-rumah yang mereka tinggalkan. Kekacauan itu sungguh mengerikan; mereka telah melarikan diri dari negeri itu. Pada kenyataannya, mereka telah melarikan diri dari tanah air dengan melawan kehendak Allah. Meskipun mereka secara pribadi telah melihat apa yang bisa ditimbulkan oleh ketidaktaatan kepada Allah ke atas kehidupan seseorang, mereka tidak mau membungkukkan hati mereka kepada Allah dan tunduk kepada kehendak-Nya. Allah sudah mengatakan kepada mereka melalui Yeremia untuk tetap tinggal di Yudea, namun mereka malah melarikan diri ke Mesir. Allah masih menghimbau mereka melalui Yeremia untuk tidak menambah dosa-dosa mereka dengan berbalik lagi kepada penyembahan berhala, melainkan melayani Dia dengan setia sementara tinggal di Mesir.
MENGINDAHKAN PERINGATAN ALLAH
Peringatan yang Allah berikan melalui Yeremia tidak bisa lebih kuat lagi. Ia sudah memberitahu mereka untuk jangan lagi menyembah berhala atau mereka akan dilenyapkan dan menjadi sasaran kutukan dan ejekan di antara bangsa-bangsa di bumi (44:7-9). Ia memberitahu mereka bahwa tidak ada satu orang pun dari kaum tersisa di Mesir yang akan bertahan hidup atau selamat untuk kembali ke negeri Yehuda. Yeremia 44:14 mengatakan, "sungguh, mereka tidak akan kembali, kecuali beberapa orang pengungsi."
Apakah mereka bertobat dan mengubah kembali kehidupan mereka? Bagaimana menurut Anda? Apa yang akan sudah Anda lakukan? Pertimbangkanlah tanggapan mereka:
Mengenai apa yang kaukatakan demi nama Allah kepada kami itu, kami tidak akan mendengarkan engkau, tetapi kami akan terus melakukan segala apa yang kami ucapkan, yakni membakar korban kepada ratu sorga dan mempersembahkan korban curahan kepadanya seperti telah kami lakukan, kami sendiri dan nenek moyang kami dan raja-raja kami dan pemuka-pemuka kami di kota-kota Yehuda dan di jalan-jalan Yerusalem. Pada waktu itu kami mempunyai cukup makanan; kami merasa bahagia dan tidak mengalami penderitaan. Tetapi sejak kami berhenti membakar korban dan mempersembahkan korban curahan kepada ratu sorga, maka kami kekurangan segala-galanya dan kami dihabiskan oleh pedang dan kelaparan" (Yeremia 44:16-18).
Mereka bahkan tidak mempertimbangkan pertobatan! Mereka menyalahkan hari buruk mereka itu kepada fakta bahwa mereka telah berhenti mempersembahkan korban kepada berhala mereka. Mereka melihat hari-hari baik mereka ketika mereka hidup dalam penyembahan berhala. Sungguh menakjubkan bagaimana Iblis dapat membutakan pikiran orang sehingga mereka tidak dapat melihat apa yang sebenarnya. Dosa telah membuat orang-orang ini kehilangan segalanya, tetapi mereka masih berpegang pada cara hidup yang telah mengusir mereka dari Tanah Perjanjian yang Allah telah berikan kepada mereka.
MENCARI KEBENARAN ALLAH
Kita mungkin dengan mudahnya melihat kepada kaum Yehuda itu dan berkata kepada diri sendiri, "Kami tidak akan pernah seperti itu." Meskipun begitu, saya bertanya-tanya, apakah kita juga mengizinkan setan menyelinap ke dalam hidup kita dan membutakan pikiran kita terhadap realitas kehendak Allah. Iblis dapat menipu kita dengan mudah seperti yang ia lakukan terhadap orang-orang ini.
Dalam 2 Korintus 4:3 4, Paulus berkata bahwa "orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah." Penghulu dunia ini adalah Iblis, setan, oknum yang sama yang dahulu bekerja di Yehuda pada zaman Yeremia. Iblis meyakinkan kaum itu untuk berusaha mendapatkan berhala-berhala zaman itu sampai Allah akhirnya menghancurkan mereka. Ia membutakan pikiran banyak orang di dunia kita sekarang ini sehingga tidak melihat terang kemuliaan Injil Kristus. Hasil yang menyedihkan adalah bahwa mereka tidak pernah percaya kepada kabar baik tentang Yesus sebagai Kristus, Anak Allah yang hidup. Bahkan beberapa yang percaya kepada Kristus tidak pernah mencapai titik balik dari dosa-dosa mereka dalam pertobatan dan dibaptis untuk menghapus dosa-dosa mereka. Yesus berkata kepada murid-muridNya, "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum" (Markus 16:15, 16). Iblis bekerja untuk mencegah Amanat Agung itu terpenuhi.
Iblis tidak peduli berapa banyak kebenaran yang diyakini orang, selama mereka tidak percaya kabar baik yang adalah "kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya" (Roma 1:16). Oleh karena pekerjaan setan, bahkan gereja Tuhan sering dialihkan dari fokus utamanya yang kepadanya Allah telah memanggil dia. Pemberitaan dan pengajaran kebenaran bisa menjadi nomor dua terhadap semua jenis tujuan yang baik. Setiap kali pergeseran prioritas seperti itu terjadi, setan-setan pastilah tertawa keras di neraka. Ketika Iblis membutakan mata kita, kita bisa melihat banyak hal, tetapi kita kehilangan apa yang paling perlu kita lihat.
Apakah Anda bertanya-tanya bagaimana bisa manusia dapat hidup secara mesum dari hari ke hari sampai kemesuman itu tidak mengganggu mereka lagi? Iblis memiliki kekuatan luar biasa untuk membutakan mata kita terhadap apa yang ia tidak ingin kita lihat. Kita mungkin melihat dosa-dosa orang lain dan menjadi sangat marah bahwa mereka adalah orang munafik yang mengerikan tersebut, namun begitu dosa-dosa kita sendiri tampaknya tidak berarti bagi kita. Seorang pengusaha mungkin mencurangi orang lain-bahkan para pekerjanya sendiri-namun tidak pernah mempertimbangkan bahwa ada yang salah dengan tindakannya itu. Iblis sangat membutakan pikiran kita terhadap dosa-dosa pribadi sehingga ketika seseorang meminta perhatian kita kepada dosa-dosa itu, kita langsung berpikir, "Sama sekali tidak ada yang salah dengan itu" atau mencoba untuk membenarkan tindakan kita.
Ketika Yesus menceritakan perumpamaan tentang penabur di dalam Matius 13:3-9, Ia menggambarkan empat jenis tanah yang mewakili empat jenis hati. Bagaimana orang bereaksi terhadap Firman Allah ditentukan oleh jenis hati yang mereka miliki. Setelah Yesus mengatakan perumpamaan ini, rasul-rasul-Nya menanya Dia tentang mengapa Ia berbicara dalam perumpamaan. Yesus berkata, "karena sekalipun melihat, mereka tidak melihat dan sekalipun mendengar, mereka tidak mendengar dan tidak mengerti. Maka pada mereka genaplah nubuat Yesaya, yang berbunyi: Kamu akan mendengar dan mendengar, namun tidak mengerti, kamu akan melihat dan melihat, namun tidak menanggap. Sebab hati bangsa ini telah menebal, dan telinganya berat mendengar, dan matanya melekat tertutup; supaya jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya, lalu berbalik sehingga Aku menyembuhkan mereka" (Matius 13:13-15).
Yesus berkata bahwa mereka tidak mengerti karena mereka telah menutup mata mereka. Mereka menutup telinga mereka. Hati mereka telah ditutup.
Sering kali ketika kita mengalami kesulitan untuk membuat orang memahami pesan Allah, hal itu bukan dikarenakan Firman itu sulit untuk dipahami. Sebaliknya, hal itu dikarenakan orang itu tidak mau mendengarkan atau karena pikiran dan hati mereka sudah sangat ditutup dengan dosa-dosa dan kekuatiran akan dunia ini sehingga pesan dari Allah itu tidak sampai kepada mereka.
MEMPRIBADIKAN TEGURAN ALLAH
Ketika seorang suami atau istri sudah tidak setia lagi, pasangannya itu mungkin berkata, "Saya tidak pernah punya petunjuk akan jadi demikian." Tentunya, ada beberapa petunjuk, namun pasangan yang diselingkuhi itu tidak mau melihat petunjuk itu. Ketika anak remaja minum obat terlarang, orang tuanya mungkin berkata, "Kami tidak habis pikir. Bagaimana bisa anak ini telah minum atau menggunakan obat terlarang tanpa kami tahu sama sekali tentang hal itu." Mungkin mereka tidak ingin tahu. Ketika kita tidak mau melihat, kita dapat menolak untuk melihat tanda-tanda masalah yang tepat berada di depan mata kita.
Di dalam Yeremia 44:19 perempuan-perempuan Yehuda berkata, "Apabila kami membakar korban dan mempersembahkan korban curahan kepada ratu sorga, adakah di luar pengetahuan suami kami bahwa kami membuat penganan persembahan serupa dengan patungnya dan mempersembahkan korban curahan kepadanya?" Saya tidak tahu apa yang Yeremia telah pikirkan sebelumnya, tetapi tanda-tandanya ada di sana: Perempuan-perempuan itu berdosa, dan suami mereka mengetahui dosa mereka. Tanda-tanda selalu ada, jika saja kita mau melihatnya. Seringkali, ketimbang mengenali suatu masalah, yang lainnya malah ikut terlibat di dalam dosa-dosa itu sendiri.
Ratu sorga hanyalah sebuah berhala lain. Allah bukanlah barang ciptaan. Allah itu harus benar-benar ada-dan Allah adalah Pribadi yang menciptakan kita menurut gambar-Nya sendiri, baik laki-laki dan perempuan (Kejadian 1:26, 27)-atau tidak ada ilah sama sekali.
Selain dewa-dewa palsu mereka itu, Yehuda percaya kepada manusia. Orang-orang itu mengira bahwa mereka telah menemukan kekuatan di Mesir; mereka telah mengungsi ke sana, dan untuk sementara waktu Babel tidak lagi mengejar pasukan Mesir. Namun begitu, keselamatan mereka hanyalah sementara. Babel datang lagi. Mesir akan jatuh. Akhir hidup Firaun tidak lebih baik daripada raja-raja Yehuda.
Betapa sungguh bodoh orang yang menaruh kepercayaannya kepada berhala atau manusia lain! Hanya Allah yang layak menerima kepercayaan kita (lihat 2 Korintus 1:09).
KESIMPULAN
Allah masih berbicara kepada kita sekarang ini. Pertanyaan yang kita masing-masing harus tanyakan pada diri kita sendiri adalah "Apakah saya sedang mendengarkan Dia?" Berapa kalikah kita telah menutup telinga kita terhadap kebenaran-Nya dan mencari jalan lain untuk memecahkan masalah kita? Jika kita ingin mengikut Allah, kita harus bersedia mengikut Dia di sepanjang jalan. Jalan-Nya itu benar selama-lamanya.
Leon Barnes
Pengarang: Leon Barnes
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Yeremia (Pendahuluan Kitab) Khotbah Pilihan: Cara Mengatasi Rasa Takut Dalam Memenangkan Jiwa
Janganlah takut kepada mereka, sebab Aku menyertai engkau untuk melepaskan engkau,...
Khotbah Pilihan: Cara Mengatasi Rasa Takut Dalam Memenangkan Jiwa
Janganlah takut kepada mereka, sebab Aku menyertai engkau untuk melepaskan engkau, demikianlah firman TUHAN" (Yeremia 1:8).
"Dan siapakah yang akan berbuat jahat terhadap kamu, jika kamu rajin berbuat baik? Tetapi sekalipun kamu harus menderita juga karena kebenaran, kamu akan berbahagia. Sebab itu janganlah kamu takuti apa yang mereka takuti dan janganlah gentar."Dan siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu, tetapi haruslah dengan lemah lembut dan hormat" (1 Petrus 3:13-15).
Saya sangat mencintai nenek saya. Karena bentuk kakinya yang sangat melengkung, maka tingginya tidak sampai satu setengah meter. Ketika ia semakin dewasa, semakin sulit bagi dia untuk berjalan. Pada satu musim panas ia berhasil menanam di sebuah taman yang besar dengan menggunakan tangan dan lututnya. Saya mengagumi dia, tetapi ada satu hal yang mengganggu saya. Ia bukan orang Kristen. Saya sering berdoa untuknya dan meminta Allah untuk memberi saya kesempatan untuk berbicara dengan dia tentang perintah Tuhan.
Pada suatu hari kesempatan itu datang ketika saya mampir di rumahnya dalam perjalanan pulang dari sekolah. Ia menyambut saya di pintu, berbicara dengan penuh semangat tentang saputangan yang diurapi oleh seorang penginjil radio yang terkenal yang baru saja ia terima lewat surat. Ia mendengarkan program radio penginjil itu dan ia mengirimkan sumbangan kepada dia dari waktu ke waktu. Sebagai ucapan terima kasih kepadanya atas dukungannya kepada dia, penginjil itu mengirimkan saputangan untuk dia. Nenek meminta pendapat saya tentang penginjil itu dan saputangannya yang diurapi itu. Sayangnya, saya tidak mengatakan apa yang sedang saya pikirkan.
Haruskah saya memberitahu dia? Beberapa dalih menyelinap ke dalam pikiran saya.
Waktu itu saya masih sangat muda. Saya bisa saja membuat dia marah atau mengatakan hal yang salah. Selain itu, apa salahnya membiarkan dia senang dengan saputangan itu? Siapakah saya yang berani menghakimi dia? Itu pikiran saya, tetapi apakah yang sebenarnya menghalangi saya untuk bicara terus terang? Yang benar adalah bahwa saya takut-saya takut gagal, saya takut tidak akan memiliki jawaban yang benar, atau saya takut akan membuat situasi lebih buruk. Belakangan, saya mencoba untuk berbicara dengan nenek saya; tetapi saya telah kehilangan kesempatan terbaik, kesempatan yang paling alami oleh karena saya takut.
Betapa pada waktu itu saya ingin sekali sudah mengetahui definisi yang saya dengar digunakan oleh seorang pengkhotbah beberapa tahun kemudian! Ia menyebut akronim di bawah ini untuk kata "Fear (Takut)":
False(Palsu)
Evidence(Bukti)
Appearing (Tampak)
Real(Asli)
-> FEAR (Bukti Palsu Tampak Asli)
Setan membujuk saya untuk diam. Ia memenuhi hati saya dengan bukti-bukti palsu, dan saya mempercayainya. Sejak saat itu saya telah menanya lusinan orang Kristen, "Apa yang mencegah kebanyakan dari kita untuk tidak mengajarkan Injil kepada orang lain?" Jawabannya hampir selalu sama: "Takut!" Dalam beberapa kasus, rasa takut ini benar-benar melumpuhkan.
Saya yakin bahwa kebanyakan orang Kristen mengasihi Allah, Alkitab, dan orang sesat. Lalu, apakah alasan banyak orang Kristen tidak pernah mempelajari Alkitab dengan orang sesat, atau mungkin bahkan mengundang teman-teman terdekat mereka untuk beribadah? Takut! Mereka telah mempercayai kebohongan setan dan telah mengizinkan dia untuk mengisi hati mereka dengan pelbagai dalih. Mereka takut gagal, mereka takut tidak cukup tahu, mereka takut akan terlihat berlagak suci atau fanatik.
Apakah seseorang pernah mencapai titik ketika rasa takut dalam penginjilan benar-benar persoalan masa lalu? Sejujurnya, jawabannya tidak. Para pemenang jiwa yang berpengalaman akan memberitahu Anda bahwa akan selalu ada saat-saat ketika rasa takut hadir.
Mungkin ini akan mendorong Anda untuk mengetahui bahwa bahkan pemenang jiwa yang hebat seperti Rasul Paulus harus menangani masalah ketakutan. Sampai baru-baru ini saja, saya menganggap Paulus sebagai orang yang tidak pernah mengalami rasa takut dalam penginjilan, namun ia menulis tentang bergabung dengan orang-orang Kristen di Korintus dalam "kelemahan dan dengan sangat takut dan gentar" (1 Korintus 2:3). Korintus adalah kota yang penuh dengan kefasikan, kemesuman, dan segala kejahatan yang dapat dibayangkan. Siapakah yang tidak akan gemetar mendapat tugas mengajar orang-orang seperti itu? Lebih penting lagi, ia menulis, "aku juga telah datang kepadamu." Masalahnya bukan bahwa ia takut, tetapi bahwa ia melanjutkan tugasnya meskipun merasa lemah, takut, dan gentar. Bagaimana bisa para pemenang jiwa sekarang ini mengatasi rasa takut ketika mereka berbagi Kristus? Berikut ini adalah beberapa saran.
BERDOA MINTA KEBERANIAN
Lakukanlah apa yang Paulus lakukan. Berdoalah bagi ketakutan Anda, dan minta orang lain untuk mendoakan Anda juga. Dalam suratnya kepada jemaat di Efesus, Paulus meminta doa untuk "keberanian" dalam memberitakan Injil (Efesus 6:19). Paulus percaya bahwa jika ia mentaati Allah, maka Allah akan menangani rasa takutnya dengan memasok keberanian. Mintalah orang lain berdoa untuk keberanian Anda.
Petrus dan Yohanes juga harus menangani masalah ketakutan. Setelah mereka dianiaya untuk pertama kalinya, mereka berdoa, "Dan sekarang, ya Tuhan, lihatlah bagaimana mereka mengancam kami dan berikanlah kepada hamba-hamba-Mu keberanian untuk memberitakan firman-Mu" (Kisah 4:29; huruf miring oleh saya).. Paulus, Petrus, dan Yohanes semuanya pernah mengalami rasa takut; dan, kadang-kadang Anda juga akan mengalaminya.
Setelah tiga puluh tahun berpengalaman berkhotbah dan ratusan kali melakukan kajian Alkitab, saya kadang-kadang masih mengalami ketakutan. Sebagai contoh, saya baru-baru ini terlibat dalam membantu sebuah jemaat mempersiapkan diri untuk kebangunan rohani. Saya sedang melakukan kunjungan dengan penginjil lokal; dan ketika kami sedang menuju rumah berikutnya, ia berpaling kepada saya dan berkata, "Kunjungan berikut ini akan benar-benar keras. Aku sudah tak sabar untuk melihat bagaimana engkau menanganinya." Dengan segera, saya mulai membuat alasan, seperti orang-orang di dalam Lukas 14:16-24. Masalahnya bukan tentang mengusir rasa takut, tetapi mengatasi rasa takut. Para pekerja pribadi yang efektif tetap berbagi Kristus meskipun mereka ketakutan. Itulah keberanian ilahi.
PERCAYAKAN ALLAH UNTUK HASILNYA
Sukses dalam penginjilan adalah melakukan yang terbaik semampu Anda dan mempercayakan hasilnya kepada Allah. Allah akan setia dalam melakukan bagian-Nya. Lakukanlah yang terbaik; kemudian percayakan hasilnya kepada Allah. Bila Anda mentaati Allah, Anda tidak bisa gagal. Apakah Yesus gagal karena penguasa muda yang kaya pergi dengan sedih? Apakah Ia gagal karena orang banyak berpaling dari-Nya setelah "pernyataan keras"-Nya di dalam Yohanes 6:60? Apakah Ia gagal karena Yudas adalah orang munafik dan pencuri? Yesus menjawab sendiri pertanyaan-pertanyaan itu di dalam Yohanes 17:4: "Aku telah mempermuliakan Engkau di bumi dengan jalan menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan kepada-Ku untuk melakukannya." Meskipun beberapa, bahkan mungkin sebagian besar orang, menolak Dia, Kristus menyelesaikan misi-Nya; Ia mentaati Allah. Anda tidak dapat membuat seseorang lebih tersesat daripada kesesatannya yang sudah ada.
Anda tidak bertanggung jawab atas hasilnya, jadi berhentilah memikirkan masalah "kinerja." Lakukan apa yang Anda bisa lakukan. Bagikan traktat, undang teman-teman Anda untuk datang beribadah, bentuklah pelajaran Alkitab, berbincang-bincanglah tentang masalah rohani, lakukanlah kunjungan dari rumah ke rumah, berdoa, dan gunakanlah metode apa saja yang bisa Anda bayangkan untuk mendorong orang lain berpartisipasi di dalam pelajaran Alkitab. Kemudian percayakan kepada Allah untuk hasilnya. Anda sukses ketika Anda mencoba.
MILIKILAH RASA TAKUT YANG SALEH
Memilikilah jenis ketakutan yang benar. Pertimbangkanlah Matius 10:27, 28:
Apa yang Kukatakan kepadamu dalam gelap, katakanlah itu dalam terang; dan apa yang dibisikkan ke telingamu, beritakanlah itu dari atas atap rumah. Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka.
Pengabdian kita kepada Yesus harus begitu besar, rasa hormat kita harus begitu dalam, sehingga pemikiran untuk melakukan sesuatu yang bertentangan dengan kehendak-Nya semata-mata tidak dapat diterima oleh kita. Kita mengikuti petunjuk-Nya. Jika Ia berkata "pergi," kita akan pergi. Menyukakan Yesus harus berarti segalanya bagi kita. Sebagai perbandingan, mengecewakan manusia tidak berarti apa-apa. Terukir di batu nisan seorang pria yang terkenal karena semangat penginjilannya adalah kata-kata ini: "Sedikit sekali ia takut kepada manusia sebab besar sekali ia takut kepada Allah" Rahasia untuk mengatasi rasa takut dalam penginjilan adalah memiliki sikap hormat seperti itu untuk Allah sehingga rasa takut lainnya menjadi nomor dua. Jenis sikap hormat seperti itu muncul dari rasa kagum yang mendalam. Apakah mungkin bahwa kita telah kehilangan rasa kagum kita? Sudah berapa lama berlalu sejak Anda memikir-kan Allah, Yesus, Roh, dan kasih karunia Allah yang menakjubkan dan dipenuhi dengan perasaan "kagum" yang luar biasa?
Yesaya berkata, "Ini aku, utuslah aku!" (Yesaya 6:8). Ini adalah kata-kata yang ingin sekali saya dengar dari orang Kristen. Hal apakah yang memotivasi komitmen seperti itu di dalam diri Yesaya? Ia mengucapkan kata-kata ini setelah ia melihat kemuliaan Allah di bait suci. Apakah Anda memiliki orang-orang yang Anda kasihi yang ingin Anda undang untuk ibadah gereja? Apakah Anda memiliki teman-teman yang dengan siapa Anda ingin belajar tentang Yesus? Jika rasa takut menahan langkah Anda, cobalah luangkan waktu beberapa saat untuk memandang Allah yang perkasa yang kita layani. Lihatlah bahwa hal itu akan melonggarkan cengkeraman rasa takut atas diri Anda. Ketika orang Kristen mempertahankan rasa kagum kepada Allah, rasa takut manusia akan tampak kurang kuat.
KASIHILAH ORANG SESAT
Kasihilah orang sesat dengan tulus. Beberapa waktu yang lalu, seorang ibu sedang mengawasi anaknya yang berenang di laut. Anak itu berenang cukup dekat dengan pantai, tetapi air itu masih sekitar beberapa meter dalamnya. Tiba-tiba, ibu itu mulai berlari ke arah anaknya dan berteriak kepada dia, "Cepat keluar dari air!" Anak itu tidak mendengar, jadi ibu itu terus berlari secepat yang ia bisa lakukan. Setelah mencapai tempat di mana anaknya itu sedang berenang, ia mulai memukuli air dan menyeret sesuatu ke pantai. Itu adalah seekor hiu kecil. Seperti yang dapat Anda bayangkan, kejadian itu cukup menghebohkan. Ketika ibu itu ditanya bagaimana ia bisa melawan seekor hiu, ia berkata, "Saya terpaksa melakukannya." Perasaan yang ibu itu miliknya terhadap anaknya melebihi ketakutannya terhadap hiu itu.
Ketika saya remaja, ada sebuah lagu yang benar-benar membuat saya berpikir. Judul lagu itu adalah "You Never Mentioned Him to Me," ("Kau Tak Pernah Sebut Dia Kepadaku"), mencakaup kata-kata ini:
Ketika di tempat yang lebih baik kita berdiri di hadapan kursi pengadilan, Betapa akan sangat pedih jiwa kita jadinya; Jika siapa saja yang sesat di sana menangis dalam keputusasaan yang berat, "Kau tak pernah sebut Dia kepadaku," "Kau tak pernah sebut Dia kepadaku, Kau tak bantu menerangiku untuk melihat; Kau bertemu aku setiap hari dan tahu aku sesat, Namun kau tak pernah sebut Dia kepadaku."1
Lagu itu membantu saya untuk memahami bahwa kecuali seseorang melakukan sesuatu, maka beberapa sahabat, tetangga, keluarga saya yang manis, baik hati, layak, pengasih, menuju kekekalan tanpa Kristus. Saya mungkin orang yang Allah inginkan untuk mengajar mereka. Saya hanya harus mencoba. Di dalam penginjilan rasa takut (hormat atau kagum) terhadap Allah dan kasih untuk orang sesat menjadi penangkal yang kuat bagi rasa takut kepada manusia.
SADARILAH SUMBER TAKUT
Sadarilah bahwa setan adalah sumber dari sebagian besar ketakutan Anda. Roh ketakutan atau kegugupan tidak berasal dari Allah (2 Timotius 1:7). Setan akan mengisi hati Anda dengan alasan takut dan pelbagai dalih palsu jika Anda mengizinkan dia melakukan hal itu. Ingatlah bahwa ketakutan adalah "Bukti Palsu Tampak Nyata." Merasa takut adalah normal. Namun membiarkan rasa takut mencegah Anda untuk melakukan apa yang Allah perintahkan untuk Anda lakukan adalah tidak normal. Ingatlah kata-kata Yakobus 4:7: "Karena itu tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari padamu!" Cara terbaik untuk mengatasi ketakutan adalah dengan melakukan hal yang Anda takut untuk lakukan. Iblis adalah "bapa segala dusta" (Yohanes 8:44). Ia tidak pernah mengatakan kebenaran. Ketika ia mengisi hati Anda dengan ketakutan, ingatlah bahwa ia sedang berbohong kepada Anda. Allah selalu mengatakan kebenaran. Ia telah memberitahu Anda untuk "pergi." Ia mengetahui kelemahan Anda dan kemampuan Anda (atau melihat kurangnya kemampuan), namun Ia masih ingin Anda berpartisipasi di dalam Amanat Agung. Setan tidak ingin Anda mencicipi sukacita memenangkan jiwa. Ia tahu bahwa jika ia bisa membuat Anda tidak percaya kepada kemampuan Anda sendiri, berpikir bahwa Anda harus mengandalkan kekuatan Anda sendiri, Anda akan kewalahan dan takut. Allah tidak begitu tertarik dengan kemampuan Anda tetapi Ia lebih tertarik dengan ketersediaan Anda.
KESIMPULAN
Merasa takut adalah normal; bahkan Paulus harus berurusan dengan masalah itu. Jika Anda mau berdoa meminta keberanian, Allah akan menyediakan apa yang Anda butuhkan-keberanian. Percayakan Allah untuk hasilnya. Memiliki rasa takut yang saleh akan sangat membantu dalam mengatasi rasa takut terhadap manusia, takut terhadap kegagalan, dan jenis ketakutan yang melumpuhkan kita yang menyebabkan kita tetap diam ketika kita ingin berbagi kabar baik tentang Yesus Kristus. Ingatlah: Setan adalah sumber ketakutan kita.
Michael Knappier
Ringkasan Lebih Dari 100 Tahun Sejarah Yehuda
ay. 15, 16 Allah, melalui belas kasihan-Nya, mengirim firman-Nya kepada Yehuda melalui para nabi-Nya. Yehuda merendahkan firman-Nya sampai tidak ada obatnya. ay. 17 Allah mendatangkan Nebukadnezar, raja Babel, untuk menaklukkan Yehuda, dan Allah menyerahkan mereka ke dalam tangannya. ay. 18, 19 Semua perkakas dan harta bait suci dibawa ke Babel. Bait suci dibakar, dan Yerusalem dihancurkan. ay. 20a Banyak orang di Yehuda dideportasi ke Babel. ay. 20b, 21 Pengasingan itu harus selama tujuh puluh tahun dan bertahan sampai pemerintahan kerajaan Persia untuk memenuhi firman Allah. ay. 22, 23 Pada tahun pertama Koresh, raja Persia, Allah menggerakkan rohnya sehingga ia mengumumkan maklumat: "Segala kerajaan di bumi telah dikaruniakan kepadaku oleh TUHAN, Allah semesta langit. Ia menugaskan aku untuk mendirikan rumah bagi-Nya di Yerusalem, yang terletak di Yehuda. Siapa di antara kamu termasuk umat-Nya, TUHAN, Allahnya, menyertainya, dan biarlah ia berangkat pulang!"
Catatan Akhir:
- 1 James Rowe, "You Never Mentioned Him to Me," Songs of the Church, comp. and ed. Alton H. Howard (West Monroe, La.: Howard Publishers, 1977).
Pengarang: Michael Knappier
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
TFTWMS: Yeremia (Garis Besar) Catatan Akhir:
1 'Para nabi adalah pemimpin yang kuat dalam masalah agama, sosial, dan bahkan kehidupan politik dalam sejarah Perjanjian Lama....
Catatan Akhir:
- 1 'Para nabi adalah pemimpin yang kuat dalam masalah agama, sosial, dan bahkan kehidupan politik dalam sejarah Perjanjian Lama. Mereka adalah orang-orang yang memiliki pesan dari Allah. Nama nabi itu sendiri adalah penting. Ada tiga kata Ibrani yang diterjemahkan nabi. Dua kata yang pertama ini adalah dari kata kerja Ro'eh, digunakan sebelas kali, dan Chozeh, digunakan dua puluh dua kali. Kata-kata ini berarti 'melihat' dan mengandung gagasan tentang orang yang punya penglihatan. Jadi nabi disebut seorang 'pelihat.' Ini menyiratkan bahwa ia mampu memperoleh pengetahuan tentang pelbagai realitas kerohanian yang tidak tersedia bagi orang lain. Kata ketiga Nabhi, digunakan sekitar tiga ratus kali, yang berarti 'mengumumkan' atau mungkin 'membual,' mengetengahkan nabi itu sebagai 'Pembicara.' Jadi nabi adalah orang yang dalam cara khusus telah menerima pesan penting dan yang harus memberitakan atau menyampaikan pesan itu. Selama perjalanan sejarah Perjanjian Lama ada pelbagai istilah lain yang digunakan untuk para pemimpin agama ini. Mereka dikenal dengan istilah-istilah seperti -'Penjaga Umat,' 'Abdi Allah,' 'Hamba Tuhan,' 'Utusan Tuhan,' 'Penafsir,' dan 'Manusia Roh'' (H. I. Hester, The Heart of Hebrew History [Liberty, Mo.: Quality Press, 1962], 273).
- 2 C. J. Ball, 'The Prophecies of Jeremiah,' in The Expositor's Bible, ed. W. Robertson Nicoll (London: A. C. Armstrong and Son, 1903), 59.
- 3 Theo. Laetsch, Jeremiah, Bible Commentary (St. Louis: Concordia Publishing House, 1965), 19.
- 4 T. K. Cheyne and W. F. Adeney, The Pulpit Commentary, vol. 11, Jeremiah, Lamentations, ed. H. D. M. Spence and Joseph S. Exell (Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1950), iii.
- 5 James E. Smith, Jeremiah and Lamentations, Bible Study Textbook Series (Joplin, Mo.: College Press, 1972), 42
- 6 Untuk lebih jelas tentang raja-raja ini dan hubungan Yeremia dengan mereka, lihat pelajaran ' The Period of Jeremiah's Prophecies,' dalam 'Jeremiah, 1' issue of Truth for Today (November 2000).
- 7 'Penyediaan' adalah dari kata Yunani pronoia ('< dipikir sebelumnya, pemeliharaan yang hati-hati: Kisah 24:2 < pemeliharaan,<' (C. G. Wilke and Wilibald Grimm, A Greek-English Lexicon of the New Testament, trans. and rev. Joseph H. Thayer [Edinburgh, Scotland: T. & T. Clark, 1901; reprint ed., Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1977], 540). Kata 'penyediaan' tidak muncul di dalam teks Yeremia bahasa Inggris, tetapi pemikiran sebelumnya dan pemeliharaan Allah untuk nabi-Nya itu dinyatakan secara jelas.
- 8 Lihat Kejadian 25:21-24; Mazmur 139:14-16; Matius 1:20, 21; Galatia 1:15, 16.
- 9 Ibr.: yatsar-'< penjunan, pencipta < tentang aktivitas manusia < seorang penjunan yang membuat periuk dari tanah liat < tentang aktivitas ilah: (sebagai seorang penjunan) yang membentuk Adam < Kej. 2:7, 8 < Israel sebagai suatu umat, Yes. 43:1, 21 < bahkan dari rahim, Yes. 44:2, 24 < Yeremia dalam rahim < membentuk, menetapkan sebelumnya, merencanakan < merencanakannya untuk mendirikannya, Yer. 33:2' (Francis Brown, S. R. Driver, and Charles A. Briggs, A Hebrew and English Lexicon of the Old Testament [London: Oxford, Clarendon Press, 1972], 427-28.
- 10 Ibr.: qadesh-"…. Menjadi murni, bersih < kudus, suci < untuk mempersembahkan diri suci < untuk ditahbiskan < mentahbiskan seorang imam, Kel. 28:41 < umat Israel, Kel. 19:10, 14 < menguduskan untuk Allah, Ima. 27:14' (Samuel Prideaux Tregelles, Gesenius' Hebrew and Chaldee Lexicon [Grand Rapids, Mich.: Wm. B. Eerdmans Publishing Co., 1967], 725.
- 11 Ibr.: nathan-' < memberi < menyebabkan menerima < menyerahkan kepada kekuasaan siapa saja < Yes. 50:6 < mengaitkan kemuliaan atau kekuatan kepada siapa saja, Maz. 68:35; Yer. 13:16 < mengajar, Ams. 9:9 < membolehkan, mengijinkan < mengatur, meletakkan, menempatkan < Kej. 15:10; 1 Raj. 7:39; Yeh. 3:20 < untuk membuat atau membentuk siapa saja menjadi apa saja < Kej 17:5; Kel. 7:1' (Ibid., 572-74). Pertimbangkanlah definisi ini dengan mengingat pelbagai praktik saat kini tentang penetapan pengkhotbah untuk berkhotbah atau penatua untuk mengawasi jemaat.
- 12 Cheyne and Adeney, 5.
- 13 G. Campbell Morgan, Studies in the Prophecy of Jeremiah (Old Tappan, N.J.: Fleming H. Revell Co., 1969), 23.
- 14 William Hendriksen, Bible Survey: A Treasury of Bible Information (Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1953), 267.
- 15 Adam Clarke, The Holy Bible With a Commentary and Critical Notes, vol. 4, Isaiah to Malachi (New York: Abingdon-Cokesbury Press, n.d.), 254.
- 16 Ball, 60-61.
- 17 Laetsch, 20.
- 18 Bill Banowsky, 'Jeremiah,' 2nd Annual Ft. Worth Christian College Lectureship (1961): 307.
- 19 Morgan, 18
- 20 Costen J. Harrell, The Prophets of Israel (Nashville: Cokesbury Press, 1933), 122.
- 21 Ibr.:'asah-'<bekerja, mengerjakan apa saja < menghasilkan < mempersiapkan, membuat siap < menyelesaikan, mengeksekusi apa saja < melakukan apa saja dengan atau kepada siapa saja' (Tregelles, 657-58).
- 22 Smith, 138.
- 23 Morgan, 27. (Huruf miring oleh saya,)
- 24 '< bersiap diri menandakan bersiap-siap untuk bekerja (Amsal 31:17; Lukas 17:8), atau untuk berdebat (Ayub 38:3, 40:7), atau untuk berperang (1 Sam 25:13; Yes. 8:9). Apakah itu untuk pekerjaan khotbah; argumentasi yang melelahkan, menegangkan saraf dengan lawan-lawannya, < atau menderita penganiayaan yang sebenarnya, kelaparan, kehausan, pemenjaraan-Yeremia *waktu itu+ harus siap, siap untuk apa saja yang mungkin terjadi' (Laetsch, 30).
- 25 Ibr.: chathath-'< patah < dipatahkan oleh ketakutan, menjadi bingung < seperti orang yang dikuasai oleh teror atau ketakutan yang besar, menyerang lutut mereka bersama-sama seolah-olah lutut itu patah' (Tregelles, 315-16).
- 26 Berbicara kepada mereka, oleh karena sifat dan respon mereka, adalah jauh lebih dari sekedar menyampaikan pelajaran. '< ia mengalami rentetan fitnah dan penganiayaan yang konstan. Sementara secara lahiriah ia berdiri di hadapan kekejaman ini seperti tiang besi, namun secara batiniah ia adalah orang yang hancur. Kadang-kadang ia berusaha untuk mengundurkan diri dari pelayanan kenabiannya itu. Hanya kesadaran bahwa ia telah ditakdirkan untuk tugasnya itu, rasa dedikasi, dan dorongan Firman Allah yang menguasai dirinya, yang membuat dia mampu untuk bangkit menuju puncak panggilannya' (Smith, 52).
- 27 Ibr.: lacham-'< memakan < dilanda penyakit sampar < melawan, berperang < Para prajurit yang sangat ganas secara hiperbola dikatakan menelan musuh-musuh mereka < bicara tentang seorang prajurit yang ganas < bertempur melawan sebuah kota, mengepung kota itu < Yer. 34:22; 37:8' (Tregelles, 436).
- 28 Ibr.: natsal-'<menarik, untuk menarik keluar < mengeluarkan dari bahaya, melestarikan < menyelamatkan nyawanya sendiri < dibebaskan < melarikan diri' (Ibid., 563).
- 29 Untuk lebih jelas lagi, lihat pelajaran 'Jeremiah's Reaction to Rejection,' in the 'Jeremiah, 1' issue of Truth for Today (November 2000).
- 30 Morgan, 28.
Pengarang: Dayton Keesee
Hak Cipta © 2011 pada Truth for Today
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
BIS: Yeremia (Pendahuluan Kitab) YEREMIA
PENGANTAR
Nabi Yeremia hidup antara bagian terakhir abad ketujuh dan bagian pertama abad
keenam Sebelum Masehi. Lama sekali Yeremia bekerja
YEREMIA
PENGANTAR
Nabi Yeremia hidup antara bagian terakhir abad ketujuh dan bagian pertama abad keenam Sebelum Masehi. Lama sekali Yeremia bekerja sebagai nabi, dan selama waktu itu ia selalu memperingatkan umat Allah tentang bencana yang akan menimpa mereka karena mereka berdosa dan menyembah berhala. Nubuatan itu menjadi kenyataan pada masa Yeremia masih hidup: Nebukadnezar raja Babel merebut dan menghancurkan Yerusalem serta Rumah TUHAN yang ada di situ; raja Yehuda bersama rakyatnya diangkut ke Babel. Yeremia juga menubuatkan bahwa orang-orang itu akan kembali dari pembuangan dan keadaan bangsa Israel pulih kembali.
Buku Yeremia dapat dibagi dalam beberapa bagian seperti yang berikut ini:
- (1) Pesan dari TUHAN kepada bangsa Yehuda dan penguasa-penguasanya pada masa pemerintahan Yosia, Yoyakim, Yoyakhin, dan Zedekia.
- (2) Petikan-petikan dari buku catatan Barukh sekretaris Yeremia, termasuk berbagai nubuatan dan peristiwa penting dalam kehidupan Yeremia.
- (3) Pesan dari TUHAN tentang berbagai bangsa asing.
- (4) Catatan pelengkap mengenai kisah jatuhnya Yerusalem dan pembuangan ke Babel.
Nabi Yeremia adalah seorang yang berperasaan halus. Ia sangat cinta kepada bangsanya, dan sama sekali tidak suka menubuatkan hukuman ke atas mereka. Di dalam beberapa bagian dari bukunya ia berbicara dengan penuh perasaan tentang penderitaannya karena ia dipanggil oleh Allah untuk menjadi nabi. Perkataan TUHAN adalah seperti api di dalam hatinya; mau tidak mau ia harus menyampaikannya kepada bangsanya.
Yang paling indah dalam buku ini ialah kata-kata TUHAN yang menunjuk kepada suatu masa yang akan datang. Pada masa itu akan ada suatu ikatan janji yang baru dengan Allah. Umat TUHAN akan mentaati janji itu tanpa ada guru yang mengingatkan mereka. Sebab janji itu akan tertulis di dalam hati mereka (Yer 31:31-34).
Isi
- Panggilan Yeremia
Yer 1:1-19 - Nubuat-nubuat selama pemerintahan Yosia, Yoyakim, Yoyakhin, dan Zedekia
Yer 2:1-25:38 - Kejadian-kejadian dalam kehidupan Yeremia
Yer 26:1-45:5 - Nubuat-nubuat terhadap bangsa-bangsa
Yer 46:1-51:64 - Jatuhnya Yerusalem
Yer 52:1-34
Ajaran: Yeremia (Pendahuluan Kitab)
Tujuan
Supaya dengan mengetahui isi Kitab Yeremia, anggota Jemaat mengerti bahwa Allah
sangat membenci ketidaktaatan anak-anaknya, tetapi juga Ia ad
Tujuan
Supaya dengan mengetahui isi Kitab Yeremia, anggota Jemaat mengerti bahwa Allah sangat membenci ketidaktaatan anak-anaknya, tetapi juga Ia adalah Allah Yang Maha Pengampun terhadap anak-anak-Nya yang mau bertobat dari dosanya.
Pendahuluan
Penulis : Nabi Yeremia.
Isi Kitab: Kitab Yeremia terbagi atas 52 pasal, yang berisi hal sejarah pemberitaan penghukuman yang akan dialami oleh bangsa Israel karena ketidaktaatannya dan pemberitaan tentang kelahiran Raja, tunas dari Daud serta keadaan dalam pemerintahannya.
I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Yeremia
Pasal 1 (Yer 1:1-19).
Yeremia dipanggil menjadi hamba Allah
Pendalaman
Perhatikan pasal 1; Yer 1:1-19 dan apakah yang terjadi dengan Yeremia?
Pasal 2-25 (Yer 2:1-25:38).
Pemberitaan tentang keadaan masa depan bangsa Israel dan Yehuda
- Allah mencela kejahatan bangsa Yehuda. (Pasal 2-10; Yer 2:1-10:25).
- Penganiayaan terhadap Yeremia di Anatot. (Pasal 11; Yer 11:1-23).
- Yeremia memberitakan kejahatan dan dosa bangsa Yehud (Pasal 13-20; Yer 13:1-20:18).
- Pemberitaan tentang pembuangan bangsa Yehuda ke Babe selama 71 tahun (Pasal 25; Yer 25:1-38).
Pendalaman
Mengapakah bangsa Israel dihukum Allah dan ke manakah mereka akan dibuang? (perhatikan pasal 25; Yer 25:1-38).
Pasal 26-45 (Yer 26:1-45:5).
Penjelasan tentang pelayanan Yeremia
- Yeremia memberitakan kehancuran Bait Suci dan penganiayaan ole Hananya terhadap dirinya (pasal 26-29; Yer 26:1-29:32).
- Yeremia memberitahukan janji Allah tentang pemulihan keadaan bangs Israel, serta diperbaharuinya janji Allah kepada bangsa Israel (pasa 30- 34; Yer 30:1-34:22).
- Yeremia dimasukkan ke dalam sumur karena pemberitaannya (pasal 37-39 Yer 37:1-39:18).
- Yeremia terpaksa ikut mengungsi ke Mesir (pasal 40-45; Yer 40:1-45:5).
Pendalaman
(1). Perhatikan pasal Yer 31:31-34. Apakah yang dikatakan tentang Perjanjian Baru? (2). Mengapakah Yeremia dimasukkan ke dalam sumur? (pasal Yer 37:1-6) (3). Dan apa yang terjadi selanjutnya? (pasal Yer 43:1-7).
Pasal 46-51 (Yer 46:1-51:64).
Pemberitaan tentang masa depan bangsa-bangsa lain.
- Pemberitaan keadaan masa depan bangsa-bangsa Mesir, Filistin Moab, Amon, Edom, Damsyik (pasal 46-49; Yer 46:1-49:39).
- Pemberitaan keadaan masa depan bangsa Babe (pasal 50-51; Yer 50:1-51:64).
Pendalaman
Bacalah pasal Yer 46:27-28. Apakah yang terjadi atas bangsa-bangsa Mesir, Filistin, Moab, Amon, Edom, Damsyik, Babel, dan juga atas bangsa Israel?
Pasal 52 (Yer 52:1-34).
Pemberitaan tentang kehancuran kota suci di Yerusalem.
Pendalaman Apakah sebabnya kota Yerusalem dihancurkan? (bacalah pasal Yer 52:1-3).
II. Kesimpulan/penerapan
Kitab Yeremia mengajarkan bahwa di dalam melayani dan menjadi hamba Allah kita tidak terlepas dari penderitaan dan aniaya.
Panggilan Yeremia mengajarkan bahwa Allah mau memanggil seseorang untuk menjadi hamba-Nya dengan sepenuh waktu.
Kitab Yeremia mengajarkan bahwa Allah sangat membenci ketidaktaatan anak- anak-Nya, tetapi Ia mengampuni anak-anak-Nya yang mau bertobat dari kesalahannya.
Pertanyaan-pertanyaan yang Dapat Digunakan untuk Tanya Jawab
- Siapakah yang menulis Kitab Yeremia?
- Apakah isi Kitab Yeremia?
- Pelajaran rohani apakah yang saudara dapatkan setelah mempelajari Kita Yeremia?
Intisari: Yeremia (Pendahuluan Kitab) Kesia-siaan formalitas
MASALAH NUBUATANKitab Yeremia sulit dibaca secara berurutan karena panjang dan tidak mempunyai pola kronologis yang teratur.
Kesia-siaan formalitas
MASALAH NUBUATAN
Kitab Yeremia sulit dibaca secara berurutan karena panjang dan tidak mempunyai pola kronologis yang teratur.
PENJELASAN
Pertama, tidak ada alasan mengapa suatu buku harus dibuat dalam urutan kronologis yang teratur. Kitab ini tidak dimaksudkan sebagai buku sejarah, walaupun berisi fakta-fakta sejarah. Yeremia merupakan kitab nubuatan, bukan semata-mata buku sejarah. Kedua, dalam pasal Yer 36 diterangkan bahwa telah terjadi penulisan kembali dari kitab aslinya. Raja Yoyakim membaca naskah aslinya, tetapi kemudian dibakarnya. Secara umum dapat dikatakan bahwa pasal Yer 1:1-20:18 kebanyakan ditulis pada masa pemerintahan Yosia dan sisanya dari masa pemerintahan Yoyakim, yaitu Yoyakim dan Zedekia. Selain itu, bagian pertama terutama berisi nubuatan ditambah dengan sedikit biografi dan sejarah, tetapi bagian kedua merupakan biografi dan sejarah ditambah sedikit nubuatan.
KEHIDUPAN DAN ZAMAN YEREMIA
Yeremia menjadi nabi selama lebih dari empat puluh tahun: dari tahun ketiga belas Raja Yosia, yaitu tahun 627 SM sampai penghancuran kota Yerusalem dan permulaan masa pengasingan dalam tahun 587/6 SM. Yeremia dibesarkan pada masa pemerintahan Raja Manasye yang membelot dari Tuhan, dan melihat sedikit perbaikan pada zaman reformasi Yosia, tetapi tidak terjadi pertobatan secara nasional. Pada permulaan masa ini Asyur dan Mesir merupakan dua kekuatan besar. Bangsa Asyur dikalahkan oleh Babel pada tahun 612 SM dan demikian halnya dengan Mesir yang dihancurkan di Karkemis pada tahun 605 SM. Sejak saat itu Yeremia terus menerus mendorong Yehuda untuk menyerah kepada Babel, untuk menerima segala konsekuensi dari dosa-dosa mereka yaitu Pembuangan. Dia tahu bahwa masa Pembuangan akan berakhir dengan pengampunan dan pemulihan Allah secara dramatis.
PESIMIS ATAU OPTIMIS?
Yeremia sering disebut "Nabi Kehancuran". Tetapi dia juga "Nabi yang Pengharapannya tak pernah goyah". Hukuman atas dosa tidak dapat dihindari, tetapi di atas semua itu Yeremia melihat bahwa Allah selalu menunggu untuk mengampuni. Yeremia membeberkan tiga dosa yang utama:
o penyembahan berhala. Yer 7:30-8:3; 19:1-15;
o amoralitas. Yer 5:1-9
o nubuatan palsu: Yer 7:3-11; 14:11-16; 23:9-40
Ajaran Yeremia yang utama ialah bahwa tidaklah cukup hanya mengetahui dosa-dosa kita atau bahkan menyesalinya saja. Pertobatanlah yang dituntut oleh Allah.
Pesan
Yer 7:1-29Ayat-ayat ini mengandung ringkasan dari pesan Yeremia yang ditulis dengan jelas. Di sini kita melihat lima tahapan; melalui Yeremia, Allah:
o menuntut dan menggambarkan pertobatan yang sejati
o menyadarkan umat akan perasaan aman mereka yang tidak benar
o merinci dosa-dosa mereka
o menerangkan tentang isi Hukum yang benar
o memperingatkan tentang penghukuman yang tak dapat dihindari
1. Tempat semua itu terjadi
Yeremia seorang pengkhotbah, bukan penulis. Dia harus berbicara di muka umum. Yang dimaksud dengan pintu gerbang Rumah Tuhan mungkin pintu yang terletak antara halaman dalam dan luar tempat jemaat yang berbakti di dalam dan para pedagang yang berada di luar dapat mendengar. Yer 7:1,2a
2. Yeremia mulai dengan himbauan
"Perbaikilah cara hidup dan tingkah lakumu." Pertobatan bukanlah semata-mata mengatakan "saya menyesal", tetapi perubahan sikap dan perbuatan. Perhatikan bagaimana orang Yehuda merasakan perasaan aman yang bodoh: "Ini adalah Rumah Tuhan", oleh karena kita memiliki Rumah Tuhan maka kita pun memiliki Allah. Kehadiran Allah secara nyata dibuktikan oleh sikap dan perbuatan kita, bukan dengan memiliki simbol-simbol keagamaan berupa salib atau Alkitab dan gereja. Yer 7:2-8
3. Aman terhadap dosa
Inilah pendapat mereka: kita mempunyai Rumah Tuhan, oleh karena itu kita boleh bertindak semau kita. Pencurian, pembunuhan, perzinahan, kebohongan, bahkan penyembahan berhala... setelah itu kita pergi ke gereja untuk sedikit beribadat. Yer 7:9-11
4. Silo
Pada waktu bangsa Israel memasuki Kanaan, didirikanlah Tenda Pertemuan di Silo, dan Silo tetap merupakan pusat penyembahan sampai pada zaman Hakim-hakim. Tetapi Mazmur 78:56-64 menggambarkan bahwa Silo dihancurkan ketika mereka memberontak, dan bangsa Yahudi seharusnya sekarang menyadari bahwa bangunan Rumah Tuhan sekalipun tidak dapat menyelamatkan mereka. Yer 7:12-15
5. Dosa keluarga
Seluruh anggota keluarga bergabung dalam penyembahan kepada Istar, dewi perang dan cinta. Perhatikan bukan saja hal-hal yang baik yang menarik, tetapi juga hal-hal yang buruk. Yer 7:16-20; 2Ti 1:4,5
6. Ketaatan, bukti iman
Inti dari kesalehan bukanlah pengorbanan tetapi kerendahan hati, ketaatan dan cara hidup yang suci. Yer 7:21-29
Penerapan
1. Sindrom kesuksesan
Banyak orang Kristen yang beranggapan salah dengan berharap bahwa jika mereka menjalani hidup yang baik, maka mereka akan hidup dalam kelimpahan, terpandang dalam masyarakat dan dihormati. Hal ini memang seringkali terjadi. Kitab Yeremia mengingatkan bahwa hal ini tidak selamanya demikian. Orang yang selalu dapat diandalkan karena berbicara benar boleh jadi akan menjadi bahan tertawaan.
2. Penampilan agama
Pada suatu ketika seorang Hindu menyampaikan pendapatnya di hadapan seorang misionaris Kristen, "Saya tidak akan pernah mengampuni Saudara, karena Saudara mengatakan bahwa kekristenan itu suatu agama". Kekristenan bukanlah hanya suatu agama dengan peraturan-peraturan yang harus dipatuhi, berpuasa dan perayaan-perayaan serta doa-doa yang dipanjatkan. Kekristenan merupakan suatu jalan kehidupan. Kekristenan adalah kehidupan, kehidupan yang utuh. Di sinilah kegagalan yang menyedihkan yang dialami oleh bangsa Yahudi pada zaman Yeremia. Mereka semuanya "beragama". Mereka semua percaya kepada tuhan... segala macam tuhan. Pasal Yer 7 memperingatkan tentang hal-hal lahiriah dalam penampilan agama. Surat Yakobus yang pendek banyak mengulas hal ini.
3. Dosa yang tak terampuni
Apakah kita dapat melakukan sesuatu semau kita? Mungkinkah menantang Allah terus menerus? Tidak bertobat sampai akhirnya terlambat? Pasal Yer 16 menunjukkan bahwa hal itu mungkin, kita dapat menantang Allah sedemikian rupa sampai Dia meninggalkan kita. Di bawah ini adalah sebagian dari firman Tuhan yang paling serius dari keseluruhan isi Alkitab: "Aku telah menarik damai sejahtera pemberian-Ku daripada bangsa ini" (Yer 16:5). Perhatikan juga keterbatasan pengampunan yang ada dalam Perjanjian Baru (Mat 12:22-37).
Tema-tema Kunci
1. Dosa
Orang mempunyai pengertian yang salah tentang dosa. Dosa merupakan suatu istilah keagamaan yang diartikan sebagai pengabaian kewajiban keagamaan. Oleh karena itu, Allah hanya berurusan dengan apa yang terjadi pada suatu hari dalam seminggu, dan apa yang terjadi pada enam hari lainnya bukan urusan-Nya! Bacalah dengan saksama semua pasal dan catatlah semua hal yang dianggap oleh Yeremia sebagai dosa manusia. Apa yang menjadi pertanda yang umum? Lihat Yohanes 16:5-11. Apa definisi dosa?
Mengapa kita boleh berharap bahwa percaya kepada Yesus akan mengubah tingkah laku manusia?
2. Penyembahan berhala: dosa dan lambang-lambang
Suatu hal yang aneh bahwa kita selalu ingin melihat sesuatu pada waktu beribadah. Oleh karena itu, agama-agama dunia biasanya memberikan sesuatu, misalnya patung-patung Budha raksasa yang tersebar di seluruh Asia. Tetapi, perhatikanlah bagaimana lambang-lambang alkitabiah pada akhirnya berubah menjadi ilah-ilah. Pelajari kisah tentang ular tembaga (Bil 21:4-9; 2Ra 18:1-4). Pelajari sejarah Tabut Perjanjian (Kel 25:10-22; 1Sa 4:11). Perhatikan juga larangan Allah terhadap segala bentuk patung dewa untuk disembah (Kel 20:4-6,22,23). Bagaimana semua ini berhubungan dengan kekristenan? Apakah ada bahaya dalam penggunaan salib waktu beribadah?
3. Khotbah dengan menggunakan ilustrasi
Yeremia banyak menggunakan ilustrasi dalam khotbahnya untuk memastikan bahwa orang akan mengingat apa yang telah dikatakannya. Dia berbicara mengenai perkawinan, perceraian dan pelacuran. Dia berbicara mengenai tenda dan pokok anggur. Dia menggambarkan perang, kereta dan kelahiran, burung-burung di sangkar, unta di gurun. Kumpulkanlah semua ilustrasi itu. Bandingkan mereka dengan jenis ilustrasi yang dipakai oleh Tuhan kita. Mengapa mereka sedemikian mirip? Jenis ilustrasi bahasa yang bagaimana yang kita harapkan digunakan oleh Yeremia modern?
4. Penjunan (pasal 18)
Telusuri tema ini dalam seluruh Alkitab. (Lihat khususnya Maz 2:1-9; Yes 45:9,10; 64:8,9; Rom 9:19-29.) Apa hubungan utama antara penjunan dan tanah liat? Mengapa?
YEREMIA (2)
Arti keberhasilan
KEBERHASILAN YEREMIA
Bagian kedua dari kitab nubuatan ini sebagian besar merupakan riwayat hidup. Kita melihat apa yang terjadi pada utusan Allah yang setia itu. Dia berhasil karena melakukan apa yang Allah perintahkan, tidak lebih dan tidak kurang; sebab apa yang dinubuatkannya menjadi kenyataan; sebab Allah terus memakainya sebagai utusan-Nya yang istimewa dan sebab Yeremia menyukakan hati Allah. Tetapi dilihat dari sudut manusiawi dia tidak terlalu berhasil. Yeremia ditentang oleh nabi-nabi lainnya, diserahkan oleh penguasa kepada orang banyak, diancam dan dipenjarakan.
PENULISNYA
Nama Yeremia mungkin berarti "Allah meninggikan". Nama itu boleh jadi merupakan harapan orang-tuanya atas Israel, tetapi arti itu lebih mendekati apa yang diharapkan oleh mereka untuknya. Yeremia menerima panggilan pada waktu masih muda, dan ia menjadi juru bicara Allah selama empat puluh tahun. Dia tetap dipakai sampai pada akhir hidupnya. Dan, dia tetap dipakai bahkan sesudah kematiannya. Namanya sering dikutip dalam Perjanjian Baru. Yeremia dibesarkan pada waktu pemerintahan raja Manasye yang jahat, oleh karenanya ia menyambut baik reformasi yang dilakukan oleh raja Yosia. Tetapi lambat laun ia menyadari bahwa perubahan yang terjadi hanya hal- hal yang di luar saja. Perubahan itu tidak menyentuh kehidupan rakyat, hati maupun motivasi mereka. Dengan demikian, tugas Yeremia menjadi nyata sebagai orang yang harus memberitakan hukuman yang tidak dapat dihindari -- namun janji keselamatan, tetapi penghakiman harus diterima terlebih dahulu.
RAJA-RAJA
Raja ketiga dari kelima raja yang memerintah pada masa hidupnya dan yang dikhotbahinya dapat dikatakan lebih menonjol daripada yang lain. Dalam pasal Yer 36 Yoyakim diberi kesempatan untuk mempelajari nubuatan Yeremia secara mendalam. Kata-kata nubuatan ditulis dan dibacakan untuknya. Tetapi perhatikanlah komentar ini: "Raja... tidak menunjukkan rasa takut..." (Yer 24). Reaksi Yoyakim adalah menghancurkan gulungan yang berisi perkataan-perkataan Yeremia. Percobaan untuk menolak kebenaran dan menghindarkan diri dari maksud pesan Yeremia itu mengalami kegagalan. Sebenarnya ia bahkan tidak mendapat kepuasan dari perusakan kitab tersebut. Dia malah membuka jalan untuk penulisan kitab yang lebih panjang dengan tema yang sama. Firman Tuhan tidak akan lenyap apabila diabaikan atau diserang (Yes 40:8).
Pesan
Yeremia menunjukkan kepada kita apa artinya menjadi utusan Allah.
1. Panggilan terhadap Yeremia
Yeremia sama seperti Yesaya (Yes 6) merasa tidak mampu untuk memikul tugas yang dibebankan kepadanya, ia juga mengalami jamahan Allah. Yer 1:1-10
2. Pelajaran dari buli-buli tanah liat
Yeremia menggunakan alat bantu visual. Buli-buli yang pecah merupakan lambang penghakiman. Reaksi terhadap kejadian itu seharusnya pertobatan. Hal itu tidak pernah terjadi. Sebaliknya iman Yeremia sendiri diserang. Dia dipenjarakan, dan berseru (Yer 20:7-18) "Mengapa?" Harapannya ditelanjangi, kecuali harapannya terhadap Allah. Yer 19:1-20:18
3. Insiden tentang kuk
Bukan saja tidak mendapat tanggapan dari rakyat, Yeremia malahan diperhadapkan dengan para "nabi" lain. Dapat diterka bahwa di antara tuduhan-tuduhan mereka terdapat "kecongkakan". Para pengkhotbah dewasa ini dapat mengalami perlakuan yang sama. Yer 27:1-28:17
4. Yeremia dan orang-orang Rekhab
Selalu ada penghiburan: orang-orang Rekhab dengan kesetiaan mereka yang sederhana terhadap nenek moyang mereka merupakan pengecualian yang mendorong semangat. Jangan terlalu menekankan hal-hal yang suram (lihat Elia, 1Ra 19:1-18). Yer 35:1-19
5. Insiden kitab gulungan
Yeremia tidak mendapat dukungan dari rakyat, nabi, imam atau raja. Berita mengenai pembakaran kitab ini boleh jadi membuatnya patah semangat, tetapi Yeremia tetap berjuang. Yer 36:1-32
6. Dari penjara bawah tanah sampai tangki air
Apa yang dipikirkannya waktu penderitaan yang di hadapinya dan bukannya kelepasannya? Dan pertolongan datang dari sumber yang tidak diduga-dua, seorang Etiopia. Yer 37:1-38:13
7. Tidak ada akhir yang bahagia
Seperti Yeremia, beberapa utusan Allah hanya melihat cahaya terang pada akhir terowongan... Yer 41:1-44:30
Penerapan
1. Kapan bersikap pesimis
Kitab Yeremia menyajikan suatu pengajaran yang sangat penting bagi para pengkhotbah: tidak mungkin mengkhotbahkan berita kesukaan tanpa mengkhotbahkan juga berita yang buruk. Yeremia tahu seluk beluk kasih Allah, perjanjian dengan Allah, kuasa Allah untuk menyelamatkan dan keinginan Allah untuk menyelamatkan. Tetapi misi-Nya tidak hanya memberitakan penyelamatan, melainkan juga penghakiman. Orang yang berkhotbah mengenai keselamatan boleh jadi mendapati bahwa dirinya disenangi, tetapi berkhotbah mengenai penghakiman... mengandung kemungkinan dipukuli dan dilempari batu serta dipenjarakan. Dapat menawarkan keselamatan bagi manusia merupakan hal yang indah. Tetapi hukuman dan penghakiman merupakan sisi lain dari koin yang sama yang merupakan bagian yang sama pentingnya dengan berita tentang penyelamatan Allah. Anugerah murahan adalah surga tanpa neraka, keselamatan tanpa pertobatan, kasih tanpa keadilan, kerasulan tanpa disiplin.
2. Perasaan iba Yeremia
Tetapi terdapat banyak pengkhotbah yang menyenangi neraka. Merka senang sekali berkhotbah tentang neraka. Yeremia bukanlah manusia seperti itu. Dia tentunya akan merasa senang untuk berpikir bahwa nubuatan Nabi Hananya tentang kedamaian akan digenapi: "Amin! Moga-moga Tuhan berbuat demikian!" (Yer 28:6). Tetapi dia harus terus meyakinkan mereka bahwa hal ini bukan kehendak Allah. Pengkhotbah tidak boleh selalu memikirkan tentang neraka. Allah sendiri pun tidak demikian! Neraka harus dikhotbahkan... tetapi harus selalu didorong oleh rasa belas kasihan seperti yang dimiliki Yeremia, dan bukan karena perasaan culas.
3. Kerendahan hati pengkhotbah
Dari permulaan ("Aku ini masih muda", Yer 1:6) sampai pada akhirnya Yeremia tahu menempatkan dirinya. Semuanya selalu dikatakannya: "Beginilah firman Tuhan" (Yer 51:1, dan seterusnya).
Tema-tema Kunci
1. Pesan yang terkandung dalam sejarah
Meskipun kitab Yeremia tidak disusun secara kronologis, kitab ini tidak dapat dimengerti dengan baik jika tidak dalam konteks sejarah yang bersangkutan. Bagaimanapun juga Yeremia aktif bekerja selama empat puluh tahun, yaitu selama masa pemerintahan lima orang raja dan mungkin juga pada masa yang paling penuh kekerasan dalam sejarah bangsa Israel. Telusuri kembali latar belakang sejarahnya melalui 2Ra 21:1-25:30 (masa pemerintahan raja Manasye, pada waktu Yeremia masih kecil) dan 2Ta 33:1-36:23. Perhatikan adanya penunjukkan tentang waktu dalam nubuatan-nubuatan Yeremia (Yer 1:2,3; 3:6; 21:1; 24:1; 26:1; 27:1; 28:1; 29:2; 32:1; 34:1,8; 35:1; 36:1; 37:1; 38:14; 39:1; 41:1; 45:1; 49:34). Cobalah untuk menghubungkan sejarah dengan nubuatan Yeremia.
2. Nubuatan juga teologi
Perhatikan bahwa dalam "Buku Penghakiman Kedua" (pasal Yer 46-51), yang di dalamnya tertulis mengenai penghakiman terhadap sepuluh kelompok orang, tempat yang paling sering dipakai adalah Babel (Yer 50:1-46; 51:1-64). Babel mempunyai arti teologi penting dalam Alkitab, yang dimulai dengan pemberontakan terhadap Allah di Babel (nama lain untuk Babilonia dalam Wahyu 18. Perhatikan juga dua nyanyian ejekan dalam Yesaya yang masing-masing menjadi bagian penting dalam nubuatan Yesaya (pasal Yer 13 dan Yer 47). Bandingkanlah kedua pasal itu. Bandingkan sejarah kerajaan Babel dengan jatuhnya Yerusalem. Arti penting apa yang dapat kita berikan pada kedua kota ini sebagai simbol teologi?
3. Kembali dari pembuangan ke Israel
Baik Yesaya maupun Yeremia banyak bercerita tentang pembuangan umat Allah dan kembalinya mereka ke Israel. Tetapi tidak semua nubuatan digenapi dengan kepulangan mereka dari pembuangan di bawah pimpinan Ezra dan Nehemia. Perhatikan ketujuh pernyataan yang dibuat mengenai kembalinya mereka (Yer 32:37-41). Berapa bagian dari nubuatan itu yang digenapi oleh orang-orang buangan yang kembali dari Babel? Berapa banyak yang sudah digenapi dengan kembalinya bangsa Israel pada zaman ini? Berapa banyak lagi yang masih harus dipenuhi? (Lihat juga Yesaya 43:1-21; 49:1-26; 52:1-12; 60:1-22).
Garis Besar Intisari: Yeremia (Pendahuluan Kitab) [1] KITAB PENGHAKIMAN Yer 1:1-25:38
[2] PENGANTAR Yer 1:1-19
Panggilan dan penugasan Yeremia
[3] PENGANTAR PENGHAKIMAN Yer 2:1-6:30
Yer 2:1-
[1] KITAB PENGHAKIMAN Yer 1:1-25:38
[2] PENGANTAR Yer 1:1-19
Panggilan dan penugasan Yeremia
[3] PENGANTAR PENGHAKIMAN Yer 2:1-6:30
Yer 2:1-3:5 | Dakwaan |
Yer 3:6-4:4 | Himbauan untuk bertobat |
Yer 4:5-31 | Peringatan: penghakiman dari Babel |
Yer 5:1-31 | Tidak diketemukan orang yang saleh |
Yer 6:1-30 | Peringatan kembali: penghakiman dari Babel |
[4] KHOTBAH PENUNTUTAN Yer 7:1-10:25
Yer 7:1-29 | Hal-hal di luar agama |
Yer 7:30-8:3 | Penghakiman atas penyembahan berhala I |
Yer 8:4-22 | Ketegaran hati pendosa |
Yer 9:1-26 | Pasal penuh air mata |
Yer 10:1-16 | Penghakiman atas penyembahan berhala II |
Yer 10:17-22 | Peringatan akan ancaman penghancuran |
Yer 10:23-25 | Doa hamba Tuhan I |
[5] HUKUMAN YANG AKAN DITERIMA Yer 11:1-13:27
Yer 11:1-17 | Perjanjian dan kutukan |
Yer 11:18-23 | Rencana jahat terhadap hamba Allah I |
Yer 12:1-17 | Keluhan: Mengapa orang jahat hidup makmur? |
Yer 13:1-14 | Ikat pinggang yang terkubur dan guci anggur yang rusak |
Yer 13:15-27 | Ancaman pembuangan |
[6] BAYANGAN KEHANCURAN Yer 14:1-20:18
Yer 14:1-15:21 | Kekeringan, kelaparan dan perang |
Yer 16:1-21 | Ketika Allah meninggalkan umat-Nya |
Yer 17:1-11 | Nasib orang duniawi |
Yer 17:12-18 | Doa hamba Allah II |
Yer 17:19-27 | Pentingnya Hari Sabat |
Yer 18:1-12 | Di rumah tukang periuk |
Yer 18:13-17 | Tuduhan tukang periuk |
Yer 18:18-23 | Rencana jahat terhadap hamba II |
Yer 19:1-15 | Tanda dari periuk tanah liat |
Yer 20:1-6 | Yeremia bertengkar dengan Imam Pasyur |
Yer 20:7-18 | Keluhan hamba Allah |
[7] KEHIDUPAN DAN KEMATIAN Yer 21:1-24:10
Yer 21:1-14 | Kapan hidup berarti mati dan mati berarti hidup |
Yer 22:1-30 | Hukuman bagi raja-raja |
Yer 23:1-8 | "Cabang yang Benar": tawaran pengampunan |
Yer 23:9-40 | Nabi-nabi palsu |
Yer 24:1-10 | Dua keranjang buah ara |
[8] KESIMPULAN Yer 25:1-38
Yer 25:1-14 | Tujuh puluh tahun masa pembuangan |
Yer 25:15-38 | Murka Allah |
[1] KITAB RIWAYAT HIDUP YANG PERTAMA Yer 26:1-29:32
Yer 26:1-15 | Ancaman kematian |
Yer 26:16-24 | Pertahanan dan pembebasan |
Yer 27:1-22 | Tanda kuk kayu |
Yer 28:1-11 | Kuk kayu patah |
Yer 28:12-17 | Kuk besi: "Coba patahkan!" |
Yer 29:1-32 | Yeremia menulis sepucuk surat |
[2] KITAB PENGHIBURAN Yer 30:1-33:26
Yer 30:1-24 | Belas kasihan setelah penghakiman |
Yer 31:1-20 | Kembalinya hari-hari bahagia |
Yer 31:21-40 | Hari-hari baru mengundang cara hidup yang baru |
Yer 32:1-25 | Yeremia membeli ladang |
Yer 32:26-44 | Pentingnya transaksi itu |
Yer 33:1-26 | Janji kesehatan dan kesembuhan |
[3] KITAB RIWAYAT HIDUP YANG KEDUA Yer 34:1-44:30
Yer 34:1 | -7 Raja Zedekia diberi peringatan |
Yer 34:8-22 | Perbudakan: janji yang tidak ditepati |
Yer 35:1-19 | Orang-orang Rekhab: minuman tak beralkohol dan tempat tidur yang keras |
Yer 36:1-32 | Bakarlah kitab itu! |
Yer 37:1-21 | Yeremia dipenjarakan |
Yer 38:1-6 | Yeremia dimasukkan ke dalam perigi |
Yer 38:7-13 | Kebaikan hati seorang penolong yang berani |
Yer 38:14-28 | Zedekia mengajukan beberapa pertanyaan |
Yer 39:1-18 | Jatuhnya kota Yerusalem |
Yer 40:1-6 | Yeremia dibebaskan |
Yer 40:7-41:3 | Gubernur dibunuh |
Yer 41:4-15 | Sebuah kisah penganiayaan dan pembunuhan massal |
Yer 41:16-42:22 | Mengungsi ke Mesir? "Tidak!" kata Yeremia |
Yer 43:1-13 | Mengungsi ke Mesir? "Ya" kata Yohanan |
Yer 44:1-30 | Mengungsi ke Mesir? "Kasihan!" kata Allah |
[4] KITAB PENGHAKIMAN YANG KEDUA Yer 45:1-51:64
Yer 45:1-5 | Pengantar: pesan untuk Baruk |
Yer 46:1-28 | Pesan untuk Mesir |
Yer 47:1-7 | Pesan untuk orang Filistin |
Yer 48:1-47 | Pesan untuk orang Filistin |
Yer 49:1-6 | Pesan untuk Amon |
Yer 49:7-22 | Pesan untuk Edom |
Yer 49:23-27 | Pesan untuk Damsyik |
Yer 49:28-33 | Pesan untuk Kedar dan Hazor |
Yer 49:34-39 | Pesan untuk Elam |
Yer 50:1-51:64 | Penutup: pesan untuk Babel |
[5] TAMBAHAN FAKTA SEJARAH Yer 52:1-34
Yer 52:1-30 | Yerusalem ditaklukkan, rakyatnya dibuang ke pengasingan |
Yer 52:31-34 | Tanda-tanda harapan |
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi